Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL TERAPI MODALITAS SENAM DIABETES PADA LANSIA

(SENAM KAKI DIABETIK)

A. LATAR BELAKANG

Terapi modalitas merupakan terapi yang dilakukan perawat secara


mandiri sebagai alternatif pengobatan yang dapat dilakukan klien dan
keluarga dalam hal pengobatan dan sudah dibuktikan secara riset
dampaknya terhadap kesehatan klien Saat ini gaya hidup modern dengan
pilihan menu makanan dan cara hidup yang kurang sehat semakin
menyebar ke seluruh lapisan masyarakat, sehingga menyebabkan
terjadinya peningkatan jumlah penyakit degeneratif.
Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu dari penyakit degeneratif
tersebut. DM adalah penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemik (kadar gula darah tinggi) sebagai akibat dari kurangnya
sekresi insulin, aktifitas insulin ataupun keduanya (American Diabetes
Assosiation, 2003). Diabetes Melitus merupakan sekelompok kelainan
heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau
hiperglikemia.
Menurut catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun
1996 di dunia terdapat 120 juta penderita diabetes mellitus yang
diperkirakan naik dua kali lipat pada tahun 2025. Kenaikan ini disebabkan
oleh pertambahan umur, kelebihan berat badan (obesitas), dan gaya hidup.
Menurut dr Sapto Adji H SpOT dari bagian bedah ortopedi Rumah
Sakit Internasional Bintaro (RSIB), komplikasi yang paling sering dialami
pengidap diabetes adalah komplikasi pada kaki (15 persen) yang kini
disebut kaki diabetes. Saat ini, penyakit diabetes melitus (kencing manis)
bukan hanya milik kaum lansia. Semua kalangan usia, mulai balita hingga
orang dewasa, juga bisa terjangkit salah satu jenis sindrom metabolik
tersebut. Ada tiga terapi pengobatan penyakit kencing manis. Yakni,
menjalani pola hidup sehat, rutin senam diabetes, dan minum obat.
“Namun, obat bukan terapi utama diabetesi”, kata Andri Sumarni,
instruktur senam diabetes dari Persadia (Persatuan Diabetes Indonesia)
Unit RSU dr. Soetomo. Karena itu, diabetesi dianjurkan melakukan senam
diabetes secara rutin 3-4 kali seminggu. Rutin senam terbukti bisa
mengontrol kadar gula darah tubuh, agar tak bertambah tinggi.
Dari sudut ilmu kesehatan,tidak diragukan lagi bahwa olah raga
apabila dilakukan sebagaimana mestinya menguntungkan bagi kesehatan
dan kekuatan pada umumnya.selain itu telah lama pula olah raga
digunakan sebagai bagian pengobatan diabetes melitus namun tidak semua
olah raga dianjurkan bagi pengidap diabetes melitus (bagi orang normal
juga demikian) karena dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diharapkan
salah satu jenis olah raga yang dianjurkan terutama pada penderita usia
lanjut adalah senam kaki. Karena salah satu tujuan dilaksanakannya senam
kaki adalah memperlancar peredaran darah untuk mencegah kaki diabetes.

B. TUJUAN
Gerakan dalam senam kaki DM tersebut seperti yang
disampaikandalam 3rd National Diabetes Educators Training Camp tahun
2005 dapatmembantu memperbaiki sirkulasi darah di kaki. Bisa
mengurangi keluhan dari neuropathy sensorik seperti: rasa pegal,
kesemutan, gringgingen di kaki.Manfaat dari senam kaki DM yang lain
adalah dapat memperkuat otot-otot kecil, mencegah terjadinya kelainan
bentuk kaki, meningkatkan kekuatan otot betis dan paha (gastrocnemius,
hamstring, quadriceps), dan mengatasiketerbatasan gerak sendi (Soegondo,
2004).
Senam kaki DM dapat menjadi salah satu alternatif bagi pasien DM
untuk meningkatkan aliran darah dan memperlancar sirkulasi darah, hal ini
membuat lebih banyak jala-jala kapiler terbuka sehingga lebih banyak
reseptor insulin yang tersedia dan aktif (Soegondo, 2004). Kondisi ini akan
mempermudah saraf menerima nutrisi dan oksigen yang mana dapat
meningkatkan fungsi saraf (Guyton & Hall, 2006).
Soegondo, (2004), juga menyebutkan bahwa latihan seperti senam
kaki DM dapat membuat otot-otot di bagian yang bergerak berkontraksi.
Kontraksi otot ini akan menyebabkan terbukanya kanal ion,
menguntungkan ion positif dapat melewati pintu yg terbuka. Masuknya ion
positif itu mempermudah aliran penghantaran impuls saraf (Guyton &
Hall, 2006).
Secara garis besar tujuan dari senam kaki diabetik adalah:
a. Memperbaiki sirkulasi darah
b. Memperkuat otot-otot kecil
c. Mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki
d. Meningkatkan kekuatan otot betis dan paha
e. Mengatasi keterbatasan gerak sendi

C. INDIKASI

Senam kaki ini dapat diberikan kepada seluruh penderita


Diabetes mellitus dengan tipe 1 maupun 2. Namun sebaiknya
diberikan sejak pasien didiagnosa menderita Diabetes Mellitus sebagai
tindakan pencegahan dini.

