Anda di halaman 1dari 13

i

MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN


“CARING”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1 :

1) SEPTI SUCI AULIA SAPUTRI


2) KARISMA MELANIA
3) INTEN ARISKA
4) DEA AGUSTINA
5) NAJAH FEBIANA
6) IMELDA PALINGGA
7) YEYEN DESTIANA
8) TENZIPA DIANTARA
9) SUSAN ANDRICAN
10) RIKA

Dosen pengampu :
Ns. Kartika Murya Ningrum, S.Kep., MPH

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Penyusunan
makalah ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Kartika Murya Ningrum, S. Kep., MPH atas tugas
yang telah diberikan.
Dengan tugas ini, ada banyak hal yang bisa kami pelajari melalui makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi penulis dan juga bagi para
pembaca. Setelah berhasil menyelesaikan makalah ini, kami berharap dapat memberikan
manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, 14 November 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................ii


DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii
A. PENGERTIAN CARING ................................................................................................1
B. TEORI KEPERAWATAN TENTANG CARING ........................................................1
C. APLIKASI CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI DALAM PRAKTIK
KEPERAWATAN ...................................................................................................................6
D. PERBEDAAN CARING DAN CURING ......................................................................8
PENUTUP ................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................10

iii
1

CARING

A. PENGERTIAN CARING
Caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan
orang, berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan, perilaku kepada individu,
keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun
potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia.
Sedangkan caring adalah tindakan nyata dari care yang menunjukkan rasa
kepedulian/tindakan kepedulian.
Dapat dikatakan bahwa, caring merupakan sebuah sikap atau perilaku sepenuh hati
yang diberikan perawat kepada klien dengan rasa peduli, perhatian dan memperhatikan
emosi pasien untuk menciptakan hubungan terapeutik. Hal ini menyebabkan pasien
merasakan rasa nyaman, aman dan lega karena berkurangnya rasa stress yang dirasakan
akibat menderita suatu penyakit (Gultom, 2014).

B. TEORI KEPERAWATAN TENTANG CARING


Teori-teori yang melandasi praktik caring dalam keperawatan yaitu :
1. Madeleina Leininger mengenai Culture Care Diversity and Universality
Medeleine Leininger mengembangkan teori untuk menerapkan konsep yang
akan didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai budaya yang akan
melekat di dalam masyarakat. Madeleine Leininger berangkapan sangatlah penting
terhadap memperhatikan keanekaragaman budaya dan nilai-nilai dalam penerapan
asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal dalam tersebut diabaikan oleh perawat,
dan akan mengakibatkan terjadinya cultural shock.
Teori caring dari Madeleine Leininger akan berlandaskan bahwa asuhan
keperawatan yang akan dilaksanakan dengan peka terhadap budaya dari pasien.
Madeleine Leininger mengembangkan sunrise model pada asuhan keperawatan yang
berdasarkan keberagaman budaya dan universal.
2. Josephine Paterson and Loretta Zderad’s mengenai teori humanistic
Teori ini akan menguraikan hubungan perawat dan pasien dalam pelayanan
keperawatann. Perawat harus dan berespon terhadap kebutuhan dasar dari pasien.
Tanggap terhadap kebutuhan yang diperlukan pasien merupakan inti dari teori
humanistik. Perawat akan tanggap terhadap keadaaan pasien saat mengelukan rasa
sakit, kecemasan, keputusaan, dan kesedihan, tertawa, sukacita, bahkan diam.
Teori ini sangat menekankan bahwa perawat harus peduli akan pemenuhan
kebutuhan pasien untuk mencapai kesehatan dengan memahami suasana lingkungan
yang akan dirasakan oleh pasien dalam rentang proses kelahiran, kesakitan, kematian,
ketidakmampuan dan kesehatan.
3. Jean Watson’s dengan theory of human caring
Menurut Watson, 2009, caring adalah esensi dari keperawatan yang akan
membedakan dengan profesi yang lain dan mendominasikan serta mempersatukan
tindakantindakan keperawatan. Ada 10 faktor sebagai “human caring” yang akan
diperlukan dalam hubungan antara parawat dan pasien. Faktor tersebut yang
diindentifikasikan melalui hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang akan
diperlukan dalam hubungan terapeutik dari tenaga kesehatan :
1) Memiliki nilai altruistic (sifat yang lebih memperhatikan dan yang akan
mengutamakan kepentingan orang lain) dan mencintai sesama.
2) Memiliki kemampuan untuk menanamkan keyakinan, dan harapan untuk
menghargai sesama.
3) Memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kepekaan terhadap diri orang
dan orang lain.
4) Memiliki kemampuan dalam membina hubungan yang saling percaya, dan
saling membantu dan peduli.
5) Memiliki kemampuan dalam menerima ungkapan perasaan positif dan
negatif.
6) Memiliki kemampuan dalam menggunakan motode yang akan
menyelesaikan masalah dengan sistematis untuk pengambilan keputusan.
7) Memiliki kemampuan yang akan meningkatkan proses belajar- mengajar
ilmiah sesuai kebutuhan individu.
8) Menyediakan lingkungan yang aman dan melindungi dan meliputi
kebutuhan fisik, sosial, mental, budaya, dan spiritual.
9) Membantu dan pemenuhan kebutuhan manusia.
10) Terbuka terhadap hal-hal yang tidak terduga.
Faktor diatas menyiratkan bahwa perawat harus memiliki pengetahuan yang
cukup untuk memberikan pelayanan keperawatan dalam rangka yang meningkatkan
pengetahuan pasien dan keluargaa mengenai masalah kesehatan. Perawat dan pasien
2
akan merasa nyaman dalam interaksi tindakan keperawatan jika perawat menggunakan
foktor caring tersebut.
4. Anne Boykin and Savina O. Schoenhofer mengernai nursing as caring theory
Menurut teori nursing as caring yang befokus bahwa keperawatan yang
merupakan proses asuhan pasien dengan caring dan akan menciptakan lingkungan
caring. Lingkungan caring adalah yang akan membina hubungan keperawatan antara
pasien, keluarga dan perawat dengan penuh dengan perhatian, dan nilai tindakan
profesional. Hubungan perawat dan pasien menghargai masing-masing individu. Pasien
dengan kubuhan dasar manusia yang tidak terpenuhi atau minimal, dan perlu bantuan
adalah bentukbentuk bantuan yang memerlukan perhatian perawat dengan caring.
5. Joan Duffy dengan quality caring
Tahapan yang berhubungan dengan kualitas pelayanan dengan perilaku caring
meliputi :
a) Hubungan antar manusia
Dalam membina hubungan dengan pasien, perawat harus memahami
bahwa manusia merupakan individu unik. Keunikan individu dipahami
perawat dapat mempengaruhi dengan pasien dan tindakan keperawatan.
b) Hubungan profesional
Terdiri dari hubungan independen perawat dengan pasien atau keluarga
dan akan dikolaborasi dengan tim kesehatan.
c) Perasaan dirawat oleh perawat
Perasaan positif yang akan dirasakan oleh pasien atau keluarga ketika
asuhan keperawatan yang diberikan dengan perilaku caring.
d) Sistem peningkatan diri
Hasil dari akhir yang diharapkan dari kualitas caring dalam model
tersebut keterlibatan pasien untuk berupaya sesuai tingkat kemandirian
selama proses perawatan atau pengobatan sehingga mencapai tujuan
perawatan serta meningkatkan kesembuhan. pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
6. Kristen Swanson dengan theory of caring
Teori caring menurut Swanson terdiri dari lima proses sebagai berikut :
a) Knowing (mengetahui) adalah upaya perawat untuk memahami peristiwa yang
memiliki makna dalam kehidupan klien. Subdimensi dari proses Knowing adalah :
 Avoiding assumptions (menghindari asumsiasumsi).
3
 Centering on the one cared for (perawat berfokus pada klien dalam melakukan
asuhan keperawatan).
 Assessing thoroughly (melakukan pengkajian menyeluruh meliputi bio-psiko
sosial-spitualkultural).
 Seeking clues (perawat menggali informasiinformasi secara mendalam).
 Engaging the self of both (melibatkan diri sebagai perawat secara utuh dan
bekerja sama dengan klien dalam melakukan asuhan keperawatan yang efektif).
b) Being with adalah kehadiran secara fisik dan emosional bersama pasien melalui
komunikasi terapeutik dengan memberikan dukungan, kenyamanan, pemantauan
dan mengurangi intensitas perasaan yang tidak diinginkan. Subdimensi dari proses
Being With adalah :
 Being there (perawat dapat menunjukkan kehadiran secara fisik dan
emosional bersama pasien).
 Convering availability (menunjukkan kesediaan perawat dalam
membantu klien dan memfasilitasi klien untuk mencapai tahap
kesejahteraan atau well being).
 Sharing feelings (berbagi pengalaman bersama klien yang berkaitan
dengan usaha peningkatan kesehatan klien).
 Non-burdening (perawat bekerja sama dengan klien tanpa memaksa
kehendak kepada klien dalam melakukan tindakan keperawatan).
c) Doing for berarti bersama-sama melakukan sesuatu tindakan yang bisa dilakukan,
mengantisifasi kebutuhan yang diperlukan, kenyamanan, menjaga privasi dan
martabat klien. Subdimentasi dari proses Doing for adalah :
 Comforting (memberikan kenyamanan), perawat dalam melakukan
tindakan keperawatan dengan memberikan kenyamanan pada klien dan
menjaga privasi klien.
 Anticipating (mengatisipasi), perawat dalam melakukan tindakan selalu
meminta persetujuan klien dan keluarga.
 Performing competently/skillfully (menunjukkan keterampilan), perawat
menunjukkan kompetensi atau skill sebagai perawat professional dengan
berkomunikasi dan memberikan kenyamanan dalam tindakannya.
 Protecting (melindungi), perawat melindungi hakhak pasien dalam
memberikan asuhan keperawatan dan tindakan medis.

