PT RajaGrafindo PersadA
Anggota IKAPI
Kantor Pusat:
Jl. Raya Leuwinanggung, No.112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Kota Depok 16956
Tel/Fax : (021) 84311162 – (021) 84311163
E-mail : rajapers@rajagrafindo.co.id http: // www.rajagrafindo.co.id
Perwakilan:
Jakarta-16956 Jl. Raya Leuwinanggung No. 112, Kel. Leuwinanggung, Kec. Tapos, Depok, Telp. (021) 84311162.
Bandung-40243, Jl. H. Kurdi Timur No. 8 Komplek Kurdi, Telp. 022-5206202. Yogyakarta-Perum. Pondok Soragan
Indah Blok A1, Jl. Soragan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Telp. 0274-625093. Surabaya-60118, Jl. Rungkut Harapan
Blok A No. 09, Telp. 031-8700819. Palembang-30137, Jl. Macan Kumbang III No. 10/4459 RT 78 Kel. Demang Lebar
Daun, Telp. 0711-445062. Pekanbaru-28294, Perum De' Diandra Land Blok C 1 No. 1, Jl. Kartama Marpoyan Damai,
Telp. 0761-65807. Medan-20144, Jl. Eka Rasmi Gg. Eka Rossa No. 3A Blok A Komplek Johor Residence Kec. Medan
Johor, Telp. 061-7871546. Makassar-90221, Jl. Sultan Alauddin Komp. Bumi Permata Hijau Bumi 14 Blok A14 No. 3,
Telp. 0411-861618. Banjarmasin-70114, Jl. Bali No. 31 Rt 05, Telp. 0511-3352060. Bali, Jl. Imam Bonjol Gg 100/V No.
2, Denpasar Telp. (0361) 8607995. Bandar Lampung-35115, Jl. P. Kemerdekaan No. 94 LK I RT 005 Kel. Tanjung Raya
Kec. Tanjung Karang Timur, Hp. 082181950029.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, hanya karena berkat
dan rahmatNya maka akhirnya buku ini dapat terselesaikan dalam waktu
yang tidak terlalu lama.
Ternyata kanker tidak hanya bicara golongan usia tertentu, dari
balita hingga tua, kemungkinan terpapar kanker. Sehingga kalau deteksi
dini dan diagnosis dini dilakukan, maka kita dapat menekan angka
kesakitan, kecacatan dan kematian. Pada tahun 2017 hampir 9 juta orang
meninggal di seluruh dunia akibat kanker dan akan terus meningkat
hingga 13 juta orang per tahun di 2030.
Dengan keadaan di atas, maka tergerak hati saya untuk mencoba
menulis buku Teknik Deteksi Proteonomik Pada Kanker. yang dapat dijadikan
pegangan bagi masyarakat intelektual, kalangan medis dan mahasiswa
kedokteran.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada para guru saya di
FK. Padjajaran Bandung, guru-guru saya di FK Brawijaya Malang dan
suami tercinta Prof. Dr. dr. Zairin Noor Helmi, Sp.OT(K), anakku
Reniere Gustian Noor dan Egi Agfira Noor, yang selalu mendukung
aktivitas pekerjaan dan selalu memberi semangat sehingga buku ini
bisa terselesaikan.
Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Dr. J Dalle yang telah berkenan melakukan pengeditan buku ini sehingga
dapat disampaikan kepada penerbit untuk diterbitkan, dan kepada
v
semua pihak yang berkenan memberikan kritik dan saran dalam rangka
penyempurnaan buku ini di kemudian hari.
Agustus , 2018
Dr. dr. NIA KANIA, Sp.PA(K)
KATA PENGANTAR vi
DFTAR ISI vii
DAFTAR SINGKATAN v
Bab 1 Teknik Deteksi Proteomik Pada
Kanker Masa Kini 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Penulisan Buku Ini 2
2. 3Perkembangan Teknologi Proteomik 2
bab 2 Aplikasi Proteomik dalam Studi Kanker 15
2.1 Kanker Payudara 15
2.2 Kanker Kolorektal 18
2.3 Kanker Paru-paru 20
2.4 Kanker Buli-buli 21
2.5 Kanker Hati 22
2.6 Kanker Servik 23
2.7 Kanker Ovarium 24
2.8 Kanker Otak 26
vii
2.9 Kanker Prostat 28
2.10 Leukimia 30
2.11 Kanker Ginjal 31
BAB 3 Protein 33
DAFTAR PUSTAKA 45
BIODATA PENULIS 53
DAFTAR SINGKATAN
BC Breast Cancer
IEF Isoelectric focusing
MAST4 Microtubule Associated Serine/Threonine Kinase Family Member 4
Erα Estrogen receptor alpha
PGRMC1 Progesterone receptor membrane component 1
PTEN Phosphatase and tensin homolog
HER2 Human epidermal growth factor receptor 2
CDC The Centers for Disease Control and Prevention
DIGE Difference gel electrophoresis
CSCs Cancer stem cells
CRC Colorectal cancer
eGFR Estimated Glomerular Filtration Rate
NSCLC Non-small cell lung cancer
MRC-5 Medical Research Council cell strain 5
A549 Cells are adenocarcinomic human alveolar basal epithelial cells
VUC Voided urine cytology
NMP22 Tumor marker for bladder cancer
HCC Hepatocellular carcinoma
HPV Human papillomavirus
PPLB Peptide ligand library beads
PCa Prostate cancer
Daftar Isi ix
AML Acute myeloid leukemia
RCC Renal cell carcinoma
ALL Acute lymphoid leukemia
IHC Immunohistochemistry
SRM-MS Selected reaction monitoring-MS
MRM-MS: Multiple reaction monitoring-MS
TCGA: The Cancer Genome Atlas
CPTC: Clinical Proteomic Technologies for Cancer
ESI-LC-MS: Electrospray ionization-liquid chromatography tandem mass
spectroscopy
MALDI-TOF Matrix assisted laser desorption ionization time of flight
SELDI-TOF Surface enhanced laser desorption ionization time of flight
2-DE: Two-dimensional gel electrophoresis
LC-MS: Liquid Cromatography-MS
TEKNIK DETEKSI
PROTEOMIK PADA KANKER
MASA KINI
1
oleh Marc Wilkins, seorang pelajar di Universitas Macquarie Australia,
untuk mencerminkan istilah “genomik” dan “genom”, yang mewakili
keseluruhan koleksi gen dalam organisme (Mestrovic, 2016).
