Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berkembangnya sebuah perusahaan merupakan keinginan bagi setiap pemilik perusahaan dan juga

karyawannya. Kemajuan sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh beberapa hal baik internal

maupun eksternal. Salah satu hal yang sangat berpengaruh bagi kemajuan sebuah perusahan adalah

kualitas produk yang dihasilkan.. Konsumen memiliki peran penting dalam penilaian mutu produk

yang dihasilkan sebuah peruahaan. Jika produk memiliki kulitas yang tinggi dan berhasil

memenuhi kebutuhan konsumen, maka perusahaan berhasil meraih citra yang baik di mata

konsumen. Selain itu mutu produk yang dihasilkan juga sangat menentukan daya saing sebuah

perusahaan terhadap perusahaan lainnya. Pada era global perkembangan teknologi dan informasi

membuat persaingan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama semakin pesat. Untuk

menyiasati hal ini, perusahaan dituntut untuk terus memperhatikan kulitas produknya. Hal ini

bertujuan agar perusahaan tidak hanya dapat bersaing pada tingkat lokal dan global, namun juga

internasional.

Jika sebuah perusahaan tidak dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang tinggi, hal ini tidak

hanya akan berdampak pada konsumen namun juga akan berdampak pada perusahaan. Beberapa

dampak yang timbul pada konsumen adalah seperti ketidakpuasan, kekecewaan, bahkan masalah

kesehatan dapat terjadi jika perusahaan tersebut memproduksi makanan dan minuman. Jika hal

ini terjadi pada konsumen maka besar kemungkinan akan terjadi penurunan kepercayaan

konsumen pada perusahaan, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan.

1
Untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi perusahaan terlebih dahulu harus memahami

definisi mutu. Salah satu hal yang harus diketahui perusahaan dalam pengendalian mutu produk

adalah standarisasi. Standarisasi dapat diartikan sebagai penetapan-penetapan norma dan aturan

mutu produk yang ditetapkan bersama dengan tujuan menghasilkan produk dengan mutu yang

dapat dideskripsikan dan diukur dengan perolehan mutu yang seragam.

Untuk lebih memahami mengenai standarisasi, maka dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai

definisi standarisasi, kelebihan dan juga kekurangan standarisasi.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan standarisasi ?

2. Apa saja jenis standarisasi internasional ?

3. Apa saja jenis standarisasi nasional ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan umum

Mahasiswa mampu mengetahui tentang jenis-jenis standarisasi internasional dan nasional

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan standarisasi

b. Mengidentifikasi jenis standarisasi internasional dan nasional

c. Menjelaskan jenis standarisasi internasional dan nasional

2
D. MANFAAT PENULISAN

Pembuatan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siapa saja yang ingin

menambah wawasan dan penegtahuan tentang jenis-jenis standarisasi internasional dan

nasional serta upaya untuk pengembangan standarisasi internasional dan nasional

3
BAB II

TINJAUN TEORI

1. PENGERTIAN STANDARISASI

Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan

sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis , yang bisa

menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau

praktik), dan lain-lain.

Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang

dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, dan hasil karya yang ada.

Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk, bahan maupun

proses. Suatu produk tidak boleh tidak standar, namun harus atau sedapat mungkin diikuti

agar kegiatan maupun hasilnya boleh dikatakan dapat diterima umum oleh penggunaan

standee atau ukuran ini adalah hasil kerja sama pihak-pihak yang berkepentingan dalam

industri dimana perusahaan itu berada. Misalnya jika seluruh dunia memproduksi kran

dan pipa air dalam bentuk dan ukuran yang berbeda beda, maka tidak¬lah mungkin

berbagai pipa saling bersambung karena masing-masing pipa tidak serasi dengan pipa

lainnya, untuk itu diperlukan adaptor. Bilamana setiap produsen pipa dan kran air boleh

memproduksi pipa semaunya tanpa memperhatikan ukuran pipa produsen lain, maka

hasilnya terjadi kekacauan.

