MAKALAH
Disusun Oleh :
Dosen Pembimbing :
PALEMBANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya saya bisa menyelesaikan tugas makalah KKK dan HKK tentang ISO dan
SNI.
Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah KKK dan HKK.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN.
BAB 2. PEMBAHASAN.
ii
2.3.6 Contoh barang sehari-hari yang wajib berlabel SNI .....................................27
2.4 Syarat Suatu Produk dapat diberikan Setifikat ISO dan SNI ........................ 24
BAB 3. PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian standarisasi
2. Mengetahui tujuan dari adanya standarisasi
3. Mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat ISO
1
4. Mengetahui pengertian, tujuan, dan manfaat SNI
5. Mengetahui syarat suatu produk agar dapat dilabeli ISO dan SNI
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah standarisasi berasal dari kata standar yang berarti satuan ukuran yang
dipergunakan sebagai dasar pembanding kuantita, kualita, nilai, dan hasil karya
yang ada. Dalam arti yang lebih luas maka standar meliputi spesifikasi baik produk,
bahan maupun proses. Suatu produk tidak boleh tidak standar, namun harus atau
sedapat mungkin diikuti agar kegiatan maupun hasilnya boleh dikatakan dapat
diterima umum oleh penggunaan standee atau ukuran ini adalah hasil kerja sama
pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri dimana perusahaan itu berada.
Misalnya jika seluruh dunia memproduksi kran dan pipa air dalam bentuk dan
ukuran yang berbeda-beda, maka tidaklah mungkin berbagai pipa saling
bersambung karena masing-masing pipa tidak serasi dengan pipa lainnya, untuk itu
diperlukan adaptor. Bilamana setiap produsen pipa dan kran air boleh memproduksi
pipa semaunya tanpa memperhatikan ukuran pipa produsen lain, maka hasilnya
terjadi kekacauan.
Standardisasi di implementasikan ketika perusahaan mengeluarkan produk
baru ke pasar. Dengan menggunakan standarisasi, kelompok dapat dengan mudah
berkomunikasi melalui pedoman yang ditetapkan dalam rangka untuk menjaga
fokus. Metode ini dibuat untuk memfasilitasi proses dan tugas, inilah mengapa
interlocks dengan lean manufacturing. Terdapat empat teknik yang berbeda untuk
standardisasi, yaitu penyederhanaan atau variasi kontrol, kodifikasi, nilai rekayasa,
dan statistik proses kontrol.
3
2.1.1 Proses Standarisasi
Meliputi proses perencanaan kegiatan dan fungsi untuk mempersiapkan
seperangkat rencana dan instruksi untuk menghasilkan bagian. Perencanaan
dimulai dengan gambar teknik, spesifikasi, bagian atau daftar bahan dan ramalan
permintaan. Hasil dari perencanaan ini adalah:
· Rute yang menetapkan operasi, operasi urutan, pusat-pusat kerja, standar, dan
perkakas. Rute ini yang menjadi masukan utama untuk sistem manufaktur
perencanaan sumber daya untuk mendefinisikan operasi untuk tujuan pengendalian
produksi aktivitas dan menentukan sumber daya yang diperlukan untuk persyaratan
kapasitas perencanaan tujuan.
· Proses rencana yang biasanya menyediakan lebih rinci, instruksi kerja langkah-
demi-langkah termasuk dimensi yang terkait dengan operasi individu, parameter
pemesinan, set-up instruksi, dan pemeriksaan jaminan kualitas.
· Fabrikasi dan perakitan untuk mendukung pembuatan gambar (sebagai lawan
dari gambar teknik untuk menentukan bagian).
Perencanaan proses manual didasarkan pada pengalaman seorang insinyur
manufaktur dan pengetahuan tentang sarana produksi, peralatan, kemampuan
mereka, proses, dan perkakas. Proses perencanaan sangat memakan waktu dan hasil
bervariasi berdasarkan orang yang melakukan perencanaan.
4
Memberikan fasilitas terbaik dalam perdagangan antarnegara agar lebih
adil.
