Anda di halaman 1dari 12

KANGKER OVARIUM

A. Anatomi Kanker Ovarium

Gambar 1.1. Anatomi Ovarium

Ovarium adalah sepasang organ berbentuk buah kenari yang mempunyai


panjang sekitar 1,5 inchi atau 4 cm, lebar 1,5 cm, dan tebal 1 cm, terletak di kiri dan
di kanan, dekat pada dinding pelvis di fossa ovarika. Ovarium melekat pada lapisan
belakang ligamentum latum dengan mesovarium. Selain mesovarium, ovarium juga
mempunyai dua perlekatan lain, ligamentum infundibulopelvikum (ligamentum
suspensorium ovarii), yang merupakan tempat melintasnya pembuluh darah,
pembuluh limfe, dan persarafan ovarium dari dinding pelvis, dan ligamentum ovarii,
yang menghubungkan ovarium dan uterus (Digiulio,2014).
Ovarium menerima aliran darah dari arteri ovarii yang merupakan
percabangan dari aorta. Pada aliran darah balik, vena ovarii kanan menuju ke vena
cava inferior, sedangkan vena ovarii kiri menuju ke vena renal. Pembuluh limfe
ovarium melewati aortic nodes di level yang sama dengan pembuluh ginjal,
mengikuti peraturan umum bahwa aliran pembuluh limfe suatu organ sama seperti
aliran pembuluh vena organ tersebut. Untuk persarafan, ovarium menerima
persarafan dari aortic plexus (T10) (Agustin,2010).
Setiap ovarium mempunyai bagian-bagian histologi, menurut Digiulio (2014)
sebagai berikut :
1. Germinal Epithelium atau epitel germinativum adalah epitel selapis gepeng atas
selapis kuboid yang menutupi permukaan ovarium
2. Tunica Albuginea atau tunika albuginea adalah selapis jaringan ikat padat yang
menyebabkan warna ovarium menjadi keputihan dan terletak dibawah epitel
germinativum.
3. Ovarian Cortex atau daerah korteks terletak dibawah tunika albuginea,
merupakan daerah yang terutama ditempati folikel ovarium dan oositnya. Folikel
ini terbenam dalam jaringan ikat (stroma) di daerah korteks. Stroma ini terdiri
atas fibroblas berbentuk kumparan khas yang berespon dengan berbagai cara
terhadap rangsangan hormon dari fibroblas organ lain.
4. Ovarian Medulla atau daerah medula yang terletak dibawah daerah korteks,
merupakan bagian terdalam ovarium. Tidak ada batas tegas antara daerah
korteks dan medulla, tetapi daerah medulla tersusun dari jaringan ikat longar dan
berisi pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf.
5. Ovarian Follicles atau folikel ovarium terdapat di daerah korteks dan terdiri atas
oosit yang dikelilingi oleh satu atau lebih sel folikel, atau sel granulosa. Ketika
sel folikel membentuk selapis sel kuboid, folikel ini sekarang disebut folikel
primer unilaminar. Sel folikel terus berproliferasi dan membentuk epitel folikel
berlapis, atau lapisan granulosa, dengan selsel yang saling berkomunikasi
melalui taut rekah. Folikel ini kini disebut folikel primer multilaminar atau
preantrum. Sewaktu folikel tumbuh, terutama karena sel granulosa bertambah
besar dan bertambah banyak, folikel ini berpindah ke daerah korteks yang lebih
dalam. Cairan (liquor folliculi) mulai mengumpul di antara sel-sel folikel. Celah-
celah kecil yang mengandung cairan ini menyatu, dan sel-sel granulosa mengatur
diri membentuk rongga yang lebih besar, yaitu antrum. Folikel ini sekarang
disebut folikel sekunder atau folikel antrum.
6. Mature (Graafian) Follicle atau folikel matang, pra-ovulasi, atau folikel graaf,
sangat besar (berdiameter sekitar 2,5 cm) sehingga dapat menonjol dari
permukaan ovarium dan dapat dideteksi dengan ultrasonografi. Folikel ini
merupakan folikel dominan yang dapat mengalami ovulasi dan biasanya hanya
satu untuk setiap siklus menstruasi. sedangkan folikel lainnya mengalami
atresia.
7. Corpus Luteum atau korpus luteum (badan kuning) merupakan folikel matang
setelah ovulasi. Korpus luteum menghasilkan progesterone, estrogen, relaxin,
dan inhibin akibat rangsangan LH (Luteinizing Hormone). Nasib korpus luteum
ditentukan oleh ada tidaknya kehamilan. Setelah dirangsang LH, korpus luteum
terprogram untuk bersekresi selama 10-12 hari. Jika tidak ada rangsangan
hormon lain dan tidak ada kehamilan, sel-sel korpus luteum akan berdegenerasi
melalui apoptosis. Fibroblas di dekatnya memasuki daerah ini dan membentuk
parut jaringan ikat padat yang disebut korpus albikans atau badan putih (karena
banyaknya kolagen).

