Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MANAJEMEN PENGENDALIAN MUTU


“KONSEP PENERAPAN STANDART SMM ISO 9000:2008, ISO 22000,
ISO 14000”
DOSEN PENGAMPU: DWI HARYATI NINGSIH, S.Hut,. M.Si

Disusun Oleh:

1. Doni Saputra (542032020128)

2. Fahrozi (542012020130)

3. Lalu Bida Husyein (542012020922)

4. Nurhalis Supiani (542012020072)

5. Wahyuni (542012020909)

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
SELONG
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT.

sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep

Penerapan Standart SMM ISO 9000:2008, ISO 22000, ISO 14000” ini

dengan tepat waktu.

Kami menyadari atas ketidaksempurnaan penyusunan makalah

ini. Namun kami tetap berharap makalah ini akan memberikan manfaat

bagi para pembaca. Kami juga mengharapkan adanya masukan berupa

kritik atau saran yang berguna. Terimakasih.

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................2
1.3. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Konsep Penerapan Standart SMM ISO 9000:2008, ISO 22000 Dan ISO
14000.................................................................................................................3
2.2 Perbedaan Jenis Standar SMM ISO 9000:2008, ISO 22000 Dan ISO
14000...............................................................................................................16

BAB III PENUTUP..............................................................................................17


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sistem penjaminan mutu yang paling mapan dan paling banyak digunakan

di seluruh lembaga-lembaga di dunia adalah sistem penjaminan mutu

International Organization for Standarization (ISO). Istilah ISO diambil dari

bahasa Yunani “isos” yang berarti sama, atau standar. Oleh karenanya ISO

digunakan sebagai standar mutu yang dikeluarkan oleh International

Organization for Standardization atau Badan Standar Internasional. ISO yang

berdiri pada 1947 bersifat organisasi non pemerintah yang berpusat di Jenewa,

Swiss (Prasetya, 2004).

Sejarah tentang sistem penjaminan mutu ISO berawal dari kondisi perang

dunia ke II yang ingin mendapatkan bahan peledak dengan standar mutu yang

bagus. Berawal dari sinilah kemudian bagian pengadaan barang militer Inggris

mengembangkan serangkaian standar yang secara umum dapat menunjukkan

kemampuan suatu perusahaan dalam menyediakan produk bermutu tinggi.

Dalam dunia industri terdapat berbagai permasalahan yang kompleks dan

perlu ditangani secara detail. Salah satunya adalah bagaimana menghasilkan

produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satu solusinya adalah

dengan standar manajemen mutu yang diakui secara Nasional dan Internasional.

Salah satu standar Internasional yang sekarang ini banyak dipakai adalah standar

manajemen mutu ISO. Terdapat beberapa jenis ISO yaitu ISO 9000, ISO 9001,

ISO 9002, ISO 9003, ISO 9004, ISO 14000, dan lain-lain. Masing-masing ISO

1
tersebut memiliki kriteria yang berbeda dalam penerapannya. Pada makalah ini

hanya akan dibahas konsep penerapan standart SMM dari ISO 9000: 2008, ISO

22000, dan ISO 14000.

1.2. Rumusan Masalah

a. Konsep penerapan standart SMM ISO 9000:2008, ISO 22000, ISO 14000?

b. Apa saja perbedaan dari beberapa jenis standar tersebut?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui konsep penerapan standart SMM ISO 9000:2008, ISO

22000, ISO 14000

b. Untuk mengetahui apa saja perbedaan dari beberapa jenis standar tersebut

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Penerapan Standart SMM ISO 9000:2008, ISO 22000 Dan ISO

14000

ISO adalah sebuah kata serapan yang diambil dari bahasa Yunani yang

berarti artinya sama atau setara (Suardi, 2001), namun dalam kaitan ini ISO

(International Organization for Standardization) adalah suatu badan standar dunia

yang dibentuk untuk meningkatkan perdagangan internasional yang berkaitan

dengan barang dan jasa. Pengertian dari ISO adalah “organisasi internasional

khusus dalam hal standarisasi” (M. N. Nasution, 2001: 218).

Pada umumnya, ISO terkait dengan mutu produk maupun jasa, standar-

standar yang telah ditetapkan akan ditinjau kembali dalam kurun waktu 5 s/d 6

tahun untuk memastikan standar tersebut masih relevan dengan perkembangan

dunia usaha. Standar yang ditetapkan oleh ISO tidak bersifat teknis pelaksanaan,

tetapi merupakan persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam

penerapannya (Silaban, 2011).