Membuat hidup masyarakat lebih nyaman, lebih tenteram, dan lebih
sederhana karena adanya pemecahan pada setiap permasalahan bersama.
Saling berbagi dalam kemajuan teknologi dan praktik mengenai
manajemen yang baik dan benar.
Memberikan jaminan pada konsumen atau pemakai umum menyangkut
pada produk dan jasa.
ISO berasal dari kata Yunani, “isos” yang berarti “sama.” ISO adalah
organisasi demokratis dengan masing-masing negara anggota memiliki satu suara.
Setiap negara anggota memiliki pengaruh yang sama dan penerapan standar bersifat
sukarela tanpa paksaan. International Organization for Standardization (ISO)
adalah anak dari dua organisasi terpisah yaitu International Federation of the
National Standardizing Associations (ISA), yang didirikan pada tahun 1926 di New
York, dan United Nations Standards Coordinating Committee (UNSCC).
ISO menghubungkan 157 lembaga standar nasional dari seluruh dunia. ISO
dikelola oleh Sekretariat Pusat yang berkantor pusat di Jenewa, Swiss. Meski ISO
adalah organisasi nonpemerintah, kemampuannya untuk menetapkan standar yang
sering menjadi hukum melalui persetujuan atau standar nasional membuatnya lebih
berpengaruh daripada kebanyakan organisasi non-pemerintah lainnya. Dalam
prakteknya ISO menjadi konsorsium dengan hubungan yang kuat dengan pihak-
pihak pemerintah. Peserta ISO termasuk satu badan standar nasional dari setiap
5
negara dan perusahaan-perusahaan besar. ISO bekerja sama dengan Komisi
Elektroteknik Internasional (IEC) yang bertanggung jawab terhadap
standardisasi peralatan elektronik.
6
tertata.Melalui tulisan ini, kita akan mencoba mengenal lebih dekat apa itu ISO dan
beberapa jenis standar ISO yang telah diterbitkan. Pada dasarnya ISO merupakan
singkatan dari The International Organization for Standardization, meskipun secara
teknis singkatannya menjadi IOS, namun penulisannya bakunya adalah ISO.
Ada beberapa jenis standar ISO lain yang diterbitkan oleh lembaga ini yang
banyak diterapkan di berbagai perusahaan di Indonesia, seperti:
ISO 9001 adalah sistem manajemen mutu yang paling populer dimana revisi
terbaru adalah ISO 9001:2015. Ciri dari ISO 9001 ini adalah melakukan
pendekatan proses yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas
manajemen mutu. Pendekatan yang dilakukan mensyaratkan untuk
dilakukannya identifikasi, penerapan, pengelolaan dan peningkatan
berkesinambungan.
ISO 14001: standar ini terkait dengan sistem manajemen lingkungan.
Organisasi yang menerapkan sistem ini harus dapat mengidentifikasi aspek
dan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari operasional usahanya.
Aspek-aspek yang harus dipenuhi organisasi yang menerapkan standar ini
adalah pengelolaan limbah, upaya untuk penghematan energi, air, serta
bahan bakar.
ISO 22000: merupakan standar yang berkaitan dengan sistem manajemen
keamanan pangan. Perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan
minuman harus memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan
7
konsumen sehingga dituntut untuk meningkatkan kontrol internal terlebih
dalam hal produksi. Standar ini mensyaratkan bahwa setiap produk harus
memiliki rencana proses dan pengendaliannya.
ISP/IEC 27001: merupakan standar sistem manajemen keamanan informasi
yang juga dikenal sebagai Informasi Security Managemen System (ISMS).
Standar ini banyak diterapkan oleh perusahaan yang bergerak di bidang
aplikasi IT dan sejenisnya.
ISO TS 16949: adalah Technical Specification yang dikeluarkan oleh ISO
untuk sistem manajemen mutu dibidang industri otomotif. Standar ini
memiliki konsep perbaikan berkelanjutan, pengendalian rantai pemasok,
serta tindakan perbaikan dan pencegahan.
