Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Disusun oleh :

 MUHAMMAD THORIQ AL-QODRI


 NUR MIAD AL FAATHIR

Dosen Pembimbing :

Bapak Dino Rimantho

FAKULTAS TEKNIK

TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PANCASILA

2016
DAFTAR ISI

                                                                                                                       Halaman
KATA PENGANTAR ..........................................................................            i
DAFTAR ISI ........................................................................................           ii

BAB I   PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .....................................................................................       
1.2  Rumusan Masalah ...............................................................................
1.3  Tujuan ..................................................................................................

BAB II  PEMBAHASAN
2.1  Definisi Buangan Padat ..........................................................................
2.2  Definisi B3 .............................................................................................
2.3  Jenis dan Macam – Macam Buangan Padat dan B3 ...............................
2.4  Contoh Buangan Padat dan B3 di Lingkungan Sekitar ..........................
2.5  Dampak yang di Akibatkan Oleh Buangan Padat dan B3 .....................
2.6  Teknik Pengolahan Buangan Padat dan B3 ...........................................

BAB III PENUTUP


3.1  Kesimpulan ...........................................................................................
3.2  Saran .....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................         iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Inayah-
Nyasehingga kami dapat menyelesaikan  makalah ini dengan penuh kemudahan.
Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan
dengan baik.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang
telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun
mohon untuk saran dan kritiknya untuk kesempurnaan makalah. Terima kasih.  

                                                                                                Hormat Kami,

                                                                                                                                      
                                                                                             Penyusun
Bab I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang

Buangan Padat, yang dimaksud bahan buangan padat adalah adalah bahan
buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar atau yang halus, misalnya sampah.
Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan
pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal. Apabila bahan buangan
padat tersebut menimbulkan pelarutan, maka kepekatan atau berat jenis air akan
naik. Kadang-kadang pelarutan ini disertai pula dengan perubahan warna air.
Selain mencemari lingkungan, buangan padat juga tidak mudah untuk di olah
kembali menjadi bahan yang lebih berguna. Pencemaran akibat buangan padat juga
dapat mencemari udara serta daratan. Misalnya contoh buangan padat yang
mencemari udara yaitu apabila ada sampah plastik atau bahan padat lain yang
menimbun serta menimbulkan bau yang tidak sedap akibat dari bakteri yang
terdapat pada buangan padat yang menimbun tersebut.

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), Dalam kehidupan sehari-hari, disadari


atau tidak, kita sering bersinggungan dengan berbagai bahan berbahaya dan
beracun. Tanpa kita mengenal pengertian, jenis dan cara pengelolaannya dengan
benar, akan memberikan dampak yang berkepanjangan dan beruntun terhadap
manusia dan lingkungan. Mengingat penting dan dampaknya bahan berbahaya dan
beracun bagi manusia, lingkungan, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lainnya, pemerintah melakukan pengaturan ketat. Pengaturan
pengelolaan B3 ini meliputi pembuatan, pendistribusian, penyimpanan,
penggunaan, hingga pembuangan limbah B3. Selain itu bahan berbahaya dan
beracun
1.2 Rumusan Masalah

 Bagaimana definisi buangan padat dan B3…?


 Apa saja jenis dan macam-macam buangan padat dan B3…?
 Apa saja contoh buangan padat dan B3 yang terdapat di lingkungan…?
 Apakah dampak dari buangan padat dan B3…?
 Bagaimana cara menanggulangi dampak dari buangan padat dan B3…?
 Bagaimana cara mengolah buangan padat dan B3…?

