HASIL PENELITIAN
Oleh
ZUHRI MARDIAH
NIM : 187041173
HASIL PENELITIAN
Oleh
ZUHRI MARDIAH
NIM : 187041173
Latar Belakang : Dalam beberapa penelitian, paparan ultraviolet dan kadar serum
vitamin D telah dikaitkan dengan risiko terjadinya kanker prostat. Pada tingkat sel,
kerja utama vitamin D dimediasi oleh vitamin D receptor (VDR) guna mengurangi
proliferasi dan meningkatkan apoptosis pada beberapa keganasan. VDR pada prostat
manusia belum banyak diteliti. Masih sedikitnya bukti dan masih terdapat perbedaan
dari hasil penelitian sebelumnya, serta belum ditemukan nya penelitian yang
dilakukan di Indonesia mengenai ekspresi VDR pada adenokarsinoma prostat,
khususnya di kota Medan. Oleh karena itu, kami tertarik untuk menilai ekspresi VDR
pada adenokarsinoma prostat di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan.
Tujuan : Menilai distribusi ekspresi imunohistokimia VDR pada adenokarsinoma
prostat berdasarkan usia, nilai prostat spesifik antigen (PSA), dan grading
histopatologi.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional pada 34 sampel blok parafin pasien yang didiagnosis secara histopatologi
sebagai adenokarsinoma prostat. Kemudian, dilakukan pewarnaan imunohistokimia
VDR dan dinilai ekspresinya berdasarkan hasil pulasan warna coklat pada sitoplasma
dan inti sel. Penilaian dilakukan dengan menjumlahkan hasil skor luas dengan skor
intensitas. Hasil data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi.
Hasil: Rerata pasien adenokarsinoma prostat berusia 64, 65 tahun. Dari 34 sampel,
terdapat 70,6% memiliki nilai PSA tinggi, 64,7% poorly differentiated, 41,2% grade
group 5, dan 73,5% dengan skor ekspresi VDR sedang. Sekitar 6,7% sampel pada
kelompok usia 61-70 tahun dan 4,2% sampel dengan PSA tinggi menunjukkan
ekspresi VDR kuat. Berdasarkan grade group, semakin rendah grade group
cenderung semakin kuat ekspresi VDR.
iii
THE IMMUNOHISTOCHEMICAL EXPRESSION OF VITAMIN
D RECEPTOR (VDR) IN PROSTATE ADENOCARCINOMA
IN GENERAL HOSPITAL ADAM MALIK MEDAN IN 2017-2018
Zuhri Mardiah, Delyuzar, Lidya Imelda Laksmi
Department of Anatomic Pathology, Faculty of Medicine, Universitas Sumatera Utara,
Medan, Indonesia
Background : The exposure of ultraviolet and vitamin D serum levels have been
linked to prostate cancer. At the cellular level, the main function of vitamin D is
mediated by vitamin D receptors (VDR) in order to reduce proliferation and increase
apoptosis in some malignancy. VDR in human prostate has not been widely studied.
There is still little evidence and different results from previous studies, and no
research has been studied in Indonesia, especially in Medan. Therefore, we are
interested to assess VDR expression in prostate adenocarcinoma in General Hospital
Adam Malik Medan.
Objective : To assess the distribution of VDR immunohistochemical expression in
prostate adenocarcinoma based on age, PSA value, and histopathological grading.
Method : This descriptive study with cross sectional approach used 34 samples from
paraffin blocks from patients histopathologically diagnosed as prostate
adenocarcinoma. Then, immunohistochemical staining of VDR were perfomed and
their expression were determined based on brown color expressed in cytoplasm and
nuclei. The results were assessed by summing area score and intensity score. All
results were presented in frequency tables.
Result: The average prostate adenocarcinoma patient is 64, 65 years old. Of the 34
samples, 70.6% had a high PSA score, 64.7% poorly differentiated, 41.2% grade
group 5, and 73.5% with a moderate VDR expression score. Approximately 6.7% of
samples in the 61-70 year age group and 4.2% of samples with high PSA showed
strong VDR expression. Based on the grade group, the lower the grade group tends to
be the stronger the VDR expression.
iv
KATA PENGANTAR
v
sekaligus penguji pada seminar proposal yang telah memberikan saran-saran dan
motivasi yang banyak membantu selama penulisan tesis ini sehingga terselesaikan
dengan baik.
7. Ketua Program Studi Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara yakni Dr. dr. Delyuzar, M. Ked. (PA) Sp. PA (K), juga sekaligus
menjadi dosen pembimbing penulis yang telah memberikan saran-saran dan
banyak membantu selama penulisan tesis ini sehingga terselesaikan dengan baik.
8. Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M. Ked. (PA), Sp.PA selaku dosen pembimbing
pada seminar proposal yang telah memberikan waktu, kritik dan masukan serta
motivasi yang sangat luar biasa sehingga terselesainya tesis ini dengan baik.
9. Dr. dr. Betty, M. Ked (PA), Sp.PA dan selaku dosen penguji pada seminar
proposal yang telah memberikan kritik dan masukan untuk penulisan tesis ini.
10. Seluruh staf pengajar Departemen Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, yakni Prof. dr. H. M. Nadjib Dahlan Lubis, Sp. PA
(K), Dr. dr. Lidya Imelda Laksmi, M. Ked (PA), Sp.PA, dr. Jessy Chrestella, M.
Ked. (PA), Sp.PA, dr. Causa Trisna Mariedina, M. Ked (PA), Sp.PA dan dr. T.
Kemala Intan, M. Pd, M. Biomed atas bimbingan dan masukan selama penulis
menjalankan program pendidikan Magister Kedokteran Klinik Patologi Anatomik.
11. Staf Unit Patologi Anatomik RSUP Haji Adam Malik Medan, yakni dr.
Sumondang Pardede, Sp. PA, dr. Jamaluddin, Sp. PA, dr. Stephen Udjung, Sp.
PA, dr. Sutoyo Eliandy, M. Ked (PA), Sp. PA dan dr. Lely Hartati, M. Ked (PA),
Sp. PA atas bimbingan dan membantu dalam pengumpulan sampel selama
penelitian ini berjalan.
12. Kedua orang tua penulis, ayahanda (Alm) H. Syukri Abdul Majid, ibunda (Almh)
Hj. Karimah Bibi yang telah memberikan keteladanan dalam bekerja keras dan
tanggung jawab, mendoakan, memberikan kasih sayang, motivasi dan dukungan
baik materil maupun non materiil hingga saat ini. Selanjutnya kepada bapak
mertua H. Ibrahim Hasugian dan ibunda Hj. Rosmawati Situmorang yang selama
ini telah mendoakan dan memberi dukungan selama peneliti menyelesaikan
pendidikan Program Magister Kedokteran Klinik.
13. Suami tercinta Supriedi Hasugian dan ketiga anak-anak tersayang : Khairan Nabil
Hasugian, (Almh) Khairannisa Sachi Hasugian, Khansa Afifah Azzahra Hasugian,
vi
atas do’a, dan kasih sayang, motivasi, dukungan baik moril maupun materil dan
kesabaran mendampingi dalam keadaan suka dan duka meskipun banyak waktu
kebersamaan kita yang hilang selama masa pendidikan yang tidak pernah bisa
tergantikan.
14. Penulis juga mengucapkan terima kasih buat semua kakak dan abang senior,
teman satu kelompok dr. Harry Sundoro, dr. Rizki Hidayat, dr. Affan Akbar
Talami, dr. Marlina Sinaga, dr. Septina Saragih, dr. Rahayu Asih Putri serta
teman-teman PPDS di Departemen Patologi Anatomik atas doa, semangat dan
persahabatan selama ini, serta seluruh pegawai di Departemen Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran yang telah mendukung proses pendidikan dan penelitian
penulis selama ini.
Sebagai akhir kata dari penulis, semoga tesis ini memiliki manfaat dan nilai
bagi kita semua di masa yang akan datang dan kiranya dapat menjadi rujukan
yang lebih baik lagi.
Zuhri Mardiah
vii
DAFTAR ISI
viii
2.3 Vitamin D ............................................................................ 39
2.3.1 Pengertian ................................................................... 39
2.3.2 Sumber, produksi dan metabolisme ........................... 40
2.3.3 Reseptor ...................................................................... 42
2.3.4 Lokasi reseptor ........................................................... 43
2.3.5 Mekanisme Molekuler ................................................. 44
2.3.6 Peran Vitamin D pada kanker ..................................... 45
2.3.7 Peran Vitamin D pada imunitas adaptif ...................... 47
2.3.8 Vitamin D dan kanker prostat ..................................... 48
2.3.8.1 Metabolisme vitamin D ................................... 48
2.3.8.2 Regulasi pertumbuhan ..................................... 51
2.3.8.3 Aksi VDR ......................................................... 52
2.3.8.4 Sirukulasi vitamin D dan risiko ....................... 56
2.4 Kerangka Teori .................................................................... 59
2.5 Kerangka Konsep ................................................................ 59
ix
4.1.3 Distribusi frekuensi ekspresi VDR berdasarkan grade
histopatologi. ................................................................ 74
4.2 Pembahasan............................................................................. 75
4.1.13
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
UV = Ultraviolet
VDR = Vitamin D reseptor
VEGF = Vascular endotel growth factor
Vitamin D3 = Cholecalciferol
Vitamin D2 = Ergocalciferol
VDRE = Vitamin D respon element
WHO = World Health Organization
1,25(OH)2D = 1,25-dihydroxyvitamin D
25(OH)D = 25-hydroxyvitamin D
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
16
PERNYATAAN
Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan
hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
berlaku.
Zuhri Mardiah
xvi
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
utama pada pria. Setiap tahun 1,6 juta pria didiagnosis dengan adenokarsinoma
prostat dan 366.000 pria meninggal karena tumor ini di seluruh dunia. 1 Pada tahun
yang paling sering didiagnosis dengan jumlah kasus baru sebanyak 174.650 (20%)
dan penyebab kematian kedua pada laki-laki setelah kanker paru dengan jumlah
Di Asia, insiden kanker prostat rata-rata adalah 7,2 per 100.000 pria per-
tahun. Di Indonesia sebagian besar pasien sudah dalam stadium lanjut pada saat
2011 selama periode 2006-2010 terdapat 971 penderita kanker prostat, dengan
stadium terbanyak adalah stadium 4 (50,5%).3,4 Jumlah kasus baru kanker prostat
menempati urutan ke-12 dengan jumlah kasus sebanyak 11.361 (3,3%), dan
jumlah angka kematian menempati urutan ke-11 dengan jumlah 5.007 kasus
(2,4%), serta prevalensi dalam 5 tahun berjumlah 23.055. Penderita kanker prostat
di tiga rumah sakit pusat pendidikan (Jakarta, Surabaya dan Bandung) dalam 8
tahun terakhir adalah 1.102 pasien dengan rerata usia 67,18 tahun.4,5,6 Di
Sumatera Utara pada tahun 2016, kanker prostat menempati urutan ke-4 setelah
kanker paru, kanker serviks dan kanker payudara dengan jumlah penderita
1
2
prostat neoplastik dengan diferensiasi dan sekresi diatur dalam berbagai pola
berkontribusi pada etiologi perkembangan kanker prostat adalah usia, genetik, ras,
lingkungan, obesitas, pola makan tinggi lemak hewani dan rendah serat, merokok,
negara maju dan negara yang sedang berkembang, serta di antara kelompok
etnis/ras. Tingkat kejadian dan mortalitas kanker prostat pada pria Afrika-
Amerika mirip dengan pria dari Karibia dan Amerika Selatan dengan keturunan
Afrika Barat. Di Amerika Serikat, terdapat dua kali lipat peningkatan angka
kanker prostat lebih rendah di Asia, namun terjadinya penyakit ini telah
bertambahnya usia, yaitu lebih dari 80% dari kanker prostat didiagnosis pada pria
yang berusia >65 tahun.13 Ras selalu menjadi faktor penting. Angka kejadian
kanker prostat pada orang Amerika berkulit hitam meningkat dua kali lipat
dibandingkan orang kulit putih.14 Sebaliknya, angka kejadian pada orang Jepang
adalah 1:20 dari angka kejadian pada bangsa Amerika berkulit putih. Namun,
3
Jaringan prostat dipengaruhi oleh dua hormon steroid yaitu testosteron dan
vitamin D. Kerja dari hormon ini dimediasi oleh masing-masing reseptor yaitu
receptor androgen (AR) dan vitamin D receptor (VDR). Bentuk aktif hormonal
dikenal sebagai salah satu hormon dan diketahui memiliki risiko lebih rendah
pada beberapa jenis kanker, termasuk kanker prostat.18 Transkripsi nuklir dari
mensintesis vitamin D seiring bertambahnya usia.22-24 Risiko tinggi pada pria kulit
hitam dapat dipahami dalam hal kekurangan vitamin D, dimana kulit hitam
rendah.25 Ciri rasial lain dari kanker prostat dapat dipahami dengan cara yang
4
sama. Sebagai contoh, pria kulit hitam Afrika memiliki tingkat risiko lebih rendah
daripada pria kulit hitam di Amerika Serikat karena pria kulit hitam Afrika lebih
sering terpapar sinar radiasi ultraviolet ketimbang pria kulit hitam Amerika
Serikat.26,27
Risiko rendah pada penduduk asli Jepang dapat dipahami dalam hal
minyak ikan, yang terdapat dalam ikan tuna dan ikan cakalang. Kedua ikan
pada stadium dini. Kanker prostat stadium dini sering kali tidak menunjukkan
gejala atau tanda klinis. Gejala umumnya baru muncul apabila kanker prostat
telah memasuki stadium lanjut.4 Kanker prostat stadium dini biasanya ditemukan
pada saat pemeriksaan colok dubur berupa nodul keras pada kelenjar prostat atau
PSA. Diagnosis pasti diperoleh dari hasil biopsi atau spesimen operasi melalui
ultraviolet dan kematian akibat kanker prostat menyangkut sifat anti tumor
5
pada manusia.33 Vitamin D3 menyebabkan sel kanker prostat pada tikus secara in
vitro berdiferensiasi sehingga phenotype dari sel ganas menjadi sedikit, tetapi
onkogen myc.34 Ekspresi onkogen ini meningkat pada tumor prostat manusia. Ini
terapi).35
vitamin D pada berbagai penyakit dan jenis kanker telah banyak mendapat
perhatian, serta telah banyak diteliti dalam sejumlah penelitian. Studi komparatif
imunohistokimia pertama pada 27 sampel dari berbagai kategori usia 10-19 tahun,
20-29 tahun, 30-39 tahun, 40-49 tahun, 50-59 tahun, 60-69 tahun, melihat pola
ekspresi VDR pada prostat manusia, membandingkan tingkat usia, zona prostat
(zona perifer dan zona sentral), dan beberapa potongan organ lain. Sampel berasal
dari organ donor prostat manusia. Hasilnya adalah: (1) ekspresi VDR paling
rendah pada usia 10-19 tahun, meningkat pada usia 20-59, dan menurun pada usia
60-69 tahun; (2) distribusi VDR tidak merata pada prostat manusia dimana
ekspresi lebih kuat signifikan pada zona perifer yang kemungkinan bermanfaat
untuk terapeutik; (3) hubungan ekspresi VDR pada zona perifer dan zona sentral
dengan usia menunjukkan penurunan ekspresi VDR pada zona sentral pada semua
kelompok usia 0 ± 59 tahun. Pada usia 60 ± 69 tahun, ekspresi VDR setara pada
zona sentral dan zona perifer. Tes interaksi usia dan zona tidak signifikan, oleh
6
karena itu efek zona tidak dipengaruhi oleh usia; (4) distribusi VDR sangat luas
dan menunjukkan ekspresi yang beragam pada berbagai organ. Pada kulit,
kelenjar getah bening, testis, dan paratiroid menunjukkan ekspresi positif kuat.