ISO memiliki tujuan untuk mengharmonisasi standar-standar nasional di

masing-masing negara menjadi satu standar nasional yang sama dan bisa

digunakan sebagai : (Rabbit & Bergh, 1994).

a. Fondasi dari kegiatan perkbaikan yang berlangsung kontinu untuk menjamin

kepuasan pelanggannya

b. Sistem dokumentasi yang benar dari perusahaan

c. Cara yang jelas dan sistematik dari manajemen mutu

3
d. Mendapatkan stabilitas dan konsistensi dalam kegiatan, sistem dan proyek

e. Kerangka kerja yang bagus untuk perbaikan mutu

f. Praktek manajemen yang lebih efektif dengan otoritas dan tanggung jawab

yang jelas terhadap proses dan produk

g. Pedoman untuk melakukan segala sesuatu yang benar di setiap saat

h. Cara untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, mutu, dan kemampuan

berkompetensi dari perusahaan

i. Persyaratan melakukan bisnis internasional Berbagai standar sudah

dikeluarkan oleh ISO antara lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Guna memenuhi persyaratan peraturan perdagangan international dan

untuk memperkuat posisi perusahaan di persaingan global, maka perusahaan

pangan perlu menerapkan sistem jaminan mutu (Karipidis et al., 2009). Sistem

jaminan mutu yang berkembang dan umum digunakan dalam industri pangan

adalah HACCP dan ISO 9001.

2.1.1 Konsep Penerapan Standart SMM ISO 9000:2008

ISO 9000 merupakan salah satu standar sistem manajemen mutu yang

diakui dunia internasional dan bersifat global untuk berbagai bidang usaha. ISO

9000 adalah kumpulan standar untuk sistem manajemen kualitas. ISO 9000

diawasi oleh ISO, sebuah organisasi internasional di bidang standarisasi, dan

dikelola oleh badan-badan akreditasi dan sertifikasi. Untuk sebuah pabrik,

beberapa persyaratan dalam ISO 9001 (salah satu standar dalam ISO 9000) adalah

: adanya satu set prosedur yang mencakup semua proses penting dalam bisnis,

adanya pengawasan dalam proses pembuatan untuk memastikan bahwa sistem

4
menghasilkan produk-produk berkualitas, tersimpannya data dan arsip penting

dengan baik, adanya pemeriksaan barang-barang yang telah diproduksi untuk

mencari unit-unit yang rusak, dengan disertai tindakan perbaikan yang benar

apabila dibutuhkan, secara teratur meninjau keefektifan tiap-tiap proses dan

sistem kualitas itu sendiri.

Sistem Manajemen Mutu ISO 9000:2008 merupakan bagian terakhir dari

pengenalan ISO 9000 yaitu ISO 9000 versi 2008. Di perkenalkan pada tanggal 23

November 2008, versi terakhir dari ISO 9000 ini tidak mengalami perubahan

signifikan dari versi ISO 9000:2000. Seluruh persyaratan yang ada sama aja

dengan adanya penekanan-penekanan minor pada beberapa klausul. Perubahan

yang terjadi pada ISO 9000:2008 ini di bandingkan pada ISO terdahulu secara

umum adalah :

a. Penekanan pada kesesuaian dengan system lingkungan pada klausul 6.4

Penambahan proses review dari tindakan koreksi dan pencegahan klausul 8.2

dan 8.3

b. Penambahan pengaturan system informasi bila system informasi di

perusahaan menjadi bagian vital dari kegiatan organisasi ( terkait dengan

mutu produk).

Pada perkembangan berikutnya, versi 2008 lahir sebagai bentuk

penyempurnaan atas revisi tahun 2000. Adapun perbedaan antara versi 2000

dengan 2008 secara significant lebih menekankan pada effectivitas proses yang

dilaksanakan dalam organisasi tersebut. Jika pada versi 2000 mengatakan harus

dilakukan corrective dan preventive action, maka versi 2008 menetapkan bahwa

5
proses corrective dan preventive action yang dilakukan harus secara effective

berdampak positif pada perubahan proses yang terjadi dalam organisasi. Selain

itu, penekanan pada control proses outsourcing menjadi bagian yang disoroti

dalam versi terbaru ISO 9001 ini.

