Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA SESUAI KEBUTUHAN TUMBUH KEMBANG

Disusun oleh
kelompok 2 :
1. Anisya Eka A. (920173049)
2. Ardiana Imroatul A. (920173052)
3. Desvia Ramdhani (920173058)
4. Dwi Utami (920173063)
5. Eva Elya F. (920173064)
6. Halimatus Sa’diah (920173067)
7. Leila Anggry E. (920173075)
8. Nila Sovya H. (920173080)
9. Nisrina Rosyada (920173082)
10. Rohmatul Aimah (920173085)
11. Sheila Firdayani (920173087)
12. Vina Handayani (920173090)
13. Rully Rohadi (920173147)

Kelas : III B S1 Ilmu Keperawatan


Mata Kuliah : Keperawatan Keluarga

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH KUDUS


Jl. Ganesha I Purwosari Kota Kudus
Tahun pelajaran 2019/ 2020

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta
inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah tentang Asuhan
Keperawatan Keluarga Sesuai Kebutuhan Tumbuh Kembang.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. Karna kebenaran hanya milik Allah SWT dan yang salah, dosa,
khilaf hanya milik kami.

Kudus, 17 Maret 2020

Penulis

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan keluarga merupakansalah satu teknik yang dilakukan perawat untuk
mengetahui keadaan keluarga tersebut baik yang sehat maupun yang sakit yang berada
di dalam satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang berikatan dengan tali
perkawinan yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya baik anak kandung maupun
anak adopsi.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara Bio-
Psiko-Sosio-Kultur-Spiritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk meneruskan
kelansungan menambah SDM.
Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap tumbuh kembang adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga, apakah
keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan atau belum, serta menjelaskan kepada
keluarga tugas perkembangan, selain itu perawat juga melakukan pengkajian di sekitar
lingkungannya, apakah tempat keluarga yang ditempati keluarga layak untuk ditempati
atau tidak, serta melakukan perawatan dan memberi solusi kepada keluarga untuk
mencegah terjadinya penyakit.

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan neonatus?
b. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia toddler?
c. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah?

1.3 Tujuan Penulisan


a.Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan neonatus.
b. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia toddler.
c.Mengetahui asuhan keperawatan keluarga dengan anak usia sekolah.

1.4 Manfaat Penulisan

1
Selain bermanfaat guna menambah wawasan bagi orang yang telah membacanya,
makalah ini juga dapat dimanfaatkan sebagai acuan pembuatan thesis penelitian,
maupun sebagai literatur atau acuan dalam pembuatan skripsi maupun karya tulis
lainnya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Neonatus


A. Pengertian
Pengertian bayi baru lahir (neonates) adalah bayi yang baru lahir 28 hari
pertama kehidupan (Rudolph,2015).
Neonatus adalah usia bayi sejak lahir hingga akhir bulan pertama
(Koizer,2011).

B. Karakteristik
Karakteristik bayi baru lahir normal adalah :
1. Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram
2. Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm
3. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
4. Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7. Bayi kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup
8. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
9. Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
10. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi
labia miyora.Laki – laki , testis sudah turun dan skrotum sudah ada
11. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik
13. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam
pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan.

3
C. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
1. Data Umum
a. Nama Kepala keluarga (KK)
b. Alamat dan telepon
c. Pekerjaan kepala keluarga
d. Pendidikan kepala keluarga
e. Komposisi keluarga
f. Tipe keluarga
g. Tipe bangsa
h. Agama
i. Status sosial ekonomi keluarga
j. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga Yang perlu dikaji pada tahap
perkembangan adalah
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada inti,
yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit (imunisasi),
sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat
perkembangan dan kejadiankejadian atau pengalaman penting yang
berhubungan dengan kesehatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah Karakterisitik rumah diidentifikasikan dengan melihat
luas rumah, tipe rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan
ruangan, peletakkan perabotan rumah tangga, jenis septic tank, jarak septic
tank dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.