Standardisasi diimplementasikan ketika perusahaan mengeluarkan produk baru ke pasar.

Dengan menggunakan standarisasi, kelompok dapat dengan mudah berkomunikasi

melalui pedoman yang ditetapkan dalam rangka untuk menjaga fokus. Metode ini dibuat

4
untuk memfasilitasi proses dan tugas, inilah mengapa interlocks dengan lean

manufacturing. Terdapat empat teknik yang berbeda untuk standardisasi, yaitu

penyederhanaan atau variasi kontrol, kodifikasi, nilai rekayasa, dan statistik proses

kontrol.

2. PROSES STANDARISASI

Meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan seperangkat

rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian. Perencanaan dimulai dengan

gambar teknik, spesifikasi, bagian atau daftar bahan dan ramalan permintaan. Hasil

dari perencanaan ini adalah:

• Rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, dan

perkakas. Rute ini yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur perencanaan

sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian produksi aktivitas

dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan kapasitas perencanaan

tujuan.

• Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah-

demi-langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter

pemesinan, set-up instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.

• Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan

dari gambar teknik untuk menentukan bagian).

Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur manufaktur

dan pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan mereka, proses, dan

5
perkakas. Proses perencanaan sangat memakan waktu dan hasil bervariasi berdasarkan

orang yang melakukan perencanaan.

3. ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM STANDARISASI

Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu International Organization for

Standardization atau disingkat ISO. ISO didirikan pada 23 Februari 1947 yang

merupakan jaringan badan standar nasional, saat ini berjumlah 162 anggota dari 205

negara yang ada di dunia, berpusat di Geneva.

ISO merupakan organisasi non pemerintah yang menjembatani sektor publik dan swasta.

Dalam arti sektor publik karena banyak lembaga anggota merupakan badan pemerintah

atau badan yang diberi kuasa oleh pemerintah. Di segi lain, anggota lain berakar pada

sektor swasta yang didirikan oleh asosiasi industri. Maka ISO memungkinkan

tercapainya konsensus untuk memenuhi permintaan bisnis dan bidang masyarakat yang

lebih luas,

Dalam menyusun standar ISO, lazimnya terdapat tiga tahap penyusunan standar. Tahap

pertama, kebutuhan akan sebuah standar diungkapkan lazimnya dari sektor industri,

kemudian dikomunikasikan ke badan negara anggota, badan negara anggota kemudian

mengusulkan butiran standar yang diperlukan ke ISO. Bila ISO menganggap perlunya

standar Internasional dalam bidang diusulkan, maka ruang lingkup standar yang

diusulkan diberi batasan secara jelas, lalu dibentuk kelompok kerja pakar dari negara

yang berminat pada subjek yang diusulkan. Setelah kelompok pakar menyetujui aspek

teknik, maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Tahap kedua, spesifikasi standar diperiksa

dan ditinjau oleh wakil negara anggota. Pada tahap ini diperlukan konsensus untuk

6
menyiapkan standar yang diusulkan. Tahap ketiga permintaan persetujuan dari negara

anggota ISO. Untuk persetujuan formal diperlukan dukungan dua pertiga anggota ISO

dan 75% anggota yang menyetujui naskah standar. Setelah memperoleh persetujuan,

maka standar itu diterbitkan sebagai ISO International Standard. Sebagian besar standar

perlu direvisi secara berkala karena evolusi teknologi, material dan metode baru,

persyaratan mutu dan keselamatan. Karena itu ISO menyatakan bahwa semua standar

harus direvisi sedikit-dikitnya lima tahun sekali.

JENIS STANDARISASI INTERNASIONAL

1. IEEE

IEEE adalah organisasi nirlaba internasional, yang merupakan asosiasi profesional utama

untuk peningkatan teknologi.

Sebelumnya, IEEE merupakan kepanjangan dari Institute of Electrical and Electronics

Engineers.

