Anda di halaman 1dari 20

JURNAL READING

PERINEAL TRAUMA & ANAL


SPHINCTER INJURIES: TREATMENT MAYASIN TANIA AULIYAH
OUTCOMES IN MINIA UNIVERSITY Pembimbing :
dr. Dippan Hutapea, Sp.B
EMERGENCY UNIT
CRITICAL APPRAISAL
Perineal trauma & Anal Sphincter Injuries: Treatment Outcomes in Minia
Judul
University Emergency Unit
Ahmad N. Mohamed1 , Tohamy A. Tohamy1 , Doaa A. Saad Kamel1 , and
Penulis
Mohamed Kh. Allah1

Penerbit Minia Journal of Medical Research

Vol/DOI Vol. 33, No. 2, 2022, pages (62-72).

Tahun 2022

Publikasi 1 April 2022

Penelaah Mayasin Tania Auliyah

Tanggal 12 Desember 2023


P
Semua pasien yang mengalami cedera perineal. Dengan semua mekanisme
trauma yang terjadi (Cedera sfingter anal iatrogenik, tumpul, tembus, dan
cedera sfingter anal obstetri).

I Analisis mengenai faktor risiko dan manajemen tatalaksana dari perineal


injury (cedera perineal) akibat berbagai mekanisme trauma.

C Pasien dibagi menjadi delapan kelompok, tanpa kelompok pembanding

mengindentifikasi faktor resiko untuk memprediksi kesembuhan perineal

O injury :
1. Mekanisme trauma
2. Jenis dan lokasi cedera
3. Prosedur operasi.