1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui definisi dari Buangan Padat dan B3


 Untuk mengetahui jenis dan macam-macam Buangan Padat dan B3
 Untuk mengetahui Buangan Padat dan B3 yang terdapat di lingkungan
 Untuk mengetahui dampak Buangan Padat dan B3
 Untuk mengetahui cara menanggulangi dampak dari Buangan Padat dan
B3
 Untuk mengetahui cara mengolah Buangan Padat dan B3
BAB II
Pembahasan
2.1 Definisi Buangan Padat

Buangan padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur
atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari
kegiatan industri dandomestik. Buangan padat domestik pada umumnya berbentuk
limbah padat rumah tangga, buangan padat kegiatan perdagangan, perkantoran,
peternakan, pertanian serta dari tempat-tempatumum. Jenis-jenis buangan padat:
kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca,organik, bakteri,
kulit telur, dll. Sumber-sumber dari buangan padat sendiri meliputi seperti pabrik
gula, pulp,kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau
daging. Secaragaris besar buangan padat terdiri dari :1) Buangan padat yang
mudah terbakar.2) Buangan padat yang sukar terbakar.3) Buangan padat yang
mudah membusuk.4) Buangan padat yang dapat di daur ulang.5) Buangan padat
radioaktif.6) Bongkaran bangunan.7) Lumpur.

Buangan padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini
dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah anorganik. Sampah organik
Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung bahan-bahan
organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu
pembersihan kebun dan sebagainya.
2.2 Definisi B3

Bahan Berbahaya dan Beracun atau kerap disingkat B3 adalah zat atau


bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan atau kelangsungan
hidup manusia, makhluk lain, dan atau lingkungan hidup pada umumnya. Karena
sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan
penanganan yang khusus.

Peraturan Pemerintah Nomor 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun mendefinisikan Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3) sebagai zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk
hidup lain.[1]
Bahan-bahan tersebut selanjutnya dapat diklasifikasikan dalam kelompok-
kelompok bahan yang bersifat:

1. mudah meledak (explosive);


2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10.korosif (corrosive);
11.bersifat iritasi (irritant);
12.berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13.karsinogenik (carcinogenic);
14.teratogenik (teratogenic);
2.3 Jenis dan Macam-Macam Buangan Padat dan B3

Jenis dan Macam Buangan Padat :

 Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu buangan padat/limbah padat


semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai
mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa makanan, sisa dapur, sampah sayuran,
kulit buah-buahan.
 Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu buangan
padat/limbah padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh
mikroorganisme, sehingga sulit membusuk. Contohnya yaitu: selulosa, kertas,
plastik, kaca, logam.
 Sampah abu (ashes), yaitu buangan padat/ limbah padat yang berupa abu,
biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan
tidak mudah membusuk.
 Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua buangan padat/ limbah
padat yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak
yang mati.
 Sampah sapuan (street sweeping), yaitu buangan padat/ limbah padat hasil
sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti
dedaunan, kertas dan plastik.
 Sampah industri (industrial waste), yaitu semua buangan padat/ limbah padat
yang bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis
industrinya.

Jenis dan Macam B3 :

1. Mudah meledak (explosive), yaitu bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(25 0C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau fisika
dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
2. Pengoksidasi (oxidizing), yaitu bahan yang memiliki waktu pembakaran sama
atau lebih pendek dari waktu pembakaran senyawa standar.
3. Mangat mudah sekali menyala (extremely flammable), yaitu B3 padatan dan 
cairan yang memiliki titik nyala di bawah 0 derajat C dan titik didih lebih
rendah atau sama dengan 35 0C.
4. Sangat mudah menyala (highly flammable), yaitu bahan yang memiliki titik
nyala 0-210C.
5. Mudah menyala (flammable).
6. Amat sangat beracun (extremely toxic);
7. Sangat beracun (highly toxic);
8. Beracun (moderately toxic), yaitu bahan yang bersifat racun bagi manusia dan
akan menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam
tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut.
9. Berbahaya (harmful), yaitu bahan baik padatan maupun cairan ataupun gas
yang jika terjadi kontak atau melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan
bahaya terhadap kesehatan sampai tingkat tertentu.
10.Korosif (corrosive), yaitu bahan yang menyebabkan iritasi pada kulit,
menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja SAE 1020 dengan laju
korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun, atau mempunyai pH sama atau kurang
dari 2 untuk B3 bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk yang
bersifat basa.
11.Bersifat iritasi (irritant), yaitu bahan padat atau cair yang jika terjadi kontak
secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit atau
selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
12.Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment), yaitu bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),
persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak
lingkungan.
13.Karsinogenik (carcinogenic), yaitu bahan yang dapat menyebabkan sel kanker.
14.Teratogenik (teratogenic), yaitu bahan yang dapat mempengaruhi pembentukan
dan pertumbuhan embrio.
15.Mutagenik (mutagenic), yaitu bahan yang menyebabkan perubahan kromosom
(merubah genetika).
Jenis dan klasifikasi Bahan Berbahaya dan Beracun juga diuraikan
dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 453/Menkes/Per/XI/1983. Dalam
Kepmenkes ini B3 dikelompokkan dalam 4 klasifikasi yaitu :