ISO 9000:2008 adalah standar manajemen mutu yang memberikan

pedoman untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan meningkatkan

sistem manajemen mutu. Konsep penerapan standar SMM ISO 9000:2008

melibatkan beberapa langkah kunci:

a. Pemahaman Standar: Menetapkan pemahaman yang mendalam tentang

persyaratan ISO 9000:2008 dan bagaimana standar tersebut dapat diterapkan

dalam konteks organisasi.

b. Penyusunan Kebijakan Mutu: Mengembangkan kebijakan mutu yang jelas

dan relevan dengan tujuan organisasi serta memastikan ketersediaan sumber

daya yang diperlukan.

c. Perencanaan: Merencanakan implementasi SMM dengan mengidentifikasi

proses kritis, risiko, dan peluang yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan

mutu.

d. Implementasi: Menyelaraskan struktur organisasi dan proses bisnis dengan

persyaratan ISO 9000:2008, termasuk pelibatan karyawan dan pengelolaan

dokumentasi.

e. Monitoring dan Pengukuran Kinerja: Mengimplementasikan sistem

pemantauan untuk mengukur kinerja proses, serta mengevaluasi kesesuaian

dan efektivitas sistem manajemen mutu.

6
f. Audit Internal: Melakukan audit internal secara berkala untuk menilai

kepatuhan terhadap standar dan mengidentifikasi area perbaikan potensial.

g. Tindakan Korektif dan Pencegahan: Mengelola tindakan korektif untuk

mengatasi ketidaksesuaian dan tindakan pencegahan untuk mencegah

kejadian serupa di masa mendatang.

h. Peningkatan Berkelanjutan: Terus-menerus meningkatkan sistem manajemen

mutu melalui pembaharuan kebijakan, proses, dan praktik berdasarkan

pembelajaran dan pengalaman.

Penerapan standar ISO 9000:2008 dapat membantu organisasi mencapai

keunggulan operasional, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan memperkuat

reputasi bisnis melalui fokus yang konsisten pada mutu dan kontinuitas perbaikan.

2.1.2 Konsep Penerapan Standart SMM ISO 22000

SMM (Sistem Manajemen Mutu) ISO 22000 merupakan standar sistem

manajemen keamanan pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan, dari

mulai petani dan produsen ke pengolah dan pengepak, hingga transportasi dan

penjualan. Hal ini meluas ke pemasok produk-produk dan jasa-jasa nonmakanan

seperti pabrikan pembersihan dan peralatan, dan bisa juga diterapkan oleh

organisasi dalam berbagai besaran (ukuran).

ISO 22000 memberikan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan

pangan dan menetapkan persyaratan apa yang harus dipenuhi suatu organisasi

untuk dapat mengendalikan bahaya keamanan pangan. Industri yang

menggunakan ISO 22000 dapat memperoleh sertifikasi sesuai standar. ISO 22000

mencakup organisasi di seluruh rantai makanan, dari pertanian hingga sampai ke

7
meja. Standar ini dirancang untuk memastikan persaingan yang adil dan

menyediakan komunikasi di dalam dan di antara organisasi di sepanjang rantai

makanan (Murphy, 2009).

Menurut Efendi (2007), ISO 22000 merupakan sistem yang sesuai atau

harmonis dengan sistem manajemen yang lain. Dalam penerapannya, sistem

manajemen mutu ISO 22000 dapat diterapkan secara terpisah ataupun

diintegrasikan dengan sistem manajemen yang sudah ada, misalnya ISO 9001

(ISO, 2009). Sistem manajemen mutu ISO 22000 juga mengintegrasikan prinsip-

prinsip sistem HACCP dan langkah-langkah yang dikembangkan oleh Codex

Alimentarius Commission (CAC, 2003).

Penerapan sistem manajemen keamanan pangan ISO 22000 di industri

pangan memastikan produk yang dihasilkan aman dan akan meningkatkan daya

saing perusahaan di pasar global. Beberapa perusahaan produsen makanan

menerapkan ISO 22000 dengan pangsa pasar di luar negeri untuk menerapkan

ISO 22000 untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan kualitas produk

makanan dan banyak perusahaan tidak menyadari manfaat potensial dari

penerapannya dan merasakan biaya tinggi terkait implementasi.