Mengembalikan fungsi dan kontinensia usus normal pascatrauma -->


digunakan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan penatalaksanaan kasus.
PENDAHULUAN
ETIOLOGI DARI PENYEBAB TRAUMA MORBIDITAS PERINEAL
PERINEAL INJURY TUMPUL INJURY
Berbagai etiologi Trauma tumpul Salah satu morbiditas
cedera perineum dianggap sebagai utama yang diderita
meliputi penyebab penyebab cedera oleh korban trauma
iatrogenik seperti perineum dan perineum dan
hemoroidetomi, anorektal yang jarang anorektal adalah
fistulektomi, terjadi (5-10%). Jenis inkontinensia tinja
fissurektomi, dan juga cedera yang jarang yang
selama persalinan terjadi ini biasanya
normal. disebabkan oleh
kecelakaan kendaraan
bermotor, sepeda
motor, atau pejalan
kaki
METODE
Desain Penelitian Kohort retropektif
Semua pasien yang datang ke UGD dengan trauma perineum di rumah sakit
Populasi universitas El-Minia, sebanyak 32 pasien dalam periode antara Maret 2021 dan
Desember 2021, dengan etiologi dan cara trauma yang berbeda.
metode pengumpulan data yang digunakan adalah data rekam medis,
anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang, dan follow-up pasca
Metode
operasi.
pengumpulan data Melakukan skoring inkontinensia fekal pasca operasi menggunakan
Modified Wexner Score pada interval 1, 3, dan 6 bulan.
Analisis deskriptif menggunakan pie chart, bar chart, dan box plot. Untuk
menggambarkan karakteristik pasien dan cedera.
Analisis statistik
Tidak disebutkan adanya analisis statistik inferensial seperti uji hipotesis.
METODE
Semua pasien mengalami cedera perineum akut.
Kriteria Inklusi Pasien dari jenis kelamin dan usia berkisar antara 6 hingga 60 tahun.
Semua kemungkinan mekanisme trauma
penilaian trauma perineum dan sfingter ani dilakukan melalui anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan di bawah anestesi untuk menentukan
Penilaian Trauma
beratnya cedera, lokasi cedera, keterlibatan jaringan, dan tatalaksana
selanjutnya.
Follow up yang dilakukan meliputi penilaian dini komplikasi luka perineum,
Follow up serta evaluasi derajat inkontinensia fekal dalam jangka panjang menggunakan
scoring system waxner dalam 1 hingga 6 bulan pasca pengobatan.
HASIL
Jumlah pasien yang dianalisis adalah 32 orang. rentang usia pasien adalah 6 - 60
Jumlah tahun. Distribusi jenis kelamin laki-laki dan perempuan sama yaitu masing-
masing 50%
Penyebab trauma perineum yang terbanyak adalah trauma obstetri (31%) diikuti
Mekanisme Trauma trauma tumpul akibat kecelakaan (25%). Lokasi cedera sfingter ani paling
banyak anterior (53,1%).
Cedera dibagi menjadi anterior, posterior, lateral dan total.
Lokasi Cedera
Cedera anterior merupakan lokasi cedera yang paling sering terjadi pada
Sfingter penelitian.
Tatalaksana bedah primer tanpa kolostomi dilakukan pada 75% kasus, sisanya
Manajemen di pusat
dengan kolostomi. Teknik repair yang dilakukan adalah overlapping
trauma sphincteroplasty.
Komplikasi Komplikasi luka perineum terjadi pada 40,6% kasus berupa infeksi luka.
HASIL
Primary repair : Untuk cedera yang ringan tanpa kerusakan jaringan lunak
yang luas, perawatan bedah primer seperti repair sfingter ani dengan
teknik overlapping dilakukan segera di unit gawat darurat.
Intervensi
Sedangkan jika terjadi kerusakan jaringan lunak ekstensif atau cedera yang
melumpuhkan, maka diverting kolostomi diperlukan untuk melindungi
daerah perineum selagi proses penyembuhan berlangsung.
Berdasarkan jurnal, tidak disebutkan secara spesifik mengenai angka
kelangsungan hidup (survival rate) pasca operasi perawatan trauma
Hasil post operasi & perineum dan cedera sfingter ani.
Hasil pasca operasi yang dinilai dalam jurnal ini adalah insiden komplikasi
kelangsungan
luka dan status inkontinensia fekal dengan menggunakan Modified Wexner
hidup Score. Skor rerata pada 6 bulan pasca operasi adalah 1,7±2,5. Sebagian
besar kasus memiliki skor 2-6. Skor tertinggi didapatkan pada kasus trauma
tumpul.
HASIL
Risiko terjadinya inkontinensia fekal merupakan salah satu morbiditas utama
pasca trauma perineum dan cedera sfingter ani. Beberapa faktor risiko meliputi:
Mode cedera berat (trauma tumpul)
Lokasi cedera total/multipel
Analisis resiko Usia lebih tua
Langkah pencegahan dengan identifikasi dan repair dini cedera, overlap
sfingteroplasti, dan pemantauan lanjutan menggunakan scoring system
seperti Modified Wexner Score.
PEMBAHASAN
FAKTOR RESIKO USIA
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa usia pasien yang lebih muda berkaitan dengan
hasil funcional yang lebih baik pasca perawatan cedera perineum dan sfingter ani,
tercermin dari skor inkontinensia fekal yang lebih rendah. Hal ini kemungkinan terkait
dengan kondisi otot dan jaringan pendukung yang lebih prima serta proses
penyembuhan yang lebih cepat pada usia muda.
PEMBAHASAN
MEKANISME TRAUMA
Trauma obstetri merupakan penyebab utama cedera perineum dan sfingter ani pada
perempuan.
Trauma tumpul akibat kecelakaan berisiko menimbulkan kerusakan jaringan yang luas
dengan risiko inkontinensia tinggi.
Mengenai cedera sfingter iatrogenik; banyak prosedur bedah anal yang menjadi penyebab
cedera yang menyebabkan inkontinensia tinja pasca operasi seperti operasi fistula anal,
homoroidektomi, dan spinctrotomy lateral. Menurut penelitian ini, operasi fistula ani
merupakan prosedur yang berhubungan dengan insiden cedera sfingter anal yang lebih
tinggi dibandingkan prosedur anal lainnya.
Trauma tumpul akibat kecelakaan berisiko menimbulkan kerusakan jaringan yang luas
dengan risiko inkontinensia tinggi.
PEMBAHASAN
MEKANISME TRAUMA
Cedera Perineum akibat trauma tumpul panggul-perineum merupakan jenis yang paling
buruk baik dalam penanganannya sebagai penatalaksanaan maupun nantinya sebagai
hasil akhir setelah pengobatan.
Jenis cedera seperti ini yang mungkin disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian, biasanya menyebabkan cedera yang lebih merusak dan menghancurkan
pada perineum yang dapat dikaitkan dengan cedera anorektal atau cedera perut viseral
lainnya, cedera urogenital, dan juga cedera ortopedi.
PEMBAHASAN
MANAJEMEN TRAUMA
Prinsip utama dalam penatalaksanaan operatif pada kasus yang diteliti adalah
perbaikan primer perineum dan sfingter anal dalam keadaan darurat bila kondisi pasien
memungkinkan, selain melakukan diversi kolon.
Dalam penelitian ini, perbaikan primer pada luka perineum dan sfingter anal pada
semua kasus dapat dilakukan setelah debridemen yang tepat pada jaringan yang rusak
dan sterilisasi luka yang tepat. Perbaikan utama sfingter anal dengan teknik
overlapping pada sebagian besar kasus, yang merupakan prosedur yang tidak
mengalami kehilangan jaringan yang luas atau cedera perineum parah.
FOKUS PENELITIAN
fokus utama penelitian ini adalah evaluasi hasil jangka pendek dan
menengah tatalaksana bedah primer cedera perineum dan sfingter
ani di unit gawat darurat ditinjau dari komplikasi luka dan tingkat
inkontinensia fekal pasien setelah menjalani perawatan.