Studi terbaru mengenai ekspresi protein VDR pada 841 pasien kanker
terekspresi pada sitoplasma/membran dan tidak terwarnai pada inti. Pria yang
menderita tumor ini dengan ekspresi VDR tinggi menunjukkan penurunan pada
nilai PSA, Gleason score, dan stadium tumor stagnant; maka secara signifikan
18,37
mengurangi risiko keganasan kanker prostat yang mematikan.
VDR pada prostat manusia belum banyak diteliti sehingga dapat dijadikan
terdapat perbedaan hasil yang diperoleh. Menurut Krill et al. pada tahun 2001
prognostik pada adenokarsinoma prostat pada rumah sakit rujukan sehingga sulit
bahwa vitamin D bermanfaat dalam menghambat prognosis yang lebih buruk pada
khususnya di kota Medan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melihat
7
distribusi dan ekspresi vitamin D receptor di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Dari latar belakang yang telah di uraikan sebelumnya, peneliti tertarik untuk
adenokarsinoma prostat.
prostat.
PSA
adenokarsinoma prostat.
c. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai data awal dan dapat kembangkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelenjar prostat adalah organ padat yang mengelilingi uretra di bawah kandung
kemih. Ukurannya sekitar 4 x 3 x 2,5 cm dan berat sekitar 20 gram (Gambar 2.1).
fibromuskular (30%) padat dan glandular (70%) yang otot polosnya berkontraksi
saat ejakulasi. Duktus dari masing-masing kelenjar dapat menyatu tetapi semua
prostat. Kelenjar prostat terbagi atas lima lobus yaitu: (1.) Lobus medius; (2.)
Lobus lateralis (2 lobus); (3.) Lobus anterior; (4.) Lobus posterior dan kelenjar
prostat tesusun dalam tiga zona utama di sekitar uretra : a. Zona transisi : hanya
yang lebih pnjang. c. Zona perifer : sekitar 70% jaringan organ, mengandung
kelenjar utama prostat dengan duktus yang lebih panjang dari zona sentral
(Gambar 2.2).38,39
Kelenjar prostat secara perlahan membesar dari saat lahir sampai pubertas.
Kemudian, prostat berekspansi secara cepat sampai umur 30 tahun, setelah itu
ukuran prostat akan stabil sampai umur 45 tahun, dimana pembesaran lanjutan
akan terjadi. Prostat mensekresikan cairan yang seperti susu, sedikit asam (pH
8
9
(1) Asam sitrat dalam cairan prostat digunakan oleh sperma untuk memproduksi
(3) Fungsi dari asam fosfatase yang disekresikan oleh prostat tidak diketahui.
(4) Seminalplasmin dalam cairan prostat adalah sebagai antibiotik yang dapat
menghancurkan bakteri.40
Produk prostat yang secara klinik penting adalah prostate specific antigen
semen yang terkoagulasi pada pelepasan lambat sperma setelah ejakulasi. Sedikit
PSA biasanya bocor ke dalam vaskular prostat; kadar PSA tinggi dalam sirkulasi
atau inflamasi prostat.39 Konkresi bulat kecil, dengan diameter 0,2-2mm dan
atau klinis. Prostat dikelilingi kapsul fibroelastis, tempat septa meluas dan
membagi kelenjar dalam lobus yang tidak jelas. Seperti halnya vesikula seminalis,
Prostat terletak di dalam true pelvis, terpisah dari symphysis pubic oleh
retropubic space (space of retzius) pada sisi depannya. Pada lateral dibatasi
muskulus levator ani. Prostat diperdarahi oleh arteri iliaka interna dan dorsal
10
venous complex yang akan diteruskan ke vena iliaka interna Arteri yang
memperdarahi prostat berasal dari arteri prostatika, yang bersumber dari arteri
iliaka interna. Aliran vena berasal dari pleksus vena prostat yang berasal dari vena
masukan serabut parasimpatik dari korda spinalis S2-4 dan simpatik dari nervus
cairan prostat ke dalam uretra posterior, seperti pada saat ejakulasi. Jika kelenjar
ini mengalami hiperplasia jinak atau berubah menjadi kanker ganas uretra
kemih.3,40
Gambar 2.4 : Histologi jaringan prostat. a) Prostat memiliki stroma berserat padat (S) tertanam
sejumlah besar kelenjar tubuloalveolar kecil (G). HE, 20x. b) Mikrograf dari satu kelenjar
prostat, menunjukkan corpus amylaceum (CA) concretion dan epitel (E) sekresi yang dikelilingi
oleh lamina propria tipis (LP) dan otot polos tebal (M). HE, 122x. c) Pembesaran yang lebih
tinggi, pemotongan lamelar corpus amylaceum (CA) dan epitel kolumnar pseudostratified
underlain oleh lamina propria (LP). 300x. Mallory trichrome.38
stroma. Komponen stroma ini terdiri atas otot polos, fibroblas, pembuluh darah,
dilapisi epitel selapis silindris atau bertingkat, dan menghasilkan cairan yang
dan disimpan hingga ejakulasi.39 Cairan ini dialirkan melalui duktus sekretorius
semen yang lain pada saat ejakulasi. Volume cairan prostat merupakan ± 25% dari
epitel prostat dengan diferensiasi sel sekretori. Bentuk histomorfologi terdiri dari
kelenjar, sel tunggal dan lembaran-lembaran sel. Biasanya tidak dijumpai sel basal
13
dengan rerata 2-3 tumor terpisah pada setiap kelenjar. Jenis histopatologis
terletak di zona perifer / posterolateral prostat dan 15 -20% terdapat pada zona
keras dan berwarna coklat, putih atau kuning. Lesi lainnya dapat tumbuh
lokal paling sering melibatkan jaringan periprostat, vesikula seminalis, dan dasar
kandung kemih yang ditemukan pada stadium lanjut dapat menyebabkan obstruksi
ureter.41,43
sistem urogenitalia pria. Tumor ini menyerang pria yang berusia diatas 50 tahun,
diantaranya 30% pada pria berusia 70 - 80 tahun dan 75% pada usia lebih dari 80
makin meningkat karena informasi dari majalah, media elektronika, atau internet. 3
Kanker prostat adalah diagnosis kanker yang paling sering kedua pada pria
dan penyebab kematian utama kelima di seluruh dunia. Global burden of Cancer
prostat dilaporkan di seluruh dunia dalam 2018, dengan prevalensi lebih tinggi di
angka kematian sangat terkait dengan usia dengan insiden tertinggi yang terlihat
pada pria lansia (> 65 tahun). Pria Afrika-Amerika memiliki tingkat insiden
tertinggi dan jenis yang lebih agresif dari kanker prostat dibandingkan dengan pria
kulit putih. Belum ada bukti tentang cara mencegah kanker prostat; Namun, untuk
1.017.712 kasus baru (79,7% perubahan keseluruhan) pada tahun 2018 hingga
(120,6%), diikuti oleh Amerika Latin dan Karibia (101,1%) dan Asia (100,9%).