Dalam banyak hal, proteomik berjalan sejajar dengan genomik. Titik
awal genomik adalah gen ( berfungsi sebagai mesin ) untuk membuat
kesimpulan tentang produk akhirnya (yaitu protein), sedangkan
proteomik dimulai dengan protein yang dimodifikasi secara fungsional
dan bekerja kembali ke gen yang bertanggung jawab untuk produksinya.
Saat ini, banyak area studi yang mengeksplorasi proteomik. Diantaranya
adalah penelitian interaksi protein-protein, fungsi protein, modifikasi
protein, dan studi lokalisasi protein. Tujuan mendasar dari proteomik
tidak hanya untuk menentukan semua protein dalam sel, tetapi juga
untuk menghasilkan peta dimensi lengkap dari sel yang menunjukkan
lokasi sebenarnya (Graves dan Haytead, 2002).
Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir banyak penelitian
proteomik telah dilakukan untuk menemukan biomarker protein
kandidat baru untuk diagnosis, prognosis dan sebagai target terapeutik,
serta untuk menjelaskan mekanisme molekuler karsinogenesis.
Pencarian untuk biomarker terkait kanker dengan proteomik memiliki
potensi besar untuk memperbaiki penilaian risiko, deteksi dini,
diagnosis, prognosis, seleksi dan pemantauan pengobatan. Aplikasi
proteomik dapat digunakan untuk menjembatani kesenjangan antara
informasi genomik dan fungsional protein (Chaver et al., 2014).
c. SELDI-TOF-MS
SELDI berbeda dengan teknologi TOF-MS lainnya karena
menggabungkan fitur kromatografi dan spektrometri massa,
memfasilitasi pengayaan analit dan pembersihan sampel pada
permukaan larik. Dalam bidang proteomik yang berkembang,
teknologi SELDI telah banyak digunakan untuk penemuan biomarker
dan karakterisasi dalam berbagai aplikasi termasuk diagnostik,
pengembangan obat, dan penelitian dasar. Studi biomarker berbasis
SELDI biasanya dapat dibagi menjadi empat fase yaitu: penemuan,
validasi, pemurnian dan identifikasi, dan pengembangan uji. SELDI-
TOF-MS akan memberikan informasi tentang optimalisasi rancangan
penelitian, protokol eksperimental, dan analisis interpretasi data untuk
menghasilkan biomarker uji biomarker yang kuat (Clarke et al., 2012).
SELDI-TOF-MS adalah alat analisis protein yang sangat sensitif
yang mampu mendeteksi perbedaan profil protein menit antara
sampel biologis. SELDI-TOF-MS sebagai metode potensial untuk
mengidentifikasi biomarker urine urolitiasis. Meskipun SELDI-TOF-
MS belum digunakan secara luas di laboratorium rumah sakit dan
diagnostik, sistem ini merupakan metode baru yang menjanjikan untuk
mengidentifikasi pasien dengan urolitiasis dengan cepat (Cadieux et
al., 2014).
Gambar 1.3
Keterangan gambarnya mana bu?.
k. Immunofluoresen
Imunofluoresen merupakan teknik yang digunakan untuk
mikroskop cahaya dengan mikroskop fluoresen dan digunakan terutama
pada sampel mikrobiologis. Teknik ini menggunakan spesifisitas antibodi
terhadap antigen mereka untuk mengarahkan pewarna fluorescent ke
target biomolekul spesifik dalam sel, dan karena itu memungkinkan
visualisasi distribusi molekul target melalui sampel. Daerah spesifik
yang dikenali antibodi pada antigen disebut epitop. Ada upaya pemetaan
epitop karena banyak antibodi dapat mengikat epitop dan tingkat
pengikatan yang sama antara antibodi yang mengenali epitop yang
sama dapat bervariasi. Selain itu, pengikatan fluorophore ke antibodi
itu sendiri tidak dapat mengganggu spesifitas imunologis antibodi atau
kapasitas pengikatan antigennya (Euro Diagnostica, 2017).
