Anda di halaman 1dari 6

PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70%


pada Proses Penyembuhan Luka Insisi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno
Departemen Patologi Anatomik, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga
Surabaya

ABSTRAK

Latar belakang
Luka kulit cukup sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, baik luka akut maupun luka kronik.
Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks antara faktor seluler, humoral dan unsur jaringan ikat.
Saponin yang terdapat pada daun pepaya adalah salah satu senyawa yang memacu pembentukan kolagen,
yaitu protein struktural yang berperan dalam proses penyembuhan luka. Diantara unsur-unsur yang penting
dalam remodeling dan penyembuhan luka, makrofag dan kolagen berperanan penting. Tujuan penelitian ini
untuk membuktikan pengaruh pemberian ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% terhadap peningkatan jumlah
makrofag dan ketebalan jaringan kolagen pada luka insisi hewan coba.
Metode
Dilakukan dua insisi pada punggung 32 mencit jantan yang dibagi dalam dua kelompok secara random.
Kelompok pertama diberi NaCl 0,9% (kelompok kontrol), kelompok kedua diberikan secara topikal ekstrak daun
pepaya dalam etanol 70% (kelompok perlakuan) per 12 jam. Biopsi dilakukan pada hari ke-3 dan ke-14.
Dilakukan pemeriksaan histopatologi untuk mengevaluasi jumlah makrofag dan ketebalan jaringan kolagen.
Penelitian ini menggunakan ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% yang diperoleh dari daun pepaya tua yang
dikeringkan dengan volume 1000 gram dan di ekstrak dengan etanol 70% sebanyak 5000 cc untuk
menghasilkan 100 gram bahan ekstrak tersebut. Penggunaan bahan ini pada hewan coba dengan cara
dioleskan per 12 jam.
Hasil
Terdapat perbedaan yang signifikan antara jumlah makrofag pada kelompok kontrol dan perlakuan (p=0,000)
serta ketebalan jaringan kolagen (p=0,000).
Kesimpulan
Pemberian ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% dapat meningkatkan jumlah makrofag dan jaringan kolagen
yang terbentuk pada penyembuhan luka insisi.
Kata kunci : Penyembuhan luka, saponin, makrofag, kolagen, pepaya

ABSTRACT
Background
Skin injuries are common in everyday life, both acute injuries and chronic wounds. Wound healing is a complex
process of coordination between cellular factors, humoral and connective tissue elements. Saponins found
in papaya is one of the compounds that stimulate formation of collagen, the protein structures that play a role
in wound healing. Among the elements that are important in remodeling and wound healing, macrophages and
collagen plays an important part. The aim of experiment is proving effect of 70% ethanol extract of papaya
leaves increasing the number of macrophages and the thickness of the collagen tissue at incisional healing
wound.
Methods
Made an incision in the back of 32 adult male mice, and then divided into 2 groups. The first group as control
was given 0.9% NaCl and a second group given topically 70% ethanol extract of papaya leaves every 12 hours.
Each group was subdivided into two sub groups. Biopsy performed on day 3 and 14. Histological examination
performed to evaluate the number of macrophages and the thickness of the collagen network. This experiment
used 100 gr of 70% ethanol extract of papaya leaves which is derived from dried papaya old leaves weighed
1000 gram and 5000 ml 70% etanol.
Results
There were significant differences of the number of macrophage (p=0.000) and the thickness of the collagen
tissue (p=0.000).
Conclusion
70% ethanol extract of papaya leaves can increase number of macrophages and collagen formation which is
formed on wound healing.
Key words : wound haling, saponin, macrophage, collagen, papaya