Insiden meningkat pada daerah dimana tes PSA tidak digunakan secara rutin,
sumber daya yang terbatas untuk skrining dan kurangnya kesadaran untuk deteksi
dini pada kanker prostat mengakibatkan kanker prostat sering terdeteksi pada
stadium akhir. Selain itu, mengingat bahwa perawatan medis tidak dapat diakses
yang logis terhadap jumlah kematian yang tinggi meskipun insidennya lebih
rendah.44
16
Gambar 2.7 : Grafik insiden dan mortalitas kanker prostat di seluruh dunia.44
17
Tabel 2.1. Insiden dan mortalitas kanker prostat di negara benua Asia-Pasifik, 2008.45
Tabel 2.2. Insiden dan mortalitas rate kanker prostat di Indonesia tahun 2018.5
18
terjadi pada 8p, 10q, 11q, 13q, 16q, 17q, dan 18q. Beberapa dari kromosom ini
terjadi pengurangan 8p23.2 yang bersifat spesifik dan atau penambahan 11q13.1,
yang diprediksi sebagai pemicu progresi dari kanker prostat. Pada prostat tidak
hanya sel epitelnya saja yang penting, tapi secara keseluruhan, baik dalam
antara epitel-mesenkim atau stroma, proses molekular tidak harus selalu terjadi
secara spontan, namun bisa juga pengaruh lingkungan. Misalnya sel ribonucleic
macrophage scavenger, adalah turunan dari gen yang rentan untuk menjadi
identifikasi dalam kanker prostat. Beberapa dari ekspresi gen yang berlebihan ini
atau kombinasi dari gen mungkin penting sebagai biomarker yang berperan untuk
serta prognosis dari adenokarsinoma prostat. Meskipun lokus 1p, 3q, 5q, and 22q
mempengaruhi buang air kecil, ejakulasi, dan jarang buang air besar. 48 Bagian
prostatik dari air mani memelihara sperma dan menyediakan alkalinitas yang
kelenjar prostat normal, biasanya diawali dengan sel basal perifer. kanker prostat
paling sering terjadi pada zona perifer merupakan bagian dari prostat yang dapat
dipalpasi melalui pemeriksaan colok dubur, Tumor tersebut dapat tumbuh di luar
selama puluhan tahun, Penyebaran tumor yang berada pada kelenjar prostat
Penyebaran secara limfogen melalui kelenjar limfe pada daerah pelvis menuju
20
lumbalis, kosta, paru, hepar, dan otak. Kanker prostat umumnya metastasis ke
Lebih dari 95% dari cancer prostat adalah adenocarcinoma. Lainnya 5%-
90% adalah transitional cell carcinoma, dan sisanya adalah kanker neuroendokrin
(small cell) atau sarkoma. Pada bab ini hanya membahas tentang
meningkat; sering membantu dalam diagnosis. Basal cell layer tidak tampak pada
kanker prostat; namun tampak pada kelenjar normal, Benign Prostat Hypertrophy
(BPH), dan lesi prekursor dari kanker prostat. Jika diagnosa dari kanker prostat
masih belum jelas, pewarnaan imunohistokimia keratin molekular berat dan tinggi
terwarnainya sel basal menunjukkan suatu kanker prostat. Biopsi yang masih
belum jelas dapat di warnai dengan marker baru seperti AMACR atau EPCA,
dilakukan hanya pada biopsi yang masih samar atau negatif pada pewarnaan
standar.47
PIN dan atypical small acinar proliferation (ASAP) dianggap dapat menjadi
lesi prekursor. Pria dengan lesi tersebut memiliki risiko yang besar untuk menjadi
proliferasi seluler pada saluran kelenjar, dengan inti dan anak inti yang membesar
21
rambut wajah dan peningkatan massa otot. Kanker prostat diklasifikasikan sebagai
adenokarsinoma, atau kanker kelenjar, terjadi ketika sel normal dalam screening
kecil sel kanker tetap terbatas pada kelenjar prostat yang normal, suatu kondisi
yang dikenal sebagai karsinoma in situ atau PIN. Meskipun tidak ada bukti bahwa
PIN adalah lesi prekursor, hal ini terkait erat dengan kanker. Jangka panjang, sel
kanker ini mulai berkembang biak dan menyebar ke jaringan prostat di sekitarnya
(stroma) membentuk suatu tumor. Akhirnya, tumor dapat tumbuh cukup besar
untuk menyerang organ terdekat seperti vesikula seminalis, atau rektum, atau sel
aliran darah, sistem limfatik serta invasi ke organ lain disebut metastasis. Kanker
prostat paling sering metastasis ke tulang, kelenjar getah bening, dan dapat
lokal. Metastasis ke tulang sebagian berasal dari invasi pembuluh darah plexus
namun, pasien dengan kanker prostat biasanya tidak memiliki tingkat androgen
22
sel kanker yang digunakan untuk bertahan hidup dan tumbuh. PSMA
folat.48
Variasi pada beberapa lokus genetik telah terlibat dalam kanker prostat. Pria
dengan mutasi pada gen BRCA1 dan BRCA2 (paling dikenal dalam kaitannya
dengan kanker payudara) dan juga gen HOXB13 (faktor transkripsi penting dalam
manusia gen androgen (AR) menunjukkan variasi cukup besar dalam jumlah CAG
di ekson 1. Pria dengan AR CAG memiliki peluang lebih kecil untuk mendapatkan
risiko lebih besar menderita kanker prostat, meskipun penemuan ini tetap
kontroversial.49
prostat berasal dari sel asinar dengan ukuran/bentuk kelenjar kecil hingga sedang,
ireguler dan menyusup ke stroma. Sel acini ganas telah kehilangan sel basal dan
tidak lagi tumbuh secara lobular. Sedangakan pada tumor yang berdiferensiasi
antar sel baik, tidak ditemukan invasi ke stroma. Hilangnya diferensiasi dan
Diketahui bahwa banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker
1. Usia
Kanker prostat sangat jarang terjadi pada pria < 40 tahun, tetapi
kemungkinan untuk terkena kanker prostat meningkat secara cepat setelah umur
50 tahun. Sekitar 6 dari 10 kasus dari kanker prostat ditemukan pada pria lebih
dari 65 tahun4,44,48,50,51
2. Ras
Kanker prostat terjadi lebih sering pada pria campuran Afrika-Amerika, pria
Karibian, pria Afrika daripada pria ras lain. Pria Afrika-Amerika juga lebih sering
terdiagnosa pada stadium yang lebih lanjut dan dua kali lipat lebih mungkin
meninggal karena kanker prostat dari pada pria berkulit putih. Kanker prostat
jarang terjadi pada pria Asia-Amerika dan pria Latin dari pada pada pria berkulit
putih non-Hispanic. Alasan perbedaan dari ras dan etnis ini masih belum
jelas.4,44,48,50,51
3. Kebangsaan
Kanker prostat paling sering terjadi pada negara bagian Amerika Utara,
Eropa sebelah barat laut, Australia, dan Pulau karibia. Jarang terjadi di negara
Asia, Afrika, Amerika Pusat, and Amerika Selatan. Alasan untuk ini masih belum
jelas. Screening yang lebih intensif pada beberapa negara maju mungkin dapat
menjadi alasan. Alasan lain adalah faktor seperti perbedaan gaya hidup. 4,44,48,50,51
24
4. Riwayat keluarga
pada beberapa kasus disebabkan oleh faktor genetik. Memiliki saudara atau ayah
yang terkena kanker prostat, memiliki risiko dua kali lipat untuk terkena kanker
prostat.4,44,48,50,51
5. Gen
dapat meningkatkan risiko kanker prostat adalah mutasi gen BRCA1 atau BRCA2;
mutasi pada gen juga meningkatkan risiko kanker prostat pada beberapa pria,
6. Diet
Pria yang mengkonsumsi banyak daging merah atau produk tinggi lemak
memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker prostat. Pria ini juga cenderung
untuk makan lebih sedikit buah dan sayuran. Dokter masih belum bisa
kalsium pada diet dan perlu diingat bahwa kalsium juga mempunyai kelebihan
yang penting.4,44,48,50,51
7. Faktor-Faktor Lainnya :
25
Pada kanker prostat stadium dini, sering kali tidak menunjukkan tanda atau
gejala klinis. Gejala itu biasanya muncul setelah kanker berada pada stadium yang
lebih lanjut. Kanker prostat stadum dini biasanya ditemukan pada saat
pemeriksaan colok dubur berupa nodul keras pada prostat atau secara kebetulan
dokter mengeluh adanya gangguan saluran kemih berupa kesulitan miksi, nyeri
kencing, atau hematuria yang menandakan bahwa kanker telah menekan uretra.
Meskipun jarang, kanker dapat menekan rektum dan menyebabkan keluhan buang
air besar. Kanker prostat yang sudah metastasis ke tulang memberikan gejala
nyeri tulang, fraktur pada tempat metastasis, atau kelainan neurologis jika
1. Sulit Berkemih.
Bisa berupa perasaan ingin berkemih tapi tidak ada yang keluar, berhenti
saat sedang berkemih, ada perasaan masih ingin berkemih atau harus sering ke
membesarnya kelenjar prostat yang ada di sekitar saluran kemih karena ada tumor
Terjadi akibat adanya tumor prostat yang menekan saluran kemih. Namun,
nyeri ini juga bisa merupakan gejala non-kanker, seperti infeksi prostat
dokter meski darah yang dikeluarkan hanya sedikit, berwarna merah muda.
Tumor prostat bisa saja menyebabkan aliran darah ke penis yang seharusnya
meningkat saat terjadinya ereksi menjadi terhalang sehingga susah ereksi. Bisa
Gejala ini, seperti darah pada urin, bisa timbul tidak terlalu jelas. Darah
tidak dalam jumlah banyak dan hanya menyebabkan warnanya berubah menjadi
merah muda.38
27
6. Sulit buang air besar (BAB) dan masalah saluran pencernaan lainnya.
Akibatnya, bila ada tumor pencernaan akan terganggu. Namun perlu diingat, sulit
BAB yang terus menerus juga bisa menyebabkan pembesaran prostat karena
terjadi tekanan pada kelenjar secara terus menerus. Sulitnya BAB dan gangguan
7. Nyeri terus menerus di punggung bawah, panggul atau paha dalam bagian atas.
punggung bawah, panggul dan pinggul sehingga nyeri yang sulit dijelaskan di
Sering terbangun di malam hari lebih dari sekali hanya untuk berkemih.38
Gejala mirip inkontinensia urin (ngompol). Urin tidak dapat ditahan hingga
Karena tidak menimbulkan gejala maka pria yang memiliki faktor risiko
sebaiknya memeriksakan diri secara rutin. Faktor risiko ini termasuk adanya
anggota keluarga yang menderita kanker terutama jika itu sang ayah, obesitas dan
Mucinous. Diikuti oleh Signet ring-cell, Pleomorphic giant cell, dan Sarcomatoid
28
adenocarcinoma.41,52
penetrasi tumor pada dasar prostat, atau ekstensi langsung melalui duktus
digunakan Gleason grading system, yang berdasarkan pola glandular prostat yang
pada tahun 1966 – 1974 oleh Dr. Donald Gleason. Terdapat dua aspek unik dari
sistem Gleason yaitu pola arsitektur tumor dan grade yang dihasilkan dari
penghitungan dua pola yang paling banyak dijumpai. Pola arsitektur primer dan
sekunder dimulai dari angka 1 sampai 5, jika tumor hanya memiliki satu pola
histologi, kemudian pola primer dan sekundernya dalam jumlah yang sama, maka
rata-rata skor Gleason mulai dari 2 (1+1) sampai 10 (5+5). Pada tumor yang
29
dominan pola Gleason 3 diikuti dengan pola Gleason 4 memiliki skor Gleason 7
(3+4). Tumor dominan dengan pola Gleason 4, diikuti pola Gleason 3 juga
memiliki skor Gleason 7, namun berbeda prognosis. Grading awal bisa dilihat
dengan pembesaran 40x dan 100x, jika perlu bisa dengan pembesaran 200x untuk
pada biopsi aspirasi jarum halus, karena hasil yang tidak akurat dan tidak
5 tingkat. Pada adenokarsinoma prostat dapat terdapat dua atau lebih pola
morfologi kelenjar. Dua pola yang paling dominan masing-masing diberi angka
1 – 5.38
Gleason 1 dan 2 : tumor terdiri dari nodul-nodul berbatas tegas yang dibentuk
memiliki variasi bentuk dan ukuran, ukuran kelenjar lebih kecil dibandingkan
Gleason 1 – 2.
Gleason 4 : kelenjar tidak lagi terpisah satu sama lain, tampak kelenjar-kelenjar
Jumlah nilai dari kedua pola morfologi yang paling dominan (Gleason
score) berkisar antara 2 dan 10. Gleason score 2 berarti diferensiasinya paling
38
baik , sedang Gleason score 10 berarti diferensiasinya paling buruk (anaplastik)
30
Gambar 2.8. A. Diagram skema Gleason grading yang di modifikasi. B. Grade Group.41
Gambaran kelenjar kecil yang terlihat masih baik adalah konsisten untuk
Gleason score 3. Pola kelenjar kribriform pada awalnya juga dengan Gleason
terdiri dari sarang sarang tumor, individu sel, susunan sejajar seperti tali, dan sel
saraf yang padat. Komedonekrosis yang dijumpai dari sel nekrosis intraluminal
pada kelenjar kribriform. Variasi pola kelenjar dan subtipe kanker prostat dapat di
jadikan Gleason grade berdasarkan pola arsitektur yang sesuai dengan acinar
kanker, jumlah total cores, sejalan nya tingkat kanker dan proporsi jaringan
prostat yang terkena karsinoma, skor Gleason, perluasan diluar prostat, dan invasi
pada vesikula seminalis. Yang paling penting adalah Gleason grade, dimana pada
biopsi dapat digunakan dalam prediksi stadium pasca operasi, progresi tumor dan
mortalitas. Skor Gleason merupakan faktor prognosis yang sama dari hasil TUR-P
setelah dilakukan grading, stadium dari spesimen merupakan hal penting sebagai
prognosis pada rekurensi dan mortalitas spesifik kanker prostat. Stadium patologi
digunakan untuk kasus radikal prostatektomi pT2a, pT2b, pT2c, pT3a dan pT3b
didapat dari stadium American Joint Comitte on Cancer (AJCC) 2010. Status
indikator yang signifikan dari peningkatan risiko mortalitas kanker prostat setelah
prognosis yang signifikan tetapi tidak dapat sebagai prediktor independen dari
colok dubur dan pemeriksaan darah. Colok dubur pada penderita kanker prostat
akan menunjukkan adanya benjolan keras yang bentuknya tidak beraturan. Pada
pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi)
pada penderita benigna prostat hypertrophy BPH. Jika pada pemeriksaan colok
Biopsi prostat.
PSA merupakan petanda tumor yang potensial untuk kanker prostat. PSA
dihasilkan terutama oleh sel-sel epitel kolumnar kelenjar prostat. PSA dapat
ejakulasi, pasca pijat prostat, dan pasca instrumentasi. Pada kadar PSA >10 ng/ml
50-88% terbukti kanker, pada kadar 4 – 10 ng/ml 20% terbukti kanker, dan pada
kadar < 4 ng/ml 9 – 27% terbukti kanker. Maka dari itu dianjurkan biopsi pada
kadar PSA >10 ng/ml atau terabanya nodul pada colok dubur. Terdapat beberapa
modifikasi nilai PSA serum yang dapat digunakan untuk meningkatkan spesifisitas
PSA velocity : peningkatan PSA serum/tahun, indikasi biopsi pada PSA velocity
Age adjustment PSA : kadar PSA normal menurut umur, indikasi biopsi : PSA >
2,5 ng/ml pada laki-laki usia 40 – 49 tahun, PSA > 3,5 ng/ml pada laki-laki usia
50-59 tahun, PSA > 4,5 ng/ml pada laki-laki usia 60 – 69 tahun, PSA > 6,5
(PSA harus turun hingga 0,1ng/ml). PSA adalah suatu tes darah yang mudah, dapat
diulang dan akurat. Digunakan untuk mendeteksi suatu protein (prostate specific
antigen) yang dilepaskan dari kelenjar prostat kedalam darah. Nilai PSA biasanya
lebih tinggi pada pria dengan kanker prostat dari pada pria tanpa kanker prostat.