Teknologi Proteomik:
Gel elektoforesis 2-dimensi
SELDI-TOF/MS
MALDI-TOF/MS
ESI-LC/MS
LC-MS
Verifikasi Data :
Immunohistochemistry (IHC)
Western Blotting
SRM
MRM
Aplikasi Proteomik
dalam Studi Kanker
15
untuk digunakan secara klinis dalam pendeteksian BC. Validasi dengan
kohort independen yang lebih besar diperlukan dalam penelitian
berikut. Sedangkan Neubauer et al., (2009) juga telah melakukan
penelitian tentang hubungan proteomik kanker payudara dan reseptor
estrogen-α (ER-Regular). Seluruh bagian jaringan dari 16 tumor kanker
payudara kriopreservasi yang positif atau negatif bagi ER (delapan ER
positif dan delapan ER negatif) dianalisis secara berbeda dengan gel
PAGE dua dimensi. Bintik yang terdeteksi secara acak dari Komponen
Membran Reseptor Progesteron 1 (PGRMC1) terbukti berbeda dalam
status fosforilasi dengan elektroforesis gel poliakrilamida dua dimensi
diferensial protein tumor yang diobati dengan fosfatase. Fluoresensi
kekebalan menggunakan antibodi monoklonal anti-PGRMC1 5G7
dilakukan pada mikroarray jaringan kanker payudara. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa protein secara signifikan berbeda secara melimpah
antara reseptor estrogen negatif dan tumor reseptor estrogen positif,
peningkatan respons inflamasi dan luka pada tumor negatif reseptor
estrogen.
Keanekaragaman fenotipik hasil kanker dari faktor genetik dan
nongenetik. Sebagian besar penelitian tentang heterogenitas kanker
berfokus pada perubahan DNA, karena teknologi untuk pengukuran
proteomik pada spesimen klinis saat ini kurang maju. Pewarnaan
imunofluoresensi untuk mengukur ekspresi 27 protein pada tingkat
sel tunggal dalam sampel formalin-fixed dan parafin-tertanam dari
kanker payudara manusia stadium II / III yang naif. Pengelompokan
data ekspresi protein yang tidak diawasi dari 638.577 sel tumor di 26
kanker payudara mengidentifikasi 8 kelompok protein coexpression.
Pada sekitar sepertiga dari kanker payudara, lebih dari 95% dari semua
sel neoplastik mengekspresikan cluster coexpression protein tunggal.
Serapan tumor radiotracer 18F-fluorodeoxyglucose dikaitkan dengan
kelompok ekspresi protein yang ditandai dengan kehilangan hormon
reseptor, perubahan PTEN, dan penguatan gen HER2 (Sood et al., 2016).
Gambar 2.2 Ekspresi HER2/ CRB2 terlihat dengan warna coklat pada
membrana sitoplasma sel melingkari penuh seluruh sel, positif 2 bila tidak
semua membran terwarnai, positif 3 bila seluruh membran terwarnai ( sumber
koleksi sendiri Dr.dr. Nia Kania )
2.10 Leukimia
Analisis protein dari subtipe sel AML yang berbeda dilakukan
dengan menggunakan analisis PMF 2-DE dan MALDI-TOF. Protein
yang diidentifikasi sebagai perubahan yang lebih signifikan antara
AML yang berbeda termasuk kelompok gen penekan, enzim metabolik,
antioksidan, protein struktural dan mediator transduksi sinyal. Tujuh
protein yang teridentifikasi ditemukan secara signifikan diubah di
hampir semua sel blast AML yang dianalisis dalam kaitannya dengan
sel darah mononuklir normal: alpha-enolase, RhoGDI2, annexin A10,
katalase, peroksiredoksin 2, tromomiosin 3, dan lipokortin 1 (annexin
1) . Protein yang berbeda ini diketahui memainkan peran penting
dalam fungsi seluler seperti glikolisis, penekanan tumor, apoptosis,
angiogenesis dan metastasis, dan ini mungkin berkontribusi terhadap
evolusi penyakit yang merugikan. Analisis protein telah mengidentifikasi
untuk pertama kalinya protein baru yang dapat membantu membentuk
prognosis diferensial atau digunakan sebagai biomarker untuk penyakit,
sehingga memberikan target baru yang potensial untuk terapi berbasis
patogenesis yang rasional AML (López-Pedrera et al., 2006).
Protein sel leukemia dari 61 kasus leukemia akut yang ditandai
dengan klasifikasi FAB dipisahkan oleh elektroforesis dua dimensi, dan
bintik-bintik protein yang ditunjukkan secara berbeda diidentifikasi
oleh MALDI-TOF-MS dan ESI-MS/MS). Profil protein yang berbeda
dari tipe atau subtipe leukemia akut berhasil dieksplorasi, termasuk
acute myeloid leukemia (AML), subtipenya (M2, M3, dan M5) dan
leukemia limfoid akut (ALL), yang homogen dalam sampel substansial
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari aplikasi teknologi proteomik dalam
studi kanker adalah sebagai berikut:
a. Aplikasi proteomik dapat digunakan untuk menjembatani
kesenjangan antara informasi genomik dan protein fungsional.
b. Pencarian untuk biomarker terkait kanker dengan proteomik
memiliki potensi besar untuk memperbaiki penilaian risiko, deteksi
dini, diagnosis, prognosis, seleksi dan pemantauan pengobatan.
c. Beberapa metode yang digunakan dalam studi proteomik kanker
yaitu ELISA, SDS-PAGE, 2D-Elektroforesis, MALDI-TOF-MS,
SELDI-TOF-MS, immunohistikimia, Western Blot, MRM dan LC-
MS dan LC-MS/MS.
d. Teknologi yang paling banyak digunakan dalam penelitian proteomik
kanker adalah teknologi yang berkaitan dengan Spektrometri Massa
(MS).
e. Studi proteomik yang digunakan untuk mendeteksi adanya penyakit
kanker menggunakan darah, urin, jaringan dan organ.