D.KONTRAINDIKASI
a. Klien mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispneu atau
nyeri dada.
b. Orang yang depresi, khawatir atau cemas.
c. Hal yang Harus Dikaji Sebelum Tindakan
a. Lihat Keadaan umum dan keadaran pasien
b. Cek tanda-tanda Vital sebelum melakukan tindakan
c. Cek Status Respiratori (adakan Dispnea atau nyeri dada)
d. Perhatikan indikasi dan kontraindiikasi dalam pemberian tindakan
senam kaki tersebut
e. Kaji status emosi pasien (suasanan hati/mood, motivasi)
E. METODE PELAKSANAAN
1. Orientasi
2. Sosialisasi
3. Senam Bersama

F. SASARAN DAN TARGET


1. Sasaran : klien dengan masalah depresi, gangguan keseimbangan, dan
penurunan konsentrasi
2. Target : 13 orang

G. STATEGI PELAKSANAAN
Hari / Tanggal :
Tempat :
Waktu :

H. SETTING TEMPAT
Keterangan :
: leader : Klien

: co leader : fasilitator

: observer

I. LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN


1. Tahap Persiapan
Waktu : 5 menit
a. Persiapan Klien
1) Membuat kontrak dengan pasien
2) Mengidentifikasi jumlah klien sesuai dengan kriteria : mampu
bergerak aktif
3) Jumlah peserta TAK 13 orang
4) Fasilitator telah membina hubungan saling percaya dengan
klien.

b. Persiapan Terapis
1) Leader :
2) Co leader :
3) Observer :
4) Fasilitator :

Rincian Tugas :
a. Tugas leader :
1) Bertindak sebagai moderator atau pengawas senam bersama
2) Mengembangkan kerjasama diantara anggota kelompok
3) Membina hubungan saling menghormati dan saling menerima
diantara anggota kelompok
4) Mampu mengontrol tingkah laku yang tidak dapat diterima
anggota kelompok
5) Mengarahkan anggota kelompok untuk beradaptasi dengan
semua anggota
6) Membawa anggota kelompok untuk mampu memperagakan
gerakan senam kaki diabetik
7) Tidak membeda-bedakan anggota kelompok
8) Menjalin hubungan dengan anggota dan antar anggota
9) Melibatkan diri dalam kelompok dan memberi perhatian penuh

b. Tugas Co – Leader
1) Membantu mengawasi diskusi kelompok
2) Menimbulkan rasa saling menghormati dan saling menerima
diantara kelompok
3) Mampu megontrol tingkah laku yang tidak dapat diterima
anggota kelompoknya
4) Mengarahkan anggota kelompok untuk beradaptasi dengan
semua anggota
5) Membawa anggota kelompok unutk mampu memperagakan
gerakan dan memberikan saran dalam kesulitan peragaan
6) Menjalin hubungan antar anggota
7) Melibatkan diri dalam kelompok dan memberikan perhatian
penuh

c. Tugas Fasilitator
1) Memfasilitasi peserta terapi
2) Memotivasi klien agar aktif dalam kegiatan yang dilakukan
3) Menciptakan suasana yang terapeutik
4) Memberikan kesempatan kepada klien untuk bekerja sama
antar anggota dengan perawat
5) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada klien yang
hiperaktif dan pasif

d. Tugas Observer
1) Memfasilitasi peserta terapi
2) Memotivasi klien agar aktif dalam kegiatan yang dilakukan
3) Menciptakan suasana yang terapeutik
4) Memberikan kesempatan kepada klien untuk bekerja sama
antar anggota dengan perawat
5) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada klien yang
hiperaktif dan pasif

2. Tahap Orientasi
Waktu : 5 menit
a. Salam Terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama)
3) Menanyakan nama dan panggilan pasien (beri papan nama)
b. Evaluasi/ Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini

c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengikuti setiap gerakan senam otak
2) Terapis menjelaskan aturan kegiatan sebagai berikut :
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus
minta izin kepada terapis
 Lama kegiatan 30 menit
 Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
 Saling menghormati dan saling menerima diantara
anggota kelompok

3. Tahap Kerja
Waktu : 25 menit
a. Terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mendengarkan instruksi terapis, mengikuti gerakan senam sesuai
irama musik instrumen.
b. Terapis meminta klien untuk menceritakan pengalamannya
sesudah terapi dilaksanakan.
c. Berikan pujian kepada klien yang melakuakan dengan baik
d. Setiap klien yang mensharingkan pengalamannya, terapis
mengajak klien dengan anggota terapis tepuk tangan.
e. Simpulkan isi perasaan klien yang telah disharingkan.

4. Tahap Terminasi
Waktu : 5 menit
5. Evaluasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti senam kaki
diabetik
b. Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok dalam
melaksanakan senam kaki diabetik

6. Tindak Lanjut
Terapis meminta klien untuk menceritakan pengalamannya selama
melaksanakan senam. Observer menyampaikan hasil kegiatan.
7. Kontrak Yang Akan Datang
Tidak dilaksanakan (tidak direncanakan)
J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Kontrak waktu dengan klien
b. Menyiapkan alat dan tempat
c. Mempersiapkan klien sesuai kriteria
2. Evaluasi Proses
a. Klien menerima kedatangan perawat
3. Klien kooperatif dan berperan serta dalam senam kaki diabetik
4. Evaluasi Hasil
a. Klien dapat bersosialisasi
b. Klien dapat mengkoordinasikan tugas-tugas
c. Klien dapat melakukan senam kaki diabetik

K. EVALUASI
1) Pasien dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki
2) Pasien dapat menyebutkan kembali 2 dari 4 tujuan senam kaki
3) Pasien dapat memperagakkan sendiri teknik-teknik senam kaki secara
mandiri

Anda mungkin juga menyukai