ISO/IEC 17025: standar yang terkait dengan persyaratan untuk lembaga
pengujian atau laboratorium. Adapun yang menjadi fokus pada standar ini
adalah kompentensi laboratorium pengujian dan kalibrasi. Standar ini
penting untuk memastikan keakuratan hasil pengujian terkait dengan bidang
kesehatan, perdagangan, produksi, hingga perlindungan pelanggan.
ISO 28000: persyaratan terhadap sistem keamanan rantai pasokan. Standar
ini diperuntukkan bagi perusahaan yang memiliki ancaman resiko yang
tinggi seperti bank, fasilitas umum, hotel, atau pertambangan.
ISO 5001: standar yang diterapkan untuk sistem manajemen energi yang
bertujuan untuk membantu organisasi membangun sistem dan proses dalam
meningkatkan kinerja, efisiensi, serta konsumsi energi. Standar ini juga
dirancang agar dapat terintegrasi dengan standar manajemen lainnya.
OHSAS 18001: standard internasional untuk menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan.
Banyak organisasi di berbagai negara telah mengadopsi OHSAS 18001
untuk mendorong penerapan keselamatan dan kesehatan kerja dengan
melaksanakan prosedur yang mengharuskan organisasi secara konsisten
mengidentifikasi dan mengendalikan resiko bahaya terhadap keselamatan
dan kesehatan di tempat kerja; serta memperbaiki kinerja dan citra
perusahaan.
8
2.2.2 Manfaat ISO bagi Perusahaan
ISO sebagai Standar Internasional adalah pedoman dan alat strategis untuk
membantu perusahaan mengatasi beberapa tantangan yang paling menuntut dari
bisnis modern. Memastikan bahwa operasi bisnis sampai se-efisien mungkin,
meningkatkan produktivitas dan membantu perusahaan mengakses pasar baru.
Manfaat ISO tentu tidak hanya dirasakan oleh perusahaan saja, tapi juga klien
dan pelanggan.
9
Perusahaan sebagai pelaku bisnis juga mendapatkan keuntungan dari
mengambil bagian dalam proses pembangunan standar. Mengapa perusahaan turut
terlibat dalam pengembangan standar?
Salah satu kekuatan dari standar ISO adalah bahwa ISO dibuat oleh orang-orang
yang membutuhkannya. Ahli industri mendorong semua aspek dari proses
pengembangan standar, dari memutuskan apakah standar baru diperlukan untuk
mendefinisikan semua konten secara teknis. Terlibat dalam proses ini dapat
membawa keuntungan yang signifikan bagi perusahaan, misalnya dengan:
Berikut adalah tata cara dalam mengurus sertifikat ISO jika menggunakan
jasa.
1. Perusahaan yang akan nengurus sertifikat ISO, harus memiliki syarat mutlak,
yakni telah beroperasi selama kurang lebih 3 bulan lamanya. Jika belum memenuhi
syarat tersebut, Jasa ISO tidak bisa membantu. Syarat ini tidak bisa diterobos begitu
saja, karena ada prosedur yang mengikat untuk mengantongi sertifikat ISO. Selain
itu, tujuan dari standar lamanya berdiri sebuah perusahaan untuk memperoleh
sertifikat ISO ini adalah untuk mendapatkan pelayanan dan pengawasan langsung
10
dari konsultan ISO. Batasan 3 bulan sudah memastikan bahwa sebuah perusahaan
sudah memiliki alamat atau tempat uang pasti.
2. Perusahaan aktif mempelajari buku panduan ISO yang sudah diterbitkan. Hal ini
penting untuk memahami seluk beluk standar ISO dan penerapannya. Peran
pimpinan perusahaan sangatlah penting.
4. Menetapkan waktu training. Training ini adalah tahap awal dalam melakukan
kontak langsung dengan konsultan ISO. Ada 3 jenis training yang dilakukan, yakni
Training Dokumentasi, Training Awareness, dan Training Internal Audit.