PROTEIN
33
tersier yang menggambarkan lipatan protein. Struktur tersier protein
Crambin diilustrasikan pada Gambar 3.1 Alfa heliks mudah diidentifikasi.
Beta sheet adalah daerah yang relatif lurus dan datar. Random coils adalah
segmen dari struktur nonrepetitif. Setiap asam amino terdiri dari suatu
bidang kaku yang dibentuk oleh satuan nitrogen, karbon, alpha-carbon
(Ca), oksigen, dan atom hidrogen, dan rantai samping yang berbeda.2
Rangkaian dari sebuah protein adalah urutan dari bidang kaku ini.
Gambar 3.2 menunjukkan beberapa asam amino yang saling terkait.
Asam amino secara individu dibedakan satu sama lain dengan sifat
kimia fisik yang menimbulkan struktur tiga dimensi. Oleh karena itu
struktur utama suatu protein menentukan sebagian struktur tersiernya.2
Bab 3 | Protein 35
bakteri dan sel yang berasal dari organisme lain. Respons sel saraf
terhadap rangsang spesifik diperantarai oleh protein reseptor, misalnya
rodopsin suatu protein yang sensitif terhadap cahaya yang ditemukan
pada sel batang retina. Aktivitas sel yang berbeda pada organisme
multisel dikoordinasi oleh hormon. Banyak hormon seperti insulin
dan TSH (Thyroid-stimulating hormone) merupakan salah satu jenis
protein. Pembagian protein ada empat kelas yakni struktur primer,
struktur sekunder, struktur tertier dan struktur kuarterner. Sedangkan
klasifikasi protein dibagi berdasarkan fungsi biologisnya, berdasarkan
sifat kelarutannya dan berdasarkan gugus prostetiknya.
Protein adalah zat yang mengandung nitrogen dibentuk oleh
asam amino, bagian dari komponen struktural otot dan jaringan lain
di tubuh, memproduksi hormon, enzim dan hemoglobin. Protein bisa
juga digunakan sebagai energi. Namun, mereka bukan pilihan utama
sebagai sumber energi. Protein digunakan oleh tubuh dimetabolisme
ke dalam bentuk paling sederhana yaitu asam amino. Sudah ada 20
asam amino yang diidentifikasi yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan metabolisme manusia. 12 dari asam amino ini (sebelas pada anak-
anak) disintesis oleh tubuh kita dan tidak perlu dikonsumsi dari luar.
Asam amino yang tersisa tidak bisa disintesis di dalam tubuh dan perlu
didapat dari konsumsi makanan. Tidak adanya asam amino ini akan
membahayakan kemampuan jaringan untuk tumbuh, proses perbaikan,
dan pertahanan.5
Protein adalah makromolekul dan memiliki empat struktur primer,
sekunder, tersier dan kuaterner. Yaitu:6,7,8
a. Struktur primer
Ada 20 jenis L-α- asam amino berbeda yang digunakan sel untuk
menyusun protein. Asam amino, seperti nama mereka berarti
mengandung gugus amino dasar dan kelompok karboksil yang
bersifat asam, setiap asam amino bergabung bersama dalam rantai
panjang membentuk ikatan peptida: ikatan amida antara -NH2
dari satu asam amino dan -COOH yang lain. Rangkaian dengan
kurang dari 50 asam amino umumnya disebut sebagai peptida,
sedangkan istilah protein atau polipeptida digunakan untuk
rangkaian lebih panjang. Protein bisa terdiri dari satu atau lebih
molekul polipeptida. Ujung rangkaian peptida atau protein dengan
Gambar 3.3 Versi skematik dari rumus umum asam amino pada
pH 7,0 dengan kedua gugus amino dan karboksil terionisasi.7
Bab 3 | Protein 37
Gambar 3.4 Struktur dari 20 asam amino yang biasa ditemukan dalam protein.6
b. Struktur Sekunder
Untaian protein atau peptida memiliki karakteristik struktural lokal
berbeda atau struktur sekunder, tergantung pada ikatan hidrogen.
