(Corwin,2009)
F. Manifestasi Klinis
Menurut Brunner & Suddart (2015), tanda dan gejala yang ditimbulkan pada
pasien dengan kanker ovarium adalah sebagai berikut :
1. Haid tidak teratur
2. Darah menstruasi yang banyak (menoragia) dengan nyeri tekan pada payudara
3. Menopause dini
4. Dispepsia
5. Tekanan pada pelvis
6. Sering berkemih dan disuria
7. Perubahan fungsi gastrointestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut,
cepat kenyang dan konstipasi.
8. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina skunder
akibat hyperplasia endometrium bila tumor menghasilkan estrogen (Manuaba,
2011).
G. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik hasil yang sering didapatkan pada tumor ovarium adalah
massa pada rongga pelvis. Tidak ada petunjuk pasti pada pemeriksaan fisik yang
mampu membedakan tumor adneksa adalah jinak atau ganas, namun secara umum
dianut bahwa tumor jinak cenderung kistik dengan permukaan licin, unilateral dan
mudah digerakkan. Sedangkan tumor ganas akan memberikan gambaran massa
yang padat, noduler, terfiksasi dan sering bilateral. Massa yang besar yang
memenuhi rongga abdomen dan pelvis lebih mencerminkan tumor jinak atau
keganasan derajat rendah. Adanya asites dan nodul pada cul-de-sac merupakan
petunjuk adanya keganasan (Manuaba,2011).
2) Pemeriksaan Penunjang
a. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan penunjang utama dalam menegakkan
diagnosis suatu tumor adneksa ganas atau jinak. Pada keganasan akan
memberikan gambaran dengan septa internal, padat, berpapil, dan dapat
ditemukan adanya asites . Walaupun ada pemeriksaan yang lebih canggih
seperti CT scan, MRI (magnetic resonance imaging), dan positron tomografi
akan memberikan gambaran yang lebih mengesankan, namun pada penelitian
tidak menunjukan tingkat sensitifitas dan spesifisitas yang lebih baik dari
ultrasonografi.
b. Serum CA 125 saat ini merupakan petanda tumor yang paling sering digunakan
dalam penapisan kanker ovarium jenis epitel, walaupun sering disertai
keterbatasan.
c. Perhatian telah pula diarahkan pada adanya petanda tumor untuk jenis sel
germinal, antara lain alpha-fetoprotein (AFP), lactic acid dehidrogenase
(LDH), human placental lactogen (hPL), plasental-like alkaline phosphatase
(PLAP) dan human chorionic gonadotrophin (hCG) (Digiulio,2014)
H. Penatalaksanaan
Menurut Ariani (2015), tindakan yang dilakukan pada kanker ovarium antara lain:
1. Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh
insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan
kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung, untuk
mendukung pembedahan.
3. Terapi radiasi dan implantasi fosfor 32 (32P) interperitoneal, isotop radioaktif,
dapat dilakukan setelah pembedahan
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor ganas
ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens alkylating
seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti : Mtx /
metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
I. Komplikasi
Menurut Sudoyo (2010), komplikasi kanker ovarium adalah sebagai berikut:
1. Sistem gastro intestinal
Pada pasien kanker ovarium untuk stadium lanjut, kanker tersebut menginvasi ke
organ lambung atau pembesaran massa yang disertai asites akan menekan
lambung sehingga menimbulkan gejala gastrointestinal seperti nyeri ulu hati,
kembung, anoreksia, dan intoleransi terhadap makanan.
2. Sistem perkemihan
Pada stadium lanjut, kanker ovarium telah bermetastase ke organ lain salah
satunya ke saluran perkemihan. Pembesaran massa terjadi penekanan pada pelvis
sehingga terjadi gangguan pada perkemihan seperti susah buang air kecil atau
urgensi kemih
3. Sistem endokrin
Pada sistem endokrin salah satu hati akan terjadi penekanan oleh massa yang
semakin membesar. Awalnya terjadi gangguan metabolisme di hati, netralisir
racun di hati terjadi penurunan, terjadi penumpukan toksik atau racun di tubuh
sehingga sistem imun tubuh menurun sehingga menimbulkangejalakelelahan
(Reeder, dkk.2013).
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
c. Riwayat penyakit sekarang (biasanya klien pada stadium awal tidak merasakan
keluhan yang mengganggu, baru pada stadium akhir yaitu stadium 3 dan 4
timbul keluhan seperti perdarahan, keputihan dan rasa nyeri
d. Riwayat penyakit sebelumnya (riwayat abortus, infeksi pasca abortus, infeksi
masa nifas, riwayat operasi kandungan, serta adanya tumor. Riwayat keluarga
yang menderita kanker)
e. Keadan psikososial
f. Riwayat kebidanan (kelainan menstruasi, lama, jumlah, warna)
g. Pemeriksaan penunjang
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Herdman & Kamitsuru, 2015, diagnosa keperawatan yang dapat
diangkat yaitu:
a. Nyeri akut b.d luka insisi tindakan pembedahan
b. Resiko infeksi b.d tindakan pembedahan
c. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan pasca operasi