• Pada bagian ini akan dibahas mengenai definisi dan sejarah keilmuan antropometri, faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri, metode pengukuran dan pengolahan data antropometri, serta penggunaan antropometri untuk perancangan (metode dan studi kasus). Pengantar • meja belajar yang terlalu rendah menyebabkan kita menulis dengan membungkuk. • pegangan jendela yang terlalu tinggi memaksa kita menjinjit untuk menggapainya. • pekerja sering dijumpai harus menjangkau tombol- tombol pada mesin secara berlebihan untuk mengoperasikannya. • pekerja yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan pakaian kerja atau sepatu keselamatan (safety shoes) yang cocok dikarenakan postur mereka yang kecil. • Berbagai dampak lain yang dapat ditimbulkan adalah: – Kerja otot berlebihan atau pemerasan tenaga yang harus dilakukan sehingga lebih cepat lelah dalam bekerja – Produktivitas kerja yang menurun akibat kelelahan karena terkurasnya tenaga (poin a) – Risiko terjadinya kesalahan kerja (error) yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja atau cacat produk. – Pegal dan ngilu pada bagian sistem otot-rangka jika penggunaannya dilakukan dalam waktu yang lama Variasi Antropometri • Variasi manusia dalam postur walaupun tinggi tubuh sama Definisi dan Sejarah • Antropometri berasal dari kata antropos, yang berarti manusia, dan metrikos, yang berarti pengukuran. • antropometri merupakan ilmu yang berhubungan dengan aspek ukuran fisik manusia. • Roebuck (1995) mendefinisikan antropometri sebagai ―the science of measurement and the art of application that establishes the physical geometry, mass properties, and strength capabilities of the human body‖. • Seorang arsitek yang bernama Vitruvius pada abad I SM menuliskan beberapa poin yang menarik (Panero dan Zelnik, 1979): – Tubuh manusia dirancang secara alamiah bahwa wajahnya sepersepuluh dari tinggi tubuh, tangan dari pergelangan hingga ujung jari tengah adalah sama, kepala mulai dagu hingga puncak merupakan seperdelapan bagian, dada paling atas hingga akar rambut terendah merupakan seperenam bagian, tengah dada hingga ujung kepala bagian atas merupakan seperempat bagian. Jika kita ambil tinggi wajah saja, jarak dari bawah dagu hingga sisi bawah lubang hidung merupakan sepertiga, selanjutnya ke garis antara alis mata juga sepertiga, dan sisa ke atasnya juga sepertiga. Panjang kaki merupakan seperenam dari tinggi tubuh, lengan bawah – seperempatnya, dan lebar dada juga seperempatnya. Anggota tubuh yang lain juga memiliki proporsi simetrisnya masing-masing. Kemudian, pada tubuh manusia yang menjadi titik pusat secara alamiah adalah pusar. Jika seseorang dibaringkan dengan kedua tangan dan kakinya direntangkan, dan sebuah jangka diletakkan pada pusarnya untuk membuat sebuah lingkaran, jari-jari kaki dan jari-jari tangannya akan menyentuh keliling lingkaran tersebut. Seperti tubuh manusia menghasilkan sebuah lingkaran, maka gambar sebuah bujursangkar juga dapat diperoleh. Jarak yang sama ditemukan dari telapak kaki hingga puncak kepala dengan lebar kedua kedua tangan yang terentang‖. Salah satu karya Leonardo da Vinci berdasarkan Vitruvian Norm-Man Faktor-faktor yang mempengaruhi antropometri • Usia • Jenis Kelamin • Ras dan Etnis • Pekerjaan dan aktivitas • Kondisi sosio-ekonomi Metode Pengukuran • Dimensi linear (jarak) Dimensi linear merupakan jarak terpendek antara dua titik pada tubuh manusia melingkupi panjang, tinggi, dan lebar segmen tubuh seperti: panjang jari, tinggi lutut, dan lebar pinggul. • Lingkar tubuh Lingkar tubuh diukur sebagai panjang keliling (sepanjang permukaan tubuh), misalnya, lingkar paha, lingkar perut, dan lingkar kepala. • Ketebalan lapisan kulit Biasanya, pengukuran ketebalan kulit ini ditujukan untuk mengetahui kandungan lemak dalam tubuh yang kemudian dijadikan sebagai acuan tingkat kebugaran tubuh. • Sudut Terdapat dua cara pengukuran sudut, yaitu dilakukan secara pasif dan secara aktif. Pengukuran secara pasif ditujukan untuk mengetahui kecenderungan posisi tubuh ketika bekerja, yang lebih lanjut lagi dapat digunakan untuk mengevaluasi potensi risiko kelainan pada sistem otot rangka. Pengukuran sudut secara aktif dimaksudkan untuk mengetahui fleksibilitas tubuh dalam bentuk kemampuan maksimum gerakan sistem otot-sendi (dikenal juga dengan range-of-motion atau ROM). Pengukuran aktif ini banyak dilakukan dalam studi yang berhubungan dengan rehabilitasi, olahraga, dan biomekanika • Bentuk dan kontur tubuh Aspek ini diperlukan untuk merancang berbagai peralatan yang berhubungan langsung dengan manusia, misalnya bentuk kaki untuk merancang sepatu yang nyaman bagi pemakainya. • Bobot, terutama bobot tubuh secara keseluruhan. • metode pengukuran dapat dibagi atas dua, yakni secara langsung dan secara tidak langsung (dengan memanfaatkan teknologi fotografi atau sensor) Dimensi Antropometri Teknik Pengolahan Data 1. Konsep Persentil Contoh ukuran yang menggunakan persentil kecil adalah tinggi alas kursi, diameter pegangan alat kerja, dan lain-lain. Ilustrasi untuk contoh yang pertama (tinggi alas kursi) adalah sebagai berikut. Semakin tinggi dimensi ‖tinggi alas kursi‖ dari lantai maka semakin tidak ergonomis bagi pengguna yang berpostur kecil karena membuat kaki menjadi menggantung dan mengakibatkan risiko penekanan pembuluh darah di bawah paha. Pilihan akan lebih baik, jika dimensi ‖tinggi alas kursi‖ terlalu rendah bagi orang yang berpostur besar. Rumus menghitung persentil Rumus menghitung persentil Contoh soal • Hasil pengukuran antropometri jangkauan tangan ke atas sampel pekerja di Jawa Barat menunjukkan nilai rata-rata sebesar 200,4 cm dengan simpangan baku 9,02 cm. Jika kita ingin merancang suatu rak perkakas, berapa sebaiknya tinggi rak yang paling atas? Teknik Pengolahan Data 2. Pengolahan Data Lanjut – Korelasi Disebut juga pendekatan skala rasio. Perhitungan korelasi digunakan untuk mengestimasi data antropometri seseorang menggunakan data antropometri rata-rata suatu populasi, dengan menggunakan suatu data acuan (biasanya tinggi badan). Misalnya kita secara sepintas dapat mengestimasi panjang kaki seseorang rekan jika diketahui tingginya, dengan mengacu kepada proporsi panjang kaki kita. – Penggunaan skala rasio mensyaratkan adanya korelasi yang kuat antara satu ukuran dengan ukuran yang lain. – Tingkat korelasi dilambangkan dengan koefisien korelasi (r), yang bernilai antara -1 dan +1 (-1<r<+1) +1 artinya berbanding lurus -1 berbanding terbalik 0 tidak ada korelasi x • koefisien korelasi dari dua data set x dan y (dengan rata-rata adalah x dan y ) dapat dihitung menggunakan Pearson product moment correlation coefficient dengan formula sebagai berikut: Contoh • Data hasil pengukuran tinggi badan tegak (tbt), tinggi mata berdiri (tmb) dan lebar pinggul duduk (lpd) seperti terlihat pada tabel berikut dengan jumlah sampel sebesar 12 orang. Jika data diasumsikan mempunyai distribusi normal, hitunglah koefisien korelasi antara tiga dimensi tersebut. • Dari data yang ada dapat dihitung nilai rata-rata tbt, tmb, dan lpd secara berurutan adalah 157,6; 146,4; dan 34,3. Dengan menggunakan formula perhitungan r di atas dapat diperoleh: r antara tbt dan tmb = 0,96 (korelasi yang sangat kuat) r antara tmb dan lpd = -0,02 (tidak ada korelasi) r antara tbt dan lpd = 0,05 (tidak ada korelasi) Penggunaan Antropometri untuk Perancangan • Perancangan berdasarkan individu besar/kecil (konsep persentil kecil/besar). Dalam konsep ini, mereka yang mempunyai tubuh besar atau tubuh kecil dijadikan sebagai pembatas besarnya populasi pengguna yang akan diakomodasi oleh rancangan. Biasanya yang dijadikan acuan adalah persentil besar (P95) atau persentil kecil (P5). • Perancangan yang dapat disesuaikan. Konsep ini digunakan untuk berbagai produk atau alat yang dapat diatur atau disesuaikan panjang, lebar, dan lingkarnya sesuai dengan kebutuhan pengguna. • Perancangan berdasarkan individu rata-rata. Pendekatan ini digunakan jika dua konsep sebelumnya, perancangan berdasarkan individu ekstrim dan perancangan yang dapat disesuaikan, tidak relevan atau tidak mungkin dilaksanakan. Prosedur sistematis perancangan berdasarkan antropometri • Tentukan populasi pengguna yang akan menggunakan objek rancangan. ‘Siapakah yang akan menggunakan produk ini?‘ Perlu dipahami lagi bahwa kelompok populasi yang berbeda akan mempunyai antropometri yang berbeda pula, berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, pekerjaan, dan kondisi sosio-ekonomi. Masing-masing kelompok populasi memiliki perbedaan dalam karakteristik fisik dan kebutuhan terhadap desain. • Tentukan dimensi tubuh yang terkait dengan objek rancangan. ‘Bagian dimensi tubuh mana yang paling penting dalam perancangan objek ini?‘ Sebagai contoh desain lorong ruangan harus mempertimbangkan lebar bahu dan tinggi badan. Desain telepon genggam harus memperhatikan lebar telapak tangan, panjang jari, dan besar ujung jari. • Lihat basis data antropometri yang tersedia. Evaluasi apakah data tersebut dapat langsung digunakan untuk perancangan atau tidak. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan adalah kesesuaian usia, jenis kelamin, tahun pengambilan data, dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi antropometri. Lakukan pengolahan data lanjutan jika diperlukan. Misalnya, kebutuhan untuk menggabungkan dua basis data. Prosedur sistematis perancangan berdasarkan antropometri • Lakukan pengukuran sendiri jika basis data tidak tersedia. Perhatikan ukuran sampel data dan faktor-faktor yang mungkin akan mempengaruhi validitas data, seperti alat dan metode yang dipakai. Pada bagian sebelumnya (subbab 2.4) telah dijelaskan beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan pengukuran antropometri, termasuk penentuan titik acuan pengukuran serta kemungkinan error dalam pencatatan dan input ke dalam komputer. • Tentukan persentase jumlah populasi yang akan diakomodasi. Idealnya memang kita harus mengakomodasi 100% dari populasi. Namun karena kendala aspek teknis dan biaya, biasanya angka 95% cukup dapat diterima. • Tentukan pendekatan perancangan yang akan digunakan. Apakah akan berdasarkan individu ekstrim, pengguna rata-rata atau dimensi yang dapat diatur besarannya. Prosedur sistematis perancangan berdasarkan antropometri • Tentukan nilai ukuran untuk setiap dimensi yang sudah ditetapkan pada langkah ke-2. Hitung nilai persentil, jika menggunakan konsep individu ekstrim (konsep persentil kecil atau besar). Besaran persentil yang akan digunakan ditentukan oleh persentase dari populasi yang akan diakomodasi. Perlu dicatat bahwa keputusan untuk membuat desain yang dapat mengakomodasi 95% populasi tidak selalu berarti bahwa nilai persentil 95% yang dipilih dalam perancangan, namun dapat juga persentil kecil (persentil 5). Dasar pemilihan persentil 5 atau persentil 95 telah dibahas sebelumnya. • Tambahkan besaran kelonggaran. Ada dua alasan utama pemberian nilai kelonggaran. Alasan pertama adalah untuk mempertimbangkan pakaian dengan ketebalan yang berbeda-beda. Kelonggaran yang sama juga berlaku jika pengguna dalam realitanya akan menggunakan sepatu, topi, sarung tangan, dan sebagainya. Alasan kedua adalah karena kenyataannya posisi pengguna produk cenderung dinamis, tidak selalu dalam posisi berdiri atau tidak selalu duduk tegak. Konsekuensinya, misalnya, tinggi mata berdiri atau pun tinggi mata duduk akan lebih rendah daripada waktu pengukuran. Hal ini akan mempengaruhi daerah pandang mata pengguna. Prosedur sistematis perancangan berdasarkan antropometri • Jika memungkinkan, visualisasikan rancangan (misalnya dengan bantuan komputer). Sekarang ini telah tersedia berbagai perangkat lunak untuk membantu proses perancangan, misalnya menggunakan CAD (computer aided- design). 10. • Evaluasi hasil rancangan. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan bantuan komputer (pada tahap awal) dan dalam bentuk prototipe (mock-up) pada tahap penyelesaian produk. Evaluasi penting dilakukan, apalagi jika dimensi-dimensi rancangan diperoleh dari dimensi tubuh yang berbeda-beda yang diukur terpisah. Evaluasi dengan komputer dapat dilakukan dengan mencocokkan rancangan dengan modelmodel individu yang mewakili persentil kecil dan persentil besar, misalnya perempuan dengan persentil 5 dan laki-laki dengan persentil 95. Pada tahap akhir evaluasi, simulasi penggunaan produk atau alat secara nyata dapat dilakukan. Umpan balik yang diharapkan adalah kesesuaian produk dengan memperhatikan kondisi dinamis pengguna ketika berinteraksi dengan produk tersebut. TUGAS • Buat Kelompok, 1 kelompok 5 orang • Cari tugas akhir atau jurnal yang isinya mengenai perancangan produk/stasiun kerja, yang didalamnya menggunakan data antropometri.