Dua tipe utama struktur sekunder adalah α-helix dan ß-sheet. α-helix
adalah untai right-handed coiled, substituen rantai samping dari
gugus asam amino dalam α-helix meluas ke luar. Ikatan hidrogen
dibentuk antara oksigen dari C = O dari setiap ikatan peptida dalam
untai dan hidrogen dari N-H kelompok ikatan peptida empat amino
asam di bawahnya pada heliks. Ikatan hidrogen membuat struktur
ini stabil. Substituen rantai samping dari asam amino mengisi di
samping gugus N-H. Ikatan hidrogen pada ß-sheet adalah antara
ikatan (antar untai) dari dalam untaian (intra-untai). Sheet terdiri
dari pasangan untaian yang berdampingan. Oksigen karbonil dalam
Bab 3 | Protein 39
berinteraksi satu sama lain dan mengatur diri mereka untuk
membentuk agregat kompleks protein yang lebih besar. Bentuk
akhir dari kompleks protein sekali lagi distabilkan oleh berbagai
interaksi, termasuk ikatan hidrogen, jembatan disulfida dan
jembatan garam. Empat tingkat struktur protein ditunjukkan pada
Gambar 3.5
Bab 3 | Protein 41
Protease intraseluler, yang bersama dengan penghantar terdiri
dari sistem pengendalian kualitas protein seluler, mencoba untuk
menghilangkan protein yang gagal folding. Untuk protein tertentu
dan dalam keadaan tertentu eliminasi tidak berjalan efisien dan
protein yang gagal folding terakumulasi sebagai agregat.9
Protein yang rusak, yang dihapus secara dini oleh protease,
dapat menyebabkan peningkatan loss-of-function pathogenesis dan
menghasilkan penyakit defisiensi protein. Protein yang rusak,
yang tidak dihilangkan tetapi terakumulasi, menghasilkan
pathogenesis gain-of-function dan patologi penyakit. Beberapa penyakit
menunjukkan mekanisme pathogen baik loss-of-function ataupun
gain-of-function. Penyakit khas karena sebagian besar patogenesis
loss-of-function adalah fenilketonuria, fibrosis cystic, penyakit paru
jenis defisiensi α-1-antitrypsin, dan defisiensi dehydrogenase acyl-
CoA medium-chain. Penyakit-penyakit khas dengan dominasi Gain-
of-function pathogenesis adalah kardiomiopati, penyakit keratin dan
kolagen, penyakit parkinson karena variasi gen α-synuclein, familial
neurohypophyseal diabetes insipidus, dan penyakit liver jenis defisiensi
α-1-antitrypsin. Campur aduk patogenesis terlihat pada penyakit
Parkinson karena kekurangan sistem eliminasi, dan terdeteksi pada
defisiensi dehydrogenase acyl-CoA short-chain.9
Penyakit dengan patogenesis loss-of-function misfolding protein
biasanya autosomal yang diwariskan secara resesif, seperti
banyak gangguan metabolisme lainnya. Sebaliknya, gain-of function
pathogenesis paling sering menghasilkan penyakit dominan, baik
karena toksik peptida, seperti pada penyakit keratin dan kolagen,
atau karena efek seluler dari protein yang misfolding, seperti yang
terlihat pada penyakit Parkinson dengan akumulasi α-synuclein.
Efek patogenesis loss-of-function misfolding protein biasanya
insufisiensi dari reaksi metabolisme atau transportasi serta efek
toksik dari akumulasi substrat, yang unik untuk reaksi seluler
tertentu. Efek akumulasi / agregat protein lebih umum ditimbulkan
oleh sifat fisiko-kimia dan bukan oleh fungsi spesifik dari protein.
b. Defisiensi Protein
Kwashiorkor merupakan salah satu malnutrisi yang ditandai asupan
protein yang inadekuat dengan asupan energi yang cukup. Gejala
umum dari kwashiorkor adalah hipoalbuminemia, edema, penurunan
imunitas, dermatitis, anemia, apatis, dan terjadi penipisan rambut.
Kadar serum albumin dipilih sebagai indikator dalam menentukan
kondisi kwashiorkor didasarkan bahwa albumin adalah plasma protein
yang paling banyak ada di darah manusia (60%). Dengan adanya
defisiensi protein yang parah, anak yang mengalami kwashiorkor
tidak dapat membentuk globin yang cukup, yang merupakan moietas
protein dari hemoglobin yang menyebabkan manifestasi anemia.
Defisit protein dan energi maupun keduanya telah diketahui dapat
berpengaruh terhadap depresi sistem imun. Kekurangan protein
yang berat berhubungan dengan atrofi pada organ limfoid primer
yang berperan dalam sistem imun, yaitu sumsum tulang belakang
dan timus. Efek tercepat dari atrofi pada timus salah satunya adalah
leukopenia (penurunan jumlah leukosit). Leptin adalah suatu hormon
yang diproduksi oleh jaringan adipose yang bekerja pada hipotalamus
serta berperan dalam pengaturan nafsu makan, berat badan, dan
fungsi neuroendokrin. Defisiensi leptin pada tikus dan manusia
menyebabkan obesitas, diabetes, dan berbagai anomali neuroendokrin.
Bab 3 | Protein 43
DAFTAR PUSTAKA
45
Biswas, S. dan Rolain J.M. 2012. Review Use of MALDI-TOF mass
spectrometry for identification of bacteria that are difficult to
culture. Journal of Microbiological Methods. 92(1) : 14–24.
Cadieux, P. A., Beiko D. T., Watterson J. D., Burton J. P., Howard J. C.,
Knudsen B. E., Gan B. S., McCormick J. K., Chambers A. F., Denstedt
J. D. Dan Reid G. 2004. Surface-enhanced laser desorption/
ionization-time of flight-mass spectrometry (SELDI-TOF-MS): a
new proteomic urinary test for patients with urolithiasis. Journal
Clin Lab Anal. 18(3) : 170-5.
Chaver P. A.,Olla O. E., Maria P. Fancisco J. R. B. dan Vicenta S. M.
Z. 2014. Proteomics for discovery of candidate colorectal cancer
biomarkers. World J. Gastroenterol. 20(14): 3804–3824.
Chen, B., Yuling Liu, Yangmei Shen, Zijing Xia, Gu He dan Shufang
Liang. 2014. Protein Microarrays in Proteome-wide Applications.
Journal of Proteomics & Bioinformatics. S12.
Cheng, Y., Chongdong Liu, Nawei Zhang, Shengdian Wang dan Zhenyu
Zhang. 2014. Proteomics Analysis for Finding Serum Markers of
Ovarian Cancer. BioMed Research International. 1-9
Cho J. Y. dan Sung H. J. 2009. Proteomic approaches in lung cancer
biomarker development.Expert Rev Proteomics. volume 1 : 42-72.
Choi Y. P.,King S, Hong, Xiex X dan Cho N H.2005. Proteomic
analysis of progressive factors in uterine cervical cancer.
Proteomics.5(6):1481-93.