11
masih menerapkan manajemen perusahaan berstandar ISO untuk terus melanjutkan
sosialisasinya kepada seluruh karyawan.
10. Melakukan Audit Internal yang dilakukan oleh perusahaan itu sendiri. Di mana
bisa dilakukan dengan mengadakan meeting-meeting khusus untuk menilai kinerja
perusahaan saat berada di bawah pengawasan konsultan ISO. Audit ini sebagai
audit latihan sebelum benar-benar menghadapi Audit Eksternal yang langsung
dilakukan oleh pihak ISO. Benahi apa yang kurang sehingga nantinya tidak kaget
saat menghadapi Audit Eksternal atau audit inti serta sudah memiliki kesiapan yang
tinggi.
11. Hasil audit inti inilah yang akan meluncurkan sertifikat ISO ke tangan
perusahaan. Awal dari tanggung jawab baru untuk mempertahankan kualitas.
12
tugas memberikan pertimbangan dan saran kepada BSN mengenai standar nasional
untuk satuan ukuran.Sesuai dengan tujuan utama standardisasi adalah melindungi
produsen, konsumen, tenaga kerja dan masyarakat dari aspek keamanan,
keselamatan, kesehatan serta pelestarian fungsi lingkungan, pengaturan
standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam rangka membangun sistem
nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan, menjamin mutu barang
dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan produk nasional dalam
transaksi pasar global. Dari sistem dan kondisi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan daya saing produk barang dan/atau jasa Indonesia di pasar global
13
6. Development dimension (berdimensi pembangunan): Berdimensi
pembangunan agar memperhatikan kepentingan publik dan kepentingan
nasional dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional.
Dapat melindungi produk dalam negeri dari produk-produk luar yang murah
tapi tidak terjamin kualitas maupun keamanannya, dan meningkatkan
keunggulan kompetitif produk dalam negeri di pasaran internasional.
14
melindungi kepentingan umum, keamanan negara, perkembangan ekonomi
nasional dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. Andaikata SNI ini diterapkan
oleh semua bentuk kegiatan dan produk maka sangatlah mendukung percepatan
kemajuan di negeri ini. Seperti halnya di negara-negara eropa yang produk-
produknya memenuhi standar nasional bahkan internasional.
Dengan adanya standardisasi nasional maka akan ada acuan tunggal dalam
mengukur mutu produk dan atau jasa di dalam perdagangan, yaitu Standar Nasional
Indonesia, sehingga dapat meningkatkan perlindungan kepada
konsumen, pelaku usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya baik
untuk keselamatan, keamanan, kesehatan maupun pelestarian fungsi lingkungan
hidup.
15
Pada prinsipnya tujuan dari standardisasi nasional adalah:
1. Metroligi teknik
2. Mutu
3. Standar
Yang dimaksud dengan standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatu yang
dibakukan termasuk tata cara dan metode yang disusun
16
berdasarkan konsensus semua pihak yang terkait dengam memperhatikan
syarat-syarat keselamatan, keamanan, kesehatan lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman,
perkembangan masa kini dan masa yang akan datang untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
4. Pengujian
Pengujian adalah kegiatan teknis yang terdiri atas penetapan, penentuan satu
atau lebih sifat atau karakteristik dari suatu produk bahan, peralatan,
organisme, fenomena fisik, proses atau jasa, sesuai dengan prosedur
yangtelah ditetapkan.
Pasal 12
17
4. Tata cara Pemberlakukan Standar Nasional Indonesia sebagaimana
dimaksuddalam ayat (3), diatur lebih lanjut dengan keputusan Pimpinan
Instansi teknissesuai dengan bidang tugasnya.
Pasal 13
Pasal 14
1. Terhadap barang dan atau jasa, proses, sistem dan personal yang
telahmemenuhi ketentuan/spesifikasi dan atau dibubuhi tanda SNI.
2. Sertifikasi dilakukan oleh lembaga sertifikasi, lembaga inspeksi, lembaga
ataulaboratorium.