1. Klasifikasi I, meliputi :
A. Bahan kimia atau sesuatu yang telah terbukti atau diduga keras dapat
menimbulkan bahaya yang fatal dan luas, secara langsung atau tidak
langsung, karena sangat sulit penanganan dan pengamanannya;
B. Bahan kimia atau sesuatu yang baru yang belum dikenal dan patut diduga
menimbulkan bahaya.
2. Klasifikasi II, meliputi :
A. Bahan radiasi;
B. Bahan yang mudah meledak karena gangguan mekanik;
C. Bahan beracun atau bahan lainnya yang mudah menguap dengan LD50 (rat)
kurang dari 500 mg/kg atau yang setara, mudah diabsorpsi kulit atau selaput
lendir;
D. Bahan etilogik/biomedik;
E. Gas atau cairan beracun atau mudah menyala yang dimampatkan;
F. Gas atau cairan atau campurannya yang bertitik nyala kurang dari 350C;
G. Bahan padat yang mempunyai sifat dapat menyala sendiri.

3. Klasifikasi III, meliputi :


A. Bahan yang dapat meledak karena sebab-sebab lain, tetapi tidak mudah
meledak karena sebab-sebab seperti bahan klasifikasi II;
B. Bahan beracun dengan LD50 (rat) kurang dari 500 mg/kg atau setara tetapi
tidak mempunyai sifat seperti bahan beracun klasifikasi II;
C. Bahan atau uapnya yang dapat menimbulkan iritasi atau sensitisasi, luka dan
nyeri;
D. Gas atau cairan atau campurannya dengan bahan padat yang bertitik nyala
350Csampai 600C;
E. Bahan pengoksidasi organik;
F. Bahan pengoksidasi kuat;
G. Bahan atau uapnya yang bersifat karsinogenik, tetratogenik dan mutagenik;
H. Alat atau barang-barang elektronika yang menimbulkan radiasi atau bahaya
lainnya.
4. Klasifikasi IV, yaitu :
A. Bahan beracun dengan LD50 (rat) diatas 500 mg/kg atau yang setara;
B. Bahan pengoksid sedang;
C. Bahan korosif sedang dan lemah;
D. Bahan yang mudah terbakar.

Selain itu penggolongan bahan berbahaya dan beracun dapat dilihat juga
pada SK Menteri Perindustrian No. 148/M/SK/4/1985 dan Keputusan Menteri
Tenaga Kerja No. 187/1999. Untuk mengenali masing-masing jenis Bahan
Berbahaya dan Beracun tersebut biasanya disertakan gambar atau logo pada
kemasannya. Pemberian simbol Bahan Berbahaya dan Beracun ini, yang
terbaru, diatur oleh Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2013
tentang Simbol dan Label Limbah B3.

2.4 Contoh Buangan Padat dan B3 di Lingkungan Sekitar

Contoh Buangan Padat di Lingkungan Sekitar

Menurut Damanhuri (2004) sampah dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa


hal seperti dibawah ini, yaitu:
1.   Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya antara lain:
a.       Sampah permukiman;
b.      Sampah daerah komersil;
c.       Sampah institusi;