4
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Menjelaskan mengenai
karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, yang meliputi kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat
yang mempengaruhi kesehatan.
c. Mobilitas geografis keluarga Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Menjelaskan
tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga Sistem pendukung keluarga meliputi jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis
atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar
anggota keluarga.
b. Struktur kekuatan keluarga Kemampuan anggota keluarga mengendalikan
dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
c. Struktur peran Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik
secara formal maupun informal.
d. Nilai/norma keluarga Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut
oleh keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5. Fungsi-fungsi keluarga
a. Fungsi afektif Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai.
b. Fungsi sosialisasi Hal yang perlu dikaji bagaimana interaksi atau hubungan
dalam keluarga, sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,
budaya dan perilaku.

5
c. Fungsi perawatan kesehatan Menjelaskan sejauh mana keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan serta merawat anggota
keluarga yang sakit. Sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat
sakit. Kesanggupan keluarga di dalam melaksanakan perawatan kesehatan
dapat dilihat dari kemampuan keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan
keluarga, yaitu keluarga mampu mengenal masalah, mengambil keputusan
untuk melakukan tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit, menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan
keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
dilingkungan setempat.
d. Fungsi reproduksi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi
keluarga adalah :
1) Berapa jumlah anak
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak yang diinginkan
3) Metode apa yang digunakan kelurga dalam upaya mengendalikan jumlah
anggota keluarga
e. Fungsi ekonomi Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga
adalah:
1) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan snadang,pangan dan papan
2) Sejauh mana keluarga memanfaatkan suumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.
6. Stress dan koping keluarga
a. Stresor jangka pendek dan panjang
1) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
2) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor Hal yang oerlu dikaji
adalah sejauh mana keluarga bersepon terhadap situasi/stresor.
c. Strategi koping yang digunakan Strategi koping apa yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.

6
d. Strategi adaptasi disfungsional Dijelaskan mengenai strategi adaptasi
disfungsional keluarga yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
7. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga.
8. Harapan keluarga Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

D. Diagnosa
1. Ketidakcukupan ASI
2. Ketidakefektifan pemberian ASI
3. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI
4. Risiko ketidakmampuan menjadi orang tua
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan

E. Prioritas masalah

No. Kriteria Skor Bobot

sifat masalah
- Aktual (tidak / kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2
1. - Keadaan sejahtera 1 1

Kemungkinan masalah dapat di ubah


- Mudah 2
2. 2
- Sebagian 1
- Tidak dapat 0

Potensi masalah untuk di cegah


- Tinggi 3
3. 1
- Sedang 2
- rendah 1

4. Menonjolnya masalah
- Masalah berat harus segera di 2 1
tangani
- Ada masalah tetapi tidak perlu 1
segera di tangani 0

7
- Masalah tidak di rasakan

2.2 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Usia Toddler


A. Pengertian
Toddler atau balita adalah anak usia kurang dari 5 tahun sehingga bagi usia
dibawah 1 tahun juga termasuk dalam golongan ini.
Berdasararkan karakteristiknya balita usia 1-5 tahun dibedakan menjadi dua
yaitu anak yang berumur 1-3 tahun yang dikenal dengan balita merupakan
konsumen pasif. Sedangkan usia pra sekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

B. Karakteristik
1. Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima
makanan dari apa yang disediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa balita lebih
besar dari masa usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang
relatif besar. Namun perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah maknan
yang mampu diterimanya dalam sekali makan lebih kecil dari anak yang usianya
lebih besar. Oleh karena itu pola makan yang diberikan adalah porsi secil
dengan frekuensi sering.
2. Karakteristik usia pra sekolah , anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah
dapat memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul
dengan lingkungannya sehingga anak mengalami perubahan dalam berperilaku.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler


1. Usia 1-3 tahun : masa mengeksplorasi lingkungan
2. Anak pra sekolah 3-5 tahun : rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada
dilingkungan semakin besar dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya,
anak sudah mulali mandiri dalam merawat diri sendiri
(makan,minum,mandi,menggosok gigi,dll)