Namun berkembangnya cakupan bidang ilmu dan aplikasi yang diperdalam organisasi ini

membuat nama-nama kelektroan dianggap tidak relevan lagi,

sehingga IEEE tidak dianggap memiliki kepanjangan lagi, selain sebuah nama yang dieja

sebagai Eye-triple-E.

7
Di samping society, IEEE memiliki badan standard (Standard Association, IEEE-SA).

IEEE-SA memiliki wibawa cukup besar untuk bisa mempersatukan substandard industri

membentuk standardisasi internasional yang diakui seluruh industri.

Beberapa standar IEEE :

 IEEE 802.3 — Ethernet akses LAN.

 IEEE 802.11 — Wifi, akses wireless LAN.

 IEEE 802.16 — WiMAX, akses wireless MAN.

Saya hanya membahas sedikit mengenail WiMax:

WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) adalah sebuah tanda

sertifikasi untuk produk-produk yang lulus tes cocok dan sesuai dengan standar IEEE

802.16. WiMAX merupakan teknologi nirkabel yang menyediakan hubungan jalur lebar

dalam jarak jauh. WiMAX merupakan teknologi broadband yang memiliki kecepatan

akses yang tinggi dan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi dari teknologi

BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik. Disamping kecepatan data yang

tinggi mampu diberikan, WiMAX juga membawa isu open standar. Dalam arti

komunikasi perangkat WiMAX diantara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat

dilakukan (tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps),

WiMAX layak diaplikasikan untuk ‘last mile’ broadband connections, backhaul, dan high

speed enterprise.

8
2. ANSI

ANSI (American National Standards Institute adalah sebuah kelompok yang

mendefinisikan standar Amerika Serikat untuk industri pemrosesan informasi. ANSI

berpartisipasi dalam mendefinisikan standar protokol jaringan dan merepresentasikan

Amerika Serikat dalam hubungannya dengan badan-badan penentu standar International

lain, misalnya ISO , Ansi adalah organisasi sukarela yang terdiri atas anggota dari sektor

usaha, pemerintah, dan lain-lain yang mengkoordinasikan aktivitas yang berhubungan

dengan standar, dan memperkuat posisi Amerika Serikat dalam organisasi standar

nasional. ANSI membantu dengan komunikasi dan jaringan (selain banyak hal lainnya).

ANSI adalah anggota IEC dan ISO.

ANSI adalah lembaga amerika yang mengeluarkan standard ASCII (American Standard

Code for Information Interchange).ASCII (American Standard Code for Information

Interchange) merupakan suatu standar internasional dalam kode huruf dan simbol seperti

Hex dan Unicode tetapi ASCII lebih bersifat universal, contohnya 124 adalah untuk

karakter “|”. Ia selalu digunakan oleh komputer dan alat komunikasi lain untuk

menunjukkan teks. Kode ASCII sebenarnya memiliki komposisi bilangan biner sebanyak

8 bit. Dimulai dari 00000000 hingga 11111111. Total kombinasi yang dihasilkan

sebanyak 256, dimulai dari kode 0 hingga 255 dalam sistem bilangan Desimal.

SQL adalah standar ANSI (American National Standards Institute) bahasa pemrograman

untuk mengakses dan memanipulasi database. Statemen SQL digunakan untuk menerima,

9
mengubah dan menghapus data. SQL bekerja dengan berbagai sistem database antara lain

MS Access, DB2, Informix, MS SQL Server, Oracle, Sybase, dll.

Sesuai kegunaan dan perkembangannya, SQL memiliki beberapa versi, tetapi agar tidak

terjadi kekeliruan dibuat standar oleh ANSI, mereka harus memiliki keywords utama

yang dipakai secara umum yaitu (SELECT, UPDATE, DELETE, INSERT, WHERE, dan

sebagainya).

ANSI C adalah standar bahasa C pertama.