3. Tanda SNI yang berlaku adalah sebagaimana tercantum dalam
lampiranPeraturan Pemerintah ini.
4. Persyaratan dan tata cara pemberian sertifikat dan pembubuhan tanda
SNIsebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut
olehKetua Komite Akreditasi Nasional.
Pasal 15
Pasal 16
18
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
19
4. Dalam hal barang dan atau jasa impor sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1)tidak dilengkapi sertifikat, Pimpinan instansi teknis dapat menunjukan
salahsatu lembaga sertifikasi atau laboratorium baik di dalam maupun di
luar negeri yang telah diakreditasi dan atau diakui oleh Komite Akreditasi
Nasionaluntuk melakukan sertifikasi terhadap barang dan atau jasa impor
dimaksud.
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 23
20
1. Pengawasan terhadap pelaku usaha, barang dan atau jasa yang
telahmemperoleh sertifikasi dan atau dibubuhi tanda SNI yang diberlakukan
secarawajib, dilakukan oleh Pimpinan instansi teknis sesuai
kewenangannya dan atauPemerintah Daerah.
2. Pengawasan terhadap unjuk kerja pelaku usaha yang telah
memperolehsertifikasi produk dan atau tanda SNI dilakukan oleh lembaga
sertifikasi produkyang menerbitkan sertifikat dimaksud.
3. Masyarakat dan lembaga perlindungan konsumen swadaya
masyarakatmelakukan pengawasan terhadap barang yang beredar di
pasaran.
Pasal 24
21
Adapun bentuk pelanggaran terhadap SNI yang tercantum pada Peraturan
Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 Tentang Standarnisasi Nasional Pasal 18
adalah sebagai berikut :
Pasal 18
Pasal 62
Setiap orang yang memalsukan SNI atau membuat SNI palsu diberikan
pidana penjara paling lama 7 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50 M.
Pasal 63
Pasal 64
Setiap orang yang dengan sengaja membubuhkan tanda SNI dan /atau Tanda
Kesesuaian pada Barang dan/ atau kemasan atau label di luar ketentuan yang
ditetapkan dalam sertifikat; membubuhkan nomor SNI yang berbeda dengan nomor
SNI pada sertifikatnya akan dikenakan pidana penjara paling lama 4 bulan atau
pidana denda paling banyak Rp 4 M.
22
Pasal 65 dan 66
Setiap orang yang tidak memiliki asertifikat atau memiliki sertifikat tetapi habis
masa berlakunya, dibekukan sementara, atau dicabut yang dengan sengaja
memperdagangkan atau mengedarkan Barang, memberikan Jasa, dan/atau
menjalankan proses atau sistem dikenakan pidana penjara paling lama 5 tahun atau
pidana denda paling banyak Rp 35 M
Pasal 67
Pasal 68
Setiap orang yang tanpa hak menggunakan dan/atau membubuhkan Tanda SNI
dan/atau Tanda Kesesuaian dipidana penjara paling lama 5 tahun atau pidana denda
paling banyak Rp 35 M.
Pasal 69
Setiap orang yang memalsukan tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian atau
membuat Tanda SNI dan/atau Tanda Kesesuaian palsu dipidana penjara paling
lama 7 tahun atau pidana denda paling banyak Rp 50 M.
Pasal 70
23
Pasal 71
Pasal 72
Pasal 73
24
2.3.5 Tata Cara Sertifikasi SNI
Skema sertifikasi tipe 5 ini merupakan skema untuk sertifikasi produk yang
menggabungkan (jika diperlukan) antara assessmen proses produksi, audit sistem
manajemen yang relevan, pengujian serta survailen berupa pengujian di pabrik
ataupun di pasar, audit sistem manajemen dan assessmen proses
produksi. Sertifikat untuk tipe 5 ini biasanya berlaku untuk 2-4 tahun, dengan
survailen dilakukan setiap tahun.