D. Pengkajian
1. Pengkajian pada keluarga

8
a. Identitas : nama KK, alamat, pekerjaan, riwayat dan tahap perkembangan
b. Lingkungan : rumah, lingkungan, sistem sosial
c. Struktur keluarga : komunikasi, peran anggota keluarga
d. Fungsi keluarga
e. Penyebab masalah keluarga dan koping
f. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
2. Pengkajian pada balita
a. Identitas anak 
b. Riwayat kehamilan, persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi
d. Pertumbuhan dan perkembangan
e. Pemeriksaan fisik 
f. Berapa lama waktu dengan orang tua
g. Siapa pengasuh anak

E. Diagnosa
1. Perubahan hubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anak yang
sakit berat
2. Meningkatnya kemandirian anak
3. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
4. Hubungan keluarga yang harmonis

F. Intervensi
1. Diskusi tentang tugas keluarga.
2. Diskusikan penyebab ketidak harmonisan.
3. Identifikasi sumber dukungan yang ada.
4. Ajarkan cara merawat anak.
5. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka.
6. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga.

2.3 Asuhan Keperawatan keluarga dengan Usia Anak Sekolah


A. Pengertian

9
Anak usia sekolah merupakan suatu periode yang dimulai saat anak masuk
sekolah dasar sekitar usia 6 tahun sampai menunjukan tanda akhir masa kanak-
kanak yaitu 12 tahun. Langkah perkembangan selama anak mengembangkan
kompetensi dalam ketrampilan fisik, kognitif, dan psikososial. Selama masa ini anak
menjadi lebih baik dalam berbagai hal, misalnya mereka dapat berlari dengan cepat
dan lebih jauh sesuai perkembangan kecakapan dan daya tahannya.
B. Karakteristik
1. Karakteristik Perkembangan Motorik
Untuk anak usia sekolah dasar, antara otot, otak dan sarafnya sudah
berkembang baik, sehingga gerakan motoriknya sudah terkoorddinasi dengan
baik pula. Semakin bertambah usia anak, maka semakin sempurna gerakan
motoriknya, hingga benar-benar dapat menyamai orang dewasa.
2. Karakteristik Perkembangan Emosi
Pada umumnya ungkapan emosi anak usia Sekolah Dasar teraktualisasi
engan tertawa lepas dalam mengungkapkan kegembiraan atau rasa senangnya,
sedangkan pada anak yang mengalami kekecewaan  atau kekesalan tak jarang
mereka mengungkapkannya dengan ledakan amara, merajuk atau cemberut.
Tetapi anak usia sekolah dasar suah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama
emosi kurang baik, secara sosial tidak diterima oleh teman sebaya, sehingga
anak mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan amarah tersebut.
Semakin bertambah usia cara mengungkapkan amarah, kekesalan maupun
saat suasana hati tidak menyenangkan, mereka tidak meledak-ledak lagi, seperti
saat mereka masih kanak-kanak, tetapi diungkapkan dalam bentuk diam,
murung maupun menggerutu.
3. Karakteristik Perkembangan Sosial
Pada usia Sekolah Dasar perkembangan sosial anak dapat disebut sebagai
usia berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas
bersama teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok
dan bahagia apabila dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok
tersebut. Pada umumnya anak lebih senang bermain dengan teman-teman
sekelompoknya dibandingkan dengan saudara, orang tua, atau anggota keluarga
lainya.

