Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Pokok Bahasan : Pencegahan diabetes melitus secara dini


Sub. Pokok Bahasan :
 Pengertian
 Penyebab
 Tanda dan gejala
 Cara pencegahan
 Cara pemeriksaan
Sasaran : Masyarakat
Tempat : Dusun IV Ds. 19 Nopember Kec. Gowa.
Tanggal Pelaksanaan : 8 Oktober 2014
Waktu : 30 menit

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit masyarakat dapat mengetahui
tentang pengertian diabetes melitus dan bagaimana cara mencegah serta cara
memeriksa gula darah.
2. Tujuan khusus
Setelah mendapatkan penjelasan tentang penyakit diabetes melitus masyarakat
dapat :
a. Menjelaskan pengertian dan pencegahan diabetes melitus dengan benar tanpa
diberitahukan.
b. Menjelaskan faktor risiko penyakit diabetes melitus.
c. Menjelaskan tanda dan gejala dari penyakit diabetes melitus.
d. Menjelaskan cara pencegahan penyakit diabetes melitus.
e. Mengetahui cara-cara untuk memeriksa gula darah.
B. MATERI PENYULUHAN : Terlampir
C. METODE : Diskusi dan Tanya jawab
D. MEDIA : Leaflet dan LCD
E. KEGIATAN PENYULUHAN
KEGIATAN
NO TAHAP KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. Membuka  Memberi salam  Menyimak
penyuluhan  Menjelaskan proses (mendengarkan dan
(5 menit ) penyuluhan memperhatikan
 Menggali pengetahuan serta menjawab)
masyarakat tentang diabetes
melitus
2. Penyajian materi  Menjelaskan pengertian  Menyimak dengan
(15 menit) diabetes melitus seksama
 Menjelaskan faktor risiko (mendengarkan dan
diabetes melitus. memperhatikan)
 Menjelaskan tanda dan
gejala diabetes melitus
 Manjelaskan cara
pencegahan diabetes melitus
 Manjelaskan cara-cara untuk
memeriksa gula darah
3. Menutup  Memberi kesempatan  Menyimak
penyuluhan kepada masyarakat untuk penjelasan
(10 menit) menanyakan hal yang belum penyuluh
jelas  Bertanya
 Menjelaskan kembali apa
yang belum dimengerti oleh
masyarakat
 Menyimpulkan materi
yang telah disampaikan
 Salam penutup

F. EVALUASI
Setelah diberikan penyuluhan, keluarga dapat menyebutkan kembali dengan kata-kata
sendiri tentang :
1. Pengertian diabetes melitus.
2. Faktor risiko diabetes melitus.
3. Masyarakat dapat menyebutkan dan mengenali Tanda dan gejala dari penyakit
diabetes melitus
4. Masyarakat dapat menyebutkan cara-cara pencegahan penyakit diabetes melitus
5. Masyarakat dapat menyebutkan serta melakukan pemeriksaan diabetes melitus
dengan benar.
G. LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN
DIABETES MELITUS

A. Definisi
Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh kenaikan kadar gula darah
(hyperglikemia) akibat kekurangan insulin yang dapat menyerang banyak orang di semua
lapisan masyarakat.
B. Fakor Risiko
 Riwayat keluarga
 Usia (45 tahun ke atas)
 Gaya hidup (diit dan olahraga yang tidak baik)
 Merokok
 Overweight (obesitas)
C. Tanda dan Gejala

1. Selalu merasa haus (polidipsi)


2. Mudah merasa lapar (polipagia)
3. Tangan atau kaki sering kesemutan
4. Sering buang air kecil
5. Luka yang tak kunjung sembuh
6. Kemaluan terasa gatal pada wanita
7. Disfungsi ereksi pada pria
8. Penglihatan menjadi kabur/buram
9. Badan mudah terasa lelah
10. Kehilangan berat badan tanpa sebab yang jelas.