2.   Berdasarkan cara penanganan dan pengolahan sampah dibedakan berdasarkan:


a.       Komponen yang mudah membusuk;
b.      Komponen bervolume besar dan mudah terbakar;
c.   Komponen bervolume besar dan sulit terbakar;
d.      Komponen kecil dan sulit terbakar;
3.   Klasifikasikan sampah dari negara industri dibedakan atas:
a.      Sampah organik mudah membusuk (garbage);
b.      Sampah organik tak membusuk (rubbish);
c.      Sampah sisa abu pembakaran penghangat rumah (ashes);
d.      Sampah bangkai binatang;
e.      Sampah sapuan jalan;
f.       Sampah buangan konstruksi.
4.   Klasifikasi sampah berdasarkan komposisi antara lain:
a.      Sampah seragam seperti kertas, karton;
b.      Sampah tidak seragam (campuran).
5.   Berdasarkan status pemukiman sampah dibedakan atas:
a.      Sampah kota;
b.      Pedesaan.
6. Berdasarkan sifat-sifat biologis dan kimianya sampah dapat digolongkan
menjadikan:
a.      Sampah yang dapat membusuuk (garbage);
b.      Sampah yang tidak membusuk (refuse);
c.      Sampah berupa debu dan abu;
Contoh B3 di Lingkungan Sekitar

1. Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:


 Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada
pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang
stabil dan mudah menguap.
 Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.
 Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan
dengn lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa
lumpur dari hasil proses tersebut.
 Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan
cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

Limbah B3 dikarakterisasikan berdasarkan beberapa parameter yaitu total solids


residue (TSR), kandungan fixed residue (FR), kandungan volatile solids (VR),
kadar air (sludge moisture content), volume padatan, serta karakter atau sifat B3
(toksisitas, sifat korosif, sifat mudah terbakar, sifat mudah meledak, beracun, serta
sifat kimia dan kandungan senyawa kimia). Contoh limbah B3 ialah logam berat
seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg, dan Zn serta zat kimia seperti pestisida,
sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd dihasilkan dari lumpur dan limbah
industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan dari industri klor-alkali, industri
cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta pembakaran bahan bakar fosil. Pb
dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.

Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi


rendah. Daftar lengkap limbah B3 dapat dilihat di PP No. 85 Tahun 1999:
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Silakan klik link
tersebut untuk daftar lengkap yang juga mencakup peraturan resmi dari Pemerintah
Indonesia.
2.5  Dampak yang di akibatkan Oleh Buangan Padat dan B3

Dampak yang diakibatan dari buangan padat dan B3 banyak dan sangat
mambahayakan. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Gelbert (1996)
ada tiga dampak sampah terhadap manusia dan lingkungan yaitu: 

a. Dampak terhadap kesehatan 

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang
tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan
menarik bagi berbagai binatang seperti, lalat dan anjing yang dapat menjangkitkan
penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai
berikut :

 Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
 Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
 Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salahsatu contohnya
adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita(taenia). Cacing ini
sebelumnya masuk kedalam pencernakan binatang ternak melalui
makanannya yang berupa sisa makanan/sampah.

b. Dampak terhadap lingkungan 

Cairan rembesan sampah yang masuk kedalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesien akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis. Penguraian sampah yang di buang kedalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap, gas ini
pada konsentrasi tinggi dapat meledak.
c. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

Dampak-dampak tersebut adalah sebagai berikut :

 Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat


kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah meningkatnya pembiayaan
(untuk mengobati kerumah sakit).
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya dijalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu
lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.
 Selain itu jika banyak sampah yang menumpuk jugabisa mengganggu
pengguna jalan serta juga mengganggu keindahan suatu tata kota tersebut.
 Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan
memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan,
drainase, dan lain-lain
 Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang
tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan
air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan
cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan
perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki. Dalam hal ini contoh kecilnya
yang sedang terjadi di daerah jakarta dimana banyak sampah yang
menimbun didalam gorong-gorong dikawasan jakarta hingga membuat
aliran air tersendat bahkan tidak bisa mengalir.

