Anda di halaman 1dari 3

KEAMANAN DALAM TINDAKAN ANESTESIA

Magdalena F. Sakliressy
Lucky T. Kumaat
Antje A. Wuwungan

Bagian Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado


Email: Fanny_imel@yahoo.co.id

Abstract: In general, anaesthetic means an act of relieving pain during surgery and or other
procedures that cause pain in the body. In all anaesthetic procedures safety is of most concern,
including the reduction of any risks of danger or related complications that can happen during
anaesthesia. Understanding about the stages of anasthesia from pre-anesthesia until post-anasthesia,
as well as techniques of anasthesia, is very important in creating the anaesthesia safety.
Key words: safety, anaesthetic, anaesthesia, patient

Abstrak: Secara umum, anestesia berarti suatu tindakan menghilangkan rasa nyeri saat melakukan
pembedahan dan atau berbagai prosedur lainnya yang menimbulkan rasa nyeri pada tubuh. Dalam
setiap tindakan anestesia harus diperhatikan segi keamanannya. Pemahaman mengenai tahap-tahap
anaestesia sejak pre anestesia sampai dengan pasca anestesia serta tehnik-tehnik anestesia sangat
diperlukan untuk mencapai keamanan dalam tindakan anestesia
Kata Kunci: keamanan, tindakan, anestesia, pasien

Keamanan dalam tindakan anestesia (an- pada pasien akibat struktur dan proses
aesthesia safety) merupakan suatu masalah pelayanan kesehatan.4,5
penting yang harus diperhatikan secara Risiko dari kurangnya perhatian terha-
serius sejak saat pra operatif hingga pasca dap anaesthesia safety pada suatu tindakan
operatif. Tindakan ini bertujuan untuk operatif dapat menimbulkan masalah antara
mengurangi bahaya atau risiko buruk yang lain kesalahan memilih obat yang tepat, ke-
dapat terjadi pada saat pasca anestesia. salahan memilih sirkuit anestesia, tidak
Dengan mengutamakan keamanan da- terdeteksinya gangguan koneksi alat-alat,
lam tindakan anestesia berarti keselamatan kesalahan dalam intubasi esofagus dan
pasien (patient safety) juga turut diutama- intubasi bronkial, ekstubasi terlalu dini, ven-
kan. Menurut Institute of Medicine, kesela- tilasi buatan kurang adekuat, dan sebagai-
matan pasien didefinisikan sebagai freedom nya.2
from accidental injury. Secara umum, ac- Beberapa studi mengemukakan bahwa
cidental injury disebabkan karena kesalahan persentasi risiko kematian akibat anestesia
yang meliputi kegagalan suatu perencanaan relatif kecil, tetapi catatan dari para ahli
atau menggunakan rencana yang salah un- menyatakan adanya kematian yang terjadi
tuk mencapai tujuan. Accidental injury juga akibat anestesia. Berdasarkan hal ini maka
merupakan akibat dari melaksanakan suatu keamanan dalam tindakan anestesia perlu
tindakan atau tidak mengambil tindakan diperhatikan untuk mengurangi angka keja-
yang seharusnya diambil. Tujuan patient dian serta faktor risiko yang dapat menye-
safety ialah untuk mengurangi risiko cedera babkan kematian.

200
Sakliressy, Kumaat, Pontoh; Keamanan Dalam Tindakan Anestesi 201

DEFINISI KEAMANAN DALAM TINDAKAN


ANESTESIA
Anaesthesia safety merupakan keaman-
an dalam tindakan anestesia terhadap pasien Pra anestesia
secara menyeluruh mulai dari penilaian dan Evaluasi waktu dan tatalaksana
persiapan pra anestesia, anestesia hingga
Pra anestesia merupakan langkah awal
pasca anestesia. Untuk itu, dibutuhkan pe-
dari rangkaian tindakan anestesia yang
mahaman yang menyeluruh tentang prinsip-
dilakuakan terhadap pasien yang di-
prinsip anestesia pada saat pemantauan dan
rencanakan untuk menjalani tindakan
parameter tingkat kesadaran normal dan operatif. Hal-hal yang perlu dilakukan
abnormal pada pasien. Morton dan Wylie meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
(1951) mengemukakan bahwa sebagian be- pemeriksaan laboratorium, dan klasifikasi
sar kematian pada waktu anestesia diakibat- status fisik.1-3 Persiapan dilakukan di
kan oleh kurangnya pengalaman dan kega- poliklinik atau di rumah untuk pasien rawat
galan dalam melakukan tindakan pencegah- jalan, di ruang perawatan, di ruang Instalasi
an saat intubasi.4 Hal ini meliputi kece- Bedah Sentral (IBS), dan di kamar operasi.1
lakaan akibat intubasi, misalnya pengeluar- Berbagai faktor harus dipertimbangkan
an aspirasi, kekakuan pipa trakea dan bron- untuk pemberian anestesia-analgesia kepada
koskopi; masing-masing mungkin mengaki- pasien, antara lain: umur, jenis kelamin,
batkan hambatan vagal jika pernafasan dari status fisik, jenis operasi, ketrampilan
anestesia tidak adekuat. Penyumbatan operator dan peralatan yang dipakai, ke-
pernafasan setelah operasi dengan pipa trampilan dan kemampuan pelaksanaan
trakea mungkin juga dapat terjadi.6 Dengan anestesia, sarana, status rumah sakit, dan
demikian, untuk mencegah terjadinya permintaan pasien.1
berbagai hal yang tidak diinginkan, perlu
adanya prosedur keamanan yang dilakukan Peri anestesia
pada pra anestesi hingga pasca anestesi Dalam praktek anestesia, terdapat tiga
jenis anestesia-analgesia yang diberikan
KLASIFIKASI pada pasien yang akan menjalani pem-
bedahan yaitu: anestesia umum, anestesia
American Society of Anesthesiologists lokal, dan anestesia regional.1-4
(ASA) menyusun klasifikasi status fisik
pasien pra anestesia atas enam kelas, yaitu:1-3 Pemantauan (monitoring)
Kelas I: Pasien sehat organik, fisio- Tujuan utama yaitu mendiagnosis ada-
logik, psikiatrik, biokimiawi. nya permasalahan, perkiraan kemungkinan
Kelas II: Pasien dengan penyakit sis- terjadinya kegawatan, serta evaluasi hasil
temik ringan atau sedang. suatu tindakan, termasuk efek samping.
Kelas III: Pasien dengan penyakit sis- Pemantauan pada saat perianestesia dibagi
temik berat sehinga aktivitas rutin terbatas. atas dua bagian yaitu: pemantauan alat
Kelas IV: Pasien dengan penyakit sis- anestesia dan pemantauan pasien.
temik berat, tidak dapat melakukan aktivitas Pemantauan alat anestesia meliputi
rutin, dan penyakitnya merupakan ancaman pengecekan aliran listrik apakah telah ter-
kehidupan setiap saat. pasang baik pada mesin anestesia serta telah
Kelas V: Pasien sekarat yang di- diaktifkan; alat monitoring anestesia yang
perkirakan dengan atau tanpa pembedahan berfungsi sebagai parameter keadaan pa-
hidupnya tidak akan lebih dari 24 jam.1-3 sien; aliran gas pada pipa telah terpasang
Kelas E: Bila tindakan pembedahan dengan benar dan bebas dari obstruksi/
dilakukan secara darurat, dicantumkan tanda penyumbatan; peralatan anestesia apakah
E (emergency) di belakang angka. telah terhubung pada suplai oksigen; suplai
202 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 200-202