ELEMEN YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPERCAYAAN SUATU


PENELITIAN :

TELAAH TUJUAN
Mengevaluasi hasil perawatan (treatment outcomes) trauma
perineum dan cedera sfingter ani yang ditatalaksana dengan

JURNAL perawatan bedah primer di unit gawat darurat

MASALAH
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang
menjadi acuan penelitian

KONSISTENSI
Penulisan jurnal ini telah memenuhi kriteria logis dan konsisten.
Dilihat dari sistematika penulisan yang runut dan padu.
GAYA PENULISAN
Sistematika penulisan: sistematis
Tata Bahasa : baik, penggunaan kata-kata baik

PENULIS
Kualifikasi penulis sudah sesuai

TELAAH
JUDUL
Judul spesifik menggambarkan isi dari penelitian

JURNAL
ABSTRAK
Abstrak sudah menjelaskan latar belakang, tujuan penelitian,
metode, hasil penelitian, dan kesimpulan dengan baik
KELEBIHAN
1. Desain prospektif memungkinkan pengumpulan data yang lebih akurat dan kontrol
lebih baik terhadap faktor perancu
2. Dilakukan pada kondisi dunia nyata di unit gawat darurat (real-world emergency
setting)
3. Terdapat follow-up tindak lanjut hingga 6 bulan
4. Menggunakan sistem skoring inkontinensia fekal yang tervalidasi (modified Wexner
score)
5. Analisis hasil dilakukan terhadap berbagai faktor yang berpengaruh seperti jenis
cedera, lokasi, dan prosedur bedah
KEKURANGAN
1. Tidak ada kelompok kontrol pembanding yang menerima jenis tatalaksana lain
2. Jumlah sampel relatif sedikit (32 pasien) sehingga kurang kuat untuk analisis lebih
lanjut
3. Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang objektif untuk menilai cedera / fungsi
sfingter (contoh: anorektografik dengan kontras, manometri)
4. Hanya menilai hasil jangka pendek-menengah, belum jangka panjang
KESIMPULAN
Perawatan bedah primer trauma perineum dan sfingter ani di unit gawat darurat
dengan teknik overlapping sfinkteroplasti menunjukkan hasil yang memuaskan pada
sebagian besar kasus tanpa kerusakan jaringan yang luas. Kolostomi tetap
diperlukan pada cedera ekstensif dan kasus trauma tumpul berat. Evaluasi lanjutan
dengan sistem skoring inkontinensia disertai modalitas pencitraan
direkomendasikan untuk memantau hasil jangka panjang. Pedoman tatalaksana
yang terstandarisasi diperlukan untuk mengoptimalkan hasil pengobatan.
1 . P e r lu m e n a m b a h k a n k e l o m pok k on tr ol pe mb an di n g y an g
m e n d a p a t t e r a p i s ta n d a r n o n -b e dah atau j e n i s pr ose dur
b e d a h r e k o n s t r u k s i l a in se pe r t i e n d- to- e n d an al
s p h i n ct e r r e p a ir .
2 . J u m la h s a m p e l p e rl u d i ta m b ah agar uj i stati sti k i n fe r e n si al

SARAN
d a p a t d i l a k u k a n g u n a m e n i l a i pe r b e daan an tar k e lompo k
c o n tr o l d a n i n te rve n s i .
3 . P e r lu m e n a m b a h k a n e va l u a si de n gan pe n c i tr aan se pe r ti
e n d o a n a l u l t r a s o u n d d a n a n or e c tal man ome tr y un tuk
m e n i la i k o n d i s i a n a to m i s d a n fun gsi fi si ologi s sfi n gte r ani
s e c a r a l e b i h o b j e k ti f .
4 . P e r lu d i l a k u k a n a n a l i s i s s u b ty pe b e r dasar k an b e r b agai
k a r a k te r i s t i k (co n to h : j e n i s ke lami n , usi a, k omor b i d) un tu k
m e li h a t a p a k a h a d a p e rb e d a an r e spon te r hadap i n te r v e n s i .
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai