Disusun oleh :
Dosen Pembimbing :
FAKULTAS TEKNIK
2016
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ...............................................................................
1.3 Tujuan ..................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Buangan Padat ..........................................................................
2.2 Definisi B3 .............................................................................................
2.3 Jenis dan Macam – Macam Buangan Padat dan B3 ...............................
2.4 Contoh Buangan Padat dan B3 di Lingkungan Sekitar ..........................
2.5 Dampak yang di Akibatkan Oleh Buangan Padat dan B3 .....................
2.6 Teknik Pengolahan Buangan Padat dan B3 ...........................................
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Inayah-
Nyasehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya untuk kesempurnaan makalah. Terima kasih.
Hormat Kami,
Penyusun
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Buangan Padat, yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan
buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah.
Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan
pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan
padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan
naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air.
Selain mencemari lingkungan, buangan padat juga tidak mudah untuk di olah
kembali menjadi bahan yang lebih berguna. Pencemaran akibat buangan padat juga
dapat mencemari udara serta daratan. Misalnya contoh buangan padat yang
mencemari udara yaitu apabila ada sampah plastik atau bahan padat lain yang
menimbun serta menimbulkan bau yang tidak sedap akibat dari bakteri yang
terdapat pada buangan padat yang menimbun tersebut.
1.3 Tujuan
Buangan padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari
kegiatan industri dandomestik. Buangan padat domestik pada umumnya berbentuk
limbah padat rumah tangga, buangan padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis buangan padat:
kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri,
kulit telur, dll. Sumber-sumber dari buangan padat sendiri meliputi seperti pabrik
gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secaragaris besar buangan padat terdiri dari :1) Buangan padat yang
mudah terbakar.2) Buangan padat yang sukar terbakar.3) Buangan padat yang
mudah membusuk.4) Buangan padat yang dapat di daur ulang.5) Buangan padat
radioaktif.6) Bongkaran bangunan.7) Lumpur.
Buangan padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya.
2.2 Definisi B3
1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(25 0C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama
atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.
3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan
cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih
rendah atau sama dengan 35 0C.
4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik
nyala 0-210C.
5. Mudah menyala (flammable).
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
7. Sangat beracun (highly toxic);
8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan
akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
10.Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang
dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang
bersifat basa.
11.Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
12.Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),
persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak
lingkungan.
13.Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.
14.Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio.
15.Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
(merubah genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam
Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :
1. Klasifikasi I, meliputi :
A. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak
langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
B. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
2. Klasifikasi II, meliputi :
A. Bahan radiasi;
B. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
C. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir;
D. Bahan etilogik/biomedik;
E. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
F. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
G. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.
Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga
pada SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. 187/1999. Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya disertakan gambar atau logo pada
kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya dan Beracun ini, yang
terbaru, diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013
tentang Simbol dan Label Limbah B3.
Dampak yang diakibatan dari buangan padat dan B3 banyak dan sangat
mambahayakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gelbert (1996)
ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu:
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut :
Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.
Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi
• Oral yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3melalui
mulut dan kemudian saluran pencernaan hingga pada akhirnya dapat
merusak organ pencernaan contohnya dapat merusak ginjal akibat tubuh
kemasukkan zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3.
• Inhalasi yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3
melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah serta
dapat merusak organ pernafasan
• Dermal yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 melalui
kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah hal sering terjadi
karena tanpa sadar kita sering menyentuh barang yang kita tidak tahu itu
berbahaya dan beracun atau tidak.
Penghasil Limbah B3
Pengumpul Limbah B3
Pengangkut Limbah B3
Pemanfaat Limbah B3
Pengolah Limbah B3
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan
senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan.
Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam
berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime,
dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida,
dan garam – garam besi. Adanya complexing agent, misalnya NTA (Nitrilo
Triacetic Acid) atau EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid), menyebabkan
presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus
dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan
penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki
karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah
domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan. Presipitasi
fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan
slaked lime, garam besi, atau garam alumunium.
Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir
seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau
toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat
meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur sehingga
memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi mahal.
Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini
dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah
penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai
limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses
ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang
diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini
juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan
proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan
limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk
hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke
dalam rantai makanan di dalam ekosistem.
Pengelolaan Buangan Padat
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan
bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat
merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda
(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
3. Insinerasi
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-
daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan
sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan
cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme,
yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran
seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran
mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi
gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and
Recycle). Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya
adalah:
b. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini
relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian
khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung
merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih
mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.
d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.
Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah
lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya;
peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas
logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur
ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat
didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai
bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
1) Kacadapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material
kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada
Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur
ulang.
2) Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur
ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya
menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
3) Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,
terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik
terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga
mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk
segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu
angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti
dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk
Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.
BAB III
Penutup
3.1 kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui apa itu buangan
padat dan B3 beserta jenis-jenisnya, serta mengetahui apa saja dampak yang
ditimbulkan oleh buangan padat dan B3 dan yang terpenting mengetahui
bagaimana mengolah buangan padat dan B3 agar tidak menjadi bahan yang
berbahaya bagi manusia serta lingkungan.
3.2 Saran
https://alamendah.org/2014/10/05/bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-pengertian-dan-jenis/
http://virochemist.blogspot.co.id/2010/12/komponen-pencemaran-air.html
http://artonang.blogspot.co.id/2015/09/ciri-ciri-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3.html
http://dinarsaputri.weblog.esaunggul.ac.id/2014/12/16/pengelolaan-limbah-padat/
https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_(B3)
http://laboratoriumlingkunganbywildatl32.blogspot.co.id/2011/09/laboratorium-buangan-padat-
pengelolaan.html
http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html
http://p-watashi.blogspot.co.id/2010/11/dampak-limbah.html
http://biologi-indah.blogspot.co.id/p/pengaruh-limbah-b3-terhadap-kesehatan.html
http://ohanhandiyantomatematika.blogspot.co.id/2013/01/makalah-plh-bahan-berbahaya-dan-
beracun.html
http://dkp.bogorkab.go.id/index.php/multisite/post/1498/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-
beracun-b3-#.VyIiRHpA47A
http://fokusmakakal.blogspot.co.id/2013/08/penanganan-limbah-padat-cair-gas-dari.html
http://kimia-industry.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-limbah-padat-cara.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_%28B3%29