25
Skema sertifikasi tipe 1b
26
2.3.6 Contoh barang sehari-hari yang waji berlabel SNI
Hingga kini, banyak masyarakat yang tidak tahu apa-apa saja produk yang harus
punya kriteria SNI. Direktorat Jendrel Standarisasi dan Perlindungan Konsumen
memberikan penjelasan kriteria produk yang telah wajib dibrelakukan Standar
Nasional Indonesia (SNI), contohnya untuk kebutuhan sehari-hari.
27
Keramik berglasir memiliki SNI wajib menurut PermendagNo. 82/M-
IND//KEP/8/2012 dan SNI 7275:2008, dengan ukuran SNI seperti sifat tampak,
kekerasan glasir, ketahanan terhadap kejut suhu, penyerapan air, ketahanan pukul,
batas kelarutan maksumum Pb dan Cd.
28
Produk air minum kemasan memang harus memiliki standar nasional Indonesia,
karena akan berdampak secara langsung kepada tubuh kita. Sesuai dengan
Peraturan Kementrian Perindustrian (Permenpeind) No. 49/M-IND/PER/3/2012
dan SNI 01-6242-2000 memiliki ukuran SNI seperti, kadar air dari bau, rasa dan
warna. Cemaran logam, arsen dan mikroba.
3. Produk Makanan
Tepung terigu menjadi satu dari produk yang harus memiliki SNI wajib menurut
Permenperin No. 35 tahun 2011 dan SNI 3751:2009. Tepung terigu harus
memiliki ukuran standar seperti keadaan bentuk, nau dan warna. Lalu serangga,
kehalusan, kadar air, kadar abu, kadar protein, keasaman dan kandungan besi,
vitamin B1 dan B2, Asam folat, yang terkandung didalam tepung terigu itu.
4. Produk elektronik
29
Setrika listrik telah diberlakukan SNI Wajib, sesuai dengan PerMenperind No.
17/M-IND/PER/2012, perubahan atas peraturan Menteri Perindustrian No. 84/M-
IND/PER/6/2010 tentang pemberlakuan SNI terhadap tiga produk industri
elektronika secara wajib.
Setrika listrik juga harus mengikuti peraturan label dalam bahasa Indonesia sesuai
dengan PerMendag no. 73/M-DAG/PER/9/2015. Serta ketentuan buku manual
dan kartu garansi dalam bahasa Indonesia, sesuai dengan PerMendag No. 19/M-
DAG/PER/5/2009.
Kriteia setrika listrik wajib SNI seperti, penandaan, proeksi terhadap jangakauan
ke bagian aktif, masukan daya dan arus, pemanasan, arus bocor, ketahanan
terhadap uap air dan, stabilitas dan bahaya mekanik.
2.4 Syarat Suatu Produk dapat Diberikan Sertifikat ISO dan SNI
Agar suatu produk dapat dilabeli ISO dan SNI, tentunya, produk tersebut
harus memenuhi standar yang dibutuhkan sebagai produk berkualitas tinggi. Disini,
kami memberikan contoh sebuah produk yang harus memenuhi berbagai syarat
agar dapat dilabeli produk bersertifikat ISO, yaitu id card. Sedangkan untuk SNI,
kami memberikan contoh produk yaitu helm.
30
Ciri-Ciri & Ukuran Kartu Sesuai Standar ISO, ATM, Credit Card
Lantas berapa ukuran kartu yang berlaku di Indonesia? Sama dengan ukuran
standar atm & kartu kredit sesuai ISO 7810 ID1 = 85.60 x 53.98 m. ada istilah lain
yang juga sering dipakai adalah:
CR-80 (ukuran ID-1) adalah ukuran standar kartu id card 3.375″ x 2.125″ (85.6 mm
x 54 mm) yang paling banyak dipakai.
CR-90 memiliki ukuran yang lebih besar dari CR-80 yakni 3.63″ x 2.37″ (92 mm
x 60 mm).
CR-100 merupakan ukuran yang paling besar yaitu 3.88″ x 2.63″ (98.5 mm x 67
mm), 42% lebih besar dari CR-80.