3. TIA

Asosiasi Industri Telekomunikasi (TIA) adalah suatu organisasi terpisah yang diakui oleh

ANSI dan bekerjasama dengan Asosiasi Industri Elektronika (EIA). TIA dikenal terbaik

untuk mengembangkan standard pemasangan kabel menggunakan disain dan instalasi

sistem pemasangan kabel yang ter-koordinasi. Sehingga mampu untuk mendukung suatu

cakupan aplikasi yang luas dan memenuhi kebutuhan kecepatan yang tinggi pada masa

kini dan mendatang.

Contoh standart dari TIA/EIA :

Standard TIA 568A-B

10
4. ECMA (European Computer Manufacturers Association)

Sebelumnya dikenal sebagai ECMA (European Computer Manufacturers Association) ,

lembaga ini merupakan perkumpulan orang eropa yang mengeluarkan standar dalam

sistem teknologi dan informasi. Ecma International adalah lembaga yang mengeluarkan

standarisasi dalam ECMAScript, sebuah standard yang mengelola JavaScript.

5. ITU-R

International Telecommunication Union Radiocommunication Sector (ITU-R)

Sebuah organisasi global yang ada dan didirikan untuk mengatur penggunaan frekuensi

radio (RF) diseluruh penjuru dunia. The United Nations (PBB), menugaskan kepada

International Telecommunication Union Radiocommunication Sector (ITU-R) ini, untuk

mengatur dalam hal skala penggunaan frekuensi, secara global.

Nah, karena dunia ini luas, maka kemudian ITU-R membaginya menjadi beberapa

wilayah. Hingga masing-masing wilayah, diatur oleh organisasi yang berbeda.

Pembagian wilayah ini yaitu meluputi:

 Region A: North and South America

Inter-American Telecommunication Commission (CITEL) http://www.citel.oas.org

 Region B: Western Europe

11
European Conference of Postal and Telecommunications Administrations (CEPT)

http://www.cept.org

 Region C: Eastern Europe and Northern Asia

Regional Commonwealth in the field of Communications (RCC) http://www.rcc.org

 Region D: Africa

African Telecommunications Union (ATU) http://www.atu-uat.org

 Region E: Asia and Australasia

Asia-Pacific Telecommunity (APT) http://www.aptsec.org

Dari masing-masing wilayah atau region ini, kemudian bekerja sama dan dibagi-bagi lagi

dengan organisasi-organisasi dari masing-masing negara setempat. Contohnya:

o Australia, Australian Communications Authority (ACA)

o Japan, Association of Radio Industries and Businesses (ARIB)

o New Zealand, Ministry of Economic Development

o United States, Federal Communications Commission (FCC)

6. Federal Communications Commission (FCC)

FCC adalah organisasi yang bergerak di bidang pertelekomunkasian. Organisasi ini yang

mengatur segala jenis komunikasi baik yang keluar ataupun ke dalam negara Amerika

Serikat.

12
Wireless, sebagai sarana telekomunikasi, tentu saja ikut menjadi wewenang dari FCC ini.

Tujuan FCC mengatur komunikasi wireless, adalah agar tidak terjadi kesimpang siuran,

maupun penyalahgunaan dalam hal penggunaan sinyal atau frekuensi radio yang

digunakan dalam teknologi wireless.

FCC adalah organisasi independent yang didirikan oleh pemerintah US. FCC

bertanggung jawab untuk mengatur segala jenis penggunaan perangkat telekomunikasi,

baik yang menggunakan radio, televisi, wire, satellite, dan kabel. Wilayah kekuasaan

FCC ini meliputi 50 negara bagian yang ada di US, dan beberapa distrik yang menjadi

teritori dari Negara US.

Hampir disetiap negara mempunyai badan atau organisasi yang serupa dengan FCC ini.

FCC dan organisasi sejenis, adalah organisasi yang bertugas, sekaligus yang berhak

untuk membuat berbagai aturan yang menyangkut mengenai apa saja yang boleh, dan

tidak boleh dilakukan oleh seorang user dalam hal penggunaan wireless, khususnya yang

menyangkut penggunaan Frekuensi Radio (RF) untuk melakukan transmisi.

