Tahun 2022
O injury :
1. Mekanisme trauma
2. Jenis dan lokasi cedera
3. Prosedur operasi.
TELAAH TUJUAN
Mengevaluasi hasil perawatan (treatment outcomes) trauma
perineum dan cedera sfingter ani yang ditatalaksana dengan
MASALAH
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menjadi acuan penelitian
KONSISTENSI
Penulisan jurnal ini telah memenuhi kriteria logis dan konsisten.
Dilihat dari sistematika penulisan yang runut dan padu.
GAYA PENULISAN
Sistematika penulisan: sistematis
Tata Bahasa : baik, penggunaan kata-kata baik
PENULIS
Kualifikasi penulis sudah sesuai
TELAAH
JUDUL
Judul spesifik menggambarkan isi dari penelitian
JURNAL
ABSTRAK
Abstrak sudah menjelaskan latar belakang, tujuan penelitian,
metode, hasil penelitian, dan kesimpulan dengan baik
KELEBIHAN
1. Desain prospektif memungkinkan pengumpulan data yang lebih akurat dan kontrol
lebih baik terhadap faktor perancu
2. Dilakukan pada kondisi dunia nyata di unit gawat darurat (real-world emergency
setting)
3. Terdapat follow-up tindak lanjut hingga 6 bulan
4. Menggunakan sistem skoring inkontinensia fekal yang tervalidasi (modified Wexner
score)
5. Analisis hasil dilakukan terhadap berbagai faktor yang berpengaruh seperti jenis
cedera, lokasi, dan prosedur bedah
KEKURANGAN
1. Tidak ada kelompok kontrol pembanding yang menerima jenis tatalaksana lain
2. Jumlah sampel relatif sedikit (32 pasien) sehingga kurang kuat untuk analisis lebih
lanjut
3. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang objektif untuk menilai cedera / fungsi
sfingter (contoh: anorektografik dengan kontras, manometri)
4. Hanya menilai hasil jangka pendek-menengah, belum jangka panjang
KESIMPULAN
Perawatan bedah primer trauma perineum dan sfingter ani di unit gawat darurat
dengan teknik overlapping sfinkteroplasti menunjukkan hasil yang memuaskan pada
sebagian besar kasus tanpa kerusakan jaringan yang luas. Kolostomi tetap
diperlukan pada cedera ekstensif dan kasus trauma tumpul berat. Evaluasi lanjutan
dengan sistem skoring inkontinensia disertai modalitas pencitraan
direkomendasikan untuk memantau hasil jangka panjang. Pedoman tatalaksana
yang terstandarisasi diperlukan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
1 . P e r lu m e n a m b a h k a n k e l o m pok k on tr ol pe mb an di n g y an g
m e n d a p a t t e r a p i s ta n d a r n o n -b e dah atau j e n i s pr ose dur
b e d a h r e k o n s t r u k s i l a in se pe r t i e n d- to- e n d an al
s p h i n ct e r r e p a ir .
2 . J u m la h s a m p e l p e rl u d i ta m b ah agar uj i stati sti k i n fe r e n si al
SARAN
d a p a t d i l a k u k a n g u n a m e n i l a i pe r b e daan an tar k e lompo k
c o n tr o l d a n i n te rve n s i .
3 . P e r lu m e n a m b a h k a n e va l u a si de n gan pe n c i tr aan se pe r ti
e n d o a n a l u l t r a s o u n d d a n a n or e c tal man ome tr y un tuk
m e n i la i k o n d i s i a n a to m i s d a n fun gsi fi si ologi s sfi n gte r ani
s e c a r a l e b i h o b j e k ti f .
4 . P e r lu d i l a k u k a n a n a l i s i s s u b ty pe b e r dasar k an b e r b agai
k a r a k te r i s t i k (co n to h : j e n i s ke lami n , usi a, k omor b i d) un tu k
m e li h a t a p a k a h a d a p e rb e d a an r e spon te r hadap i n te r v e n s i .
TERIMA KASIH