Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN INDIVIDU

ANALISA JURNAL (TENTANG TUMOR OTAK)

PICOT

Di Sususn Oleh :

Nama : Aldila Nurhilali Patty

NPM : 1420119006

Kelas : kairatu

Prodi : Keperawatan

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

KAIRATU

2021
A. Identitas Jurnal dan Penulis

Nama Volume Nomor Halaman Tahun Judul penelitian Nama Tempat & Tujuan Metode penelitian Saran
Jurnal terbit penulis waktu penelitian penelitian
Jurnal Vol 1 Nomor 1, 3,105, 2019 “Difference in D- Yunni *Departemen Penelitian ini Metode penelitian ini yaitu Penelitian
ilmiah 2 107, dan dimer Level Diansari*, Neurologi FK bertujuan eksperimental dengan harus
kedokteran 109. Achmad Unsri/RSMH untuk design before and after dilakukan
Before and After
pada pasien tumor otak lebih
Administration Junaidi*, Palembang, menganalisis yang direkrut secara signifikan lagi
of Dexametason Selly **Divisi hubungan konsekutif dan tidak agar hasil yang
in Patients with Marisdina*, Hematoonkologi antara dalam kemoterapi, di dapat juga
Brain Tumor” Mediarty Departemen pemberian radioterapi atau dengan dapat di
Syahrir**, Penyakit Dalam deksametason riwayat penyakit percaya
“Perubahan Ida Maya*, FK dengan nilai serebrovaskular. Diagnosis sertakan juga
Nilai D-Dimer Rafika Unsri/RSMH D-dimer pada tumor otak didasarkan bukti fisik
hasil CT Scan kepala atau
Sebelum dan Monalisa*, Palembang pasien tumor pasien-pasien
MRI kepala. D-dimer
Sesudah Dya otak dengan
plasma diambil dengan
Pemberian Anggraeni* Maret 2019 metode kuantitatif.
perbedaan
Deksametason Seluruh pasien dengan
nilai D-dimer
Pada Penderita gejala edema serebri pada saat sebelum
dan sesudah
Tumor Otak.” saat masuk rumah sakit
diberikan terapi pemberian
deksametason selama 7 deksametason.
hari. Nilai D-dimer
diperiksa sebelum dan
setelah 7 hari pemberian
deksametason. Uji
Wilcoxon digunakan untuk
melihat hubungan antara
nilai D-dimer sebelum dan
sesudah pemberian
deksametason .
 Analisa jurnal ( PICOT , population,intervensi,comparation,outcame,and time).

Judul/penulis/tahun Population intervension comparation outcame Time


“Difference in D-dimer Subjek penelitian ini Intervensi yang di lakukan --- Hasil : Subjek penelitian ini Pasien di
Level Before and After adalah perempuan yaitu : D-dimer plasma adalah perempuan sebanyak berikan terapi
Administration of sebanyak 32 orang diambil dengan metode 32 orang dan laki-laki 20 obat
Dexametason in dan laki-laki 20 kuantitatif. Seluruh pasien orang. Sebagian besar deksametason
Patients with Brain orang. dengan gejala edema subjek penelitian berusia selama 7 hari
Tumor” serebri pada saat masuk 20-59 tahun (82,7%) dengan saat masuk RS
“Perubahan Nilai D- rumah sakit diberikan lesi tumor yang paling
Dimer Sebelum dan terapi deksametason banyak soliter (69,2%) dan Penelitian ini
Sesudah Pemberian selama 7 hari. Nilai D- jenis tumor primer (71,2%). di terbitkan
Deksametason Pada dimer diperiksa sebelum 76,9% subjek penelitian pada tahun
Penderita Tumor dan setelah 7 hari memperlihatkan 2019.
Otak.” / Yunni pemberian deksametason. peningkatan nilai D-dimer
Diansari*, Uji Wilcoxon digunakan pada pemeriksaan awal.
Achmad Junaidi*, untuk melihat hubungan Nilai D-dimer rerata
Selly Marisdina*, antara nilai D-dimer sebelum pemberian
Mediarty Syahrir**, sebelum dan sesudah deksametason adalah 2,45
Ida Maya*, Rafika pemberian deksametason. dan sesudah pemberian
Monalisa*, Dya deksametason adalah 2,17.
Anggraeni*/ 2019 Tidak terdapat perbedaan
bermakna rerata nilai D-
dimer sebelum dan sesudah
pemberian deksametason ( P
value = 0,379).
B. Korelasi antara isi jurnal dengan realita klinis

1. Hasil penelitian
Hasil : Subjek penelitian ini adalah perempuan sebanyak 32 orang dan laki-laki
20 orang. Sebagian besar subjek penelitian berusia 20-59 tahun (82,7%) dengan
lesi tumor yang paling banyak soliter (69,2%) dan jenis tumor primer (71,2%).
76,9% subjek penelitian memperlihatkan peningkatan nilai D-dimer pada
pemeriksaan awal. Nilai D-dimer rerata sebelum pemberian deksametason adalah
2,45 dan sesudah pemberian deksametason adalah 2,17. Tidak terdapat perbedaan
bermakna rerata nilai D-dimer sebelum dan sesudah pemberian deksametason ( P
value = 0,379).

2. Kondisi realita di klinis atau lapangan


Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa pemberian steroid tidak dapat
menurunkan resiko terjadinya thrombosis. Olek karena itu diperlukan pemberian
terapi lain untuk menurunkan resiko trombosis pada pasien tumor otak yang
mengalami hiperkoagulasi.

C. Perbandingan isi jurnal dengan teori atau penelitian yang sudah ada

1. Isi jurnal
Tumor otak merupakan salah satu jenis tumor yang memiliki resiko cukup tinggi
terhadap angka kejadian trombosis sistemik. Tromboemboli merupakan salah satu
komplikasi non neurologi pada pasien dengan tumor otak. Hal ini dikaitan dengan
adanya kondisi hiperkoagulasi pada pasien dengan tumor. Salah satu mekanisme
terjadinya hiperkoagulasi pada penderita tumor adalah berkaitan dengan produksi
dan pengeluaran sejumlah sitokin proinflamasi normal di endotel vaskular.
Adanya pengaktifan sistem koagulasi darah ditandai dengan peningkatan D-
dimer. Deksamatason merupakan golongan anti inflamasi yang paling sering
digunakan untuk tatakaksana edema serebri pada tumor otak. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pemberian deksametason dengan
nilai D-dimer pada pasien tumor otak
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan design before and after pada
pasien tumor otak yang direkrut secara konsekutif dan tidak dalam kemoterapi,
radioterapi atau dengan riwayat penyakit serebrovaskular. Diagnosis tumor otak
didasarkan hasil CT Scan kepala atau MRI kepala. D-dimer plasma diambil
dengan metode kuantitatif. Seluruh pasien dengan gejala edema serebri pada saat
masuk rumah sakit diberikan terapi deksametason selama 7 hari. Nilai D-dimer
diperiksa sebelum dan setelah 7 hari pemberian deksametason. Uji Wilcoxon
digunakan untuk melihat hubungan antara nilai D-dimer sebelum dan sesudah
pemberian deksametason.
Subjek penelitian ini adalah perempuan sebanyak 32 orang dan laki-laki 20 orang.
Sebagian besar subjek penelitian berusia 20-59 tahun (82,7%) dengan lesi tumor
yang paling banyak soliter (69,2%) dan jenis tumor primer (71,2%). 76,9% subjek
penelitian memperlihatkan peningkatan nilai D-dimer pada pemeriksaan awal.
Nilai D-dimer rerata sebelum pemberian deksametason adalah 2,45 dan sesudah
pemberian deksametason adalah 2,17. Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata
nilai D-dimer sebelum dan sesudah pemberian deksametason ( P value = 0,379) .
Pemberian deksametason pada pasien tumor otak tidak mempengaruhi perubahan
nilai D-dimer secara signifikan.

2. Hasil penelitian lain (metode bagaimana?, tempatnya di mana?)

“Pengaruh Pemberian Deksametason Terhadap Kadar D-Dimer Plasma Pada


Pasien Tumor Otak”

Hasil :
Responden penelitian ini adalah perempuan sebanyak 11 (64,7%) pasien,
sedangkan laki-laki sebanyak 6 (35,3%) pasien, dan terbanyak berada pada
kelompok usia 41-50 tahun sebanyak 9 (52,9%) orang. Keadaan hiperkoagulasi
(peningkatan kadar D-Dimer> 500 ng/ml) pada sebanyak 6 (35,3%) pasien.
Kanker yang paling sering adalah meningioma sebanyak 10 (58,8%) pasien,
diikuti oleh glioma sebanyak 4 (23,5%) pasien dan metastase otak pada 3 (17,6%)
pasien. Tidak terdapat perbedaan pada kadar D-Dimer plasma antara pra dan
pasca terapi deksametason (p=0.658). terdapat hubungan yang bermakna antara
jenis tumor otak (intra dan ekstra-axial) terhadap perubahan kadar D-Dimer
plasma (p=0.029).

Metode :
Penelitian ini menggunakan model eksperimen kuasi terhadap 17 pasien tumor
otak, yang direkrut secara konsekutif, dan tidak dalam kemoterapi atau
radioterapi. Diagnosis tumor otak didasarkan pada CT-Scan kepala dan D-Dimer
plasma diukur dengan ELISA (sysmex). Seluruh pasien diberikan terapi
deksametason, dan kadar D-Dimer pengobatan deksametason. Uji t berpasangan
di gunakan untuk menguji perubahan kadar D-Dimer.

Medica Hospitalia : jurnal kedokteran klinis


RSUP Dr. Kariadi Semarang
Jalan Dr. Sutomo No. 16 Semarang Jawa Tengah- Indonesia 50244
D. Kelebihan dan Kekurangan
1. Kelebihan
Kelebihan dari penelitian ini yaitu bisa di jadikan sebgaai sumber referensi
peneliti-peneliti yang lain serta dapat menjadi bahan referensi pengajar tentang
penyakit yang berhubungan dengan sistem persyarafan terkhususnya pasien
dengan tumor otak dan agar opini0opini di luar sana dapat terjawab dimana opini-
opini tersebut menyinggung tentang pengaruh pemberian terapi obat
deksametason terhadap nilai D-Dimer pasien tumor otak. Semua pertnayaan dan
opini-opini tersebut telah terjawab pada penelitian ini dan di dukung dengan
penelitian lain yang saya agkat menjadi jurnal banding dan ternyata hasil dari
kedua penelitian ini sama yang menyatakan bahwa : tidak ada perubahan nilai D-
Dimer pasien pre dan pasca pemberian terapi pengobatan deksametason.

2. Kekurangan
Disarankan kepada penulis agar sertakan bukti fisik dlam penelitian ini juga atau
gunakan metode yang lebih efektif lagi agar hasil penelitian nya semakin
signifikan dan terpercaya.
DAFTAR PUSTAKA

http://medicahospitalia.rskariadi.co.id/medicahospitalia/index.php/mh/article/view/205/112

http://medicus-darussalam.com/index.php/KEDOKTERAN/article/view/21/24

Anda mungkin juga menyukai