D. Cara Pencegahan Diabetes Melitus


1) Pertahankan pola makan yang sehat, di antaranya:
 Konsumsi Makanan yang mengandung banyak serat berkalori rendah (oyong, ketimun,
kol, labu air, labu siam, lobak, sawi, rebung, selada, toge, terong dan tomat).
 Kurangi makanan yang mengandung lemak jenuh, yakni: lemak hewani, minyak
kelapa, margarin, santan, keju.
 Kurangi konsumsi makanan yang mengandung indeks gula tinggi (gula, sirup, sari
buah, madu, selai, permen, coklat, es krim,susu kental manis)
 Hindari konsumsi lemak trans (minyak sayur terhidrogenasi). Banyak digunakan pada
produk olahan dan makanan cepat saji.
 Konsumsi antioksidan (Buah-buahan yang banyak mengandung antioksidan di
antaranya adalah jeruk, apel, nanas, pepaya, pisang, kiwi, anggur dan buah-buahan
yang berwarna menarik. Selain buah, daun-daunan juga banyak yang kaya antioksidan
misal daun kumis kucing, daun salam, daun jambu biji, batang brotowali, buah lada,
dan rimpang jahe. Teh dan kopi juga mengandung banyak antioksidan).
 Perbanyak minum produk susu rendah lemak (non fat) mis, susu kedelai.
2) Lakukan lebih banyak aktivitas fisik (olahraga)
Olahraga adalah salah satu upaya agar tubuh menjadi lebih bugar. Keluarnya keringat
membantu tubuh untuk lebih meningkatkan metabolismenya.
Olahraga teratur bisa membantu mencegah diabetes dengan mengontrol berat badan dan
meningkatkan aliran darah dengan cara membakar lemak dan dapat memperbaiki kinerja
insulin serta membakar gula dalam darah yang akan menghasilkan energi. Selain itu,
jogging juga memacu jantung untuk bekerja lebih keras lagi dari biasanya. Olahraga
sangat penting terutama jika secara genetik seseorang termasuk kelompok dengan faktor
risiko tinggi.
Waktu yang paling tepat untuk berolah raga khususnya untuk mencegah diabetes adalah
di pagi hari, sekitar pukul enam hingga pukul sembilan, karena udara bumi masih tidak
terlalu banyak tercampur oleh berbagai polutan. Selain iu cahaya matahari pada waktu-
waktu itu sangat berguna untuk mengubah provitamin D di dalam tubuh menjadi vitamin
D. Tak hanya itu, jika berolahraga pada pagi hari, saat keadaan organ-organ tubuh kita
masih sangat sehat, juga waktu yang efektif agar oksigen lebih terserap lebih banyak dan
lebih mudah bernafas.
3) Pertahankan berat badan yang sehat
Sekitar 80% penderita diabetes kegemukan dan kelebihan berat badan. Dalam sebuah
penelitian, orang dewasa yang kegemukan mengurangi risiko diabetes mereka sebesar
16 persen untuk setiap kilogram berat badan yang hilang. Juga, mereka yang kehilangan
sejumlah berat setidaknya 5 sampai 10 persen berat badan awal dan berolahraga secara
teratur mengurangi risiko diabetes hampir 60 persen dalam tiga tahun.
4) Berhenti merokok-
Kandungan rokok dapat merusak dinding pembuluh darah yang mengakibatkan adanya
tekanan darah tinggi dan dapat membentuk plak-plak pembuluh darah sehingga terjadi
penimbunan lemak yang dapat meningkatkan resistensi terhadap insulin (penyebab DM
Tipe 2). Selain itu, merokok cenderung mendorong bentuk tubuh “apel” yang merupakan
faktor risiko diabetes melitus.
5) Lakukan pemeriksaan kesehatan
Setiap orang yang berusia diatas 45 tahun harus memiliki jadwal rutin pemeriksaan kadar
gula darah setiap 3 tahun sekali. Namun, jika seseorang termasuk kelompok dengan faktor
risiko tinggi, pemeriksaan rutin harus dimulai pada usia lebih dini.
E. Cara Memeriksa Kadar Gula Darah
1. Tes glukosa urin
