PENGENDALIAN MUTU
Disusun Oleh :
5173520030
2020
BAB I
PENDAHULUAN
PENGERTIAN SNI
3.1 Pengertian SNI
Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di
Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan
ditetapkan oleh BSN. Agar SNI memperoleh keterimaan yang luas antara para stakeholder, maka
SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of Good Practice, yaitu:
1.Openess (Keterbukaan)
Terbuka bagi semua stakeholder yang berkepentingan dan dapat berpartisipasi dalam
pengembangan SNI.
2.Transparency (Transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI
mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya. Dan dapat dengan
mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI.
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan
diperlakukan secara adil.
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan
pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.Coherence
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak
terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional.
PEMBAHASAN
4.1 Pengertian Standarisasi
Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan sesuatu.
Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis , yang bisa menjadi standar
spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau praktik), dan lain-lain.
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang dipergunakan
sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, dan hasil karya yang ada. Dalam arti yang
lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun proses. Suatu produk
tidak boleh tidak standar, namun harus atau sedapat mungkin diikuti agar kegiatan maupun
hasilnya boleh dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah
hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri dimana perusahaan itu berada.
Misalnya jika seluruh dunia memproduksi kran dan pipa air dalam bentuk dan ukuran yang
berbeda-beda, maka tidaklah mungkin berbagai pipa saling bersambung karena masing-masing
pipa tidak serasi dengan pipa lainnya, untuk itu diperlukan adaptor. Bilamana setiap produsen
pipa dan kran air boleh memproduksi pipa semaunya tanpa memperhatikan ukuran pipa produsen
lain, maka hasilnya terjadi kekacauan.
Meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan seperangkat rencana dan
instruksi untuk menghasilkan bagian. Perencanaan dimulai dengan gambar teknik, spesifikasi,
bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan. Hasil dari perencanaan ini adalah:
· Rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, dan
perkakas. Rute ini yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur perencanaan sumber
daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian produksi aktivitas dan
menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan kapasitas perencanaan tujuan.
· Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah-demi-
langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter pemesinan, set-up
instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.
· Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan dari
gambar teknik untuk menentukan bagian).
Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur manufaktur dan
pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka, proses, dan perkakas.
Proses perencanaan sangat memakan waktu dan hasil bervariasi berdasarkan orang yang
melakukan perencanaan.
ISO merupakan organisasi non pemerintah yang menjembatani sektor publik dan swasta.
Dalam arti sektor publik karena banyak lembaga anggota merupakan badan pemerintah atau
badan yang diberi kuasa oleh pemerintah. Di segi lain, anggota lain berakar pada sektor swasta
yang didirikan oleh asosiasi industri. Maka ISO memungkinkan tercapainya konsensus untuk
memenuhi permintaan bisnis dan bidang masyarakat yang lebih luas,
Dalam menyusun standar ISO, lazimnya terdapat tiga tahap penyusunan standar. Tahap
pertama, kebutuhan akan sebuah standar diungkapkan lazimnya dari sektor industri, kemudian
dikomunikasikan ke badan negara anggota, badan negara anggota kemudian mengusulkan
butiran standar yang diperlukan ke ISO. Bila ISO menganggap perlunya standar Internasional
dalam bidang diusulkan, maka ruang lingkup standar yang diusulkan diberi batasan secara jelas,
lalu dibentuk kelompok kerja pakar dari negara yang berminat pada subjek yang diusulkan.
Setelah kelompok pakar menyetujui aspek teknik, maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Tahap
kedua, spesifikasi standar diperiksa dan ditinjau oleh wakil negara anggota. Pada tahap ini
diperlukan konsensus untuk menyiapkan standar yang diusulkan. Tahap ketiga permintaan
persetujuan dari negara anggota ISO. Untuk persetujuan formal diperlukan dukungan dua pertiga
anggota ISO dan 75% anggota yang menyetujui naskah standar. Setelah memperoleh
persetujuan, maka standar itu diterbitkan sebagai ISO International Standard. Sebagian besar
standar perlu direvisi secara berkala karena evolusi teknologi, material dan metode baru,
persyaratan mutu dan keselamatan. Karena itu ISO menyatakan bahwa semua standar harus
direvisi sedikit-dikitnya lima tahun sekali.
Standar Nasional Indonesia adalah satu-satunya standar yang berlaku secara nasional di
Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai Panitia Teknis) dan
ditetapkan oleh BSN. Agar SNI memperoleh keterimaan yang luas antara para stakeholder, maka
SNI dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of Good Practice, yaitu:
Openess (Keterbukaan)
Terbuka bagi semua stakeholder yang berkepentingan dan dapat berpartisipasi dalam
pengembangan SNI.
Transparency (Transparansi)
Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti perkembangan SNI
mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke tahap penetapannya. Dan dapat dengan
mudah memperoleh semua informsi yang berkaitan dengan pengembangan SNI.
Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan kepentingannya dan
diperlakukan secara adil.
Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan kebutuhan
pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Coherence
Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar negara kita tidak
terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar perdagangan internasional.
KESIMPULAN
5.1Kesimpulan
5.2 Saran
\
DAFTAR ISI
Gabriel S.2016. Apa perlu SNI dan apa Manfaanya. [internet]. [diunduh 2016 sept 25].tersedia
pada: http://www.komapasiana.com//gsujayanto/apa-perlunya-sni-dan-apa-manfaatnya-
56cbe8c7597b61341daad1fc
Herta H.2007. Proses Perancangan Sistem Pemeriksaan Mutu Organoleptik Produk Bumbu
Pelezat Serbaguna Selama Proses Produksi di PT. Unilever Indonesia, Tbk, Cikarang.[skripsi].
Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor