Anda di halaman 1dari 32

Hubungan antara AGDA dan Faal

Hemostasis pada pasien trauma multipel di


RSUP H. Adam Malik Medan

dr. T. Abdul Karim PROGRAM STUDI MAGISTER KEDOKTERAN KLINIK


NIM : 197114008 DEPARTEMEN ANESTESIOLOGI DAN TERAPI INTENSIF
FAKULTAS KEDOKTERAN SUMATERA UTARA
Pembimbing I: Dr. dr. Dadik Wahyu Wijaya, Sp.An, KAO RUMAH SAKIT UMUM PUSAT H. ADAM MALIK
1 Pembimbing II: dr. Rr. Sinta Irina, Sp.An, KNA MEDAN 2022
Pendahuluan
WHO  5,6 juta
orang meninggal dan Trauma umumnya
Dapat dicegah
sekitar 1,3 juta orang melibatkan beberapa
dengan damage
mengalami cacat fisik regio tubuh trauma
control resuscitation
akibat kecelakaan lalu multipel ↑kematian
lintas
 Indonesia  angka  Trias kematian pada  Triase cepat pasien trauma
kecelakaan lalu lintas trauma hipotermia, akut  identifikasi pasien
mencapai 103.645 Kasus asidosis dan koagulopati berisiko tinggi yang
pada tahun 2021  Aktivasi kaskade inflamasi & mengalami komplikasi parah
hipoperfusi/ hipoksemia 
perubahan pH, pCO2,
HCO3, dan pO2  AGDA
 Perdarahan masif,
hemodilusi, hipotermia dan
asidosis  koagulopati

2
Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan nilai AGDA dengan Faal
Hemostasis pasien dengan trauma multipel di RSUP
H. Adam Malik Medan?

Hipotesis
Ada hubungan antara AGDA dan Faal Hemostasis
pada pasien trauma multipel di RSUP H. Adam Malik
Medan

3
Tujuan Umum Tujuan Khusus

• Tujuan umum penelitian ini 1.Mengetahui nilai AGDA


adalah untuk mengetahui pada pasien trauma
hubungan AGDA dan profil multipel di RSUP H. Adam
koagulasi pada pasien Malik Medan.
trauma multipel di RSUP H. 2.Mengetahui Faal
Adam Malik Medan. Hemostasis pada pasien
trauma multipel di RSUP H.
Adam Malik Medan.
3.Mengetahui Korelasi
antara nilai AGDA dan Faal
Hemostasis pada pasien
trauma multipel di RSUP H.
Adam Malik Medan

4
Manfaat Penelitian
Memberikan Menambah Menambah
informasi mengenai pengetahuan dan pemahaman
hubungan AGDA wawasan peneliti mengenai Korelasi
dan profil koagulasi dalam bidang AGDA dan profil
pada pasien trauma penelitian. koagulasi pada
Keilmuan/Ilmiah
Bagi

Bagi Institusi
Bagi Peneliti
multipel di RSUP H. Menambah pasien trauma
Adam Malik Medan. pengetahun multipel.
Penelitian ini dapat mengenai hubungan
digunakan untuk AGDA dan profil
pengembangan koagulasi pada
pengetahuan peneliti pasien trauma
selanjutnya multipel di RSUP H.
mengenai AGDA Adam Malik Medan.
dan profil koagulasi
pada pasien trauma
multipel di RSUP H.
Adam Malik Medan.

5
MULTIPLE TRAUMA
DEFINISI
● Suatu sindrom dari cedera multipel dengan derajat keparahan yang
cukup tinggi (ISS >16)
● Disertai dengan reaksi sistemik akibat trauma
● Kemudian akan menimbulkan terjadinya kegagalan dari kekurangan
perfusi darah ke organ atau jaringan yang mengalami trauma

6
PATOGENESIS TRAUMA
Kerusakan Respon Rekrutmen Sel SIRS MODS
Jaringan & Inflamasi Imun
Infeksi

Sel endotel dan leukosit Menyebabkan Mediator inflamasi akan Respon inflamasi local Keadaan hemodinamik
akan saling timbulnya respon merekrut sel-sel sistem menjadi sistemik yang hiperdinamik akan
berkoordinasi untuk inflamasi untuk imun innate dan adaptive apabila derajat trauma menyebabkansindrom
melepaskan serta mengeliminasi untuk menghancurkan dan infeksi melampaui muscle wasting, burn out,
produk inflammatory jaringan yang rusak mikroorganisme yang kemampuan tubuh dan supresi imun dikenali
pathway serta jaringan yang menginvasi untuk beradaptasi dengan Multiple Organ
terinfeksi Dysfunction Syndrome