Selain buangan padat atau sampah yang membahayakan bagi kesehatan


manusia serta kesehatan lingkungan ternyata bahaya limbah B3 lebih
berbahaya bila tidak ditangani dengan serius. Limbah yang dihasilkan dari
bahan berbahay ataupun bahan yang beracun memiliki karakteristik yang
tidak dimiliki oleh limbah lainnya yaitu mudah terbakar, sangat reaktif serta
bersifat korosif. Dengan karakteistik yang dimilikinya, B3 mempengaruhi
kesehatan dengan mencelakakan manusia secara langsung dan maupun tidak
langsung .
Zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 masuk ke tubuh manusia melalui
3 cara yaitu:

• Oral yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3melalui
mulut dan kemudian saluran pencernaan hingga pada akhirnya dapat
merusak organ pencernaan contohnya dapat merusak ginjal akibat tubuh
kemasukkan zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3.
• Inhalasi yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3
melalui saluran pernapasan, bersifat cepat memasuki peredaran darah serta
dapat merusak organ pernafasan
• Dermal yaitu masuknya zat toksik yang dihasilkan oleh limbah B3 melalui
kulit sehingga mudah masuk ke dalam peredaran darah hal sering terjadi
karena tanpa sadar kita sering menyentuh barang yang kita tidak tahu itu
berbahaya dan beracun atau tidak.

Selain berdampak buruk bagi kesahatan manusia, limbah B3 juga dapat


membahayakan kesehatan lingkungan yaitu melalui media air, tanah, udara.
Banyak dampak negatif yang dihasilkan oleh limbah B3 contohnya apabila
media air yang tercemar oleh limbah B3 maka biota yang terdapat di air
mungkin akan mengalami keberlangsungan hidup mereka serta juga dapat
merusak terumbu karang. Selain itu limbah B3 juga dapat berdampak buruk
bagi rantai makanan hewan yaitu limbah B3 dapat memutus salah satu dari
rantai makanan tersebut sehingga menyebabkan kematian hewan yang akan
berdampak pada kepunahan hewan tersebut. Limbah B3 meracuni makhluk
hidup melaluirantai makanan sehingga menyebabkan organisme seperti
tumbuhan, hewan dan manusia terpapar oleh zat beracun akibat dari limbah
B3
2.6  Teknik Pengolahan Buangan Padat dan B3

Pengelolaan Limbah B3 merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang


mencakup penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, dan
pengolahan limbah B3 termasuk penimbunan hasil pengolahan tersebut. Sehingga
dapat disimpulkan pelaku pengelolaan limbah B3 antara lain :

 Penghasil Limbah B3
 Pengumpul Limbah B3
 Pengangkut Limbah B3
 Pemanfaat Limbah B3
 Pengolah Limbah B3

Beberapa metode penanganan limbah B3 yang umum diterapkan adalah sebagai


berikut:

1. Metode Pengolahan secara Kimia,

Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan


partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat,
senyawa fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan bahan kimia
tertentu yang diperlukan tergantung jenis dan kadar limbahnya.

Proses pengolahan limbah B3 secara kimia yang umum dilakukan adalah


stabilisasi/ solidifikasi. Stabilisasi/ solidifikasi adalah proses mengubah bentuk
fisik dan/atau senyawa kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau zat
pereaksi tertentu untuk memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan, atau
penyebaran daya racun limbah, sebelum dibuang. Definisi stabilisasi adalah proses
pencampuran limbah dengan bahan tambahan dengan tujuan menurunkan laju
migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah
tersebut. Solidifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan
berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses tersebut seringkali terkait
sehingga sering dianggap mempunyai arti yang sama. Contoh bahan yang dapat
digunakan untuk proses stabilisasi/solidifikasi adalah semen, kapur, dan bahan
termoplastik.