oksigen cadangan yang cukup telah tersedia gangguan napas, gangguan kardiovaskular,
pada tabung vapour analyser (mudah meng- gelisah, nyeri, mual-muntah, menggigil, dan
uap apabila tidak tersambung rapat dan kadang-kadang perdarahan.2
benar); peralatan infus telah terpasang de-
ngan benar dan aman serta telah diseting
SIMPULAN
dengan benar dan dapat didengar.1,2,8
Pemantauan terhadap pasien meliputi Keamanan dalam tindakan anestesia
pemantauan jalan nafas, oksigenasi, ven- secara keseluruhan meliputi penilaian dan
tilasi, sirkulasi, serta suhu badan.1,2,8 persiapan pra anestesia hingga pasca anes-
tesia. Tindakan ini bertujuan untuk me-
Pasca anestesia/pasca operatif ngurangi bahaya atau risiko buruk yang
dapat terjadi pada saat pasca anestesia.
Pasca anestesia merupakan periode kri- Pemahaman tentang tahap-tahap persiapan
tis yang segera dimulai setelah pembedahan pra anestesia hingga pasca anestesia, serta
dan anestesia diakhiri sampai pasien pulih teknik-teknik pelaksanan anestesia perlu
dari pengaruh anestesia. dipahami untuk mencapai keamanan dalam
Pemindahan pasien dari kamar operasi tindakan anestesia.
dilaksanakan dengan hati-hati mengingat
pasien dalam keadaan belum sadar penuh
atau belum pulih dari pengaruh anestesia. DAFTAR PUSTAKA
Posisi kepala diatur sedemikian rupa se- 1. Mangku G, Senapathi TGA. Ilmu Anestesia
hingga keluasan jalan nafas tetap adekuat dan Reanimasi. Jakarta: Permata Puri
dan ventilasi terjamin. Pada pasien yang Media, 2009; p.87-88.
belum bernafas spontan, diberikan nafas 2. Latief SA, Surjadi K. Dachlan RM.
buatan. Gerakan pada saat memindahkan Petunjuk Praktis Anestesialogi (Edisi
pasien dapat menimbulkan atau menambah Kedua). Jakarta: Bagian Anestesiologi
rasa nyeri akibat tindakan pembedahan dan FKUI, 2001; p.29-31.
bisa terjadi dislokasi sendi. Pada pasien 3. Wrobel M, Werth M. Pokok-Pokok
Anestesia. Jakarta: EGC, 2009; p.23.
dengan blok spinal, posisi pasien diatur
4. Pinzon R. Konsep dasar patient safety dalam
sedemikian rupa sehingga aliran darah dari pelayanan kesehatan. Berkala Ilmiah
daerah tungkai ke proksimal tetap lancar; Kesehatan Fatmawati. 2006;7(18):738-
infus, pipa nasogastrik, dan kateter urin 742.
harus tetap berfungsi dengan baik atau tidak 5. Bambang J. Belajar kenal dengan program
terlepas.1 keselamatan pasien (patien safety).
[homepage on the Internet] 2010 [update
Pasca operatif di ruang pulih unit pera- Jun 2010; cited 2011 Nov 09]. Available
watan pasca anestesia (UPPA) from http://ihqn.or.id/wpcontent/
uploads/2010/06/proposalbreakthrough.
Pasien pulih dari anestesia secara rutin pdf.
dikelola di UPPA (Recovery Room/RR, Pra 6. Vanessa IDA. Kematian akibat anestesia
anestesia Care Unit/PACU). Idealnya, pada [homepage on the Internet]. 2009
saat pasien bangun dari anestesia terjadi [update 2009 Feb 22; cited 2011
secara bertahap, tanpa keluhan, dan berjalan Nov12]. Available from:
baik. Perlu dicegah dan dihindari hal-hal http://paperforensik-fkunram.blogspot.
yang mungkin terjadi akibat stres pasca be- com/2009/02/kematian-akibat-
dah atau pasca anestesia yaitu berupa anestesia.html

Anda mungkin juga menyukai