7
PATOGENESIS TRAUMA
MOF Kematian

MODS kemudian akan MOF berakhir


menyebabkan terjadinya dengan kematian
Multiple Organ Failure

8
DIAGNOSIS
Setelah dilakukan assessment dan
intervensi awal, kondisi pasien
dikalsifikasikan diantar 4 kategori: END POINT OF RESUSCITATION
○ Stable
○ Borderline Sebelum pasien dimasukkan dalam salah satu
○ Unstable kategori, terlebih dahulu harus dicapai end points of
○ In Extremis resuscitation:
○ hemodinamik yang stabil
○ Saturasi oksigen yang stabil
○ Kadar laktat di bawah 2 mmol/L
○ Tidak ada gangguan koagulasi
○ Temperatur yang normal,
○ Urine output di atas 1 mL/kg/jam
○ Tidak diperlukannya dukungan inotropic

9
TATALAKSANA
● Resusitasi untuk memastikan perfusi dan oksigenasi yang adekuat ke
semua organ vital
● Damage control
○ Kontrol terhadap perdarahan & kontaminasi
○ Irigasi
○ Penutupan luka/Rongga abdomen

10
PROGNOSIS Pasien multiple trauma tanpa cedera kepala, mortalitasnya adalah kurang lebih 10%
Pasien multiple trauma disertai cedera kepala, motalitasnya adalah kurang lebih 30%

Faktor Yang Mempengaruhi Trimodal Death Distribution


Outcome
● Derajat Trauma 1. Beberapa detik/menit setelah kejadian 3. Beberapa hari/minggu setelah
● Lokasi Cedera ● Laserasi otak trauma
● Umur pasien ● Cedera Batang Otak ● Sepsis
● Adanya penyakit penyerta ● Cedera Spinal Cord ● MOF
● Penanganan awal pada pasien ● Cedera Jantung & Aorta ○ Dapat terjadi 5% pada pasien
○ 20-100% mortalitas
2. Beberapa menit /jam setelah trauma
disebabkan perdarahan subdural/epidural
● Hemopneumothoraks
● Rupture limpa
● Laserasi hati
● Cedera pelvis
● Cedera dengan perdarahan masif

11
ANALISIS GAS DARAH
● Bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi
pertukaran Oksigen (O2), Karbon diosida (CO2) dan
status asam-basa dalam darah arteri yang disebabkan oleh
gangguan pernafasan dan/atau gangguan metabolic
● Komponen dasar:
○ pH (normal: 7,35-7,45)
○ PaCO2 (normal: 35-45mmHg)
○ PaO2 (80-100mg)
○ SaO2 (Normal: 96-100%)
○ BE (± 2)
● Manfaat pemeriksaan analisa gas darah:
○ menegakkan diagnosis
○ menentukan terapi
○ mengikuti perjalanan penyakit setelah mendapat
terapi
12
KOAGULASI
Hemostasis: berhentinya perdarahan
● Hemostasis Primer - Pembentukan awal 'plug trombosit’
○ Adhesi trombosit
○ Sekresi trombosit
○ Agregasi platelet

Hemostasis Sekunder – Pembentukan Benang Fibrin


○ Melibatkan beberapa jalur yaitu jalur intrinsik dan jalur
ekstrinsik
○ Menciptakan jaringan fibrin yang stabil bekuan dan
membentuk plug hemostatik sekunder definitive

● Hemostasis Tersier – Fibrinolisis


○ Hemostatic plug yang sudah terbentuk akan dihancurkan

13
Korelasi
ANALISIS GAS DARAH PROFIL
(AGDA) KOAGULASI
• Penurunan bikarbonat berfungsi sebagai prediktor Syok pada pasien trauma multipel
risiko tinggi trauma multipel menyebabkan aktivasi kaskade
• PCO2 terbukti menyebabkan hasil yang lebih buruk inflamasi dan hipoperfusi
pada pasien trauma multipel, berisiko tinggi
• pH adalah prediktor substansial dari hasil jangka
pendek dan jangka panjang untuk pasien di unit
perawatan kritis

14
Kerangka Teori

15
Kerangka Konsep

16
Metode Penelitian
Analitik Rumah Sakit Pasien trauma
retrospektif Umum Pusat multipel di
dimana Haji Adam Malik RSUP H. Adam
pengambilan Medan dengan Malik Medan
Desain Penelitian

Tempat dan Waktu


Penelitian

Sampel
data diambil persetujuan Pengambilan
dari rekam Komisi Etik sampel: Total
medik Penelitian FK sampling
USU
Bulan Januari
2021 sampai
dengan bulan
Desember 2021