Clarke, Charlotte H., McCarthy dan Diane L. Bankert. 2012. SELDI-TOF
Mass Spectrometry. Methods and Protocols
Coscia, F., K. M. Watters, M. Curtis, M. A. Eckert, C. Y. Chiang, S.
Tyanova, A. Montag, R. R. Lastra, E. Lengyel dan M. Mann. 2016.
Integrative proteomic profiling of ovarian cancer cell lines reveals
precursor cell associated proteins and functional status. Nature
Communications. 7(126450).
Cui J.W., Wang J., He K, Jin B. F., Wang H. X., Li W., Kang L. H., Hu M.
R., Li H. Y., Yu M., Shen B. F., Wang G. J. dan Zhang X. M. 2004.
Proteomic analysis of human acute leukemia cells: insight into their
classification. Clin Cancer Res. 10(20) : 6887-96.
Daftar Pustaka 47
Goodison S., Charles J. R. dan Virginia U. 2009. Urinary proteomic
profiling for diagnostic bladder cancer biomarkers. Expert Rev
Proteomics. 6(5) : 507–514.
Graves, P. R. dan Haystead, T.A.J. 2002. Molecular Biologist’s Guide to
Proteomics. Microbiol Mol Biol Rev. 66(1) : 39–63.
Gregersen N, Peter B, Soren V, Jane HC. Protein misfolding and human
disease. Human Genet 2006;7:103-24.
Hoff, F., 2015. How to Prepare Your Specimen for Immunofluorescence
Microscopy. Philipps University Marburg, Institute of Cytobiology
and Cytopathology, Germany. http://www.leica-microsystems.
c o m / s c i e n c e - l a b / h o w- t o - p r e p a r e - y o u r- s p e c i m e n - f o r-
immunofluorescence-microscopy/
Hoffman JR, Michael JF. International Society of Sports Nutrition
Symposium. Macronutrient Utilization During Exercise:
Implications For Performance And Supplementation. Protein-
Which is best?
Iglesias, G. D., Wikström P., Tyanova S., Lavallee C., Thysell E., Carlsson
J., Hägglöf C., Cox J., Andrén O., Stattin P., Egevad L., Widmark
A., Bjartell A., Collins C. C., Bergh A., Geiger T., Mann M., Flores-
Morales A. 2016. The Proteome of Primary Prostate Cancer. Eur
Urol. 69(5) : 942-52.
Katili AS. Struktur dan fungsi protein kolagen. Jurnal Pelangi Ilmu
2009;2(5): 19-29.
Khalil A. A. 2007. Biomarker discovery: a proteomic approach for brain
cancer profiling. Cancer Sci. 98(2) : 201-13.
Khan A. P., Poisson L. M., Bhat V. B., Fermin D., Zhao R., Kalyana-
Sundaram S., Michailidis G., Nesvizhskii AI, Omenn G. S.,
Chinnaiyan A. M. dan Sreekumar A. 2010. Quantitative proteomic
profiling of prostate cancer reveals a role for miR-128 in prostate
cancer. Mol Cell Proteomics. 9(2) : 298-312.
Kimhofer,T., H Fye, S Taylor-Robinson3, M Thursz3 dan E Holmes.
2015. Proteomic and metabonomic biomarkers for hepatocellular
carcinoma: a comprehensive British Journal of Cancer. 112: 1141–
1156. www.bjcancer.com
Daftar Pustaka 49
S100A8 and S100A9 Proteins. Cancer Genomics and Proteomics.
7(4) : 181-189.
MRM Proteomic. 2017. Multiple Reaction Monitoring (MRM). http://
www.mrmproteomics.com/multiple-reaction-monitoring-mrm-
mass-spec/
Neubauer, H., Susan E. Clare, Wojciech Wozny, Gerhard P. Schwall,
Slobodan Poznanović, Werner Stegmann, Ulrich Vogel, Karl Sotlar,
Diethelm Wallwiener, Raffael Kurek, Tanja Fehm dan Michael A.
Cahill. 2008. Breast cancer proteomics reveals correlation between
estrogen receptor status and differential phosphorylation of
PGRMC1. Breast Cancer Research.
O’Dwyer D., Ralton LD, O’Shea A, Murray GI. 2011. The proteomics
of colorectal cancer: identification of a protein signature associated
with prognosis. PLoS One. 6(11) : e27718.
Ocak, S., Chaurand P. Dan Massion P. 2009. Mass Spectrometry-Based
Proteomic Profiling of Lung Cancer. Proceeding of the American
Thoracic Socienty. 6(2) : 159-70.
Perroud, B., Jinoo Lee, Nelly Valkova, Amy Dhirapong, Pei-Yin Lin,
Oliver Fiehn, Dietmar Kültz dan Robert H. Weiss. 2006. Pathway
analysis of kidney cancer using proteomics and metabolic profiling.
Molecular Cancer. 5: 64.
Perroud, B., Tatz Ishimaru, Alexander D. Borowsky dan Robert H.
Weiss. 2009. Grade-dependent Proteomics Characterization of
Kidney Cancer. Mol Cell Proteomics. 8(5) : 971–985.
Proteome Research. 2017. Two dimensional gel electrophoresis. The
Mainman Institute for Proteome Research. The George S. Wise
faculty of Life Science. Tel Aviv University. Israel. https://www.tau.
ac.il/lifesci/units/proteomics/2dimgel.html
Prticle Science. Protein Structure. Technical Brief 2009;8:1-2.
Rubporn,A., Chantragan S., Pantipa S., Daranee C., Khajeelak C.