31 Vol. 22 No. 1, Januari 2013


PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

PENDAHULUAN sekitar luka ke dalam daerah luka, kemudian


Luka merupakan salah satu kelainan pada kulit, akan berkembang (proliferasi) serta mengeluar-
umumnya akibat trauma, dengan terjadinya kan beberapa substansi (kolagen, elastin,
kerusakan kesatuan/komponen jaringan (secara hyaluronic acid, fibronectin dan proteoglycans)
spesifik terdapat substansi jaringan yang rusak yang berperan dalam membangun (rekonstruksi)
atau hilang). Erosi adalah kelainan kulit yang jaringan baru. Serat-serat kolagen terbentuk
disebabkan hilangnya epitel yang tidak melam- ditepi luka, tetapi pada awalnya serat-serat ini
1
paui stratum basal. berorientasi vertikal dan tidak menjembatani
Penyembuhan luka adalah suatu proses luka. Proliferasi sel epitel menyebabkan lapisan
yang terkoordinasi antara faktor seluler, humoral epidermis menebal. Pada hari kelima, rongga
dan unsur jaringan ikat. Respon host pada didaerah luka akan terisi oleh jaringan granulasi.
penyembuhan luka umumnya dibagi atas bebe- Neovaskuarisasi mencapai puncaknya. Serat-
rapa fase yang masing-masing saling tumpang serat kolagen bertambah banyak dan mulai
tindih, yaitu fase inflamasi, proliferasi, dan menjembatani luka. Fase proliferasi akan ber-
1
maturasi. Contoh yang paling sederhana akhir jika epitel epidermis dan lapisan kolagen
tentang penyembuhan luka adalah luka insisi telah terbentuk, terlihat proses kontraksi dan
bedah yang bersih dan tidak terinfeksi yang tepi- akan dipercepat oleh berbagai growth faktor
2 2,3
tepi lukanya dipertemukan dengan jahitan. yang dibentuk oleh makrofag dan platelet.
Fase inflamasi adalah fase terjadinya Fase maturasi dimulai pada minggu ke-
respons vaskular dan selular yang terjadi akibat 3 setelah luka tertutup dan berakhir sampai
kerusakan pada jaringan. Tujuan yang hendak kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase maturasi
dicapai pada fase ini adalah menghentikan adalah menyempurnakan jaringan yang baru
perdarahan dan membersihkan area luka dari terbentuk menjadi jaringan yang kuat. Serat
benda asing, sel-sel mati dan bakteri untuk fibrin dari kolagen bertambah banyak untuk
mempersiapkan dimulainya proses penyembuh- memperkuat jaringan parut. Sintesa kolagen
an. Dalam 24 jam, neutrofil muncul di tepi, yang yang telah dimulai sejak fase proliferasi akan
bergerak kearah bekuan darah. Dalam 24 dilanjutkan pada fase maturasi. Selain pem-
hingga 48 jam, sel-sel epitel bergerak dari tepi bentukan kolagen juga akan terjadi pemecahan
luka (dengan sedikit proliferasi sel) di sepanjang kolagen oleh enzim kolagenase. Kolagen muda (
tepi sayatan di dermis, dan mengendapkan gelatinous collagen) yang terbentuk pada fase
komponen-komponen membrane basal sepan- proliferasi akan berubah menjadi kolagen yang
jang perjalanannya, sel-sel ini menyatu di garis lebih matang, yang lebih kuat dan strukturnya
3,4
tengah dibawah keropeng permukaan, mengha- yang lebih baik (proses remodelling).
silkan lapisan epitel kontinu yang menutupi luka. Untuk mencapai penyembuhan yang
Fungsi netrofil adalah melakukan fagositosis optimal diperlukan keseimbangan antara kola-
benda asing dan bakteri di daerah luka selama 3 gen yang diproduksi dengan yang dipecahkan.
hari dan kemudian akan digantikan oleh sel Kolagen yang berlebihan akan menyebabkan
makrofag yang berperan lebih besar jika terjadinya penebalan jaringan parut, sebaliknya
dibanding dengan netrofil pada proses penyem- produksi yang kurang akan mengurangi keku-
buhan luka. Fungsi makrofag disamping fago- atan jaringan parut sehingga luka akan mudah
sitosis adalah: terbuka. Luka dikatakan sembuh jika terjadi
a. Sintesa kolagen kontinuitas lapisan kulit kuat serta mampu atau
b. Pembentukan jaringan granulasi bersama- tidak terganggu untuk melakukan aktivitas yang
2
sama dengan fibroblas normal.
c. Memproduksi growth factor yang berperan Kolagen merupakan protein fibrosa yang
pada re-epitelisasi memberikan kekuatan regang. Kolagen fibril
d. Pembentukan pembuluh kapiler baru atau membentuk bagian utama jaringan ikat pada
angiogenesis luka yang menyembuh, khususnya pada
Pada fase proliferasi terjadi proses jaringan parut. Pemulihan kekuatan regang
selular yang penting, yang ditandai dengan terjadi karena sintesis kolagen melebihi degra-
proliferasi sel. Peran fibroblas sangat besar dasinya selama dua bulan pertama penyem-
pada proses perbaikan. Segera setelah terjadi buhan. Kemudian akan terjadi modifikasi
luka, fibroblas akan aktif bergerak dari jaringan struktural serat-serat kolagen (pembentukan