Hambatan utama penerapan sistem manajemen keamanan pangan ISO

22000 pada umumnya kurangnya sumber daya keuangan, ukuran organisasi,

infrastruktur dan fasilitas yang tidak memadai, dan kurangnya komitmen

manajemen puncak. Motivasi utama penerapan ISO 22000 adalah untuk

meningkatkan kualitas dan keamanan produk serta peningkatan keterampilan

karyawan, peningkatan citra perusahaan, peningkatan penjualan produk,

8
peningkatan pangsa pasar, dan akses pasar baru (Arvanitoyannis, 2009).

Hadirnya ISO 22000 juga melengkapi unsur-unsur yang sebelumnya telah

ada pada ISO 9001 dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).

Implementasi standar ISO 22000 membutuhkan kolaborasi lintas fungsi dalam

organisasi dan fokus pada pendekatan berbasis risiko untuk memastikan

keamanan pangan sepanjang rantai pasokan.

1. Tujuan Penerapan ISO 22000

Tujuan ISO 22000 adalah mengharmoniskan persyaratan sistem

manajemen keamanan pangan untuk usaha yang terkait dalam rantai pangan.

Secara khusus adalah untuk diaplikasikan oleh organisasi yang menghendaki

sistem manajemen keamanan pangannya terfokus, koheren, dan terintegrasi

melebihi dari yang disyaratkan oleh undang-undang. Tujuan dari sertifikasi

standar ISO 22000 yaitu untuk memberikan keamanan pangan dalam seluruh

rantai pasokan.

2. Manfaat ISO 22000

Manfaat ISO 22000 sistem manajemen keamanan pangan bagi organisasi

diantaranya adalah : Dengan ISO 22000, organisasi produksi pangan akan

mendapatkan kerangka kerja yang bisa digunakan untuk mengembangkan sistem

manajemen keamanan pangan di lingkungannya. Berikut beberapa manfaat yang

bisa dirasakan oleh perusahaan setelah menerapkan standar ISO tersebut.

a. Adanya peningkatan kesehatan dan keselamatan mengingat tujuan utama dari

penerapan ISO ini adalah untuk meminimalisasi risiko bahaya pada makanan,

jadi penerapannya pasti membawa pada kesehatan dan keselamatan. Baik itu

9
bagi pelanggan atau konsumen, karyawan, atau siapa pun yang mungkin

bersentuhan dengan produk tersebut.

b. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan Disadari atau tidak, menerapkan FSMS

juga akan membuat citra perusahaan jauh lebih baik. Karena pastinya, Anda

bisa memenuhi harapan pelanggan untuk bisa menciptakan produk pangan

yang aman dan sehat.

c. FSMS Membantu Memenuhi Syarat Peraturan Dengan menerapkan FSMS

atau sistem manajemen keamanan pangan, terlebih jika sudah memiliki

sertifikat ISO 22000, menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah

memenuhi syarat peraturan. Tentunya ini akan berdampak positif, baik bagi

perusahaan, pelanggan, investor, ataupun pihak terkait lainnya. Terlebih, di

era modern seperti saat ini, sebagian besar investor akan terlebih dulu melihat

reputasi perusahaan dan kepemilikan sertifikat ISO sebelum memutuskan

bekerja sama.

d. FSMS Membantu Memenuhi Standar dan Pedoman Lain Seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, ISO 22000 merupakan standar yang bisa

diintegrasikan dengan sistem manajemen lain, seperti ISO 45001, ISO 9001,

dan ISO 14001. Artinya, dengan menerapkan sistem ini, secara tidak

langsung, organisasi juga telah memenuhi standar dari pedoman atau sistem

manajemen lainnya.

e. Membantu Meningkatkan Transparansi Salah satu kerangka kerja dalam

sistem manajemen keamanan pangan ini adalah dokumentasi. Jadi, otomatis

Anda bisa melacak segala hal dengan lebih mudah, dan pastinya ini akan

10
meningkatkan transparansi perusahaan. Entah itu terkait operasional ataupun

manajemen.

f. Meningkatkan Respons terhadap Risiko Ketika organisasi menerapkan ISO

22000 Sistem Manajemen Keamanan Pangan, pastinya mereka tidak asing

lagi dengan beragam standar ataupun titik batas. Ini akan membuat

perusahaan lebih jeli melihat sesuatu yang barangkali bisa membahayakan.

Mereka pun bisa segera menghentikan potensi bahaya secara lebih efektif dan

efisien.

g. Membantu Mengurangi Waktu Investigasi Jika misalnya sampai terjadi

kecelakaan atau bahan pangan terkontaminasi, penerapan FSMS akan

membantu perusahaan mengurangi waktu investigasi atau penyelidikan atas

pelanggaran keamanan pangan. Jadi, secara tidak langsung, penerapan FSMS

bisa mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan sekaligus bisa memecahkan

masalah lebih cepat.

3. Penerapan Sertifikasi ISO 22000

a. ISO 22000 membantu organisasi meminimalkan risiko makanan dan

meningkatkan kinerja yang terkait dengan keamanan pangan. Hal ini

dilakukan dengan memberikan kerangka kerja yang dapat mereka gunakan

untuk mengembangkan FSMS, pendekatan sistematis untuk menangani

masalah keamanan pangan.

b. Peningkatan Kesehatan dan keselamatan

Meminimalkan risiko makanan membawa pada kesehatan dan keselamatan

yang lebih baik bagi pelanggan, pengguna lain, karyawan, dan orang lain

11
yang mungkin bersentuhan dengan makanan.

c. Peningkatan kepuasan pelanggan

Memiliki FSMS membantu Anda memberikan produk yang memenuhi

harapan pelanggan dengan andal.

d. Membantu memenuhi persyaratan peraturan

Kepatuhan terhadap persyaratan peraturan diperlukan untuk mencapai

sertifikasi ke ISO 22000. Memiliki FSMS dapat membantu perusahaan

memenuhi persyaratan ini dan memahami bagaimana mereka berdampak

pada organisasi dan pelanggan.

e. Membantu memenuhi standar dan pedoman lain

ISO 22000 menghubungkan ke berbagai standar dan pedoman internasional

lainnya dan dapat membantu organisasi memenuhi persyaratan sistem

tersebut

f. Transparansi yang ditingkatkan

ISO 22000 membantu organisasi meningkatkan keterlacakan produk mereka

dan mencapai transparansi yang lebih besar terkait operasi.

g. Peningkatan respons terhadap risiko

Memiliki FSMS dapat membantu organisasi merespons lebih cepat dan

efisien terhadap masalah yang dapat membahayakan keamanan pangan,

membantu mereka menghentikan potensi kontaminasi sebelum terjadi.

h. Pengurangan waktu investigasi

Jika terjadi kontaminasi, FSMS membantu organisasi mengurangi waktu

yang dibutuhkan untuk menyelidiki setiap pelanggaran keamanan pangan,

12
memecahkan masalah lebih cepat.

Sebelum dikembangkannya ISO 22000 ini, sebenarnya telah ada HACCP

(Hazard Analysis Critical Control Points) yang berfungsi sebagai kontrol risiko

bahaya di bidang industri pangan. Namun, cakupan harapannya cukup terbatas,

hanya sampai pada titik batas yang sebelumnya telah ditentukan oleh organisasi

tersebut. Dalam artian, standar ini tidak bisa berlaku secara global. Sementara,

seiring perkembangan zaman, peredaran produk pangan telah melewati batas-

batas negara.

ISO 22000 menjelaskan persyaratan untuk sistem manajemen keamanan

pangan dan menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi suatu organisasi untuk

menunjukkan bahwa sistem manajemen tersebut dapat mengendalikan bahaya

keamanan pangan.

2.1.3 Konsep Penerapan Standart SMM ISO 14000

SMM (Sistem Manajemen Lingkungan) ISO 14000 adalah kerangka kerja

untuk membantu organisasi mengelola dampak lingkungan mereka. Beberapa

konsep penerapannya melibatkan identifikasi aspek lingkungan, penetapan tujuan

dan target, pemantauan kinerja, dan peninjauan berkelanjutan. Standar ini

mendorong perusahaan untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan,

mengurangi emisi, dan meningkatkan efisiensi sumber daya.