Jisnosson S. dan Polkit S. 2009. Comparative Proteomic Analysis
of Lung Cancer Cell Line and Lung Fibroblast Cell Line. Cancer
Genomics and Proteomic. 6 (4): 229-237.
Daftar Pustaka 51
Wekken A. J., Thijo J. N. H. dan Harry J. M. G. 2015. The value of
proteomics in lung cancer. Ann Transl Med. 3(3):29.
Wit, M. Rremond J. A. Fijneman, Henk M. W. Verheul, Gerrit A.
Meijer dan Connie R. Jimenez. 2013. Protemics in Colectal Cancer
translational research: Biomarker discovery for Clinical applications
Clinical Biochemistry. 46(6) : 466-79.
Wong Y. F., T.H. Cheung, K.W.K Lo, V.W Wang, C.S Chan, T.B Ng,
T.K.H Chung, S.C Mok. 2004. Protein profiling of cervical cancer by
protein-biochips: proteomic scoring to discriminate cervical cancer
from normal cervix. Cancer Letters. 211 : 227–234.
Yin C, Stephen S, T Yau. A coevolution analysis for identifying
proteinprotein interactions by Fourier transform. Plos one 2017;1-
19.
BIODATA PENULIS
53
Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi FK. UNPAD FK. UNPAD FK. UNIBRAW
Bidang Ilmu Umum Patologi Anatomi
Tahun Masuk-Lulus 1979 - 1989 1996 - 1999 2009 – 2012
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi - M R D R p a d a Pato m e ka n i s m e
kanker payudara p e r t a h a n a n s e l
type invasive epitel bronkhiolus
paru akibat paparan
debu batu bara &
asap rokok
Nama Pembimbing/Promotor - P r o f. Ta n w i r Prof. HMS. Chandra
Mukani (Alm) Kusuma
Pelatihan Profesional
Tahun Jenis Pelatihan (Dalam / Luar Penyelenggara Jangka waktu
Negeri)
2008 Imunohistokimia (dlm Negeri) FK. UI Jakarta 4 Feb s/d 29 Feb
2008 Cytology & Immunocytochemistry Tama-Nagayama Juni s/d November
(luar Negari) Hospital Nippo
Medical school,
Japan
Konferensi/Seminar/Lokakarya/Simposium
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/peserta/
pembicara
NASIONAL
2008 KONKER XI & PIT IAPI Manado Peserta / Pembicara
Makalah Bebas
2008 Workshop International IDI Kal-Sel Peserta
standard for TB care (ISTC)
2008 Course on diagnostic FK. UI Jakarta Peserta
Pathology of Non Hodgkin
Lymphoma
2008 PKB Bedah onkologi Bedah Onk Ind, Pembicara
Indonesia Pontianak
2009 Muktamar Dokter IDI Palembang Peserta
Indonesia XXVII
2009 16th National congress of IAPI Medan Peserta
the Indonesian association
of Pathologist
Biodata Penulis 55
2014 Workshop ”Borneo Banjarmasin Pembicara
Gastrohepatologi Update
2014”
2014 ICAMBBE ”International Malang Pembicara
Conference on Advance
Molecular Bioscience and
Biomedical Engineering
2014”
2014 Workshop ”Teknik Virologi Banjarmasin Peserta
Melalui Pendekatan
Molekuler”
2014 Working Conference XIII IAPI Padang Peserta / Pembicara
and Annual Scientific Makalah Bebas
Meeting 2014
2015 The 11st International Batu - Malang Pembicara
conference of Enviromental
Pollution on Human Health
2015
2015 PKB XIV Ilmu Penyakit Banjarmasin Pembicara
Dalam
2015 Singhealth IAPI Cab. Peserta
haematolymphoid Yogyakarta
pathology course 2015
2015 The 18Th National congress IAPI Cab. Peserta
& Annual scientific meeting Yogyakarta
2015 Pelatihan Penulisan FK. UNLAM Peserta
proposal RISBIN IPTEKDOK Banjarmasin
2016 Pelatihan Pengembangan UNLAM LP3 Peserta
Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI)
2016 Mini Simposium Kanker Banjarmasin Pembicara
Paru 2016
2016 Pelatihan penguji & pelatih FK. ULM Peserta
pasien standar OSCE Banjarmasin
Nasional
2016 Perkembangan Penelitian FK. ULM Peserta
Penyakit Tropis Berbasis Banjarmasin
Lahan Basah & Kearifan
Lokal KalSel
2016 Lymphoma, Breast Cancer Golden Tulip Pembicara
Diagnostic and Treatment Hotel –
Update Banjarmasin
Biodata Penulis 57
Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah Dalam Jurnal Publikasi
Tahun Judul Penelitian Jurnal, Vol, Akreditasi Urutan
Nama
Penulis
2011 Efek Inhalasi Debu Batubara Journal of the Indonesia 2
terhadap stress klorinatif dan Medical Associatin Vol 61. Th.
kerusakan endotel 2011 Hal. 253 ISSN 0377-1121
Website : www.idionline.org
2011 Perubahan gambaran MKB Vol. 43 No. 3. Th. 2011 1
histopatologi paru pada Hal. 127 ISSN 0126-074X
paparan debu batubara
memakai alat model 2010.
2011 Paparan debu batubara MKB Vol. 43 No. 4. Th. 2011 3
subkronik pada peroksidasi Hal. 189 ISSN 0126-074X
Lipid dan kadar gula darah
tikus diabetes.