Aturan ini meliputi dalam hal penggunaan:

 Frequency

 Bandwidth.

 Maximum power of the intentional radiator.

 Maximum equivalent isotropically radiated power (EIRP)

 Use (indoor dan/atau outdoor).

Dari aturan-aturan inilah, FCC dan organisasi sejenis membuat prosedure dan standar

kerja. Organisasi-organisasi ini dibentuk dan bekerja sama, dengan tujuan untuk

13
membantu memenuhi kebutuhan akan meningkatnya permintaan yang menyangkut

teknologi wireless, yang sedang berkembang dengan pesat saat ini.

7.ISO

Organisasi Internasional untuk Standardisasi, International Organization for

Standardization (ISO) adalah badan penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-

wakil dari badan standar nasional setiap negara. Pada awalnya, singkatan dari nama

lembaga tersebut adalah IOS, bukan ISO. Tetapi sekarang lebih sering memakai

singkatan ISO, karena dalam bahasa yunani sos berarti sama (equal). Penggunaan ini

dapat dilihat pada kata isometrik atau isonomi.

Didirikan pada23 February 1947 ISO menetapkan standar-standar industrial dan

komersial dunia. ISO, yang merupakan lembaga nirlaba internasional, pada awalnya

dibentuk untuk membuat dan memperkenalkan standardisasi internasional untuk apa

saja.Dalam

menetapkan suatu standar tersebut mereka mengundang wakil anggotanya dari 130

negara untuk duduk dalam Komite Teknis (TC), Sub Komite (SC) dan Kelompok Kerja

(WG).

Meski ISO adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar

yang sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih

berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya, dan dalam

prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-pihak

14
pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap negara dan

perusahaan-perusahaan besar.

ISO bekerja sama dengan Komisi Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung

jawab terhadap standardisasi peralatan elektronik.

Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk:

 Meningkatkan citra perusahaan

 Meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan

 Meningkatkan efisiensi kegiatan

 Memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan

perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan

(plan, do, check, act)

 Meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-

undangan dalam hal pengelolaan lingkungan

 Mengurangi resiko usaha

 Meningkatkan daya saing

 Meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan

berbagai pihak yang berkepentingan

 Mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal

Contoh :

• Standarisasi Protokol (ISO 7498)

ISO (International Standard Organization) mengajukan struktur dan fungsi protocol

komunikasi data.Model tersebut dikenal sebagai OSI (Open System Interconnection)

15
Reference Model.Terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap

layernya dapat terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda, masing-masing menyediakan

pelayanan yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.

8. IETF

IETF adalah ebuah organisasi yang berwenang dan bertanggung jawab dalam mengatur

dan menetapkan protocol-protocol standard yang digunakan di internet.

Internet Engineering Task Force (disingkat IETF), merupakan sebuah organisasi yang

menjaring banyak pihak (baik itu individual ataupun organisasional) yang tertarik dalam

pengembangan jaringan komputer dan Internet. Organisasi ini diatur oleh IESG (Internet

Engineering Steering Group), dan diberi tugas untuk mempelajari masalah-masalah

teknik yang terjadi dalam jaringan komputer dan Internet, dan kemudian mengusulkan

solusi dari masalah tersebut kepada IAB (Internet Architecture Board). Pekerjaan IETF

dilakukan oleh banyak kelompok kerja (disebut sebagai Working Groups) yang

berkonsentrasi di satu bagian topik saja, seperti halnya keamanan, routing, dan lainnya.

IETF merupakan pihak yang mempublikasikan spesifikasi yang membuat standar

protokol TCP/IP.

Kebijakan protokol QoS (Quality of Service) yang diusulkan sebagai standar IETF untuk

mengkomunikasikan informasi kebijakan QoS dalam jaringan.