PSA penting sebagai suatu tes screening untuk kanker prostat. Oleh karena itu
berumur 50 tahun - >50 tahun. Selanjutnya, untuk pria yang mempunyai risiko
merekomendasikan screening PSA pada usia yang lebih muda (usia 40 tahun).38
Nilai garis batas ini diinterpretasikan dalam konteks usia pasien, gejala dan tanda
klinis, riwayat keluarga, dan perubahan nilai PSA berdasarkan waktu. Hasil yang
prostat. Lebih tinggi nilai PSA, lebih mungkin diagnosis dari kanker prostat dapat
34
ditegakkan. Lebih dari itu, nilai PSA cenderung meningkat jika kanker telah
menyebar (metastasis) ke organ lain. Nilai PSA yang sangat tinggi pada usia 30 -
Gambaran klasik kanker prostat pada TRUS adalah area hipoekhoik pada
zone perifer prostat. Tumor kecil tampak hipoekhoik , namun tumor besar dapat
menemukan 37,6% kanker prostat yang terdeteksi bersifat isoekhoik dan hanya
yang dicurigai ganas dan meningkatkan akurasi biopsi prostat. TRUS sendiri tidak
tengah, dan basis prostat pada kedua sisi (biopsi sexstant) dengan bantuan TRUS.
Guna meningkatkan deteksi kanker prostat juga dilakukan biopsi pada aspek
posterolateral dari zona perifer yang merupakan lokasi tersering dari kanker
prostat dini. Bila hasil biopsi pertama negatif, dianjurkan untuk melakukan biopsi
ulangan (terutama bila tetap terdapat indikasi). Bila ditemukan PIN high grade,
maka pada 50-100% kasus juga ditemukan lesi kanker sehingga indikasi untuk
dilakukan biopsi ulang. Saat ini biopsi sexstant dianggap tidak memadai untuk
sering digunakan dan cara yang sangat baik untuk melihat metastase sistemik.
Positif palsu < 2%. Diagnosis dikonfirmasi dengan foto rontgen polos pada area
yang terkena. Penyebab tersering positif palsu adalah degenerasi artritis dari spine
dan sendi ekstremitas, Paget disease dan trauma lama terutama pada tulang iga.
Lesi yang terdapt pada isolasi bone-scan tidak termasuk dan harus diperiksa
lanjut.38
namun tetap dengan pengamatan aktif. Pasien yang ditawari watchful waiting
- Stage T1a, tumor berdiferensiasi baik/moderat. Pada pasien yang lebih muda
dengan harapan hidup > 10 tahun, reevaluasi dengan PSA, TRUS, dan biopsi
dianjurkan.
Pasien stage T1b-T2b yang sudah diberi informed consent sebelumnya dengan
tumor berdiferensiasi baik (Gleason 2-4) dan harapan hidup 10-15 tahun ,
semua pasien yang tidak bersedia menerima efek samping terapi aktif , pasien
36
hidup pendek.
vesikula seminalis, duktus ejakulatorius dan batas leher buli. Prosedur ini dapat
Pada saat ini prosedur prostatektomi radikal dianggap sebagai pilihan utama
guna mencapai eradikasi lokal kanker prostat. Approach retropubik lebih disukai
impotensi , obstruksi leher buli , kebocoran urin, emboli paru, cedera rektum, dan
diterapkan pada pasien dengan stadium dini (tumor T1, T2a). Prosedur nerve
Kanker prostat yang dianggap masih kurabel pada pasien dengan harapan
- Stage T1a bila harapan hidup > 15 tahun, atau bila derajat tinggi (high grade)
- Stage T1b , T2
- Stage T1c
Prostatektomi radikal dapat menjadi pilihan terapi pada stage T3 dengan ekstensi
Stage T3 dengan ekstensi ekstrakapsuler luas, kadar PSA yang tinggi, dan
diferensiasi buruk
Jika batas sayatan tidak bebas tumor maka radioterapi ajuvan dapat bermanfaat.
Terapi hormonal dapat diberikan pada pasien-pasien dengan KGB (+) atau
38
keterlibatan vesikula seminalis.
jaringan sekitar dengan lapangan sinar yang multiple untuk meminimalkan efek
samping radiasi ke buli dan rektum. Dosis radiasi untuk pasien low risk 70-72 Gy,
intermediate risk 75-76 Gy, dan high risk > 80 Gy. Untuk menilai keberhasilan
dengan kanker yang terlokalisir. Jarang digunakan untuk kanker prostat dengan
dengan total dosis radiasi sekitar 145 Gy untuk Iodine dan 125 Gy untuk
palladium.38
positif atau ekstensi tumor ekstrakapsular tanpa keterlibatan vesika seminalis atau
KGB. Dianjurkan 3-4 bulan setelah operasi agar luka telah sembuh. Radioterapi
otak, fraktur patologis (metastase tulang dosis 3000 cGy dalam 10 fraksi).38
Tujuan terapi adalah mengurangi insidens batas sayatan positif. Obat yang
dipakai adalah Luteinizing hormone releasing hormone (LHRH) agonis dan anti
androgen. Terapi hormonal tidak digunakan sebagai terapi primer karena tidak
pernah untuk kuratif. Penatalaksanaan pasien dengan batas sayatan positif dan
radiasi, tidak disarankan untuk operasi. Pilihan terapi yang dapat digunakan,
antara lain kombinasi operasi dan radiasi dengan teknik baru blokade androgen
memuaskan.38
Digunakan gas argon untuk mendinginkan prostat dan gas helium untuk
menghangatkan uretra.38
39
2.3 Vitamin D
untuk meregulasi homeostasis kalsium dan fosfat. Vitamin D adalah vitamin yang
unik, dapat berperan dalam sistem endokrin dan tidak hanya sebagai vitamin tapi
tetapi, saat ini banyak temuan peran vitamin D yang mempengaruhi kesehatan
penyakit autoimun.53,54
40
Vitamin D terdiri atas dua bentuk yaitu cholecalciferol (Vitamin D3) dan
(suplementasi makanan) dan endogen (produksi dari kulit setelah paparan sinar
ultraviolet). Sumber vitamin D2 didapat dari produk yang berasal dari sterol ragi,
ergosterol. Vitamin D3 didapat dari diet dan diproduksi oleh kulit dengan bantuan
sinar matahari serta produk olahan hewani seperti daging, susu, minyak ikan
(seperti salmon, tuna, dan mackerel), hati sapi, keju, dan kuning telur. Sintesis
dan pigmentasi.55
41
sistem regulasi yang tepat dalam bioavaibilitas. Proses aktivasi dan deaktivasi
terjadi melalui ikatan umpan balik positif dan negatif, tergantung pada keadaan
Dari hasil penelitian, diketahui bahwa bukan hanya ginjal yang dapat
memiliki enzim ini, akibatnya secara lokal jaringan ini dapat memproduksi
jaringan itu sendiri dan jaringan disekelilingnya, tapi vitamin D tersebut tidak
family reseptor steroid yang meliputi reseptor untuk asam retinoid, hormon tiroid,
hormon seks, dan steroid adrenal. Protein VDR manusia memiliki 427 asam amino
dengan ukuran 50 kDa yang berfungsi sebagai obligat heterodimer dengan RXR
(DBD), ligand binding domain (LBD) dan hinge domain. DBD berikatan langsung
dengan DNA respon element, LBD secara dimer akan berikatan dengan reseptor
retinoid, LBD merupakan tempat lekat dari vitamin D dan tempat terjadinya
43
fosforilasi. DBD dan LBD dihubungkan oleh hinge domain; hinge domain adalah
Fungsi dan peran vitamin D sangat luas, hal ini dapat dilihat dari banyak nya
sejumlah faktor transkripsi dari gen yang respon terhadap vitamin D. Terdapat
beberapa gen yang dapat diaktifkan oleh vitamin D yaitu CYP24A1, BGLAP
berhubungan dengan sistem genomik. Sinyal pada sistem non genomik sangat
cepat karena tidak tergantung pada proses transkripsi, secara tidak langsung
lebih dari satu sistem second messenger antara lain: PI3K, G protein-couple
Gambar 2.13 Efek dari vitamin D receptor (VDR) aktivasi pada tumorigenesis. Calcitriol terikat
pada VDR heterodimers dengan reseptor X Retinoid (RXR) dan ligan (9 cis-retinoic acid) lain,
menempati urutan nukleotida tertentu pada vitamin D receptor element (VDRE). Berkaitan
dengan beberapa faktor transkripsi, kompleks ini menyebabkan terjadinya transkripsi gen
vitamin D receptor.61
invasi serta menghambat sinyal estrogen. Peran vitamin D tidak cuma sebatas
meregulasi kalsium dan fosfat tapi memiliki efek sistemik yang sangat luas.
kanker.60,62,63
46
menjadi sel plasma dan sel memori, serta sekresi imunoglobulin. Selain itu,
vitamin D juga menekan proliferasi sel T dan menyebabkan shifting dari fenotipe
Th17, dan memfasilitasi induksi sel Treg. Efek ini mengakibatkan penurunan
produksi sitokin IL-2, IL-17 dan IL-23, serta meningkatkan produksi sitokin anti-
produksi sitokin inflamatori yang dihasilkan monosit, seperti IL-1, IL-6, IL-8, IL-
12, dan TNFα. Vitamin D juga menghambat diferensiasi dan maturasi sel
dendritik yang ditandai dengan penurunan ekspresi molekul MHC kelas II,
molekul kostimulatori (CD40, CD80, dan CD86), dan IL-12 sehingga sel
dendritik tidak dapat berperan sebagai sel penyaji antigen secara maksimal. 53,55
dan invasi sel tumor. Studi epidemiologi menyelidiki hubungan jalur vitamin D
studi menemukan bahwa pria dengan kadar 25(OH)D rendah dan alel BsmI BB
memiliki risiko yang lebih kecil terhadap kanker prostat. Pria dengan kadar
25(OH)D rendah dan kurang fungsional dengan alel Fok1 ff memiliki risiko
hampir dua kali lipat peningkatan risiko terhadap kanker prostat dibandingkan
dengan pria dengan alel Fok1 FF/Ff dan kadar 25(OH)D tinggi; hubungan itu
bahkan lebih kuat pada stadium lanjut atau high-grade. Oleh karena itu,
dalam menekan risiko kanker prostat ganas. hal ini didukung oleh Physician´
Health Study (PHS) dan Health Professionals follow-up study (HPFS) yang
metabolit dengan ekspresi VDR untuk memodifikasi risiko kanker prostat yang
mematikan.18
hidroksilase (CYP27B1) juga terdapat dalam prostat, yang berarti bahwa sel
prostat dapat menghasilkan bentuk aktif vitamin D3. Aktivitas enzim ini telah
dibuktikan dalam kultur sel prostat manusia dan dalam sel kanker prostat. Jelas,
enzim ini mungkin memiliki peran dalam mengatur secara negatif proliferasi sel
49
aktivitas atau ekspresi 1-α hidroksilase dibandingkan dengan sel prostat normal
1,25(OH)2D3 prostat lebih tinggi daripada yang ada didalam sirkulasi darah
babi.66 Studi lain menemukan bahwa dalam injeksi intravena dari 1,25-
diperoleh dari prostatectomy. Studi khusus ini dengan ukuran sampel yang sangat
ekspresi 1-α hidroksilase dalam prostat sel.72 Oleh karena itu, para penulis
anti kanker prostat daripada dosis besar 1,25(OH)2D3 untuk menghindari efek
samping hiperkalsemia.