Jika ditinjau dari segi ketebalan kartu, minimum ketebalan yang telah
ditentukan oleh standar ISO adalah tebal 30mil atau setara dengan 0,762 mm.
31
Namun kini sudah banyak jasa percetakan kartu yang menggunakan ketebalan lebih
tebal dari ukuran standar yaitu 0,83mm dan 0,96mm.
Selain itu, kartu yang sesuai dengan standar ISO memiliki karakter yang
tidak dimiliki oleh kartu instan lainnya. Yaitu dari segi warna ketajaman lebih solid,
potongan siku kartu tidak tajam & lebih rapi sehingga sangat ramah dengan
berbagai macam tipe id card printer (tidak mudah merusak head printer). Lalu
menggunakan sistem laminasi PRESS OVEN sehingga antara bahan dan laminasi
sangat menyatu beda dengan sistem laminating biasa yang fungsinya hanya untuk
menempelkan saja.
32
1. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan
peredam benturan dan tali pengikat ke dagu.
2. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 mm diukur dari puncak helm ke bidang
utama, yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bagian bawah
dari dudukan bola mata.
3. Keliling lingkaran bagian dalam helm adalah S (antara 500 mm– 540 mm, M
(540 mm – 580 mm), L (580 mm – 620 mm), XL (lebih dari 620 mm).
4. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen
kemampuannya, tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak
boleh mempunyai penguatan setempat.
5. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada
permukaan bagian dalam tempurung, dengan tebal sekurang-kurangnya 10 mm
dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm.
Konstruksi helm half face yang sesuai SNI. Konstruksi helm half face yang
sesuai SNI.(Badan Standardisasi Nasional)
6. Tali pengikat dagu lebarnya minimal 20 mm dan harus benar-benar berfungsi
sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi dengan
penutup telinga dan tengkuk, Konstruksi helm half face yang sesuai SNI.
7. Tempurung tidak boleh ada tonjolan keluar yang tingginya melebihi 5 milimeter
dari permukaan luar tempurung dan setiap tonjolan harus ditutupi dengan bahan
lunak dan tidak boleh ada bagian tepi yang tajam.
8. Lebar sudut pandang sekeliling sekurang-kurangnya 105 derajat pada tiap sisi
dan sudut pandang vertikal sekurang-kurangnya 30 derajat di atas dan 45 derajat
di bawah bidang utama.
9. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang bisa
dipindahkan, tameng atau tutup dagu.
33
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Standardisasi merupakan penentuan ukuran yang harus diikuti dalam
memproduksikan sesuatu. Standarisasi diperlukan guna memastikan dan menjamin
kualitas atau mutu suatu produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.
Organisasi yang mengatur standardisasi secara internasional adalah ISO. ISO
sebagai Standar Internasional adalah pedoman dan alat strategis untuk membantu
perusahaan mengatasi beberapa tantangan yang paling menuntut dari bisnis
modern. Memastikan bahwa operasi bisnis sampai se-efisien mungkin,
meningkatkan produktivitas dan membantu perusahaan mengakses pasar baru.
34
DAFTAR PUSTAKA
http://bsn.go.id/main/berita/berita_det/7008/Infografis---Alur-Proses-
Sertifikasi-SNI-pada-Produk#.WwbIBSBlC00
https://www.caraprofesor.com/mengenal-pengertian-standarisasi/
http://ergonomi-fit.blogspot.co.id/2011/04/iso-9001-iso-14001-ohsas-18001-
standar.html
http://kartuidcard.com/ciri-ciri-ukuran-kartu-sesuai-standar-iso-atm-credit-
card/
http://www.landasanteori.com/2015/10/pengertian-standar-nasional-
indonesia.html
https://otomotif.kompas.com/read/2018/02/04/090200615/ini-standar-helm-
sepeda-motor-sesuai-sni
http://ska-skt.co.id/cara-mengurus-sertifikasi-iso/
http://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-standar-iso/
https://zahiraccounting.com/id/blog/mengenal-jenis-jenis-standar-iso/
35