32 Vol. 22 No. 1, Januari 2013


PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

ikatan silang, peningkatan ukuran serat) setelah dilakukan dengan cara merendam serbuk
2,3
sintesis kolagen terhenti. simplisia dalam cairan penyari. Simplisia
Faktor yang mempengaruhi penyem- ditempatkan pada wadah yang bermulut lebar
buhan luka, antara lain : gizi, status metabolik, bersama larutan penyari yang telah ditentukan.
status sirkulasi, hormon, infeksi, faktor mekanik, Wadah ditutup rapat kemudian dikocok
2
benda asing, ukuran, lokasi dan jenis luka. berulang-ulang sehingga memungkinkan pelarut
Daun pepaya yang mengandung masuk ke seluruh permukaan simplisia.
saponin sudah lama dikenal sebagai obat Rendaman tersebut disimpan terlindung dari
tradisional untuk mengobati luka bakar maupun cahaya langsung (mencegah reaksi yang
luka iris. Di daerah Sulawesi Tengah cara ini dikatalisasi oleh cahaya atau perubahan warna).
sering digunakan, dimana daun pepaya yang tua Etanol 70% dipilih sebagai penyari karena stabil
diambil dan dirajang kemudian dibalur di tempat secara kimia dan fisika, tidak menyebabkan
luka tersebut. Namun sejauh ini penelitian pembengkakan membran sel dan memper-
8
terhadap manfaat tanaman obat tersebut belum tahankan stabilitas bahan yang terlarut.
dibuktikan secara ilmiah. Daun pepaya adalah Dari uraian tersebut diatas peneliti
salah satu tanaman yang mengandung saponin terdorong untuk melakukan penelitian tentang
yang merupakan salah satu senyawa yang pengaruh pemberian ekstrak daun papaya
memacu pembentukan kolagen, yaitu protein dalam etanol 70% dalam sediaan gel pada
struktur yang berperan dalam proses penyem- proses penyembuhan luka pada tingkat seluler
buhan luka, senyawa ini merupakan senyawa dengan mengamati jumlah makrofag dan
flavonoid yang larut dalam air serta dapat ketebalan jaringan kolagen yang terbentuk.
4,5
diekstrakkan menggunakan etanol 70%.
Saponin adalah salah satu senyawa METODE PENELITIAN
yang memacu pembentukan kolagen, yaitu Hewan coba yang digunakan adalah 32 ekor
protein yang berperan dalam proses penyem- mencit jantan galur BALB/c usia 2-3 bulan
buhan luka. Saponin juga mempunyai dengan berat badan 20-30 gr, diaklimatisasi
kemampuan pembersih sehingga efektif untuk selama satu minggu di laboratorium Biokimia