10
4. Karakteristik Perkembangan Intelektual
Pada usia sekolah dasar anak mulai memperhatikan keadaan sekelilingnya
dengan objektif. Anak memasuki masa belajar, pada masa inianak mulai ingin
mengetahui segala sesuatu, mereka berusaha menambah pengetahuan,
kemampuan, maupun pengalamannya. Anak usia SD sangat senang dengan
kegiatan yang menantang, beraktivitas dan banyak bergerak, seakan anak tidak
pernah diam dan tidak punya rasa capek.
Menurut piaget perkembangan kognitif anak usia SD termasuk pada tahap
operasional konkret. Pada tahap ini anak anak mampu berfikir secara logis dan
kuantitatif, mereka mampu berperilaku objektif dalam mengkaji kejadian.
Kemampuan berfikir logis ini terwujud dalam kemampuan mengklasifikasi
objek sesuai dengan klasifikasinya, mengurutkan benda sesuai dengan urutanny,
kemampuan untuk memahami cara pandang orang lain, dan kemampuan berfikir
secara deduktif. Mereka telah mampu berfikir desenter yaitu kemampuan
memusatkan perhatian pada beberapa atribut dari sebuah benda atau kejadian
secara bersamaan dan mengerti hubungan antar dimensi.

C. Perkembangan Anak Usia Sekolah


1. Perkembangan Biologis
Saat umur sampai 12 tahun, pertumbuhan rata-rata 5 cm per tahun untuk
tinggi badan dan meningkat 2-3 kg per tahun untuk berat badan. Selama usia
tersebut, anak laki-laki dan perempuan memiliki perbedaan ukuran tubuh. Anak
laki-laki cenderung gemuk. Pada usia ini, pembentukan jaringan lemak lebih
cepat perkembangannya daripada otot.
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Freud, perkembangan psikososialnya digolongkan dalam fase
laten, yaitu ketika anak berada dalam fase oidipus yang terjadi pada masa
prasekolah dan mencintai seseorang. Dalam tahap ini, anak cenderung membina
hubungan yang erat atau akrab dengan teman sebaya, juga banyak bertanya
tentang gambar seks yang dilihat dan dieksploitasi sendiri melalui media.
Menurut Erikson, perkembangan psikososialnya berada dalam tahap industri vs
inferior. Dalam tahap ini, anak mampu melakukan atau menguasai keterampilan

11
yang bersifat teknologi dan sosial, memiliki keinginan untuk mandiri, dan
berupaya menyelesaikan tugas. Inilah yang merupakan tahap industri. Bila tugas
tersebut tidak dapat dilakukan, anak akan menjadi inferior.
3. Temperamen
Sifat temperamental yang dialami sebelumnya merupakan faktor
terpenting dalam perilakunya pada masa ini. Pola perilakunya menunjukkan
anak mudah bereaksi terhadap situasi yang baru. Pada usia ini, sifat
temperamental sering muncul sehingga peran orang tua dan guru sangat besar
untuk mengendalikannya.
4. Perkembangan Kognitif
Menurut Plaget, usia ini berada dalam tahap operasional konkret, yaitu
anak mengekspresikan apa yang dilakukan dengan verbal dan simbol. Selama
periode ini kemampuan anak belajar konseptual mulai meningkat dengan pesat
dan memiliki kemampuan belajar dari benda, situasi, dan pengalaman yang
dijumpainya.
5. Perkembangan Moral
Masa akhir kanak-kanak, perkembangan moralnya dikategorikan oleh
Kohlberg berada dalam tahap konvensional. Pada tahap ini, anak mulai belajar
tentang peraturan-peraturan yang berlaku, menerima peraturan, dan merasa
bersalah bila tidak sesuai dengan aturan yang telah diterimanya.
6. Perkembangan Spiritual
Anak usia sekolah menginginkan segala sesuatunya adalah konkret atau
nyata daripada belajar tentang “God”. Mereka mulai tertarik terhadap surga dan
neraka sehingga cenderung melakukan atau mematuhi peraturan, karena takut
bila masuk neraka.
7. Perkembangan Bahasa
Pada usia ini terjadi penambahan kosakata umum yang berasal dari
berbagai pelajaran di sekolah, bacaan, pembicaraan, dan media. Kesalahan
pengucapan mengalami penurunan karena selama mencari pengalaman anak
telah mendengar pengucapan yang benar sehingga mampu mengucapkannya
dengan benar.
8. Perkembangan Sosial

