Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ISO (INTERNATIONAL ORGANIZATION


FOR STANDARDIZATION)”
Diajukan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Manajemen Mutu Pendidikan
Dosen Pengampu : Ali Murtopo, M.Pd.I

Disusun Oleh :

Zahra assaufi Irawan 602221010011


Buana Mustikawati 602221010028
Muhammad Fajri 602221010019

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang bejudul “ISO (International Organization For
Standardization”.
Adapun makalah ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya
dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan Makalah ini.
Kami mengharapkan semoga dari Makalah ini dapat diambil hikmah dan
manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Tembilahan, 22 Oktober 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................. 1
1.3 Tujuan................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
2.1 Pengertian standar dan ISO............................................................... 2
2.2 Kebutuhan Standar Internasional...................................................... 2
2.3 Macam - Macam ISO........................................................................ 4
2.4 Prinsip Manajemen Mutu ISO........................................................... 5
BAB III PENUTUP........................................................................................ 10
3.1 Kesimpulan........................................................................................ 10
3.2 Saran.................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era modern saat ini, standar merupakan hal yang sangat di cari oleh
pelanggan selain kualitas produk yang di produksi. Salah satu contohnya adalah
penetapan standar ukuran dan format kartu kredit, atau kartu-kartu “pintar”
(smart) lainnya yang telah mengikuti standar internasional ISO dan dapat
digunakan di berbagai mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di seluruh dunia, dan
banyak contoh-contoh lainnya. Dengan demikian standar internasional telah
membantu kehidupan manusia menjadi lebih mudah, serta lebih meningkatkan
keandalan dan kegunaan barang dan jasa.
Organisasi Standar Internasional (ISO) adalah suatu asosiasi global yang
terdiri dari badan-badan standardisasi nasional yang beranggotakan tidak kurang
dari 140 negara. ISO merupakan suatu organisasi di luar pemerintahan (Non-
Government Organization/NGO) yang berdiri sejak tahun 1947. ISO sebagai
nama organisasi juga dalam rangka menghindari penyingkatan kependekannya
bila diterjemahkan ke dalam bahasa lain dari negara anggota, misalnya IOS dalam
bahasa Inggris, atau OIN (Organisation Internationale de Normalisation) dalam
bahasa Perancis, atau OSI (Organsiasi Standardisasi Internasional) dalam bahasa
Indonesia. Dengan demikian apapun bahasa yang digunakan, organisasi ini
namanya tetap ISO.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat ditemukan rumusan masalah
yaitu sebagai berikut :
1) Apa pengetian standar dan ISO?
2) Apa saja macam-macam dari ISO?
3) Apa saja prinsip manajemen mutu ISO?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengetian standar dan ISO
2. Untuk mengetahui macam-macam dari ISO.
3. Untuk mengetahui prinsip manajemen mutu ISO.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian standar dan ISO


Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang
di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa
sesuai dengan yang telah dinyatakan.
ISO (The Internasional Organization for Standardization) adalah badan
standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang
berkaitan dengan standar barang dan jasa. Organisasi Standar Internasional (ISO)
adalah suatu asosiasi global yang terdiri dari badan-badan standardisasi nasional
yang beranggotakan tidak kurang dari 140 negara. ISO merupakan suatu
organisasi di luar pemerintahan (Non-Government Organization/NGO) yang
berdiri sejak tahun 1947.
Misi dari ISO adalah untuk mendukung pengembangan standardisasi dan
kegiatan-kegiatan terkait lainnya dengan harapan untuk membantu perdagangan
internasional, dan juga untuk membantu pengembangan kerjasama secara global
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan kegiatan ekonomi. Kegiatan pokok
ISO adalah menghasilkan kesepakatan-kesepakatan internasional yang kemudian
dipublikasikan sebagai standar internasional.1
2.2 Kebutuhan Standar Internasional
Dengan adanya standar-standar yang belum diharmonisasikan terhadap
teknologi yang sama dari beberapa negara atau wilayah yang berbeda, kiranya
dapat berakibat timbulnya semacam “technical barriers to trade (TBT)” atau
“hambatan teknis perdagangan”. Industri-industri pengekspor telah lama
merasakan perlunya persetujuan terhadap standar dunia yang dapat membantu
mengatasi hambatan-hambatan tersebut dalam proses perdagangan internasional.
Dari timbulnya permasalahan inilah awalnya organisasi ISO didirikan.
Standardisasi internasional dibentuk untuk berbagai teknologi yang mencakup
1
Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta, 2003, hlm., 21-22.