17
Kriteria sampel penelitian
1.Pasien trauma multipel berusia 18-60 tahun
2.Pasien trauma multipel dengan skor ISS ≥ 9 yang datang ke IGD RSUP H. Adam Malik
Medan dan menjalani pembedahan periode Januari 2021 – Desember 2021.
Kriteria 3.Durasi trauma kurang dari 12 jam sebelum masuk rumah sakit
inklusi 4.Pasien memiliki data nilai Analisa Gas Darah Arteri dan profil koagulasi yang lengkap

1.Data rekam medis yang tidak lengkap


2.Pasien yang memiliki Komorbid penyakit lain (Penyakit Metabolik, Penyakit Ginjal,
Kriteria Penyakit Paru, Penyakit jantung, Penyakit Hepar dan Gangguan Koagulasi)
eksklusi

18
Alur penelitian

19 19
Definisi Operasional

Analisa Gas Darah


Trauma multipel Fungsi Koagulasi
Arterial (AGDA)

1.Apabila terdapat 2 atau 1.Proses komplek • Tes untuk mengukur


lebih kecederaan secara pembentukan bekuan kadar oksigen, karbon
fisikal pada regio atau darah. dioksida, dan tingkat
organ tertentu, dimana 2.Prothrombin Time (PT), asam basa (pH) di dalam
salah satunya bisa Activated Partial darah.
menyebabkan kematian Thromboplastin Time • nilai pH, nilai PCO2, dan
dan memberi impak pada (aPTT), dan International nilai HCO3
fisikal, kognitif, psikologik Normalized Ratio (INR)
atau kelainan psikososial
dan disabilitas
fungsional.

20
Analisis Statistik

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk data


demografi.

Analisis bivariate: korelasi pearson / korelasi


spearman digunakan untuk mengetahui hubungan
AGDA dan profil koagulasi pada pasien trauma
multipel di RSUP H. Adam Malik Medan.
Data hasil penelitian dianalisis secara statistik
dengan bantuan program komputer Windows SPSS
(Statistical Product and Science Service) versi 22.0

Perbedaan dianggap bermakna secara statistik bila


p<0,05

21
Hasil Penelitian

22
Jenis Kelamin
Karakteristik Sampel
Hasil penelitian ini
menunjukkan rerata usia 37%

pasien trauma multiple


adalah 37 + 13,47dengan
dominasi pria sebanyak 89
pasien (63,1%). dan 63%

perempuan sebenyak 52
orang (36,9%).

Laki-laki Perempuan

23 23
Nilai AGDA Mean + SD Min-Max

Rerata nilai AGDA pada pH 7,25 + 0,076 7,10 - 7,39


pasien trauma multipel pCO2 48,12 + 3,349 41,2 - 54,3
HCO3 29,47 + 3,223 22,9 – 37,0

Faal Mean + SD Min-Max


Rerata nilai Faal Hemostasis
Hemostasis pada pasien PT 17,18 + 3,04 12,0 - 22,3
trauma multipel
APTT 32,23 + 3,59 27,0 – 39,3
INR 2,51 + 0,81 0,8 – 3,7

24 24
Korelasi antara nilai AGDA dan Faal Hemostasis pada pasien trauma
multipel di RSUP H. Adam Malik Medan

Faal Hemostasis
Nilai AGDA PT APTT INR
pH 0,007 0,381 0,686
  pCO2 0,543 0,415 0,181
  HCO3 0,000 0,607 0,000
*uji pearson

Analisis bivariate menunjukkan korelasi antara pH dan PT (p= 0,007, p = <0,05), HCO3 dan PT (p =
0,000, p = <0,05) dan antara HCO3 dan INR (p= 0,000, p = <0,05)

25
Pembahasan

Rerata usia pasien trauma multiple adalah 37 + 13,47, dengan


dominasi pria sebanyak 89 pasien (63,1%).
• Raffee LA dkk sebagian besar peserta adalah laki-laki (79,6%) dengan rerata + SD
usia adalah 41,3 ± 19,4 tahun
• Gaol HRJL dkk laki-laki sebanyak 43 responden (71,7%) dibandingkan perempuan
sebanyak 17 responden (28,3%)
• Bazzazi A dkk usia rata-rata pasien adalah 34,34 ± 14,82 tahun (kisaran: 18-76)
dengan dominasi laki-laki (85,7%).
• Jin dkkusia rata-rata pasien adalah 57,3 ± 18,6 tahun, dan 67,1% adalah laki-laki
• Hilbert-Carius dkk 40.129 (72 % laki-laki) pasien dengan usia rata-rata 46 ± 21
tahun