Ada tes yang sederhana atau tes kuantitatif laboratorium yang lebih rumit, yang mungkin
dapat digunakan untuk menentukan jumlah glukosa yang hilang dalam urin. Pada
umumnya, jumlah glukosa yang dikeluarkan dalam urin orang normal sukar dihitung,
sedangkan pada kasus diabetes, glukosa yang dilepaskan jumlahnya dapat sedikit sampai
banyak sekali, sesuai dengan berat penyakitnya dan asupan karbohidratnya.
2. Kadar glukosa darah
Kadar glukosa darah puasa sewaktu pagi hari, normalnya adalah 80-90 mg/100 ml, dan
nilai 110 mg/100 ml dipertimbangkan sebagai batas atas kadar normal. Kadar glukosa
darah puasa di atas nilai ini, seringkali menunjukkan adanya penyakit diabetes melitus
atau setidaknya resistensi insulin.
3. Tes toleransi glukosa
Orang normal yang puasa memakan 1 gram glukosa per kilogram berat badan, kadar
glukosa darahnya akan meningkat dari kadar kira-kira 90 mg/100 ml menjadi 120 sampai
140 mg/100 ml dan dalam waktu kira-kira dua jam kadar ini akan menurun lagi kembali
ke nilai normalnya. Sedangkan, pada pasien diabetes melitus , konsentrasi glukosa darah
puasa hampir selalu di atas 110 mg/100 ml dan sering di atas 140 mg/100 ml. Selain itu,
uji toleransi glukosa hampir selalu abnormal. Sewaktu mencernakan glukosa, orang-orang
ini memperlihatkan peningkatan kadar glukosa darah yang jauh lebih besar daripada
peningkatan yang normal, dan kadar glukosa kembali ke nilai kontrol hanya setelah 4-6
jam ; lebih lanjut, glukosa darah gagal untuk turun di bawah kadar kontrol.
4. Pemeriksaan HbA1c
HbA1c dikenal juga sebagai hemoglobin terglikasi, hemoglobin terglikosilasi atau fraksi
hemoglobin yang berikatan langsung dengan glukosa. HbA1c digunakan untuk
menggambarkan komponen stabil hemoglobin yang terbentuk dari reaksi non enzimatik
lambat. Jumlah HbA1c yang terbentuk dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh rata-rata
konsentrasi glukosa darah. HbA1c yang dibentuk dalam tubuh akan terakumulasi dalam
sel-sel darah merah dan akan terurai perlahan bersamaan dengan berakhirnya masa hidup
sel darah merah (rata-rata umur sel darah merah adalah 120 hari atau sekitar 3 bulan).
Karena ikatan HbA1c dapat bertahan lama, dan jumlah HbA1c yang terbentuk tergantung
pada konsentrasi glukosa darah, maka pemeriksaan HbA1c dapat menggambarkan
konsentrasi glukosa darah rata-rata selama 1-3 bulan. Pemeriksaan HbA1c berbeda
dengan pemeriksaan glukosa darah, dimana pada pemeriksaan glukosa darah hanya dapat
mencerminkan konsentrasi glukosa darah pada saat diperiksa saja, sedangkan pada
pemeriksaan HbA1c dapat memberikan gambaran rata-rata glukosa darah selama 1-3
bulan, dan juga pada pemeriksaan HbA1c tidak dipengaruhi oleh asupan makanan,
olahraga ataupun obat yang dikonsumsi. Jadi meskipun pada saat pemeriksaan konsentrasi
glukosa darah puasa / N dan 2 jam sesudah makan / PP dalam rentang normal (untuk
pasien DM) belum tentu pengendalian konsentrasi glukosa darahnya baik.
Kriteria Pengendalian DM Berdasarkan Nilai HbA1c:
Baik : Kadar HbA1c <6,5 %
Sedang : Kadar HbA1c 6,5 % - 8 %
Buruk : Kadar HbA1c >8 %
Manfaat pemeriksaan HbA1c:
1. Mengukur kadar glukosa darah rata-rata selama 120 hari yang lalu (sesuai usia
eritrosit).
2. Menilai efek perubahan terapi 8 - 12 minggu sebelumnya, sehingga tidak dapat
digunakan untuk menilai hasil pengobatan jangka pendek.
3. Menilai pengendalian penyakit DM dengan tujuan mencegah terjadinya komplikasi
diabetes.

Anda mungkin juga menyukai