2
3

berbagai bidang, antara lain bidang informasi dan telekomunikasi, tekstil,


pengemasan, distribusi barang, pembangkit energi dan pemanfaatannya,
pembuatan kapal, perbankan dan jasa keuangan, dan masih banyak lagi. Hal ini
akan terus berkembang untuk kepentingan berbagai sektor kegiatan industri pada
masa-masa yang akan datang.
Perkembangan ini diperkirakan semakin pesat antara lain karena hal-hal
sebagai berikut :
1) Kemajuan dalam perdagangan bebas di seluruh dunia
2) Penetrasi teknologi antar sektor
3) Sistem komunikasi di seluruh dunia
4) Standar global untuk pengembangan teknologi
5) Pembangunan di negara-negara berkembang
Standardisasi industri adalah suatu kenyataan yang diperlukan di dalam
suatu sektor industri tertentu bila mayoritas barang dan jasa yang dihasilkan harus
memenuhi suatu standar yang telah dikenal. Standar seperti ini perlu disusun dari
kesepakatan-kesepakatan melalui konsensus dari semua pihak yang berperan
dalam sektor tersebut, terutama dari pihak produsen, konsumen, dan seringkali
juga pihak pemerintah. Mereka menyepakati berbagai spesifikasi dan kriteria
untuk diaplikasikan secara konsisten dalam memilih dan mengklasifikasikan
barang, sarana produksi, dan persyaratan dari jasa yang ditawarkan. Tujuan
penyusunan standar adalah untuk memfasilitasi perdagangan, pertukaran, dan alih
teknologi melalui :
1) Peningkatan mutu dan kesesuaian produksi pada tingkat harga yang
layak
2) Peningkatan kesehatan, keamanan dan perlindungan lingkungan, dan
pengurangan limbah
3) Kesesuaian dan keandalan inter-operasi yang lebih baik dari
berbagai komponen untuk menghasilkan barang maupun jasa yang
lebih baik
4) Penyederhanaan perancangan produk untuk peningkatan keandalan
kegunaan barang dan jasa
4

5) Peningkatan efisiensi distribusi produk dan kemudahan


pemeliharaannya
6) Pengguna (konsumen) lebih percaya pada barang dan jasa yang telah
mendapatkan jaminan sesuai dengan standar internasional. Jaminan
terhadap kesesuaian tersebut dapat diperoleh baik dari pernyataan
penghasil barang maupun melalui pemeriksaan oleh lembaga
independen.2
2.3 Macam - Macam ISO
1) ISO 9000 : dasar kosakata sistem manajemen mutu
2) ISO 9001 : model sistem jaminan kualitas dalam desain /
pengembangan produksi, instalasi dan pelayanan.
3) ISO 9002 : model sistem jaminan kualitas dalam produksi dan
instalasi.
4) ISO 9003 : model sistem jaminan kualitas dalam inspeksi dan
pengujian akhir.
5) ISO 9004 : pedoman untuk kinerja peningkatan sistem manajemen
mutu
6) ISO 10005 : manajemen mutu, pedoman untuk rencana mutu,
pedoman untuk membantu dalam persiapan, peninjauan,
penerimaan, dan revisi rencana mutu
7) ISO 10006 : pedoman mutu dalam proyek, untuk membantu
memastikan mutu dari proses dan produk proyek
8) ISO 10007 : pedoman untuk susunan manajemen
9) ISO/DIS 10012 : persyaratan jaminan mutuuntuk pengukuran
peralatan
10) ISO 10013 : pedoman untuk mengembangkan manual mutu,
Memberikan pedoman dalam mengembangkan dan memelihara
manual mutu.
11) ISO 10014 : pedoman untuk pengelolaan ekonomi mutu,
Memberikan pedoman pedoman bagaimana mencapai keuntungan
ekonomi dari penerapan manajemen mutu.
2
http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-iso-dan-macam-macam-iso.html di akses pada
tanggal 22 Oktober pukul 20:54 WIB
5