4
 Preserving dignity (menjaga martabat klien), perawat menjaga martabat
klien sebagai individu atau memanusiakan manusia.
d) Enabling (memperdayakan), perawat memperdayakan klien dengan memberikan
dukungan, informasi dan memfasilitasi klien meningkatkan kesembuhan.
Subdimentasi dari proses Enabling adalah :
 Informing/explaining (memberikan atau menjelaskan informasi) yang berkaitan
dengan peningkatan kesehatan klien dalam rangka memperdayakan klien dan
keluarga klien.
 Supporting/allowing (mendukung), perawat memberikan dukungan kepada klien
dalam mencapai kesejahteraan atau kesehatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya.
 Focusing (fokus), saat bersama klien, perawat tertuju pada masalah keperawatan yang
dihadapi oleh klien.
 Generating alternative/thinking it throught
 Validating/giving feedback, perawat memvalidasi semua tindakan yang telah
dilakukan dan memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan oleh klien
dalam usahanya mencapai kesembuhan.
e) Maintaining belief, yaitu menumbuhkan keyakinan kepada klien untuk dapat melalui
masalah atau keadaannya dengan menumbuhkan sikap optimis, membantu mengambil
hikmah. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan sikap klien yang penuh harapan.
Subdimensi dari proses maintaining belief adalah :
 Believing in/holding in esteem, perawat menanggapi apa yang klien rasakan dan
percaya bahwa perasaan-perasaan tersebut bisa terjadi dan wajar terjadi pada
siapapun yang sedang dalam masa transisi.
 Maintaining a hope-filled attitude, perawat menunjukkan perilaku bahwa perawat
sepenuhnya peduli atau care terhadap masalah yang dialami dengan sikap tubuh,
kontak mata dan intonasi bicara perawat.
 Offering realistic optimism, perawat memberikan harapan yang realistis terhadap
keadaan klien dan berusaha untuk mempengaruhi klien mempunyai optimisme
dan harapan yang sama.
 Going the distance (menjaga jarak), perawat menjaga hubungan sebagai perawat-
klien sampai tujuan perawatan tercapai atau berakhir.

5
C. APLIKASI CARING DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI
DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
Aplikasi caring perawat seperti menyapa, memperkenalkan diri, memanggil
namanya, menanyakan keluhan dengan penuh perhatian, melakukan kontak mata saat
berkomunikasi, mengkaji lebih lanjut keinginan klien, meyakinkan klien bahwa perawat
akan membantu klien dalam memberikan askep, memenuhi kebutuhan dasar klien dengan
ikhlas, menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (inform consent), mendengarkan
dengan penuh perhatian, bersikap empati, selalu mendahulukan kepentingan klien, tidak
menerima uang dari klien, memberi waktu dan perhatian, berespon dengan cepat dan
tanggap, mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien, memberikan rasa
aman dan nyaman serta melakukan sentuhan saat dibutuhkan sehingga pasien merasa
bukan sebagai obyek (benda mati) akan tetapi sebagai subyek yang butuh diakui
keberadaannya.
a. Kehadiran
Suatu pertemuan antara seseorang dengan seseorang lainnya yang merupakan
sarana untuk mendekatkan diri dan menyampaikan manfaat caring. Menurut
Fredriksson (1999), kehadiran berarti “ada di” dan “ada dengan”. “Ada di” berarti
kehadiran tidak hanya dalam bentuk fisik, melainkan juga komunikasi dan pengertian.
Sedangkan “ada dengan” berarti perawata selalu bersedia dan ada untuk klien
(Pederson, 1993). Kehadiran seorang perawat membantu menenangkan rasa cemas
dan takut klien karena situasi tertekan.
b. Sentuhan
Sentuhan merupakan salah satu pendekatan yang menenangkan dimana
perawat dapat mendekatkan diri dengan klien untuk memberikan perhatian dan
dukungan. Ada dua jenis sentuhan, yaitu sentuhan kontak dan sentuhan non-kontak.
Sentuhan kontak merupakan sentuhan langsung kullit dengan kulit. Sedangkan
sentuhan non-kontak merupakan kontak mata. Kedua jenis sentuhan ini digambarkn
dalam tiga kategori :
1) Sentuhan Berorientasi-tugas
Saat melaksanakan tugas dan prosedur, perawat menggunakan sentuhan
ini. Perlakuan yang ramah dan cekatan ketika melaksanakan prosedur akan
memberikan rasa aman kepada klien. Prosedur dilakukan secara hati-hati dan atas
pertimbangan kebutuhan klien.

6
2) Sentuhan Pelayanan (Caring)
Yang termasuk dalam sentuhan caring adalah memegang tangan klien,
memijat punggung klien, menempatkan klien dengan hati-hati, atau terlibat dalam
pembicaraan (komunikasi non-verbal). Sentuhan ini dapat mempengaruhi
keamanan dan kenyamanan klien, meningkatkan harga diri, dan memperbaiki
orientasi tentang kanyataan (Boyek dan Watson, 1994).
3) Sentuhan Perlindungan
Sentuhan ini merupakan suatu bentuk sentuhan yang digunakan untuk
melindungi perawat dan/atau klien (fredriksson, 1999). Contoh dari sentuhan
perlindungan adalah mencegah terjadinya kecelakaan dengan cara menjaga dan
mengingatkan klien agar tidak terjatuh. Sentuhan dapat menimbulkan berbagai
pesan, oleh karena itu harus digunakan secara bijaksana.
c. Mendengarkan
Untuk lebih mengerti dan memahami kebutuhan klien, mendengarkan
merupakan kunci, sebab hal ini menunjukkan perhatian penuh dan ketertarikan
perawat. Mendengarkan membantu perawat dalam memahami dan mengerti maksud
klien dan membantu menolong klien mencari cara untuk mendapatkan kedamaian.
d. Memahami klien
Salah satu proses caring menurut Swanson (1991) adalah memahami klien.
Memahami klien sebagai inti suatu proses digunakan perawat dalam membuat
keputusan klinis. Memahami klien merupakan pemahaman perawat terhadap klien
sebagai acuan melakukan intervensi berikutnya (Radwin,1995). Pemahaman klien
merupakan gerbang penentu pelayanan sehingga, antara klien dan perawat terjalin
suatu hubungan yang baik dan saling memahami.
e. Caring Dalam Spiritual
Kepercayaan dan harapan individu mempunyai pengaruh terhadap kesehatan
fisik seseorang. Spiritual menawarkan rasa keterikatan yang baik, baik melalui
hubungan intrapersonal atau hubungan dengan dirinya sendiri, interpersonal atau
hubungan dengan orang lain dan lingkungan, serta transpersonal atau hubungan
dengan Tuhan atau kekuatan tertinggi.
Hubungan caring terjalin dengan baik apabila antara perawat dan klien dapat
memahami satu sama lain sehingga keduanya bisa menjalin hubungan yang baik
dengan melakukan hal seperti, mengerahkan harapan bagi klien dan perawat;

7
mendapatkan pengertian tentang gejala, penyakit, atau perasaan yang diterima klien;
membantu klien dalam menggunakan sumber daya sosial, emosional, atau spiritual;
memahami bahwa hubungan caring menghubungkan manusia dengan manusia, roh
dengan roh.
f. Perawatan Keluarga
Keluarga merupakan sumber daya penting. Keberhasilan intervensi
keperawatan sering bergantung pada keinginan keluarga untuk berbagi informasi
dengan perawat untuk menyampaikan terapi yang dianjurkan. Menjamin kesehatan
klien dan membantu keluarga untuk aktif dalam proses penyembuhan klien
merupakan tugas penting anggota keluarga. Menunjukkan perawatan keluarga dan
perhatian pada klien membuat suatu keterbukaan yang kemudian dapat membentuk
hubungan yang baik dengan anggota keluarga klien.

D. PERBEDAAN CARING DAN CURING


Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder
perawat, maksudnya, seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap
pasien dari pada memberikan tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan
perawat.
Curing merupakan tugas primer dokter dan caring adalah tugas sekunder dokter,
maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan
caring yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
Dalam pelayanan kesehatan pasien yang dilakukan perawat ¾ nya adalah caring
dan ¼ nya adalah curing. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing, artinya,
caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam
praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku
manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi
mereka yang sakit.

8
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat dan kami paparkan mengenai materi Caring,
tentunya masih banyak kekurangan mengenai materi yang kami sampaikan karena
terbatasnya referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Kami berharap para pembaca yang ingin memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan
bagi yang membacanya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dwi, Yoana (20 Desember 2021). Perlunya Menjaga Sikap Caring, Demi Kepuaasan Klien.
Dari https://www.kompasiana.com, diunduh tanggal 14 November 2023

N. Kusnanto. (2019). Perilaku Caring Perawat Profesional. Dari https://repository.unair.ac.id,


diunduh tanggal 14 November 2023

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (n.d) Arti Kata Peduli – Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Retrieved Desember 19, 2021. Dari https://kbbi.web.id/puas, diunduh tanggal 14
November 2023

Rangkuti, Nur Hamidah (2012). Makalah Konsep Dasar Keperawatan Bab “Caring”.
Dari https://www.kompasiana.com, diunduh tanggal 14 November 2023

Materi Seminar Keperawatan : Soft Skill Caring pada tanggal 29 hingga 30 Oktober 2021
Gultom, 2014. Perilaku Caring Perawat Professional, Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga Surabaya, 2019

Pardede dkk, 2020. Perilaku Caring Perawat Dengan Koping Dan Kecemasan
Keluarga , Indonesian Journal of Nursing Sciences and Practice (IJNSP)

10

Anda mungkin juga menyukai