26
Pembahasan

Manuel Mutschler et al Faal Hemostasis terbukti sebagai salah satu prediktor


morbiditas dan mortalitas pada pasien multipel trauma

Studi ini Gaol dkk Peluang mortalitas

• Rerata PT : 17,18 + 3,04 • PT > 15 detik (28,3%) dan • PPT > 15 detik  8,5 kali
detik PT ≤ 15 detik (71,7%). • aPTT > 40 detik 41,6 kali
• Rerata aPTT : 32,23 + 3,59 • aPTT > 40 detik (13,3%) • INR>1,2 16,4 kali
detik dan aPTT ≤ 40 detik
• Rerata INR : 2,51 + 0,81 (86,7%).
• INR > 1,2 (20%) dan INR ≤
1,2 (80%)

27
Pembahasan
Pada keadaan trauma↑produksi laktat hasil metabolisme anaerob sebagai akibat dari hipoperfusi

• Hipoperfusi dan asidosis laktat berperan dalam patogenesis koagulopati awal trauma

PCO2 arteri pada saat awal faktor prognostik yang signifikan pada pasien dengan cedera kepala
traumatis

Studi ini Raffee dkk Hokenek

• pH : 7,25 + 0,076 ; pCO2 : • 50 % perempuan menunjukkan


48,12 + 3,349; HCO3: 29,47 + tingkat PH normal, begitu juga • Bikarbonat (rata-rata ± SD)
3,223 untuk laki-laki (50,9%) dengan nilai kisaran
• Tingkat pCO2 normal untuk 19,63±7,725 mmol/L signifikan
kedua jenis kelamin sebagai prediktor mortalitas
• Kadar HCO3 ditemukan (p<0,05).
meningkat pada wanita
(71,4%), sedangkan pada pria
28 normal (53,6%)
Pembahasan
Analisis bivariate pada studi ini menunjukkan korelasi antara pH dan PT (p= 0,007, p = <0,05), HCO3
dan PT (p = 0,000, p = <0,05) dan antara HCO3 dan INR (p= 0,000, p = <0,05)

Studi Raffee di antara semua variabel, nilai p yang signifikan hanya ditemukan untuk HCO3 (yaitu,
nilai p 0,047)
• korelasi positif antara PT dan HCO3 (p = 0,000), pO2 (p = 0,004), sat O2 (p = 0,000), dan
trombosit (p = 0,000)
• korelasi positif antara PTT dan PH (p = 0,001), HCO3 (p = 0,000), PO2 sat (0,049), dan trombosit
(p = 0,000).
• korelasi positif antara INR dan HCO3 (p = 0,000), pO2 (p = 0,000), O2 sat (p = 0,000), dan
Trombosit (p = 0,000).
Hilbert-Carius dkk Korelasi yang signifikan juga ditemukan antara BE dan waktu protrombin (r = -
0,365; p <0,01), BE dan aPTT (r = 0,327, p <0,01).

29
Pembahasan
Tujuan utama dari manajemen pasien sakit kritis adalah pemeliharaan dan optimalisasi kesehatan seluler (dan
organ)
pemeliharaan oksigenasi, perfusi, cairan, elektrolit, dan keseimbangan asam basa

Pemantauan asam basa dan oksigenasi merupakan langkah penting dalam pengelolaan pasien sakit kritis.
Raffee penurunan tingkat HCO3 pada pasien dengan Parvizi et al ↓HCO3 & menemukan hubungan antara
multiple trauma gas darah arteri dan profil koagulopati pasien

ATC konsumsi faktor koagulasi dan trombosit, hilangnya sel darah merah, pengenceran darah oleh cairan,
perubahan hormonal dan sitokin, hipoksia, asidosis, hipotermia, dan aktivasi sistem imunitas
Jin dkk INR lebih sensitif daripada tes aPTT bila digunakan untuk mendeteksi gangguan koagulasi traumatis

30
Kesimpulan

Untuk rerata nilai AGDA, ditemukan


Rerata usia pasien trauma multiple rerata nilai pH pasien trauma multiple di
adalah 37 + 13,47, dengan dominasi RSUP H. Adam Malik Medan adalah
pria sebanyak 89 pasien (63,1%) dan 7,25 + 0,076, dengan rerata nilai pCO2
52 pasien (36,9%) adalah wanita. adalah 48,12 + 3,349 dan rerata nila
HCO3 adalah 29,47 + 3,223.

Untuk faal hemostasis, ditemukan Hasil analisis bivariate dengan uji


rerata prothrombin time (PT) adalah pearson menunjukkan korelasi antara
17,18 + 3,04 detik, rerata activated pH dan PT (p= 0,007, p = <0,05), HCO3
Partial Thromboplastin Time (aPTT) dan PT (p = 0,000, p = <0,05) dan
adalah 32,23 + 3,59 detik dan rerata antara HCO3 dan INR (p= 0,000, p =
INR adalah 2,51 + 0,81 <0,05).

31
Terima Kasih

32

Anda mungkin juga menyukai