50
jinak dan jaringan prostat ganas, serta tiga saluran pada sel kanker prostat,
menunjukkan bahwa sejumlah besar jaringan ganas memiliki ekspresi mRNA lebih
rendah dan tingkat promotor yang lebih tinggi dari 24-hidroksilase dibandingkan
aktivitas dalam sel kanker prostat. Hal ini tampaknya menunjukkan bahwa Cross-
Talk reseptor androgen dan VDR sedang bekerja. Selanjutnya, kelompok yang
Karena stroma prostat dapat memberikan lingkungan mikro yang penting untuk
perkembangan kanker prostat, penulis ini juga menunjukkan bahwa asam retinoic
ekspresi dalam sel-sel stroma prostat manusia P29SN dan P32S (74). Dengan
efek antiproliferatif dari 1,25(OH)2D3 pada sel DU145 dengan menekan ekspresi
2.3.8.2 Regulasi pertumbuhan oleh vitamin D pada prostat normal dan ganas
Prostat adalah organ target vitamin D dan VDR telah ditemukan terdapat
pada epitel prostat dan sel kanker. Calcitrol (1,25-dihydroxy-vitamin D3) mampu
menghambat pertumbuhan sel epitel prostat primer dan sel kanker prostat serta
xenografts kanker prostat pada hewan. Beberapa studi klinis menunjukkan bahwa
pada beberapa kanker prostat dan sel normal. Studi epidemiologi menunjukkan
penghambatan pertumbuhan kanker prostat dengan AR negatif pada sel PC3 dan
DU145 (ditinjau lebih rinci oleh Peehl dan Feldman). Dalam studi hewan in vivo,
kanker prostat. Data ini sangat menyarankan androgen sebagai faktor yang
kanker prostat. Diketahui bahwa regulasi ekspresi gen FAS oleh 1,25(OH)2D3
52
adalah tergantung pada androgen, dan androgen terlibat dalam efek antiproliferatif
vitamin D pada sel LNCaP. Mekanisme interaksi antara vitamin D dan androgen
masih harus diselidiki. Efek penghambatan vitamin D juga terbukti dalam subset
pada jenis sel. Sintetis analog kalsemik yang kurang dari vitamin D tampaknya
merupakan kandidat yang baik pada uji klinis terhadap manusia dengan kanker
refraktor.68
terutama melalui aktifitas reseptor nuklirnya atau VDR. VDR adalah anggota
keluarga super reseptor nuklir, yang fungsinya bertindak sebagai faktor transkripsi
yang tergantung ligand pada inti.62,79 Selain itu, setelah aktivasi ligan, reseptor ini
mengikat urutan DNA genomik tertentu, yaitu, VDRE untuk mengaktifkan atau
menekan ekspresi gen.62,78. RXR dari VDR heterodimer akan difosforilasi melalui
terbukti bahwa reseptor androgen dan VDR berkomunikasi saling silang dalam
Telah dilaporkan bahwa ekspresi VDR dapat diatur oleh beberapa hormon
glukokortikoid.81 Selain itu, efek gen genom, melalui mekanisme yang disebut
plasma mungkin juga memiliki efek modulasi cepat pada fungsi selular. 62,81,82
Efek genomic dan non-genomic dari VDR telah dibuktikan dalam sel prostat.83-85
Vitamin D terutama melalui efek genomik VDR dapat menekan fungsi sel
invasi sel, angiogenesis, atau induksi diferensiasi sel dan apoptosis. 63,70 Fungsi ini
pada sel kanker prostat dapat diubah oleh kemampuan aktivasi-ligand VDR untuk
sehingga mengurangi potensi invasif dan metastatik dari sel kanker prostat.92,94
angiogenesis secara in vitro dan in vivo.97 Interleukin 6 (IL-6) adalah salah satu
54
IL-6 dalam sel prostat primer.98 Selain, pro-inflamasi sitokin interleukin 8 (IL-8)
mungkin juga memiliki potensi angiogenik dan tumorigenic pada kanker prostat. 99
Calcitriol dapat menurunkan tingkat IL-8 dalam dua garis sel epitel prostat
manusia dikodekan HPR-1 dan rwpe-1; dan tiga garis sel kanker prostat yaitu,
LNcAP, PC-3, dan DU145, dengan mengurangi NFkB P65 translokasi nuklir dan
transkripsi gen IL-8.94 Kalsitriol mungkin memiliki efek radiosensitisasi pada sel
kanker prostat dengan menekan ion radiasi-dimediasi aktivasi dari NFkB terkait
endotel growth factor (VEGF) dalam beberapa sel kanker manusia termasuk sel
(TRAMP)-2 tumor ditransplantasikan ke jenis wild type atau VDR knockout (Ko)
tikus dengan terapi kalsitriol, ditemukan bahwa tumor pada tikus Knockout lebih
besar dari pada tikus jenis liar, menunjukkan efek penghambatan pertumbuhan
VDR yang diinduksi ligand pada tikus jenis liar. Demikian pula, pembesaran
secara langsung dipengaruhi melalui VDR dan kalsitriol di lokasi tumor. HIF-1α,
meningkat pada tumor dari Knockout tikus.100 Pentingnya VDR dalam mengatur
model LPB-Tag prostat dalam VDR tikus knockout versus VDR tikus tipe liar.70
Gambar 2.18 Ekspresi protein vitamin D receptor (VDR) dalam microarray cores pada sel jaringan
prostat yang dikutip dari penelitian Physicians’ Health Study (PHS) dan studi Health Professionals
follow-up study (PHFS) berdasarkan Gleason score: (A) Gleason 3+3; (B) Gleason 3+4; (C)
Gleason 4+3; and (D) Gleason 4+4. Gambar diambil dengan pembesaran 20x. Dimana pada
pewarnaan menunjukkan tumor prostat terwarnai, tampak sitoplasma/membran terwarnai pada
sebagian besar sel. Tidak tampak pewarnaan pada inti oleh VDR.18
kanker prostat belum banyak memberikan hasil. Tentu saja, ada beberapa
penelitian tampak untuk mendukung gagasan bahwa tingkat tinggi serum vitamin
negatifdengan kanker prostat dibatasi pada pria di atas usia median 57 tahun. 70
Dalam sebuah studi Fannish dengan tindak lanjut selama 13yr dari sekitar 19.000
orang, para penulis menemukan bahwa konsentrasi serum yang rendah dari
25(OH)D3 berhubungan dengan risiko tinggi dari paparan sebelumnya dan kanker
prostat yang lebih agresif. Selain itu, ada dua laporan yang lebih baru ditindak
median atau lebih tinggi dari tingkat median memiliki risiko lebih rendah untuk
Faktanya, ada sejumlah studi yang menunjukkan tidak ada hubungan invasif
antara tingkat sirkulasi vitamin D metabolit dan risiko kanker prostat. Sebagai
contoh, pada studi meta-analisis terbaru terkait hubungan dari level serum 25-
konsisten antara sirkulasi tingkat metabolit vitamin D dan kanker kolorektal, tidak
ada dukungan untuk hubungan kanker payudara dan prostat ditemukan. Studi
kasus kohort pada pria tua (≥ 65 tahun) yang berpartisipasi dalam studi
Dalam kelompok prospektif ini, para penulis menyimpulkan bahwa tidak ada
tidak ada efek menguntungkan dari tingkat vitamin D dalam darah untuk
Studi prospektif lain baru-baru ini juga tidak menunjukkan bahwa vitamin D
memiliki efek pada pengurangan risiko kanker prostat. Di sisi lain, laporan yang
sama menyatakan bahwa level dalam darah 25(OH)D3 lebih tinggi terkait dengan
pada pria Nordic yang terdiri dari 622 kasus kanker prostat dan 1.451 kontrol
menunjukkan bahwa, kelompok kekurangan 38% risiko lebih rendah dari total
kanker prostat, 58% risiko lebih rendah dari kanker prostat berdiferensiasi buruk,
dan 49% risiko lebih rendah rendah dari kanker prostat agresif. Sebuah studi
sebelumnya juga melaporkan bahwa hanya kelompok yang lebih tua (> 61 tahun)
dengan risiko kanker prostat. Dengan tindak lanjut rata-rata 8 tahun, meneliti pria
yang signifikan antara asupan kalsium dan vitamin D dan risiko kanker prostat.
Dalam tes pencegahan kanker prostat (Amerika Serikat dan Kanada, 1994–2003)
dengan 9.559 peserta, asupan makanan atau suplemen vitamin D serta banyak
faktor lain yang dianalisis tidak menunjukkan korelasi signifikan dengan risiko
susu, kalsium, dan asupan vitamin D dan risiko kanker prostat juga banyak
dilakukan. Studi ini menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
25(OH)D3 1,25(OH)2D3
Faktor Risiko/Pencetus :
CYP2R1, Usia
CYP27A1
Ras
DBP Gen BRCA 1, BRCA 2
Riwayat keluarga
Diet
Vitamin D inflamasi prostat
infeksi menular seksual
vasektomi
VDR Imuno-
histokimi
Previtamin D3 +RXR a
Adenocarcinoma
UVB VDRE
Prostat
7-dehidrokolesterol
Kanker Prostat
METODE PENELITIAN
pendekatan cross sectional dimana setiap sampel pada penelitian ini diamati satu
Universitas Sumatera Utara beralamat di jalan Universitas No.1 Medan dan Unit
Patologi Anatomi RSUP H. Adam Malik beralamat di jalan Bunga Lau No.17
Medan.
Penelitian ini dilakukan sejak bulan Juni 2020 sampai dengan bulan Mei
60
61
Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien yang didiagnosis dengan
dan RSUP H. Adam Malik Medan di Jalan Bunga Lau No.17 Medan, tahun 2017-
2018.
Sampel dari penelitian ini adalah blok parafin dari penderita yang telah
Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi terjangkau yang
dengan mengambil data dari rekam medik dan blok parafin penderita yang
dan eksklusi.
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah blok parafin yang berasal dari
jaringan TURP, prostatectomy dan core biopsy dan telah didiagnosis sebagai
c. Blok parafin/slide yang tidak memenuhi standart (rusak, dll), sehingga tidak
dapat dinilai.
a. Usia
b. PSA
c. Grading histopatologi
Ekslusi : Inklusi :
Adenokarsinoma prostat
Data klinis : Review slide peneliti dan 2 orang Potong ulang blok
- Usia pembimbing ahli patologi anatomi paraffin IHC
VDR
- PSA
Histopatologi :
- Grading Ekspresi
histopatologi imunohistokimia
dari kelenjar, sel tunggal dan lembaran-lembaran sel. Biasanya tidak dijumpai
d. Usia pasien (skala interval) adalah lama waktu hidup sejak dilahirkan. Pada
1= ≤ 40 tahun – 50 tahun
2= 51 tahun – 60 tahun
3= 61 tahun – 70 tahun
4= > 70 tahun
e. Prostat Spesifik Antigen (PSA) yaitu suatu glikoprotein yang dihasilkan oleh
sitoplasma sel prostat, dan berperan dalam melakukan likuefaksi cairan semen.
PSA berguna untuk melakukan deteksi dini adanya kanker prostat dan evaluasi
lanjutan setelah terapi kanker prostat.3 Nilai prostat spesifik antigen (PSA)
dikategorikan sebagai :
Dalam penelitian ini, grading histopatologi prostat dibuat menjadi dua versi,
berikut:41
dari hasil pulasan warna coklat pada sitoplasma dan inti sel, yang dinilai
- 1 : dijumpai warna coklat di sitoplasma dan inti sel <10% dari jumlah sel.
- 2 : dijumpai warna coklat di sitoplasma dan inti sel 10–50% dari jumlah sel.
- 3 : dijumpai warna coklat di sitoplasma dan inti sel >50% dari jumlah sel.
- 2 : moderat, coklat
Untuk skor intensitas VDR diperoleh dengan menambahkan skor luas dengan skor
intensitas:
- Lemah : skor 2
- Sedang : skor 3 – 4
- Kuat : skor 5 – 6
a. Status penelitian
plate, coated objek glass, deck glass, rak kaca objek, chamber pengecatan,
a. Blok parafin dan slide yang tersimpan di Instalasi Unit Patologi Anatomi
aqua distillate.
b. Data usia, kadar PSA dan grading histopatologi diperoleh dari rekam medis
c. Berdasarkan data rekam medik tersebut diperoleh slide dan blok parafin
parafin dan slide yang adekuat akan dimasukkan ke dalam kriteria inklusi.
d. Grading histopatologi dinilai oleh peneliti dan dua orang ahli Patologi
e. Data yang lengkap, blok parafin dan slide yang adekuat dijadikan sebagai
oleh dua orang ahli patologi anatomik yang menjadi pembimbing untuk
menghindari bias.
f. Hasil data ekspresi VDR yang didapat akan dicatat dan dimasukkan ke dalam
ketebalan 4μm.
b. Sampel blok parafin yang sudah dipotong ditempelkan pada object glass
c. Keringkan dan panaskan diatas hot plate. Disimpan dalam inkubator 380C
e. Beri tris EDTA untuk pretreatment dalam microwave: cook I power level
tinggi selama 5 menit dan cook II power level medium selama 5 menit, lalu
h. Inkubasi sediaan dengan antibodi primer selama 1 malam dalam suhu 4oC
(dalam kulkas).
k. Cuci dengan PBS pH 7,4 + Twin 20 lalu PBS masing – masing selama 5
menit.
t. Tutup dengan Entellan dan cover glass, dan bisa langsung dibaca.
83/TGL/KEP/USU/2021.
BAB IV
prostatectomy, dan core biopsy. Total sampel yang memenuhi syarat dan telah
dan Unit Patologi Anatomik RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2017-2018.
50 tahun, 51–60 tahun, 61–70 tahun, dan >70 tahun (Tabel 4.1). Selain itu,
menggunakan 2 jenis grading ini adalah Gleason score ini masih dipakai oleh
70
71
prostat berusia 43 tahun, tertua berusia 89 tahun, dan rerata pasien berusia 64,65
tahun ±9,496 tahun. Sampel terbanyak berusia 61–70 tahun, berjumlah 15 sampel
(44,1%), diikuti ke-2 terbanyak berusia 51–60 tahun (9 orang, 26,5%) dan ke-3
72
27 sampel (70,6%). Delapan sampel (23,5%) memiliki nilai PSA normal dan
memiliki Gleason score 2+3=5 (5,9%), 2 sampel dengan Gleason score 3+3=6
Gleason score 4+3=7 (2,9%), 1 orang dengan Gleason score 3+5=8 (2,9%), 5
orang dengan Gleason score 4+4=8 (14,7%), 2 orang dengan Gleason score
5+3=8 (5,9%), 6 orang dengan Gleason score 4+5=9 (17,6%), 3 orang dengan
Gleason score 5+4=9 (8,8%), dan 5 orang dengan Gleason score 5+5=10
(14,7%).
termasuk grade group 4, satu sampel (2,9%) dimasukkan sebagai grade group 3,
tujuh sampel (20,6%) grade group 2, dan 4 sampel (11,8%) grade group 1.
Selain itu, dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa sampel terbanyak
berjumlah 25 sampel (73,5%) memiliki skor ekspresi VDR sedang, diikuti oleh 8
sampel (23,5%) ekspresi lemah dan 1 sampel (2,9%) memiliki ekspresi kuat.
73
berdasarkan data klinis (usia dan nilai PSA) (lihat Tabel 4.2).
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi ekspresi VDR berdasarkan usia dan nilai PSA
Hanya 1 sampel dengan ekspresi VDR kuat berusia 61-70 tahun (100%).
Dari 25 sampel dengan ekspresi VDR sedang, terdapat 12 sampel berusia 61-70
tahun (48%), lima sampel berusia 51-60 tahun dan lima sampel berusia >70 tahun
(20%), serta 3 sampel berusia ≤40-50 tahun (12%). Dari 8 sampel adengan
ekspresi VDR lemah, terdapat 4 sampel berusia 51-60 tahun (50%), dan 2 sampel
memiliki nilai PSA tinggi (100%). Dari 25 sampel dengan ekspresi VDR sedang,
terdapat 18 sampel dengan nilai PSA tinggi (72%), lima sampel dengan nilai PSA
normal (20%), dan 2 sampel nilai PSA sedang (8%). Dari 8 sampel dengan
ekspresi VDR lemah, terdapat 5 sampel dengan nilai PSA tinggi (62,5%) dan 3
ekspresi VDR kuat memiliki Gleason score 3+4=7 (100%). Dari 25 sampel
dengan ekspresi VDR sedang, terdapat 6 sampel dengan Gleason score 4+5=9
(24%); 5 sampel Gleason score 5+5=10 (20%); 3 sampel dengan Gleason score
3+4=7 dan 3 sampel 5+4=9 (12%); 2 sampel dengan Gleason score 2+3=5,
3+3=6, dan 2 sampel 4+4=8 (8%); serta 1 sampel dengan Gleason score 3+5=8
dan 1 sampel 5+3 (4%). Dari 8 sampel dengan ekspresi VDR lemah, terdapat 3
75
sampel dengan Gleason score 3+4=7 dan 3 sampel 4+4=8 (37,5%); serta 1 sampel
sebagai grade group 2 (100%). Dari 25 sampel dengan ekspresi VDR sedang,
terdapat 14 sampel dengan grade group 5 (56%); 4 sampel (16%) dengan grade
group 1; serta 3 sampel dengan grade group 2 (12%). Dari 8 sampel dengan
ekspresi VDR sedang, 4 sampel dengan grade group 4 (50%), 3 sampel dengan
4.2. Pembahasan
Sumatera Utara dan Unit Patologi Anatomik RSUP H. Adam Malik Medan pada
tahun 2017-2018 sebanyak 34 sampel. Pada rumah sakit yang sama, Herman
RSUP H. Adam Malik Medan merupakan pusat rujukan Rumah Sakit atau Rumah
Sakit tipe A. Adanya pengurangan kasus pada penelitian ini mungkin terjadi
76
akibat dua hal ini. Yang pertama, mungkin pasien-pasien karsinoma prostat sudah
pengetahuan akan kanker prostat ini, mereka lebih memilih untuk berobat
pengobatan tradisional.
bertambahnya usia, yaitu lebih dari 80% dari kanker prostat didiagnosis pada pria
yang berusia >65 tahun.13 Pada penelitian ini, diketahui bahwa sampel termuda
sampel berusia 64,65 tahun ± 9,496 tahun. Sekitar 44,1% sampel berusia 61–70
tahun, 26,5% berusia 51-60 tahun, 20,6% berusia >70 tahun, dan 8,8% berusia ≤
40–50. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori dan penelitian lain yang
menyebutkan bahwa karsinoma ini sangat jarang terjadi pada pria <40
pada laki-laki berusia 65-74 tahun.104 Tingkat insidensinya hampir 60% pada laki-
laki yang berusia di atas 65 tahun. Hal ini terjadi karena kanker prostat pada
stadium awal biasanya bersifat asimtomatik dan sering kali indolent.105 Ditambah
Indonesia yang sebagian besar masih memiliki ekonomi rendah, maka pasien
lebih sering terdeteksi menderita kanker prostat setelah telah mengalami stadium
prognostik untuk kanker prostat, dimana semakin tinggi kadar PSA maka semakin
tinggi pula kecurigaan terhadap adanya kanker prostat.106 PSA dihasilkan terutama
oleh sel-sel epitel kolumnar kelenjar prostat. Kadar PSA ini dapat meningkat pada
penyakit BPH, kanker prostat, prostatitis, infark prostat, ejakulasi, paska pijat
prostat, dan paska instrumentasi.38 Pada penelitian ini, sekitar 70,6% sampel
adenokarsinoma prostat memiliki nilai PSA yang tinggi. Sekitar 23,5% sampel
memiliki nilai normal dan sisanya 5,9% memiliki nilai PSA yang sedang. Hasil
penelitian ini serupa dengan penelitian Putriyani dan Hilbertina serta Sanni.106,107
H. Adam Malik Medan pada periode 2014–2016 memiliki kadar PSA di atas
semakin tidak teratur dan Gleason score juga ikut meningkat. Pertumbuhan
kelenjar tidak beraturan, lumen kelenjar tidak terbentuk dan komponen matriks
berkurang. Sekresi PSA oleh sel kanker juga akan meningkat bersamaan dengan
barrier antara lapisan sel basal dan membran basalis yang rusak berat. Sebagai
tambahan, angiogenesis juga aktif pada saat yang sama, sehingga pada akhirnya
peningkatan serum PSA tergantung dari diferensiasi sel tumor. Diferensiasi buruk
pada karsinoma prostat dapat menyebabkan konsentrasi PSA yang lebih rendah
prostat, sel yang bersifat ganas memproduksi lebih sedikit PSA daripada sel epitel
78
yang normal. Meskipun begitu, akibat terjadinya peningkatan jumlah sel ganas
yang sangat banyak pada karsinoma, PSA yang diproduksi menjadi lebih banyak
dan kadar serum PSA akan meningkat.109 Teori tersebut mendukung hasil
penelitian ini bahwa sekitar 70,6% pasien adenokarsinoma prostat memiliki nilai
awal kanker prostat.110 Dr. Donald Gleason menciptakan sistem grading untuk
yang baik untuk menentukan laju perkembangan penyakit. 112 Penilaian ini
diaplikasikan oleh klinisi seperti Ikatan Ahli Urologi Indonesia dan National
well differentiated. Hasil penelitian ini sejalan dengan Putriyuni and Hilbertina.
group, dari 34 sampel pada penelitian ini, sekitar 41,2% dimasukkan sebagai
grade group 5; 23,5% grade group 4; 20,6% grade group 2; 11,8% grade group
1; dan 2,9% grade group 3. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian
Erickson et al. Mereka meneliti mengenai Turku cohort tahun 2000-2005 dan
menemukan bahwa sekitar 36,8% kasus ditentukan sebagai grade group 1; 29,3%
grade group 2; 15,3% grade group 4; 13,8% grade group 3; dan hanya 4,8%
79
grade group 5.110 Adanya perbedaan hasil ini terjadi karena adanya perbedaan
lokasi tempat penelitian, yaitu perbedaan Negara atau daerah. Sebagian perbedaan
pastinya juga berbeda.105 Selain itu, kebanyakan pasien yang datang berobat ke
RSUP H. Adam Malik Medan (RS tipe A) sudah lama menderita kanker prostat
dan berada dalam kondisi yang lebih parah sehingga kemungkinan memiliki
Jaringan prostat dipengaruhi oleh dua hormon steroid yaitu testosteron dan
afinitas terhadap pengikatan VDR yang paling tinggi. VDR ini telah ditemukan
pada epitel prostat dan sel kanker.68 Dari hasil penelitian ini, didapatkan bahwa
sekitar 73,5% memiliki skor ekspresi VDR sedang, yang diikuti 23,5% ekspresi
lemah dan 2,9% memiliki ekspresi kuat. Hasil penelitian ini sejalan dengan
ekspresi VDR sedang; 33,3% ekspresi kuat; dan 16,7% ekspresi lemah. 102 Adanya
sedikit perbedaan hasil antara kedua penelitian ini terjadi karena berbedanya
ekspresi VDR mungkin dapat menjadi faktor penentu untuk terjadinya kanker
prostat. Mereka menunjukkan bahwa tidak adanya VDR dikaitkan dengan lebih
mekanisme, yaitu inhibisi proliferasi (melalui terhentinya siklus sel), invasi dan
mekanisme antikanker terhadap tumor dan sel stroma ini mungkin menentukan
bagaimana kerja vitamin D.115 Mekanisme mengapa siklus sel fase G0/G1
berhenti pada sel kanker prostat yang mengekspresikan VDR yang paling mungkin
adalah adanya inhibisi cyclin-dependent kinase inhibitor, seperti p21 dan p27,
1,25(OH)2D dapat meningkatkan kadar messenger dan protein p21. Efek ini dapat
dipotensiasi pada kasus kombinasi terapi, seperti pada kanker prostat dimana
vitamin D dan Akt inihibitor bekerja sama dalam menginduksi terhentinya siklus
Bax dan Bad dan dengan cara menginhibisi faktor antiapoptosis seperti Bcl-2 dan
karsinogenesis dan perkembangan sel kanker, karena c-MYC terlibat dalam siklus
sel. Selain itu, vitamin D sangat berkontribusi dalam pengaturan sitokin dan sel
imun. Mekanisme yang terlibat adalah lewat pengaturan sitokin dan prostaglandin
dua jenis efek terhadap sel target, yaitu jalur genomik dan non genomik.
oleh pengikatan 1,25(OH)2D3 ke VDR dan aktivasi VDR.115 Jalur genomik (inti
sel) terjadi saat vitamin D, atau dalam bentuk aktifnya, kalsitriol berikatan dengan
VDR yang membentuk heterodimer dengan retinoic X receptor (RXR) dan dengan
ligannya (nine cisretinoic acid). Dimer ini membentuk kompleks dengan Vitamin
pengikatan VDR terhadap kalsitriol yang terjadi di membran VDR pada membran
terbukti saat imunohistokimia VDR sebagian terpulas di inti dan sebagian terpulas
di sitoplasma.
semua kategori usia memiliki ekspresi VDR sedang. Satu-satunya sampel dengan
ekspresi VDR kuat berusia 61–70 tahun (100%). Dari 8 sampel dengan ekspresi
VDR lemah, terdapat 4 berusia 51–60 tahun (50%), dan masing-masing 2 sampel
berusia 61–70 tahun dan >70 tahun (25%). Sejauh ini, peneliti tidak menemukan
adanya penelitian lain yang mengaitkan ekspresi VDR dengan usia pasien
adenokarsinoma prostat. Oleh karena itu, tidak bisa dibandingkan hasil penelitian
lain. Namun, dijumpai ada satu penelitian yang menghubungkan usia dengan
ekspresi VDR pada pasien SCC esofagus. Pada penelitian ini, dijumpai bahwa
sebagian besar pasien yang berusia ≤60 tahun dan >60 tahun sama-sama memiliki
ekspresi VDR yang rendah. Tidak ditemukan adanya perbedaan ekspresi VDR
Ada satu penelitian oleh Krill et al yang melihat bagaimana pola ekspresi
82
VDR pada prostat manusia normal. Dalam penelitian tersebut, ditemukan bahwa
ekspresi VDR terendah pada kelompok usia 10–19 tahun, meningkat pada usia
20–59 tahun dan menurun pada usia 60–69 tahun. Meskipun begitu, adanya
penurunan ekspresi VDR sebesar 22% dari umur 50–59 tahun dibandingkan 60–69
tahun secara statistik tidak bermakna. Tidak dijelaskan dalam penelitian ini
mengapa hal ini bisa terjadi.36 Dari sini, mungkin dapat diperkirakan bahwa
mungkin terdapat kecenderungan usia tertentu untuk memiliki ekspresi VDR yang
kuat. Namun, hasil penelitian ini harus diteliti lebih lanjut. Campolina-Silva et al
menemukan bahwa seiring dengan bertambahnya usia tikus Wistar, maka semakin
meningkat kadar VDRnya, kecuali pada area lesi yang mengalami proliferasi
histopatologi pada prostat yang mengalami aging. Oleh karena itu, status ekspresi
Selain itu, berdasarkan nilai PSA pada penelitian ini, satu-satunya sampel
dengan ekspresi VDR kuat memiliki nilai PSA tinggi (100%). Dari 8 sampel
dengan ekspresi VDR lemah, terdapat 5 dengan nilai PSA tinggi (62,5%) dan 3
normal (37,5%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Swami et al dan
Hendrickson et al. Dari kedua literatur ini, didapatkan bahwa pasien karsinoma
18,37
prostat dengan ekspresi VDR tinggi menunjukkan penurunan pada nilai PSA.