12) ISO 10015 : pedoman pelatihan. Memberikan pedoman dalam


pengembangan, penerapan, pemeliharaan, dan peningkatan strategi
dan sistem pelatihan yang mempengaruhi mutu produk.
13) ISO 14001 : Standar lingkungan. Memberikan pedoman dalam
mengelola lingkungan dengan identifikasi terhadap aspek dan
dampak lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan atau operasi
perusahaannya terhadap aspek lingkungan.
14) ISO OHSAS 18001 : Standar Keselamatan dan Kesehatan. Suatu
standar internasional untuk menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja/perusahaan.
Untuk mendorong perusahaan dalam penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja dengan melaksanakan prosedur yang mengharuskan
organisasi secara konsisten mengidentifikasi dan mengendalikan
resiko bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan di tempat kerja;
serta memperbaiki kinerja dan citra perusahaan.
15) ISO 19011 : Pedoman audit sistem manajemen mutu dan
lingkungan. Memberikan pedoman untuk memverifikasi
kemampuansistem dalammencapai sasaran mutu. Standar ini dapat
digunakan untuk auditinternal ataupun mengaudit pemasok
16) ISO 22000 : Standar Keselamatan dan Kesehatan Pelanggan. Suatu
standar yang berisi persyaratan sistem manajemen keamanan
pangan. Standar ini fokus terhadap pengendalian dalam sistem dan
proses produksi produk makanan dan minuman.3

2.4 Prinsip Manajemen Mutu ISO


Prinsip manajemen mutu ISO 9001:2000 disusun berlandaskan pada
delapan prinsip manajemen kualitas. Prinsip- prinsip ini dapat digunakan oleh
manajemen senior sebagai suatu kerangka kerja (frame work) yang membimbing
organisasi pada peningkatan kinerja.
1. Fokus Pada Pelanggan

3
Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta, 2003, hlm., 33-34
6

Organisasi bergantung pada pelanggan mereka, karena itu manajemen


organisasi harus memahami kebutuhan pelanggan sekarang dan yang akan datang.
Organisasi harus memenuhi kebutuhan pelanggan dan giat berusaha melebihi
ekspektasi pelanggan. Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen mutu
yang diharuskan memiliki strategi khusus untuk terus - menerus memantau
kepuasan pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
1) Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan pelanggan
2) Memastikan bahwa tujuan organisasi selaras dengan kebutuhan dan
harapan pelanggan.
3) Mengkomunikasikan pentingnya memenuhi kebutuhan dan harapan
pelanggan di seluruh tingkatan organisasi.
4) Mengukur kepuasan pelanggan (survey kepuasan pelanggan) dan
menindaklanjuti hasilnya.
5) Memastikan pendekatan yang seimbang antara kepuasan pelanggan
dan kepuasan pihak berkepentingan lainnya (seperti pemilik,
karyawan, pemasok, pemodal, masyarakat lokal dan masyarakat
secara keseluruhan).
2. Kepemimpinan
Pemimpin organisasi harus menetapkan kesatuan tujuan dan arah dari
organisasi. Mereka harus menciptakan dan memelihara lingkungan internal agar
orang- orang dapat menjadi terlibat secara penuh dalam pencapaian tujuan- tujuan
organisasi. Penerapan prinsip kepemimpinan ini nantinya akan mengarah pada:
1) Pertimbangan semua kebutuhan pihak terkait sebagai suatu kesatuan.
2) Menciptakan visi yang jelas untuk masa depan organisasi.
3) Menciptakan target, tujuan, atau sasaran yang menantang.
4) Menciptakan sumber daya dan pelatihan.
5) Menjadi contoh dalam hal kejujuran, moral, dan penciptaan budaya.

3. Keterlibatan Orang Dalam Membangun Misi Perusahaan


Orang atau karyawan pada semua tingkatan merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka secara penuh akan
7

memungkinkan kemampuan mereka digunakan untuk manfaat organisasi.


Organisasi – organisasimengembangkan pernyataan misi untuk membaginya
dengan manajer, karyawan, dan pelanggan. Misi yang baik akan memberikan
kepada karyawan rasa kebersamaan dalam tujuan, arah, dan peluang perusahaan.
4. Pendekatan Proses
Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara efisien, apabila aktivitas
dan sumber- sumber daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses. Suatu
proses dapat didefinisikan sebagai integrasi sekuensial dari orang, material,
metode, mesin dan peralatan, dalam suatu lingkungan guna menghasilkan nilai
tambah output bagi pelanggan. Beberapa hal yang harus dilakukan terkait prinsip
ini adalah:
1) Mendefinisikan dan menetapkan semua kegiatan yang diperlukan
untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
2) Menetapkan tanggung jawab yang jelas dan akuntabilitas untuk
mengelola kegiatan kunci (utama) organisasi.
3) Menganalisis dan mengukur dari kemampuan kegiatan kunci.
4) Mengidentifikasi interaksi proses antara suatu bagian dengan bagian
yang lain di dalam organisasi.
5) Berfokus pada faktor-faktor seperti sumber daya, metode, dan
bahan-bahan yang akan meningkatkan kegiatan kunci dari
organisasi.
6) Mengevaluasi risiko, konsekuensi dan dampak dari kegiatan pada
pelanggan, pemasok dan pihak berkepentingan lainnya.
5. Pendekatan Sistem Terhadap Manajemen
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari proses- proses yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, akan memberikan kontribusi pada
efektifitas dan efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan- tujuannya. Beberapa
hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini:
1) Penataan sistem untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara yang
paling efektif dan efisien.
2) Memahami keterkaitan antara proses-proses dalam suatu sistem.
3) Menyelaraskan dan mengintegrasikan proses-proses yang ada.
8

4) Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang peran dan


tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan bersama
dan dengan demikian mengurangi hambatan lintas-fungsional.
5) Memahami kemampuan organisasi dan menetapkan kendala sumber
daya sebelum mengambil tindakan.
6) Terus meningkatkan sistem melalui pengukuran dan evaluasi.
6. Peningkatan Berkesinambungan
Peningkatan terus- menerus dari kinerja organisasi secara keseluruhan harus
menjadi tujuan tetap dari organisasi. Peningkatan terus- menerus didefinisikan
sebagai suatu proses sebagai suatu proses yang berfokus pada upaya terus-
menerus meningkatkan efektifitas dan atau efisiensi organisasi untuk memenuhi
kebijakan dan tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- menerus
mambutuhkan langkah- langkah konsolodasi progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi pelanggan, dan akan menjamin suatu
evolusi dinamik dari sistem manajemen mutu.
7. Pendekatan Faktual Dalam Pembuatan Keputusan
Keputusan yang efektif adalah keputusan yang berdasarkan pada analisis
data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab masalah, sehingga
masalah- masalah kualitas dapat terselesaikan secara efektif dan efisien.
1) Memastikan bahwa data dan informasi yang ada cukup akurat dan
dapat diandalkan.
2) Membuat data yang dapat diakses oleh mereka yang
membutuhkannya.
3) Menganalisis data dan informasi menggunakan metode yang valid.
4) Membuat keputusan dan mengambil tindakan berdasarkan pada
analisis faktual, seimbang dengan pengalaman dan intuisi.

8. Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan


Suatu organisasi dan pemasok adalah saling tergantung, dan suatu hubungan
yang saling menguntungkan akan meningkatkan kemampuan bersama dalam
menciptakan nilai tambah. Mutu produk atau jasa yang diberikan oleh pihak
9

ketiga (vendor, rekanan, supplier) sangat mempengaruhi mutu akhir produk


(barang maupun jasa) suatu organisasi. Oleh karena itu, memantau kinerja
pemasok merupakan hal yang sangat ditekankan dalam Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001:2000. Hal yang harus dilakukan terkait prinsip ini adalah:
1) Membangun hubungan yang menyeimbangkan keuntungan jangka
pendek dengan pertimbangan jangka panjang.
2) Melakukan seleksi dan evaluasi terhadap semua pemasok produk
(barang / jasa) yang mempengaruhi hasil akhir produk (barang/jasa)
organisai.4

4
Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta, 2003, hlm., 45-59
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang
di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau
kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau
definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa
sesuai dengan yang telah dinyatakan. ISO (The Internasional Organization for
Standardization) adalah badan standar dunia yang dibentuk untuk meningkatkan
perdagangan internasional yang berkaitan dengan standar barang dan jasa.
Macam – macam ISO terdiri dari ISO 9000, ISO 9001, ISO 9002, ISO 9003,
ISO 9004, ISO 10005, ISO 10006, ISO 10007, ISO 10012, ISO 10013, ISO
10014, ISO 10015, ISO 14001, ISO OHSAS 18001, dan ISO 22000.
Prinsip manajemen mutu ISO berdasarkan ISO 9001:2015 adalah sebagai
berikut
1) Fokus Pada Pelanggan
2) Kepemimpinan
3) Keterlibatan Orang-orang dalam membangun misi perusahaan
4) Pendekatan Proses
5) Pendekatan Terhadap Sistem Manajemen
6) Peningkatan Berkesinambungan
7) Pendekatan Faktual dalam Pembuatan Keputusan
8) Hubungan Dengan Pemasok Yang Saling Menguntungkan
3.2 Saran
Kami menyadari bahwasanya makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharap kritik dan saran agar kedepannya makalah kami bisa
jauh lebih baik lagi. Terima kasih

10
DAFTAR PUSTAKA

Rudi Suardi, Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2000, PPM, Jakarta, 2003
http://titisramadhani.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-iso-dan-macam-
macam-iso.html

11

Anda mungkin juga menyukai