ISO 14000 merupakan standar internasional tentang sistem manajemen

lingkungan secara umum, sedangkan untuk bidang konstruksi masih didukung

oleh adanya konsep konstruksi berkelanjutan (sustainable construction). Elemen

ISO 14000 yang terkait dengan proyek konstruksi adalah polusi udara,

13
pembuangan ke sumber air, pasokan air dan pengolahan limbah domestik, limbah

dan bahan-bahan berbahaya, gangguan, bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi,

perencanaan fisik, pengembangan perkotaan, gangguan bahan/material,

penggunaan energi, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan.

Tujuan utama dari serangkaian norma-norma ISO 14000 adalah untuk

mempromosikan pengelolaan lingkungan yang lebih efektif dan efisien dalam

organisasi dan untuk menyediakan tools yang berguna dan bermanfaat – misalnya

penggunaan biaya yang efektif, system-based, fleksibel dan sehingga

mencerminkan organisasi yang baik. ISO 14000 menawarkan guidance untuk

memperkenalkan dan mengadopsi sistem manajemen lingkungan berdasar pada

praktek-praktek terbaik, hampir sama di ISO 9000 pada sistem manajemen mutu

yang sekarang diterapkan secara luas.

ISO 14000 ada untuk membantu organisasi meminimalkan bagaimana

operasi mereka berdampak negatif pada lingkungan. Struktur ini mirip dengan

ISO 9000 manajemen mutu dan keduanya dapat diimplementasikan

berdampingan.

ISO 14000 adalah kumpulan standar-standar terkait pengelolaan

lingkungan yang disusun untuk membantu organisasi untuk:

1. Meminimalisir dampak negatif kegiatan-kegiatan (proses dll) mereka

terhadap lingkungan, seperti menimbulkan perubahan yang merugikan

terhadap udara, air atau tanah;

2. Mematuhi peraturan perundangan-undangan dan persyaratan-persyaratan

berorientasi lingkungan yang berlaku;

14
3. Memperbaiki hal-hal di atas secara berkelanjutan.

1. Alasan-alasan Penerapan ISO-14000

Satu set standar internasional membawa fokus seluruh dunia untuk

lingkungan, mendorong dunia yang lebih bersih, lebih sehat bagi kita semua.

Keberadaan standar memungkinkan organisasi untuk memfokuskan upaya

lingkungan terhadap suatu kriteria yang diterima secara internasional.

Fakta bahwa perusahaan mungkin perlu sertifikasi pengelolaan lingkungan

untuk bersaing di pasar global dengan mudah bisa menaungi semua alasan etis

untuk pengelolaan lingkungan. ISO 14000 manajemen sistem pendaftaran dapat

menjadi kebutuhan utama untuk melakukan bisnis di banyak daerah atau industri.

2. Manfaat Penerapan ISO 14000

a. Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,

karyawan dan masyarakat umumnya.

b. Meningkatkan persepsi dan pengertian masalah lingkungan di dalam

organisasi Sebuah kerangka untuk melakukan peningkatan terus menerus

dalam pengelolaan lingkungan dan meningkatkan kemampuan dalam

pemenuhan persyaratan perundang-undangan.

c. Mengukur untuk menghasilkan lebih sedikit pemborosan akan biaya produk,

material handling dan pemborosan biaya penjualan yang mana bisa

dimasukkan kembali kedalam bisnis perusahaan.

d. Meningkatkan efisiensi, penggunaan energi dan bahan baku yang lebih baik

sehingga dapat meningkatkan keuntungan perusahaan.

e. Image pengelolaan lingkungan yang kuat dapat membantu menarik pelanggan

15
sehingga dapat meningkatkan market share.

f. Meningkatkan kesadaran lingkungan

2.2 Perbedaan Jenis Standar SMM ISO 9000: 2008, ISO 22000 Dan ISO

14000

a. ISO 9000 : 2008 : Standar ini berfokus pada sistem manajemen kualitas.

Tujuannya adalah untuk membantu organisasi memastikan bahwa mereka

memenuhi kebutuhan pelanggan dan stakeholder lainnya. Penerapannya

melibatkan pembuatan prosedur dan kebijakan kualitas, pelatihan staf, dan

audit internal dan eksternal.

b. ISO 22000 : Standar ini berfokus pada sistem manajemen keamanan pangan.

Tujuannya adalah untuk memastikan keamanan pangan sepanjang rantai

pasokan. Penerapannya melibatkan identifikasi dan kontrol bahaya keamanan

pangan, serta komunikasi efektif tentang bahaya ini sepanjang rantai pasokan.

c. ISO 14000 : Standar ini berfokus pada sistem manajemen lingkungan.