gleason score 3+4=7 (100%). Dari 8 sampel dengan ekspresi VDR lemah, terdapat
masing-masing 3 sampel dengan gleason score 3+4=7 dan 4+4=8 (37,5%); serta
83
menemukan bahwa laki-laki dengan ekspresi tumor protein VDR yang tinggi lebih
memiliki karakteristik klinis yang lebih baik, termasuk lebih rendahnya Gleason
score. Mereka juga menemukan bahwa ekspresi VDR tertinggi pada tumor dengan
dengan Gleason score tinggi.120 Pada penelitian ini, pada seluruh grade
terjadi karena adanya perbedaan SNP VDR pada sampel penelitian. Oleh karena
itu, dibutuhkan lebih lanjut penelitian mengenai SNP VDR pada kelompok sampel
ini.
dengan ekspresi VDR kuat ditetapkan sebagai grade group 2 (100%). Dari 8
sampel dengan ekspresi VDR lemah, terdapat 4 sampel dengan grade group 4
(50%), 3 dengan grade group 2 (37,5%), dan 1 grade group 3 (12,5%). Pada
penelitian ini, juga ditemukan bahwa semakin kuat ekspresi VDR, maka grade
grade group menjadi tiga kelompok yaitu low (grade 1 dan 2), moderate (grade
3), dan high (grade 4 dan 5). Mereka menemukan bahwa sekitar 10% kelompok
low grade memiliki ekspresi VDR positif kuat, sedangkan 20% kasus high grade
juga terpulas ekspresi VDR kuat. Namun, bila diuji statistik, ditemukan tidak ada
Selain itu, juga ditemukan bahwa pada seluruh kelompok grade group, ekspresi
diferensiasi tumor yang lebih baik, tidak adanya keterlibatan ke KGB dan
prognosis yang lebih baik. Pada kanker payudara, adanya peningkatan ekspresi
VDR ini juga dikaitkan dengan lebih lambatnya metastasis ke KGB dan disease-
free survival yang lebih lama. Selain itu, adanya respon selular terhadap
peneliti. Pertama, dalam menentukan grading, sebagian sampel berasal dari core
biopsy, sehingga peneliti sulit mendapatkan sediaan tumor yang cukup baik,
dikhawatirkan tidak mewakili Gleason score dan ekspresi VDR. Kedua, dalam
menilai ekspresi VDR, intensitas warna coklat yang muncul tidak terlalu berbeda.
hanya menilai jumlah VDR pada jaringan dan tidak menilai kadar vitamin D
sesungguhnya pada sampel. Yang kedua, terdapat keterbatasan data rekam medik
sehingga peneliti tidak dapat menggali informasi lebih dalam terkait zona prostat
5.1. Simpulan
Unit Patologi Anatomi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) H. Adam Malik Medan
sebagai berikut :
sampel.
b. Nilai PSA terbanyak adalah pada nilai PSA tinggi (>10ng/ml) sebanyak 24
sampel (70,6%).
sampel.
2. Distribusi frekuensi ekspresi VDR berdasarkan data klinis (usia dan nilai PSA) :
a. Ekspresi VDR lemah terbanyak dijumpai pada kelompok usia 51-60 tahun,
kelompok usia 61-70 tahun, sebanyak 12 sampel (48%). Ekspresi VDR kuat
(6,7%).
85
86
b. Ekspresi VDR lemah terbanyak dijumpai pada nilai PSA tinggi, sebanyak 5
sampel (62,5%). Ekspresi VDR sedang terbanyak dijumpai pada nilai PSA
tinggi, sebanyak 18 sampel (72%). Ekspresi VDR kuat terbanyak dijumpai pada
a. Ekspresi VDR lemah terbanyak dijumpai pada Gleason score 3+4=7 dan
Ekspresi VDR kuat terbanyak dijumpai pada Gleason score 3+4=7 sebanyak 1
sampel (100%).
sampel (50%). Ekspresi VDR sedang terbanyak dijumpai pada grade group 5,
sebanyak 14 sampel (56%). Ekspresi VDR kuat terbanyak dijumpai pada grade
group 2 (100%).
87
5.2 Saran
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai kadar vitamin D dalam
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang menilai gen SNP VDR pada sampel
ini, sehingga dapat dilihat apakah ada kecenderungan SNP tertentu terhadap
1. Pernar CH, Ebot EM, Wilson KM, Mucci LA. The Epidemiology of
Prostate Cancer. Cold Spring Harb Perspect Med. 2018 Dec; 8(12):1–19.
doi: 10.1101/cshperspect.a030361.
2. American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2019. Atlanta: American
Cancer Society; 2019. P. 22-3.
3. Purnomo BB. Tumor Urogenital. In: Dasar-Dasar Urologi, Edisi Kedua.
Jakarta: Sagung Seto; 2003. p. 207.
4. Komite Penanggulan Kanker Nasional. Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran Kanker Prostat. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia; 2017. p. 1–2.
5. The Global Cancer Observatory. Indonesia Source GLOBOCAN 2018.
December 2020 [Cited on 10th October 2020]. Available from:
http://gco.iarc.fr/today/data/factsheets/populations/360-indonesia-fact-
sheets/populations/360-indonesia-fact-sheets.pdf.
6. Wibisono MG. Prevalensi Kanker Prostat di RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Periode 1 Januari 2014 – 31 Desember 2016 [Undergraduate
Thesis]. Palembang: Sriwijaya University; 2019.
7. Irawan D. Penderita Kanker Banyak Terima Informasi Keliru [Internet].
2017 [Cited on 1st October 2020] . Available from: http://koran-
sindo.com/page/news/2017-05-
21/4/23/Penderita_Kanker_Banyak_Terima_Informasi_Keliru.
8. Prawira, Munthe L. Kanker Payudara Masih Tinggi [Internet]. 2015 [Cited
on 23th September 2020]. Available from: http://www.mdn.biz.id/n/145907/.
9. Ulbright TM, Amin MB, Balzer B, Berney DM, Epstein JI, Guo C, Idrees
MT, et al. Germ Cell Tumours: Seminoma. In: Moch H, Humphrey PA,
Ulbright TM, Reuter VE (eds). World Health Organization Classification of
Tumours of the Urinary System and Male Genital Organs, 4th ed. Lyon-
France: IARC; 2016. p. 203–4.
10. Lubis YEP, Raja SL, Suroyo RB. Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan
Dengan Kejadian Kanker P rostat di Poliklinik Bedah Urologi RSUP H .
Adam Malik Medan. PRIMER. 2018; 1(1):42–51.
11. Kidd LR, Coulibaly A, Templeton TM, Chen W, Long LO, Mason T, et al.
Germline BCL-2 Sequence Variants and Inherited Predisposition to Prostate
Cancer. Prostate Cancer Prostatic Dis. 2006; 9(3):284–92.
12. Bai Y, Yu Y, Yu B, Ge J, Ji J, Lu H, et al. Association of Vitamin D
Receptor Polymorphisms with The Risk of Prostate Cancer in the Han
population of Southern China. BMC Med Genet. 2009 Dec ; 10(1):125.
13. Services SI, Lubera JA, Technician SI, Society AC. Cancer Statistics, 1989.
CA Cancer J Clin. 1989 Jan; 39(1):3–20. doi:10.3322/canjclin.39.1.3.
14. Ernster VL, Winkelstein W, Selvin S, Brown SM, Sacks ST, Austin DF, et
al. Race, Socioeconomic Status, and Prostat Cancer. 1977; 61(2):91–187.
15. Haenszel W, Kurihara M. Studies of Japanese Migrants. I. Mortality from
Cancer and Other Diseases among Japanese in the United States. J Natl
Cancer Inst. 1968; 40(1):43–68.
88
89
16. Guileyardo JM, Johnson WD, Welsh RA, Akazaki K, Correa P. Prevalance
of Latent Prostate Carcinoma in Two U.S Population. J Natl Cancer Inst.
1980; 65:311–6.
17. Miller GJ. Vitamin D and Prostate Cancer: Biologic Interactions and
Clinical Potentials. Cancer Metastasis Rev. 1998; 17(4):353–60.
18. Hendrickson WK, Flavin R, Kasperzyk JL, Fiorentino M, Fang F, Lis R, et
al. Vitamin D Receptor Protein Expression in Tumor Tissue and Prostate
Cancer Progression. J Clin Oncol. 2011 Jun; 29(17):2378–85. doi:
10.1200/JCO.2010.30.9880.
19. Miyamoto K, Kesterson RA, Yamamoto H, Taketani Y, Nishiwaki E,
Tatsumi S, et al. Structural Organization of the Human Vitamin D Receptor
Chromosomal Gene and Its Promoter. Mol Endocrinol. 1997 Jul;
11(8):1165–79. doi:10.1210/mend.11.8.9951.
20. Weisman Y, Schen RJ, Eisenberg Z, Edelstein S, Harell A. Inadequate
Status And Impaired Metabolism of Vitamin D in the Elderly. Isr J Med Sci.
1981 Jan; 17(1):19–21.
21. Lips P, van Ginkel FC, Jongen MJ, Rubertus F, van der Vijgh WJ,
Netelenbos JC. Determinants of Vitamin D Status in Patients with Hip
Fracture and in Elderly Control Subjects. Am J Clin Nutr. 1987 Dec;
46(6):1005–10.
22. Lawson DE, Paul AA, Black AE, Cole TJ, Mandal AR, Davie M. Relative
Contributions of Diet and Sunlight to Vitamin D State in the Elderly. BMJ.
1979 Aug; 2(6185):303–5. doi:10.1136/bmj.2.6185.303.
23. Baker MR, Peacock M, Nordin BEC. The Decline in Vitamin D Status with
Age. Age Ageing. 1980; 9(4):249–52. doi:10.1093/ageing/9.4.249.
24. Orwoll ES, Meier DE. Alterations in Calcium, Vitamin D, and Parathyroid
Hormone Physiology in Normal Men with Aging: Relationship to the
Development of Senile Osteopenia*. J Clin Endocrinol Metab. 1986 Dec;
63(6):1262–9. doi:10.1210/jcem-63-6-1262.
25. Clemens TL, Henderson SL, Adams JS, Holick MF. Increased Skin Pigment
Reduces The Capacity of Skin to Synthesise Vitamin D3. Lancet. 1982 Jan;
319(8263):74–6.
26. Kovi J, Hesmat MY. Incidence of Cancer in Negroes in Washington, D.C.
and Selected African Cities. Am J Epidemiol. 1972 Dec; 96(6):401–13.
27. Levi F. Cancer Incidence in Five Continents, Vol. VI. Eur J Cancer. 1993
Jan; 29(16):2315–9.
28. Takeuchi A, Okano T, Teraoka S, Murakami Y, Kobayashi T. High-
Performance Liquid Chromatographic Determination of Vitamin D in
Foods, Feeds and Pharmaceuticals by Successive Use of Reversed-Phase
and Straight-Phase Columns. J Nutr Sci Vitaminol. 1984; 30(1):11–25.
29. Jingwi EY, Abbas M, Ricks-Santi L, Winchester D, Beyene D, Day A, et al.
Vitamin D Receptor Genetic Polymorphisms are Associated with PSA
Level, Gleason Score and Prostate Cancer Risk in African-American Men.
Anticancer Res. 2015; 35(3):1549–58.
30. Bikle DD. Vitamin D Metabolism, Mechanism of Action, and Clinical
Applications. Chem Biol. 2014;21(3):319–29.
doi:10.1016/j.chembiol.2013.12.016.
89
90
31. DeLuca HF, Ostrem V. The Relationship between The Vitamin D System
and Cancer. Essent Nutr Carcinog. 1986 Nov; 53(9):413–29.