12
Akhir masa kanak-kanak sering disebut usia berkelompok, yang ditandai
dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya
keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota kelompok.
9. Perkembangan Seksual
Masa ini anak mulai belajar tentang seksualnya dari teman-teman terlebih
guru dan pelajaran di sekolah. Anak mulai berupaya menyesuaikan penampilan,
pakaian, dan bahkan gerak-gerik sesuai dengan peran seksnya. Kecenderungan
pada usia ini, anak mengembangkan minat-minat yang sesuai dengan dirinya.
Disini, peran orang tua sangat penting untuk mempersiapkan anak menjelang
pubertas.
10. Perkembangan Konsep Diri
Perkembangan konsep diri sangat dipengaruhi oleh mutu hubungan dengan
orang tua, saudara, dan sanak keluarga lain. Saat usia ini, anak-anak membentuk
konsep diri ideal, seperti dalam tokoh-tokoh sejarah, cerita khayal, sandiwara,
film, tokoh nasional atau dunia yang dikagumi, untuk membangun ego ideal
yang menurut Van den Daele berfungsi sebagai standar perilaku umum yang
diinternalisasi

D. Pengkajian
1. Pengkajian yang berhubungan dengan keluarga (sesuai dengan materi askep keluarga)
2. Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah
a. Identitas anak
b. Riwayat kehamilan dan persalinan
c. Riwayat kesehatan bayi sampai saat ini
d. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
e. Pertumbuhan dan prekembangannya saat ini (termasuk kemampuan yang telah
dicapai)
f. Pemeriksaan fisik
3. Lengkapi dengan pengkajian focus
a. Bagaimana karakteristik teman bermain
b. Bagaimana lingkungan bermain
c. Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
d. Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya

13
e. Bagaimana temperamen anak saat ini
f. Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
g. Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
h. Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
i. Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
j. Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
k. Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
l. Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
m. Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
n. Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
o. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

E. Diagnosa
1. Aktual
a. Gangguan pemenuhan nutrisi: lebih atau kurang dari kebutuhan tubuh
b. Menarik diri dari lingkungan sosial
c. Ketidakberdayaan mengerjakan tugas sekolah
d. Mudah dan Sering marah
2. Potensial dan sejahtera
a. Meningkatnya kemandirian anak
b. Peningkatan daya tahan tubuh
c. Hubungan dalam keluarga yang harmonis
d. Terpenuhinya kebutuhan anak sesuai tugas perkembangannya
e. Pemeliharaan kesehatan yang optimal
F. Intervensi
1. Aktual
a. Diskusikan tentang tugas keluarga
b. Diskusikan bahaya jika hubungan keluarga tidak harmonis saat anggota
keluarga sakit
c. Kaji sumber dukungan keluarga yang ada disekitar keluarga
d. Ajarkan anggota keluarga memberikan dukungan terhadap upaya
pertolongan yang telah dilakukan
e. Ajarkan cara merawat anak dirumah
f. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang sesuai kemampuan keluarga
2. Potensial dan sejahtera

14
a. Anjurkan untuk mempertahankan pola komunikasi terbuka pada keluarga
b. Diskusikan cara-cara penyelesaian masalah dan beri pujian atas
kemampuannya
c. Bantu keluarga mengenali kebutuhan anggota keluarga (anak usia sekolah)
d. Diskusikan cara memenuhi kebutuhan anggota keluarga tanpa menimbulkan
masalah

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

15
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat,
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat
mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas
dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara.
Proses keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang selalu terdokumentasi.

3.2 Saran
Demikianlah penulisan kami ini semoga penulisan kami kali ini bermanfaat bagi
para pembaca maupun penulis. Dan kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
pada penulisan kami kali ini.

DAFTAR PUSTAKA

Mansur, Herawati, dan Temu Budiarti. 2014.  PSIKOLOGI  ibu  dan anak. Malang:Salemba
Medika

16
Murwani. (2011). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep dan Aplikasi Kasus. Yogyakarta :
Mitra Cendikia Press
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang (Nutritional guidelines)
Sudiharto. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC

17

Anda mungkin juga menyukai