2011 Decreased osteoblasts and Universa Medicina Vol 30 2
increased osteoclasts in rats No. 2. Th. 2011 Hal. 73 ISSN :
after coal dust exposure 1907-3062
Website : www.univmed.org
2011 Oxydative stress in rats caused Universa Medicina Vol 30 No. 1
by coal dust plus cigarette 2. Th. 2011 Hal. 80 ISSN : 1907-
smoke 3062 Website : www.univmed.
org
2012 Peroxidative index as novel Oxidants and Antioxidants In 1
marker of Medical Science. Th. 2012 Hal.
hydrogen peroxide 209-215 ISSN : 2146-8389
involvement in lipid Website : www.oamsjournal.
peroxidation from coal dust com
exposure
2013 The Effect of Eucheuma Journal of Toxicology Vol. 1
cottonii on Signaling Pathway 2013, Article ID 528146, 8
Inducing Mucin Synthesis in pages
Rat Lungs Chronically Exposed http://dx.doi.
to Particulate Matter 10 (PM10) org/10.1155/2013/528146
Coal Dust
2013 The effects of combined Journal of Experimental and 5
particulate matter 10 coal Integrative Medicine. Th 2013
dust exposure and high- Hal. 219-223
cholesterol diet on lipid ISSN : 1309-4572
profiles, endothelial damage, http://www.jeim.org
and hematopoietic stem cells
in rats
Biodata Penulis 59
2015 Concomitant exposure to Biomarkers and Genomic 1
cigarette smoke and coal dust Medicine (2015)XX, 1-7
induces lung oxidative stress http://dx.doi.org/10.1016/j.
and decreases serum MUC5AC bgm.2014.10.001
levels in male rats
2016 Factors Affecting The Incident IJABER, Vol. 14, No.6, (2016):
Of Hypertension In Adolescent 3631-3642 1
at Christian High School
Banjarmasin
2016 Chlorinative Index in Liver International Journal
Toxicity Induced by Iron of Toxicological and 1
Pharmacological Research.
(2016) – ISSN : 0975 1556
http://www.ijtpr.com
2017 Safe Dosage of Caprine ITB Journal Publisher – ISSN: 3
CSN1S2 Protein From Fresh 2337-5760, DOI: 10.5614
Local Goat Milk for Rats
Evaluated by acute and Sub-
Chronic Toxicity Testing
2017 Cinnamomum burmanini Journal of Ayurveda and 1
Blume increases bone Integrative Medicine
turnover marker and induces http://elsevier.com/locate/
tibia’s granule formation in jaim
ovariectomized rats
2018 The interaction of the active Journal homepage: 2
compounds of labisia pumila http://www.
on RANK-RANKL-OPG system clinicalnutritionexperimental.
com
Biodata Penulis 61
Kegiatan Profesional Pengabdian Kepada Masyarakat
Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2007 Nara Sumber pada acara Mini Lokakarya DINKES Kota Banjarmasin
& Workshop ”Kesehatan reproduksi / pap
smear & kanker”
2007 Nara Sumber pada acara Seminar Umum RS. Islam Banjarmasin
”Hidup sehat mencegah KLR menuju
keluarga sakinah”
2007 Nara Sumber pada acara ” Deteksi dini KLR DPW PATELKI Palangka Raya
dengan pap smear”
2011 Nara Sumber pada acara seminar Sehari YKI Cab. KalSel
”Pencegahan KLR masa kini menuju wanita
sehat & cantik
2012 Nara Sumber pad acara Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNLAM
”Peran perempuan dalam mencegah Banjarbaru
kanker serviks melalui inovasi IPTEK
menuju keluarga sehat”
2012 Nara Sumber pada acara Seminar Sehari RM. Pawon Tlogo Handil Bakti
”Gerakan Nasional Peduli & Cegah Kanker
Serviks dalam rangka HUT YKI Ke-35
2014 Seminar Sehari dlm Rangka HUT Polwan POLDA KalSel
ke 64 th
2014 Sosialisasi tentang kanker dalam rangga RSUD Ulin Bjm
hari kanker sedunia
Pembicara pada “Talk Show” Yayasan Golden Tulip Hotel
Suaka Ananda B.Pos
2015 Lokakarya Penanggulangan Kanker SEKDA Kab. Tanah Bumbu
Terpadu Paripurna
2016 Sosialisasi tentang kanker dalam rangka Ex. Kantor Gubernur KalSel
hari kanker sedunia (WCD)
2016 Narasumber pada acara Seminar sehari YKI Cab. KalSel
Deteksi dini kanker colon & kanker
payudara dalam rangka HUT YKI Ke 39
2016 Narasumber pada acara Dinkes Provinsi G-Sign Hotel Bjm
KalSel tentang Ca cervix & Ca Payudara
2016 Narasumber pada acara Dinkes Provinsi Palm Hotel Bjm
KalSel tentang Ca cervix & Ca Payudara
2016 Narasumber pada acara Dinkes Provinsi Amaris Hotel Bjm
KalSel tentang Ca cervix & Ca Payudara
Organisasi Profesi/Ilmiah
Tahun Jenis/Nama Organisasi Jabatan/Jenjang Keanggotaan
2007 s/d sekarang Tim Penanggulangan Kanker Ketua
Terpadu Paripurna (PKTP)
2007 s/d sekarang Ikatan Ahli Patologi Indonesia Ketua Cab. Kal-Sel
(IAPI)
2015 s/d 2018 POI Cab. Kalimantan Ketua
2015 s/d 2018 PEROSI Cab. Banjarmasin Bidang Pendidikan
Biodata Penulis 63