 
Presipitasi adalah pengurangan bahan-bahan terlarut dengan cara menambahkan
senyawa kimia tertentu yang larut dan dapat menyebabkan terbentuknya padatan.
Dalam pengolahan air limbah, presipitasi digunakan untuk menghilangkan logam
berat, sufat, fluoride, dan fosfat. Senyawa kimia yang biasa digunakan adalah lime,
dikombinasikan dengan kalsium klorida, magnesium klorida, alumunium klorida,
dan garam – garam besi. Adanya complexing agent, misalnya NTA (Nitrilo
Triacetic Acid) atau EDTA (Ethylene Diamine Tetraacetic Acid), menyebabkan
presipitasi tidak dapat terjadi. Oleh karena itu, kedua senyawa tersebut harus
dihancurkan sebelum proses presipitasi akhir dari seluruh aliran, dengan
penambahan garam besi dan polimer khusus atau gugus sulfida yang memiliki
karakteristik pengendapan yang baik. Pengendapan fosfat, terutama pada limbah
domestik, dilakukan untuk mencegah eutrophicationdari permukaan. Presipitasi
fosfat dari sewage dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu penambahan
slaked lime, garam besi, atau garam alumunium.

Koagulasi dan Flokulasi digunakan untuk memisahkan padatan tersuspensi dari


cairan jika kecepatan pengendapan secara alami padatan tersebut lambat atau tidak
efisien. Proses koagulasi dan flokulasi adalah konversi dari polutan-polutan yang
tersuspensi koloid yang sangat halus didalam air limbah, menjadi gumpalan-
gumpalan yang dapat diendapkan, disaring, atau diapungkan.

Beberapa kelebihan proses pengolahan kimia antara lain dapat menangani hampir
seluruh polutan anorganik, tidak terpengaruh oleh polutan yang beracun atau
toksik, dan tidak tergantung pada perubahan konsentrasi. Pengolahan kimia dapat
meningkatkan jumlah garam pada effluent, meningkatkan jumlah lumpur sehingga
memerlukan bahan kimia tambahan akibatnya biaya pengolahan menjadi mahal.

1. Metode Pengolahan secara Fisik

Sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, dilakukan


penyisihan terhadap bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah
mengendap atau bahan-bahan yang terapung. Penyaringan
atau screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan
tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap
dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan.  Parameter desain
yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel
dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahan-bahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses pengolahan berikutnya.
Flotasi juga dapat digunakan sebagai cara penyisihan bahan-bahan tersuspensi
(clarification) atau pemekatan lumpur endapan (sludge thickening) dengan
memberikan aliran udara ke atas (air flotation).

Proses filtrasi di dalam pengolahan air buangan, biasanya dilakukan untuk


mendahului proses adsorbsi atau proses reverse osmosis-nya, akan dilaksanakan
untuk menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam air agar
tidak mengganggu proses adsorbsi atau menyumbat membran yang dipergunakan
dalam proses osmosa.

Proses adsorbsi, biasanya dengan karbon aktif, dilakukan untuk menyisihkan


senyawa aromatik misalnya fenol dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama
jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut.

Teknologi membran (reverse osmosis) biasanya diaplikasikan untuk unit-unit


pengolahan kecil, terutama jika pengolahan ditujukan untuk menggunakan kembali
air yang diolah. Biaya instalasi dan operasinya sangat mahal.

1. Metode Pengolahan secara Biologi

Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang berkembang dewasa saat ini
dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi. Bioremediasi adalah
penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk mendegradasi/ mengurai
limbah B3. Sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan untuk
mengabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses
ini sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang
diperlukan lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik. Namun, proses ini
juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi merupakan
proses alami sehingga membutuhkan waktu yang relatif lama untuk membersihkan
limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu, karena menggunakan makhluk
hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke
dalam rantai makanan di dalam ekosistem.
Pengelolaan  Buangan Padat
1.    Penimbunan Terbuka

Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode
penimbunan terbuka.  Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama dan kuman
penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan
bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengansampah dapat
merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.

2.    Sanitary Landfill

Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah ke
tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda
(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk
mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari proses pembusukan
sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

3.    Insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat


yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah
berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses insinerasi
menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau
untuk pemanas ruangan.
4.    Pembuatan kompos padat dan cair

Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daun-
daun kering, kotoran hewan melalui proses penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik dalam penanganan
sampah organic.  Berdasarkan bentuknya kompos ada yang berbentuk padat dan
cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan menggunakan kultur mikroorganisme,
yakni menggunakan kompos yang sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran
seperti EMA efectif microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran
mikroorganisme yang dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organic.

