Dipresentasikan oleh:
Hana Nuraisa Basya
Pembimbing:
Dr. Heru Susilo, Sp.An
Abstrak
Disabilitas pada orang dewasa sering terjadi akibat multipel trauma. IGD
menjadi ruang awal pengenalan dan pemberian terapi cepat pada kasus yang
mengancam nyawa pasien dengan urutan prioritas yang sesuai. Pada evaluasi awal
dilakukan pemeriksaan rutin dan USG sesuai dengan konsep FAST (Focused
Assessment with Sonography in Trauma) untuk mengidentifikasi perdarahan spontan
intraperitoneal. Pasien gawat darurat yang mengalami trauma thoraks dapat
menjalani thoracotomy, sedangkan pasien yang memiliki trauma abdomen akan
menjalani laparotomi. IGD harus berperan pada fase akut dengan menghentikan
perdarahan dan mencegah cedera sekunder seperti sindrom kompartemen atau
infeksi intra abdomen. Penatalaksanaan jalan napas, melindungi sirkulasi dan napas,
identifikasi masalah neurologis, dan pemeriksaan klinis keseluruhan merupakan
tujuan utama tindakan di IGD.
Pendahuluan
Penyebab cedera paling sering yang mengancam nyawa adalah trauma benda
tumpul akibat kecelakaan atau jatuh. Pemeriksaan kualitas perawatan trauma
berdasar pada 3 hal, yakni: struktur, prosedur, dan hasil. Aspek struktural
berhubungan dengan pasien dan keuangannya untuk meningkatkan kualitas sistem
kesehatan. Aspek prosedural berhubungan dengan pasien dan tenaga kesehatan
dalam menegakkan diagnosis, terapi, dan perawatan. Hasil yang dicapai adalah
bertanggung jawab atas perawatan kesehatan yang tepat melalui tindakan yang
efisien dan produktif. Penulisan studi ini bertujuan untuk memberikan informasi terkini
tentang manajemen multipel trauma. Sistem yang terorganisir dan adanya tim
perawatan multidisiplin dapat meningkatkan perbaikan dan mencegah keparahan
multipel trauma.
Proses Diagnosis
FAST (Focused Assessment with Sonography for Trauma)
Teknik awal untuk mengenali cedera yakni melalui pencitraan FAST. FAST
adalah teknik cepat dan sensitif untuk mengenali perdarahan intraperitoneal spontan
idiopatik sehingga didapatkan gambaran yang akurat tentang ada atau tidaknya
hemotoraks atau sindrom klinis tamponade jantung. Pemasangan underwater sealed
drains (UWSD) adalah intervensi perbaikan yang paling penting ketika pasien datang
dengan trauma tumpul thoraks akut, pembengkakan dada, cedera kardiovaskular
akut, dan trauma pada organ kardiorespirasi. Adanya darah di rongga peritoneum
harus dilakukan tindakan laparotomi.
Foto Polos
Pemeriksaan radiografi foto polos berperan dalam penilaian awal pasien
trauma yang tidak stabil. Rontgen lateral cervical, pelvis, dan thorax dapat
menemukan trauma yang mengancam jiwa. Namun, proyeksi lateral cervical hanya
dapat mengidentifikasi sekitar 75%. Beberapa fraktur atau kelainan pada sakrum
dapat terlewatkan jika hanya melakukan rontgen pelvis biasa. Foto polos thorax
posteroanterior (PA) normal harus diambil pada pasien yang memiliki luka tusuk pada
perut, punggung, atau dada. Foto polos akan mendeteksi adanya gas intraperitoneal
bebas, hemotoraks atau pneumotoraks.
CT scan
Salah satu pemeriksaan penunjang penting dalam deteksi primer trauma
intensif adalah CT scan dengan kontras intravena. Terlepas dari batasan pasti dalam
visualisasi trauma pada rongga perut, diafragma, dan pankreas, CT dapat mewakili
gambaran trauma pasien yang akurat dan ekstensif. CT scan mudah dilakukan untuk
meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang mengalami trauma tumpul dan dapat
menurunkan angka kematian secara signifikan. Penggunaan CT scan di IGD bisa jadi
tidak bermakna akibat kondisi trauma pasien yang tidak stabil. Dokter harus
memutuskan antara melakukan CT scan ulang atau membawa pasien ke ruang
operasi. Keputusan ini harus berdasar pada kualitas respons pasien saat resusitasi
awal.
Kesimpulan
Manajemen perawatan pasien multipel trauma merupakan kerja tim. Tidak ada
individu yang bisa memiliki semua keterampilan, pengetahuan, keahlian, atau
kemampuan untuk sepenuhnya menangani pasien trauma. Multipel trauma seringkali
menyebabkan kematian, salah satu penyebabnya akibat perdarahan yang tidak
dicegah sedari awal. Alat pemeriksaan penunjang memiliki peran penting dalam
pengelolaan beberapa pasien trauma untuk mengetahui sumber perdarahan.