16
9. World Wide Web Consortium (W3C)

The World Wide Web Consortium (W3C) merupakan sebuah lembaga konsorsium yang

membuat dan terus berobservasi dalam pengembangan teknologi web mencangkup XML,

HTML dan aplikasi-aplikasi lain yang sering digunakan dalam dunia web. Mereka juga

selalu mengeluarkan aturan dan standard supaya siapapun yang membuat dan

mengimplementasikan selalu memperhatikan berbagai aspek yang fital seperti kecocokan

dengan perangkat dan browser pengakses, pembaca hingga membuat sebuah website

yang dapat berjalan bertahun-tahun karena perubahannya mudah.

Walaupun W3C bukan satu-satunya standar dalam pembuatan web, namun W3C

merupakan lembaga yang sangat besar pengaruhya bagi dunia web. Selain mengeluarkan

standard yang mudah dimengerti ternyata lembaga inipun mengeluarkan artikel dan

tutorial yang mendukung teknologi yang diobservenya itu. Bahkan untuk mengecek

kehandalan desain kita, W3C mengeluarkan beberapa macam validator.

World Wide Web Consortium (W3C) adalah suatu konsorsium yang bekerja untuk

mengembangkan standar-standar untuk World Wide Web. Spesifikasi teknologi-

teknologi utama yang dipakai sebagai basis utama web, seperti URL (Uniform Resource

Locator), HTTP (HyperText Transfer Protocol), dan HTML (HyperText Markup

Language) dikembangkan dan diatur oleh badan ini

17
JENIS STANDARISASI NASIONAL

Tentang SNI

1. Standar Nasional Indonesia (disingkat SNI) adalah satu-satunya standar yang berlaku

secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Komite Teknis (dulu disebut sebagai

Panitia Teknis) dan ditetapkan oleh BSN

2. Agar SNI memperoleh keberterimaan yang luas antara para stakeholder, maka SNI

dirumuskan dengan memenuhi WTO Code of good practice, yaitu:

1. Openess (keterbukaan)

Terbuka bagi agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat berpartisipasi

dalam pengembangan SNI;

2. Transparency (transparansi)

Transparan agar semua stakeholder yang berkepentingan dapat mengikuti

perkembangan SNI mulai dari tahap pemrograman dan perumusan sampai ke

tahap penetapannya . Dan dapat dengan mudah memperoleh semua informsi yang

berkaitan dengan pengembangan SNI;

3. Consensus and impartiality (konsensus dan tidak memihak)

Tidak memihak dan konsensus agar semua stakeholder dapat menyalurkan

kepentingannya dan diperlakukan secara adil;

4. Effectiveness and relevance

Efektif dan relevan agar dapat memfasilitasi perdagangan karena memperhatikan

kebutuhan pasar dan tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku;

18
5. Coherence

Koheren dengan pengembangan standar internasional agar perkembangan pasar

negara kita tidak terisolasi dari perkembangan pasar global dan memperlancar

perdagangan internasional; dan

6. Development dimension (berdimensi pembangunan)

Berdimensi pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan

kepentingan nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.

(sumber Strategi BSN 2006-2009)

TANDA SNI

Sejalan dengan perkembangan kemampuan nasional di

bidang standardisasi dan dalam mengantisipasi era globlalisasi perdagangan dunia, AFTA

(2003) dan APEC (2010/2020), kegiatan standardisasi yang meliputi standar dan

penilaian kesesuaian (conformity assessment) secara terpadu perlu dikembangkan secara

berkelanjutan khususnya dalam memantapkan dan meningkatkan daya saing produk

nasional, memperlancar arus perdagangan dan melindungi kepentingan umum. Untuk

membina, mengembangkan serta mengkoordinasikan kegiatan di bidang standardisasi

secara nasional menjadi tanggung jawab Badan Standardisasi Nasional (BSN).

19
Badan Standardisasi Nasional dibentuk dengan Keputusan Presiden

No. 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun

2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan

yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, merupakan Lembaga

Pemerintah Non Departemen dengan tugas pokok mengembangkan dan membina

kegiatan standardisasi di Indonesia. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan

Standardisasi Nasional – DSN. Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi

Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang

Standardisasi Nasional.

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi

dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai tugas

menetapkan akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam

menetapkan sistem akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi

BSN di bidang Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar

Nasional untuk Satuan Ukuran (KSNSU). KSNSU mempunyai tugas memberikan

pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan

ukuran.Sesuai dengan tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen,

konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan

serta pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional ini

dilakukan dalam rangka membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan

meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi

20
keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar global. Dari sistem dan kondisi

tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang dan/atau jasa

Indonesia di pasar global.

Badan Standardisasi Nasional merupakan Lembaga pemerintah non-kementerian

Indonesia dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di

negara Indonesia. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi Nasional

(DSN). Dalam melaksanakan tugasnya Badan Standardisasi Nasional berpedoman pada

Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. Badan ini

menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang digunakan sebagai standar teknis di

Indonesia. Badan Standardisasi Nasional dibentuk dengan Keputusan Presiden No. 13

Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Keputusan Presiden No. 166 Tahun 2000

tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah dan yang

terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001, merupakan Lembaga

Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas pokok mengembangkan dan

membina kegiatan standardisasi di Indonesia[1].

Pelaksanaan tugas dan fungsi Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi

dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai tugas menetapkan

akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan

sistem akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang

Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional untuk

Satuan Ukuran (KSNSU). KSNSU mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan

saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.Sesuai dengan tujuan

21
utama standardisasi adalah melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat

dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan,

pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam rangka membangun sistem

nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang dan/atau

jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam transaksi pasar

global. Dari sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing

produk barang dan/atau jasa Indonesia di pasar global.

Fungsi BSN

1. pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional;

2. koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BSN;

3. fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi pemerintah di bidang standardisasi

nasional;

4. penyelenggaraan kegiatan kerjasama dalam negeri dan internasional di bidang

standardisasi;

5. penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan

umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan,

hukum, persandian, perlengkapan dan rumah tangga.

Kewenangan BSN

Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut, BSN mempunyai kewenangan :

1. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidangnya;

2. Perumusan kebijakan di bidangnya untuk mendukung pembangunan secara makro;

3. Penetapan sistem informasi di bidangnya;

22
4. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

yaitu:

1. perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang standardisasi nasional;

2. perumusan dan penetapan kebijakan sistem akreditasi lembaga sertifikasi,

lembaga inspeksi dan laboratorium;

3. penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI);

4. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidangnya;

5. penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan di bidangnya.

Organisasi

Organisasi Badan Standarisasi Nasional tediri dari Kepala, Sekretariat Utama,

Inspektorat, Deputi Bidang Peelitian dan Kerjasama Standarisai, Deputi Bidang

Penerapan Standar dan Akreditasi dan Deputi Bidang Pemyarakatan Standarisasi[2].

23
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

- Standarisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam memproduksikan

sesuatu. Standarisasi juga merupakan proses pembentukan standar teknis , yang bisa

menjadi standar spesifikasi , standar cara uji , standar definisi , prosedur standar (atau

praktik), dan lain-lain, dan jenis standarisasi internasional ada

IEE,ANSI,TIA,ECMA,ITU-R,FCC,ISO,IETF,W3C dan ada juga standarisasi

nasional ada SNI dan BSN,fungsi BSN,dan kewenangan BSN

B. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,kedepannya penulis akan

lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-

sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat dipertanggung jawabkan

24
DAFTAR PUSTAKA

https://murnihcahnia.wordpress.com/2014/10/01/macam-macam-badan-standarisasi/

Diakses pada tanggal 12 November 2018 pukul 09.00 WITA

http://intancharamel.blogspot.com/2016/09/tugas-makalah-pengantar-manajemen-

mutu.html?m=1

Diakses pada tanggal 13 November 2018 pukul 13.15 WITA

25

Anda mungkin juga menyukai