5.    Daur Ulang

Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang baru,
mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan, dan emisi
gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Daur
ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas
kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan
produk / material bekas pakai, dan komponen utama dalam manajemen sampah
modern dan bagian ketiga adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and
Recycle). Material-material yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya
adalah:

a.       Bahan bangunan


Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan
mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan
batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan semacam aspal dan
hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru semacam
bata.

b.      Baterai 

Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini
relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian
khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis lama masih mengandung
merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih
mudah dan lebih murah untuk didaur ulang.

c.       Barang Elektronik 

Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone umumnya


tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat ekonominya. Material
yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang
terdapat pada barang elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dan lain-lain)
ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel,
resistor, plastik, dan lain-lain). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu
kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur
ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.

d.      Logam 
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia.
Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah
lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi proses logam pada umumnya;
peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi kualitas
logam tersebut. Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur
ulang paling efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat
didaur ulang tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai
bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.

e.       Bahan Lainnya 

1) Kacadapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya
dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material
kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan bangunan dan jalan. Sudah ada
Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur
ulang.

2) Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah
dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami
penurunan kualitas jika terus didaur ulang. Hal ini menjadikan kertas harus didaur
ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya
menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.

3) Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja,
terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik
terdapat kode mengenai jenis plastik yang membentuk material tersebut sehingga
mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk
segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu
angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti
dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk
Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur ulang.

BAB III
Penutup

3.1 kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah kita dapat mengetahui apa itu buangan
padat dan B3 beserta jenis-jenisnya, serta mengetahui apa saja dampak yang
ditimbulkan oleh buangan padat dan B3 dan yang terpenting mengetahui
bagaimana mengolah buangan padat dan B3 agar tidak menjadi bahan yang
berbahaya bagi manusia serta lingkungan.

3.2 Saran

Menurut kami, memberikan pengetahuan tentang buangan padat dan B3


sejak dini yaitu agar dapat mengetahui bahaya atau dampak yang ditimbulkan oleh
buangan padat dan B3 serta agar dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan
bersih karena apabila lingkungan kita sehat maka kita pun akan sehat jika
sebaliknya pun begitu jika lingkungan kita tidak sehat maka kita juga yang akan
menderita. Oleh karena itu, marilah bersama-sama kita wujudkan lingkungan yang
bersih dan sehat.
Daftar Pustaka

https://alamendah.org/2014/10/05/bahan-berbahaya-dan-beracun-b3-pengertian-dan-jenis/

http://virochemist.blogspot.co.id/2010/12/komponen-pencemaran-air.html

http://artonang.blogspot.co.id/2015/09/ciri-ciri-bahan-berbahaya-dan-beracun-b3.html

http://dinarsaputri.weblog.esaunggul.ac.id/2014/12/16/pengelolaan-limbah-padat/

https://id.wikipedia.org/wiki/Sampah

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_(B3)

http://laboratoriumlingkunganbywildatl32.blogspot.co.id/2011/09/laboratorium-buangan-padat-
pengelolaan.html

http://www.kajianpustaka.com/2015/02/pengertian-jenis-dan-dampak-sampah.html

http://p-watashi.blogspot.co.id/2010/11/dampak-limbah.html

http://biologi-indah.blogspot.co.id/p/pengaruh-limbah-b3-terhadap-kesehatan.html

http://ohanhandiyantomatematika.blogspot.co.id/2013/01/makalah-plh-bahan-berbahaya-dan-
beracun.html

http://dkp.bogorkab.go.id/index.php/multisite/post/1498/pengelolaan-limbah-bahan-berbahaya-dan-
beracun-b3-#.VyIiRHpA47A

http://fokusmakakal.blogspot.co.id/2013/08/penanganan-limbah-padat-cair-gas-dari.html
http://kimia-industry.blogspot.co.id/2011/04/pengertian-limbah-padat-cara.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_%28B3%29

Anda mungkin juga menyukai