Tujuannya adalah untuk membantu organisasi meminimalkan dampak negatif

mereka terhadap lingkungan. Penerapannya melibatkan identifikasi dan

kontrol dampak lingkungan, peningkatan kinerja lingkungan, dan pemenuhan

tujuan lingkungan.

Perbedaan utama antara standar ini adalah fokus mereka: ISO 9000:2008

berfokus pada kualitas, ISO 22000 berfokus pada keamanan pangan, dan ISO

14000 berfokus pada lingkungan. Namun, semua standar ini berbagi konsep dasar

yang sama, yaitu penerapan sistem manajemen untuk mencapai tujuan tertentu.

16
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

ISO 9000:2008 adalah standar manajemen mutu yang memberikan

pedoman untuk mengembangkan, mengimplementasikan, dan meningkatkan

sistem manajemen mutu. ISO 22000 adalah standar sistem manajemen keamanan

pangan global untuk seluruh rantai pasokan makanan, dari mulai petani dan

produsen ke pengolah dan pengepak, hingga transportasi dan penjualan. ISO

14000 adalah kumpulan standar-standar terkait pengelolaan lingkungan yang

disusun untuk membantu organisasi untuk: meminimalisir dampak negatif

kegiatan-kegiatan mereka terhadap lingkungan, seperti menimbulkan perubahan

yang merugikan terhadap udara, air atau tanah.

Perbedaan utama antara standar ini adalah fokus mereka: ISO 9000:2008

berfokus pada kualitas, ISO 22000 berfokus pada keamanan pangan, dan ISO

14000 berfokus pada lingkungan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Arvanitoyannis, I. S. (2009). HACCP and ISO 22000 Application to Foods of


Animal Origin. USA: Wiley-Blackwell.

Aufa, Rahmatika, dkk. 2014. Makalah Pengelolaan Kualitas Lingkungan: ISO


9000 Dan ISO 14000.

Bangsa, Putra Kesuma. 2020. Makalah Manajemen Mutu Total: ISO 9000 Dan
ISO14000.

Bergh, P.A., & Rabbit, J.T. 1994. The ISO 9000 book. New York: Quality
Resources.

Efendi. 2007. Analisis Kesenjangan Sistem Manajemen Mutu dan Keamanan


Pangan di PT. Indesso Aroma Dengan ISO 22000 : Model Produk Ekstrak
Teh hijau. (Tesis) Sekolah Pascasarjana. IPB. Bogor.

Http://tripconsultant.blogspot.co.id/2009/10/belajar-sistem-manajemen-iso-iso-
9000_27.html diakses pada tanggal 17 Desember 2023.

Ikhwansyah, Arbhy Indera. 2011. Makalah Pencegahan Pencemaran:


International Organization for Standarization (ISO).

Karipidis, P., Athanassiadis, K., Aggelopoulos, S., Giompliakis, E. 2009. Factors


affecting the adoption of quality assurance systems in small food
enterprises. Food control, 20(2), 93-98.

M. N. Nasution. 2001. Manajemen Mutu Terpadu (TQM). Jakarta: Ghalia


Indonesia.

Murphy, C. N. (2009). ISO, The International Organization for Standardization:


Global Governance Through Voluntary Consensus (Global Institutions).
New York: University of Manchester.

Prasetya. 2004. Logika dan Prosedur Penelitian. Jakarta: STIA LAN Press.

Rasyidin, M, dkk.2022. Manajemen Agribisnis (ISO 22000.

Silaban, Bernard E & Sugianto Yusup. 2011. Implementasi Sistem Manajemen


Mutu ISO 9001:2008 pada Industri Kontraktor (Studi Kasus PT. MAK).
Jurnal: Esensi, 14 (3), hlm 16-38.

Suardi, R. 2001. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2000: Penerapannya untuk


mencapai TQM. Jakarta: Penerbit PPM.

18
Sudarmaji. (2005). Analisis bahaya dan pengendalian titik kritis (Hazard Analysis
Critical Control Point). Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1(2) : 183-190.

Suklan, H. (1998). Pedoman Pelatihan System Hazard Analysis Critical Control


Point (HACCP) untuk Pengolahan Makanan. Depkes RI. Jakarta.

19

Anda mungkin juga menyukai