32. Chida K, Hashiba H, Fukushima M, Suda T, Kuroki T. Inhibition of Tumor
Promotion in Mouse Skin by 1 Alpha,25-Dihydroxyvitamin D3. Cancer
Res. 1985 Nov; 45(11 Pt 1):5426–30.
33. Eisman JA, Barkla DH, Tutton PJ. Suppression of In Vivo Growth of
Human Cancer Solid Tumor Xenografts by 1,25-Dihydroxyvitamin D3.
Cancer Res. 1987 Jan 1;47(1):21–5.
34. Reitsma PH, Rothberg PG, Astrin SM, Trial J, Bar-Shavit Z, Hall A, et al.
Regulation of myc Gene Expression in HL-60 Leukaemia Cells by a
Vitamin D Metabolite. Nature. 1983 Dec; 306(5942):492–4.
35. Rijnders AWM, van der Korput JAGM, van Steenbrugge GJ, Romijn JC,
Trapman J. Expression of Cellular Oncogenes in Human Prostatic
Carcinoma Cell Lines. Biochem Biophys Res Commun. 1985 Oct;
132(2):548–54.
36. Krill D, DeFlavia P, Dhir R, Luo J, Becich MJ, Lehman E, et al. Expression
Patterns of Vitamin D Receptor in Human Prostate. J Cell Biochem. 2001
Sep; 82(4):566–72. doi:10.1002/jcb.1185.
37. Swami S, Krishnan A V, Feldman D. Vitamin D Metabolism and Action in
the Prostate: Implications for Health and Disease. Mol Cell Endocrinol.
2011 Dec; 347(1–2):61–9. doi:10.1016/j.mce.2011.05.010.
38. Newanda. Kanker Prostat. Bandung: Departemen Ilmu Bedah RSPAD GS;
2019. P.1-29.
39. Mescher AL. Accessory Glands. In: Histology Dasar Junqueira, 13th ed.
New york: Mc Graw Hill Education Lange; 2016. p. 978–80.
40. Tortora GJ, Derrickson B, Nielsen MT. The Male Reproductive System. In:
Roesch B, editor. Principles of Anatomy and Physiology, 12th ed. Amerika
Serikat: John Wiley & Sons.; 2014. p. 894.
41. Moch H, Humphrey PA, Ulbright TM, Reuter VE. Tumor of Prostate. In:
Moch H, Humphrey PA, Ulbright TM, Reuter VE (eds). World Health
Organization Classification of Tumours of the Urinary System and Male
Genital Organs, 4th ed. Lyon-France: IARC; 2016. p. 135–83.
42. Çalışkan S, Koca O, Akyüz M, Ozturk M, Karaman M. Clinical
Significance of Single Microscopic Focus of Adenocarcinoma at Prostate
Biopsy. Prostate Int. 2015 Dec; 3(4):132–4.
43. McKenney JK (editor).Ackerman’s RJR and Prostate and Seminal Vesicles.
In: Surgical Pathology, 10st ed. Missouri: Mosby Elsevier; 2011. p. 1097–
121.
44. Menegoz F, Lutz JM, Mousseau M, Orfeuvre H, Schaerer R. Descriptive
Epidemiology of Prostate Cancer. 1994; 10(2):1–6.
45. Baade PD, Youlden DR, Cramb SM, Dunn J, Gardiner RA. Epidemiology
of Prostate Cancer in the Asia-Pacific Region. Prostate Int. 2013; 1(2):47–
58.
46. Dewi M. Sebaran Kanker di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar 2007.
Indonesian Journal of Cancer. 2017; 11(1):1-8.
47. Presti C, Kane CJ, Shinohara KM, Carroll PR. Neoplasms of the Prostat
Gland. In: Tanagho A, McAninch JW, editors. Smit’h General Urology,
91
17Th ed. United States: Mc Graw Hill Medical New York; 2009. p. 348–
442.
48. Mustafa M, Salih A, Illzam E, Sharifa A, Suleiman M, Hussain S. Prostate
Cancer: Pathophysiology, Diagnosis, and Prognosis. IOSR J Dent Med Sci
[Internet]. 2016; 15(6):861–2279.
49. Damjanov I, Mc.Cue PA. Chapter 17 The Lower Urinary Tract and Male
Reproductive System. In: Rubin E, Reisner HM (eds.). Essential of Rubin’s
Pathology, 6th ed. China: Lippincott Williams & Wilkins; 2011. p. 487.
50. Bashir MN. Epidemiology of Prostate Cancer. Asian Pacific J Cancer Prev.
2015; 16(13):5137–41.
51. Schwartz GG, Hulka BS. Is Vitamin D Deficiency a Risk Factor for Prostate
Cancer? (Hypothesis). Anticancer Res. 1990; 10(5A):1307–11.
52. Siregar MT. Derajat Tumor Infiltrating Lymphocytes (TILs) dengan
Prostate Specific Antigen (PSA) pada Benign Prostate Hyperplasia dan
Adenokarsinoma Prostat [Tesis Magister]. Medan: Universitas sumatera
utara; 2019. Available from:
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/23576.
53. Aranow C. Vitamin D and the Immune System. J Investig Med. 2011 Aug
1; 59(6):881–6. doi: 10.3899/jrheum.090797.
54. Bendich A. Vitamin D. In: Holick MF (editor). Nutrition and Health, 2nd
ed. Totowa: Humana Press; 2010. p. 3–60.
55. Chandra R. Korelasi antara Ekspresi Imunohistokimia Reseptor Vitamin D
pada Plak Psoriasis dengan Derajat Keparahan Psoriasis [Tesis Magister].
Medan: Universitas sumatera utara; 2019. Available from:
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/20443.
56. Robinson CJ, Spanos E, James MF, Pike JW, Haussler MR, Makeen AM, et
al. Role of Prolactin in Vitamin D Metabolism and Calcium Absorption
during Lactation in the Rat. J Endocrinol. 1982 Sep; 94(3):443–53.
57. Norman AW. From Vitamin D to Hormone D: Fundamentals of the Vitamin
D Endocrine System Essential for Good Health. Am J Clin Nutr. 2008 Aug;
88(2):491S-499S.
58. Christakos S, Dhawan P, Verstuyf A, Verlinden L, Carmeliet G. Vitamin D:
Metabolism, Molecular Mechanism of Action, and Pleiotropic Effects.
Physiol Rev. 2015; 96(1):365–408.
59. Haussler MR, Whitfield GK, Haussler CA, Hsieh J-C, Thompson PD,
Selznick SH, et al. The Nuclear Vitamin D Receptor: Biological and
Molecular Regulatory Properties Revealed. J Bone Miner Res. 1998 Mar 1;
13(3):325–49.
60. Deeb KK, Trump DL, Johnson CS. Vitamin D Signalling Pathways in
Cancer: Potential for Anticancer Therapeutics. Nat Rev Cancer. 2007 Sep;
7(9):684–700.
61. Vuolo L, Di Somma C, Faggiano A, Colao A. Vitamin D and Cancer. Front
Endocrinol (Lausanne) [Internet]. 2012 Sep 30; 3(6):115–27. Available
from:
http://journal.frontiersin.org/article/10.3389/fendo.2012.00058/abstract
62. Mizwicki MT, Norman AW. The Vitamin D Sterol-Vitamin D Receptor
Ensemble Model Offers Unique Insights into Both Genomic and Rapid-
91
92
93
94
95
96
119. Campolina-Silva GH, Maria BT, Mahecha GAB, Oliveira CA. Reduced
Vitamin D Receptor (VDR) Expression and Plasma Vitamin D Levels are
Associated with Aging - Related Prostate Lesions. The Prostate. 2018;1-15.
120. Jingwi EY, Abbas M, Ricks-Santi L, Winchester D, Beyene D, Day A, et al.
Vitamin D Receptor Genetic Polymorphisms are Associated with PSA
Level, Gleason Score and Prostate Cancer Risk in African-American Men.
Anticancer Research. 2015; 35:1549-58.
97
LAMPIRAN 1
Grading
No. Gleason Grade Grade Skor Skor Skor
No No Slide Usia PSA
RM score grup histopatologi luas intensitas ekpresi
VDR
Moderate
1 696629 0/191/17 56 3+4 = 7 2 11,43 0 0 0
differentiated
Poorly
2 697592 0/485/17 62 5+5 = 10 5 36,62 3 1 4
differentiated
Poorly
3 696230 0/506/17 69 5+4 = 9 5 59,33 3 1 4
differentiated
Well
4 698003 0/655/17 72 2+3 = 5 1 79,26 2 1 3
differentiated
Well
5 698956 0/753/17 64 2+3 = 5 1 0,88 3 1 4
differentiated
Poorly
6 671476 0/926/17 70 4+5 = 9 5 >100 2 1 3
differentiated
Poorly
7 700936 0/1178/17 43 4+5 = 9 5 21,57 3 1 4
differentiated
Poorly
8 705045 0/1945/17 67 4+5 = 9 5 >100 2 1 3
differentiated
Poorly
9 705681 0/2181/17 60 4+5 = 9 5 >100.000 2 1 3
differentiated
98
Poorly
10 706649 0/2247/17 65 5+4 = 9 5 744,57 2 1 3
differentiated
5+5 = 1 Poorly
11 706907 0/2270/17 74 5 6,37 2 1 3
0 differentiated
Poorly
12 698430 0/2290/17 55 4+4 = 8 4 54,20 1 1 2
differentiated
Poorly
13 706312 0/2430/17 58 4+4 = 8 4 >100.000 1 1 2
differentiated
Poorly
14 710907 0/3012/17 57 4+5 = 9 5 42,74 2 1 3
differentiated
moderate
15 676703 0/3239/17 71 3+4 = 7 2 12,05 2 1 3
differentiated
Poorly
16 712905 0/3509/17 60 5+4 = 9 5 12,32 2 1 3
differentiated
Poorly
17 715017 0/3746/17 69 4+5 = 9 5 0,01 2 1 3
differentiated
Poorly
18 716081 0/3821/17 77 4+4 = 8 4 >100 1 1 2
differentiated
Poorly
19 717429 0/4178/17 62 4+4 = 8 4 >100 2 2 4
differentiated
Poorly
20 722521 0/5171/17 62 5+3 = 8 4 8,29 3 1 4
differentiated
Poorly
21 722358 0/5400/17 56 5+5 = 10 5 1,87 2 1 3
differentiated
Poorly
22 726172 0/5989/17 60 5+5 = 10 5 62,90 2 1 3
differentiated
moderate
23 727788 0/6267/17 65 3+4 = 7 2 118,75 1 1 2
differentiated
Poorly
24 729091 0/6481/17 60 4+4 = 8 4 246,56 2 2 4
differentiated
99
Poorly
25 731726 0/479/18 77 5+3 = 8 4 0,84 0 0 0
differentiated
Moderate
26 690011 0/3419/18 70 3+4 = 7 2 0,11 2 1 3
differentiated
Well
27 712236 0/3215/17 89 3+3 = 6 1 49,90 2 2 4
differentiated
moderate
28 597619 0/3133/18 62 2 < 0,01 1 1 2
3+4 = 7 differentiated
Moderate
29 655557 0/1030/18 69 3+4 = 7 2 81,09 2 3 5
differentiated
Poorly
30 753845 0/1911/18 65 3+5 = 8 4 17,71 3 1 4
differentiated
Moderate
31 620698 0/6649/18 58 4+3 = 7 3 0,03 1 1 2
differentiated
Poorly
32 748455 0/3954/18 44 5+5 = 10 5 12,24 2 1 3
differentiated
Moderate
33 737962 0/1674/18 84 3+4 = 7 2 71,51 2 1 3
differentiated
Well
34 752970 0/4431/18 66 3+3 = 6 1 1,12 1 2 3
differentiated
100
Lampiran 2
LAMPIRAN 3
LAMPIRAN 4
LAMPIRAN 5
LAMPIRAN 6
DATA PRIBADI
1. Nama : dr. Zuhri Mardiah
2. Tempat & Tanggal Lahir : Kisaran, 01 April 1985
3. Usia : 35 tahun
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Status : Menikah
6. Pendidikan : S1 Kedokteran
7. Agama : Islam
8. Kebangsaan : Indonesia
9. Alamat : Jl. Bunga Baldu, No.57B, Kel. Asam
Kumbang, Kec. Medan Selayang.
10. Telp. : 081242862686
PENDIDIKAN FORMAL
1. SD : SDN.010083 Kisaran
2. SMP : MTS Muhammadiyah 3 Kisaran Timur
3. SMU : AL-Azhar Medan
4. S1 : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
[[
PENGALAMAN BEKERJA
2009 - 2010 : Sebagai dokter di unit gawat darurat di RS. Bhayangkara
Makassar
2010 - sekarang : Sebagai dokter PNS di RSUD Syech yusuf Kabupaten Gowa
Sulawesi Selatan.