B. Definisi Kanker Ovarium


Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab
pada umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal
yang terbukti untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti. Beberapa
wanita mengalami ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium sering berupa
benjolan/massa pada ovarium. Massa atau benjolan ini bisa teraba pada perut bagian
bawah. dengan berbagai histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel
germinal lebih banyak dijumpai pada penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor
sel epitel lebih banyak pada wanita usia >50 tahun (Manuaba,2011).

Gambar 1.3. Kanker Ovarium

C. Stadium Kanker Ovarium


Stadium kanker ovarium primer menurut Federation International of Ginecologies
and Obstetricians (FIGO) (National Ovarian Cancer Coalition, 2018) adalah sebagai
berikut:
STADIUM I ( pertumbuhan terbatas pada ovarium )
1. Stadium 1A
Pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang berisi sel ganas,
tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
2. Stadium 1B
Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi sel ganas, tidak
ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
3. Stadium 1C
Tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan luar atau kedua
ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas atau dengan bilasan
peritoneum positif.
STADIUM II ( Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke
panggul)
1) Stadium II A (perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba )
2) Stadium II B (perluasan jaringan pelvis lainnya )
3) Stadium II C ( tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan satu
atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung sel ganas
dengan bilasan peritoneum positif.)
STADIUM III (Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam
pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum)
1. Stadium III A
tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening negatif tetapi secara
histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan
(seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
2. Stadium III B
tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant dipermukaan
peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi 2 cm, dan kelenjar
getah bening negativ.
3. Stadium III C
implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar getah bening
retroperitoneal atau inguinal positif.
STADIUM IV ( Pertumbuhan mencakup satu atau kedua sisi ovarium dengan
metastasis jauh.

D. Etiologi Kanker Ovarium


Penyebab kanker belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor
yang dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker (Prawirohardjo, 2014),
diantaranya adalah:
a. Faktor lingkungan
Kebiasaan makan, kopi dan merokok, adanya asbestos dalam lingkungan
merupakan salah satu faktor pencetus terjadinya kanker.
b. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium, selain androgen penggunaan.
c. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel
yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
d. Faktor genetik
Kanker ovarium herediter yang dominan autosomal dengan variasi penetrasi telah
ditunjukkan dalam keluarga yang terdapat penderita kanker ovarium. Bila terdapat
dua atau lebih hubungan tingkat pertama yang menderita kanker ovarium, seorang
perempuan memiliki 50% kesempatan untuk menderita kanker ovarium.

E. Patofisiologi dan Pathway


Kanker ovarium bermetastasis langsung dengan abdomen dan pelvis dan sel-
sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen dan pelvis. Sel-sel ini mengikuti
sirkulasi alami cairan peritoneal sehingga pertumbuhan keganasan selanjutnya dapat
timbul pada semua permukaan intraperitoneal. Limfatik yang disalurkan ke ovarium
juga merupakan jalur untuk penyebaran sel-sel ganas. Semua kelenjar pada pelvis dan
kavum abdominal pada akhirnya akan terkena. Penyebaran awal kanker ovarium
dengan jalur intraperitoneal dan limfatik muncul tanpa gejala atau spesifik. Gejala
tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan berat pada pelvis,
sering berkemih dan disuria, dan perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa
penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan konstipasi. Pada beberapa
perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina sekunder akibat hiperplasia
endometrium bila tumor menghasilkan estrogen; beberapa tumor menghasilkan
testosteron dan menyebabkan virilisasi. Gejala-gejala keadaan akut pada abdomen
dapat timbul mendadak bila terdapat perdarahan dalam tumor,ruptur, atau torsi
ovarium. Namun, tumor ovarium paling sering terdeteksi selama pemeriksaan pelvis
rutin (Corwin, 2009).
Letak tumor tersembunyi dalam rongga perut dan sangat berbahaya itu dapat
menjadi besar tanpa disadari oleh penderita.Pertumbuhan tumor primer diikuti oleh
infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan berbagai keluhan samar-samar seperti
perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi kenyang, sering kembung, nafsu
makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di rongga perut
merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang mengahasilkan ascites.Kira-
kira 60 % terdapat pada usia peri- menopausal, 30 % dalam masa reproduksi dan 10
% pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak
tapi tidak pasti juga ganas ( bordeline malignancy atau carcinoma of low- malignant
potenstial) dan yang jelas ganas (true malignant).
Pathway

(Corwin,2009)
F. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2015), tanda dan gejala yang ditimbulkan pada
pasien dengan kanker ovarium adalah sebagai berikut :
1. Haid tidak teratur
2. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
3. Menopause dini
4. Dispepsia
5. Tekanan pada pelvis
6. Sering berkemih dan disuria
7. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut,
cepat kenyang dan konstipasi.
8. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder
akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen (Manuaba,
2011).

G. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah
massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang
mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum
dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan
mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa
yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar yang
memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau
keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan
petunjuk adanya keganasan (Manuaba,2011).
2) Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan
diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan
memberikan gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat
ditemukan adanya asites . Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih
seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan positron tomografi
akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian
tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari
ultrasonografi.
b. Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan
dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai
keterbatasan.
c. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel
germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase
(LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase
(PLAP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG) (Digiulio,2014)

H. Penatalaksanaan
Menurut Ariani (2015), tindakan yang dilakukan pada kanker ovarium antara lain:
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung, untuk
mendukung pembedahan.
3. Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif,
dapat dilakukan setelah pembedahan
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor ganas
ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens alkylating
seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti : Mtx /
metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).

I. Komplikasi
Menurut Sudoyo (2010), komplikasi kanker ovarium adalah sebagai berikut:
1. Sistem gastro intestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi ke
organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan
lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,
kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap makanan.
2. Sistem perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah
satunya ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada pelvis
sehingga terjadi gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil atau
urgensi kemih
3. Sistem endokrin
Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang
semakin membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir
racun di hati terjadi penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh
sehingga sistem imun tubuh menurun sehingga menimbulkangejalakelelahan
(Reeder, dkk.2013).
ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang (biasanya klien pada stadium awal tidak merasakan
keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4
timbul keluhan seperti perdarahan, keputihan dan rasa nyeri
d. Riwayat penyakit sebelumnya (riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi
masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga
yang menderita kanker)
e. Keadan psikososial
f. Riwayat kebidanan (kelainan menstruasi, lama, jumlah, warna)
g. Pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa keperawatan
Menurut Herdman & Kamitsuru, 2015, diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat yaitu:
a. Nyeri akut b.d luka insisi tindakan pembedahan
b. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan pasca operasi

3. Rencana Tindakan Keperawatan


No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut b.d luka insisi pembedahan
NOC: NIC:
 Pain level - Lakukan pengkajian nyeri secara kompre hensif
 Pain control (lokasi, durasi, frekuensi dan waktu)
Kriteria Hasil: - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi
- Mampu mengontrol nyeri dan non farmakologi)
(farmakologi dan non farmakologi) - Ajarkan tentang Teknik non farmakologi
- Menyatakan rasa nyaman setelah - Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengu
nyeri berkurang rangi nyeri

2. Risiko infeksi b.d tindakan pembedahan


NOC: NIC:
 Immune status - Pertahankan Teknik isolasi
 Knowledge : infection control
 Risk control - Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci
Kriteria Hasil: tangan
- Klien bebas dari tanda dan gejala - Tingkatkan intake nutrisi
infeksi - Monitor tanda dan gejala infeksi
- Jumlah leukosit dalam batas normal - Berikan perawatan kulit pada area yang dilakukan
pembedahan
- Kolaborasi pemberian antibiotic

3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan pasca operasi


NOC: NIC:
 Joint movement : Aktiv - Monitor vital sign
 Mobility level - Bantu klien untuk melaksanakan aktivitas sehari-
 Selfcare : ADLS hari
Kriteria Hasil: - Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi
- Klien bisa beraktivitas secara
mandiiri

Anda mungkin juga menyukai