penyembuh luka terbuka. Daun Carica papaya Universitas Airlangga. Secara acak, hewan coba
salah satu tanaman yang mengandung saponin, dibagi dalam dua kelompok. Masing-masing
sedangkan akar dan kulit batang Carica papaya kelompok dibagi lagi menjadi dua sub kelompok.
mengandung alkaloid dan flavonoid, di samping Pada hari pertama semua hewan coba
itu daun dan akar juga mengandung polifenol dilakukan anestesi dengan pemberian injeksi
4-6
dan bijinya mengandung saponin. Ketamin 50 mg/kgBB pada otot kuadriseps.
Daun pepaya banyak mengandung Kemudian rambut hewan coba di daerah
substansi penting untuk tubuh, diantaranya punggung dicukur dan dilakukan desinfeksi
vitamin C dan E, serta beta karoten yang menggunakan larutan povidon iodine, lalu dibuat
berfungsi sebagai antioksidan yang dapat dua buah luka insisi sepanjang 1 cm dan
menetralkan radikal bebas hasil fagositosis sedalam sub cutis (sampai terlihat jaringan otot).
neutrofil terhadap debris dan bakteri pada Setelah itu luka dijahit dengan benang silk 3,0.
proses penyembuhan luka. Papain membantu Pada kelompok pertama (kontrol), luka
mempercepat kerja makrofag dengan cara insisi diberi larutan NaCl 0,9% setiap 12 jam dan
meningkatkan produksi interleukin yang sangat dibiarkan terbuka, kelompok kedua (perlakuan),
berguna untuk proses penyembuhan luka serta luka insisi yang telah dibuat diolesi dengan gel
7
menghambat terjadinya infeksi yang luas. ekstrak daun pepaya dalam etanol 70% setiap
Penelitian ini menggunakan ekstrak 12 jam. Selanjutnya hewan coba dikembalikan
daun pepaya dengan etanol 70% yang diperoleh pada kandang dan diberi sekat-sekat sehingga
dari daun pepaya tua yang dikeringkan dengan hewan coba memiliki tempat sendiri-sendiri.
berat 1.000 gram dan di ekstrak dengan etanol Perlakuan pada hewan coba tersebut dilakukan
70% sebanyak 5.000 cc untuk menghasilkan selama 14 hari berturut-turut, pada hari ke-3 dan
100 gram bahan ekstrak tersebut. Penggunaan ke-14 dilakukan biopsi. Biopsi dilakukan pada
bahan ini pada hewan coba dengan cara daerah insisi seluas 1 x 1 cm, difiksasi dalam
dioleskan tiap 12 jam. Pembuatan bahan ekstrak buffer formalin 10% selama kurang dari 24 jam.
ini menggunakan metode maserasi. Maserasi Tiap jaringan ditempatkan dalam pot yang

33 Vol. 22 No. 1, Januari 2013


PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

berbeda dan diberi label. Kemudian dibuat blok bahwa, jumlah makrofag hari ke-3 pada
parafin dan disayat setebal 5μ menggunakan kelompok perlakuan lebih banyak dibanding
mikrotom dan dilakukan pewarnaan hematoksilin kelompok kontrol.
eosin dan Van Giesson’s.
Pengumpulan data jumlah makrofag
diperoleh dari preparat histopatologi dengan
pewarnaan hematoxyllin-eosin melalui penghi-
tungan dari 3 lapang pandang pada daerah luka
secara random (kedua tepi dan bagian tengah
luka) menggunakan mikroskop cahaya dengan
pembesaran 400 kali. Data ketebalan jaringan A B
kolagen diperoleh dari sediaan histopatologi Gambar 1. A. Jumlah makrofag kelompok kontrol hari
dengan pewarnaan Van Giesson’s dengan ke-3, pembesaran 400x; B. Jumlah makrofag kelom-
melakukan pengukuran pada 3 lapang pandang pok perlakuan hari ke-3, pembesaran 400x
daerah luka secara random (kedua tepi dan
bagian tengah luka) menggunakan mikroskop Penghitungan tebal jaringan kolagen
cahaya dengan pembesaran 100 kali. Ketebalan Pada penghitungan tebal jaringan kolagen
jaringan kolagen yang terbentuk diukur pada dengan menggunakan pewarnaan Van
jaringan yang padat dari bawah lapisan Giesson’s, analisa data statistik ditampilkan
epidermis sampai lapisan dermis. Penghitungan pada Tabel 2.
dilakukan menggunakan graticulae.
Data diolah menggunakan uji statistic Tabel 2. Tebal kolagen hari ke-14 kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan
memakai Independent t-test jika data berdistri- Tebal kolagen hari ke-14 Independ
busi normal, dengan tingkat kesalahan 5% untuk Kelompok n
x SD Min Maks ent t-test
mengetahui adanya perbedaan jumlah makrofag Kontrol 16 3,65 0,52 3,0 4,6 t=-11,330
dan ketebalan kolagen antara kedua kelompok. Perlakuan 16 5,69 0,50 4,6 6,6 p=0,000*
Keterangan : * signifikan pada =0,05
HASIL
Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelom-
Penghitungan jumlah makrofag pok kontrol tebal kolagen hari ke-14 adalah 3,65
Analisa statistik dari gambaran histopatologi  0,52 m, sedangkan pada kelompok per-
dengan hematoxyllin-eosin ditunjukkan dalam
lakuan 5,69  0,50 m. Analisa Kolmogorov-
Tabel 1.
Smirnov menunjukkan data tebal kolagen hari
ke-14 pada kedua kelompok memiliki distribusi
Tabel 1. Jumlah makrofag hari ke-3 kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan normal. Uji t dua sampel bebas menunjukkan
Kelom Jumlah makrofag hari ke-3 Indepen nilai t=-11,330 dan p=0,000 (p<0,05) yang
n berarti terdapat perbedaan tebal kolagen hari
pok x SD Min Maks dent t-test
Kontrol 16 5,37 0,64 4,0 6,3 t=-14,483 ke-14 antara kelompok kontrol dan kelompok
Perlaku- 16 8,82 0,71 7,6 10,3 p=0,000* perlakuan. Tabel di atas menunjukkan bahwa,
an
kolagen hari ke-14 pada kelompok perlakuan
Keterangan : * signifikan pada =0,05 lebih tebal dibanding kelompok kontrol.
Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelom-
pok kontrol jumlah makrofag hari ke-3 adalah
5,37  0,64 m, sedangkan pada kelompok
perlakuan 8,82  0,71 m. Analisa Kolmogorov-
Smirnov menunjukkan data jumlah makrofag
hari ke-3 pada kedua kelompok memiliki
distribusi normal. Uji t dua sampel bebas me- A B
nunjukkan nilai t=-14,483 dan p=0,000 (p<0,05)
yang berarti terdapat perbedaan jumlah makro- Gambar 2. A. Tebal jaringan kolagen kelompok
kontrol hari ke-14, pembesaran 100x; B. Tebal
fag hari ke-3 antara kelompok kontrol dan
jaringan kolagen kelompok perlakuan hari ke-14,
kelompok perlakuan. Tabel di atas menunjukkan pembesaran 100x.

34 Vol. 22 No. 1, Januari 2013


PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

DISKUSI ini terjadi mungkin disebabkan adanya infeksi


Pada penelitian ini yang diamati adalah jumlah sebagai salah satu faktor yang dapat meng-
10
makrofag dan tebal jaringan kolagen yang hambat proses penyembuhan luka.
terbentuk, dimana luka yang digunakan adalah Saponin dapat meningkatkan permea-
luka insisi, insisi dihentikan bila sudah terlihat bilitas membran sel bakteri sehingga dapat
jaringan otot. mengubah struktur dan fungsi membran, menye-
Pada penelitian ini terlihat jumlah babkan denaturasi protein membran sehingga
makrofag yang terbentuk pada kelompok membran sel akan rusak dan lisis, saponin
perlakuan yang diberikan ekstrak daun pepaya memiliki molekul yang dapat menarik air atau
dalam etanol 70% lebih banyak dibanding pada hidrofilik dan molekul yang dapat melarutkan
kelompok kontrol, hal ini terjadi karena efek dari lemak atau lipofilik sehingga dapat menurunkan
enzim papain. Enzim papain yang terkandung tegangan permukaan sel yang akhirnya menye-
10
dalam daun pepaya memiliki efek antiinflamasi babkan kehancuran kuman.
dan analgesik dengan dua mekanisme yang Prasetyo dalam penelitiannya menye-
berbeda. Cara yang pertama dengan mene- butkan bahwa sediaan gel ekstrak batang
tralisir mediator inflamasi seperti kinin dan pisang Ambon memiliki aktivitas mempercepat
prostaglandin sehingga menghambat secara proses penyembuhan luka pada subyek
langsung pada reseptor nyeri. Pada saat penelitian dengan mempercepat proses re-
prostaglandin dinetralisir, maka spasme vaskular epitelisasi, mempercepat proses neokapilerisasi,
akan dihambat dan akan memberikan efek meningkatkan pembentukan jaringan ikat pada
antipiretik. Hal ini akan menyebabkan aliran kulit sehingga dapat digunakan sebagai
darah ke area dan diikuti dengan vasodilatasi alternatif untuk penyembuhan luka. Batang
akibat adanya antihistamin. Mekanisme kedua pohon pisang ambon diketahui memiliki bahan
dengan cara meningkatkan aktivitas protein aktif di antaranya saponin, antrakuinon, kuinon
plasma dan kompleks imun sehingga terjadi yang dapat menghilangkan rasa sakit, merang-
pengurangan oedem yang akan mengurangi sang pembentukan sel-sel baru pada kulit.
nyeri akibat tekanan cairan oedema. Enzim Kandungan saponin pada batang pisang ambon
papain membantu mempercepat kerja makrofag membantu peresapan senyawa pada kulit
dengan cara meningkatkan produksi interleukin sehingga dapat digunakan untuk mengobati luka
yang sangat berguna untuk proses penyem- memar, luka bakar, bekas gigitan serangga, dan
11
buhan luka serta menghambat terjadinya infeksi sebagai antiradang.
7
yang luas. Kalangi dalam penelitiannya menyebut-
Pada penelitian Januarsih Iwan A.R kan bahwa saponin yang merupakan substansi
menunjukkan bahwa Aqueous leaf extract of bersabun mempunyai kemampuan pembersih
Carica Papaya 10% dalam vaselin memiliki efek yang mempunyai sifat antiseptik dan juga
yang lebih baik dalam proses mempercepat memberikan pengaruh positif terhadap kese-
regenerasi epidermis dan angiogenesis diban- imbangan kandungan kolagen pada luka yang
dingkan gel solcoseryl yang telah dipakai oleh memiliki peran menguntungkan pada proses
12
masyarakat luas untuk mempercepat penyem- penyembuhan luka.
buhan luka. Hal tersebut disebabkan karena Pada penelitian lain, Sjarfati, dkk,
kandungan enzim papain, vitamin C dan E, serta menyebutkan kecepatan terbentuk keropeng
beta karoten dalam daun pepaya sangat pada luka yang diobati dengan getah jarak cina
menguntungkan untuk proses penyembuhan disebabkan oleh kandungan senyawa flavonoid,
9
luka. tanin, dan saponin di dalam getah jarak cina.
Saponin yang terkandung dalam daun Flavonoid telah diketahui dapat berfungsi
pepaya mempengaruhi pembentukan jaringan sebagai vasodilator yang dapat memperlancar
kolagen. Pada penelitian ini, jaringan kolagen aliran darah. Tanin dan saponin bersifat sebagai
yang terbentuk lebih tebal pada kelompok antiseptik. Dalam 1 sampai 2 minggu pertama
perlakuan dibanding pada kelompok kontrol. setelah cedera, area perlukaan telah dipenuhi
Saponin juga berperan sebagai anti septik oleh jaringan granulasi, fibroblast telah meng-
dengan menghancurkan kuman. Pada kelompok alami menjadi myofibroblast yang menyebabkan
kontrol jumlah makrofag yang terbentuk lebih terjadinya kontraksi luka dan deposisi kolagen
sedikit dan tebal jaringan kolagen lebih tipis, hal

35 Vol. 22 No. 1, Januari 2013


PENELITIAN

Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Pepaya dalam Etanol 70% Majalah Patologi
Nirwansyah Parampasi, Troef Soemarno

serta luka tertutup oleh jaringan epidermis baru 5. Muhlisah. Manfaat tanaman pepaya: tana-
13
secara utuh. man obat keluarga. Edisi ke-2. Yogyakarta:
Data pada penelitian menunjukkan Gadjah Mada Press. 2001.
adanya peningkatan jumlah makrofag dibanding 6. Singer J. Adam, Dagum B. Alexander.
dengan kontrol, begitupun pada ketebelan Current Management of Acute Cutaneous
jaringan kolagen yang terbentuk lebih tebal Wound. N Eng J Med. New York.2008;359:
dibanding pada kelompok kontrol. Ini berarti 1037-46.
adanya proses penyembuhan luka yang lebih 7. Gohil K, Patel J. Papain, Herbs and
cepat dan lebih baik pada kelompok perlakuan. Supplements. Ind J Pharm. 2007;39:129-39.
8. Ikawati Z. Enzim sebagai target aksi obat:
KESIMPULAN Pengantar farmakologi molekuler. Edisi ke-
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa 2. Yogyakarta: Gadjah Mada Press. 2008.
pemberian ekstrak daun pepaya dalam etanol 9. Januarsih I, Perbandingan pemberian
70% dapat meningkatkan jumlah makrofag dan topikal Aqueous Leaf Extract of Carica
jaringan kolagen yang terbentuk pada penyem- Papaya (ALEC) dan madu khaula terhadap
buhan luka insisi. percepatan penyembuhan luka sayat pada
kulit mencit (Mus musculus). Maj Kedokt
DAFTAR PUSTAKA Band. 2010;42:76-1.
1. Sabiston CD, Wound Healing. Biologic and 10. Prasetyo BF, Wientarsih I, Priosoeryanto
clinical features. In: Textbook of Surgery BR. Aktivitas sediaan gel ekstrak batang
The Biological Basis of Modern Surgical pohon pisang ambon dalam proses
Practice. Philadelphia: Saunders Comp; penyembuhan luka pada mencit. J Vet
1997.p.207-19. 2010;11:70-3.
2. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Tissue 11. Syarfati, Eriani K, Damhoeri A. The potential
renewal, repair, and regeneration. In: Patho- of jarak cina (Jatropha Multifida L.) secretion
th
logic Basis of Disease, 8 ed. Philadelphia: in healing new-wounded mice. J Nat.
Elsevier; 2010.p.111-15. 2011;11:17-9.
3. Singer J. Adam, Clark AF. Richard. Cutane- 12. Kalangi SJR. Khasiat Aloe Vera pada pe-
ous Wound Healing: Mechanism of disease. nyembuhan luka. J Biomed. 2007;3:108-11.
N Eng J Med. New York; 1999.p.738-46. 13. Imbawan IE, Putra TR, Kambayana G.
4. Suratman, Sumiwi SA, Gozali D. Pengaruh Korelasi kadar matrix metalloproteinases 3
ekstrak antanan dalam bentuk salep, krim, (MMP-3) dengan derajat beratnya
dan jelly terhadap penyembuhan luka bakar. osteoatritis lutut. J Peny Dalam. 2011;12:
Cerm Dun Kedokt, 2006;12:43-9. 181-90.

36 Vol. 22 No. 1, Januari 2013

Anda mungkin juga menyukai