Tenth Edition
Chapter 1 :
Initial Assessment and
Management
Pendahuluan
Penatalaksanaan pada pasien trauma harus dilakukan dengan cepat dan tepat. Pendekatan
secara sistematis yang dapat dilakukan berupa “initial assesment” antara lain:
Persiapan
Triase
Survei primer (ABCDE) dengan resusitasi segera pada trauma yang mengancam jiwa
Survei primer dan resustitasi tambahan
Pertimbangan untuk merujuk pasien
Survei sekunder (evaluasi dari kepala sampai kaki dan riwayat pasien)
Pemeriksaan survei sekunder tambahan
Monitoring pasca resusitasi dan evalusasi ulang
Perawatan definitif
Persiapan
Fase prehospital
Primary survey meliputi ABCDE dari perawatan trauma dan identifikasi kondisi yang
mengancam jiwa dengan mengikuti urutan berikut:
Setelah evaluasi awal pasien trauma, penilaian pertama yaitu penilaian jalan napas untuk
memastikan patensi.
Trauma ini harus diidentifikasi selama survei primer dan sering membutuhkan tindakan
segera untuk memastikan ventilasi yang efektif.
Penilaian yang dapat dilakukan antara lain distensi vena jugularis, posisi trakea, ekskursi
dinding dada, ekspose leher dan dada pasien. Dapat dilakukan inspeksi, palpasi, perkusi
dan auskultasi untuk mendeteksi trauma pada dinding dada yang mungkin mengganggu
ventilasi.
Setiap pasien trauma harus diberikan oksigen tambahan. Jika pasien tidak diintubasi,
oksigen harus diberikan menggunakan masker reservoir untuk mencapai oksigenasi yang
optimal. Kemudian gunakan pulse oxymeter untuk memantau saturasi oksigen.
Sirkulasi dan Mencegah Perdarahan
Perdarahan
Identifikasi sumber perdarahan eksternal atau internal. Sumber perdarahan dapat
diidentifikasi dari pemeriksaan fisik dan pencitraan (rontgen, FAST, atau lavage peritoneal
diagnostik [DPL]). Manajemen segera mungkin termasuk dekompresi dada, dan
penggunaan alat penstabil seperti bidai.
Disabilitas (Evaluasi Neurologis)
Evaluasi neurologis meliputi
Penilaian tingkat kesadaran pasien (metode GCS)
Penilaian ukuran dan reaksi pupil;
Identifikasi adanya tanda-tanda lateralisasi; dan
Menentukan tingkat cedera tulang belakang, jika ada.
Paparan Lingkungan Sekitar
Selama primary survey, buka pakaian pasien, biasanya dengan memotong pakaian pasien
agar dapat dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh. Setelah penilaian, tutupi pasien
dengan selimut hangat untuk mencegah terjadinya hipotermia. Karena hipotermia
merupakan salah satu komplikasi yang berpotensi menyebabkan kematian pada pasien
trauma.
Pemeriksaan Tambahan pada Survei Primer dengan Resusitasi
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan pada survei primer antara lain:
Monitoring elektrokardiografi
Pulse oxymetri
Ventilasi, kapnografi, dan analisis gas darah (AGD)
Kateter urin dan gaster
Pemeriksaan X-ray dan diagnostik lain
Pertimbangan untuk transfer pasien
Selama survei primer dengan resusitasi, dokter yang mengevaluasi dapat
menentukan kebutuhan untuk memindahkan pasien ke fasilitas lain untuk
perawatan definitif.
● Pada korban tembakan: kecepatan, kaliber, dugaan jalur peluru, dan jarak
dari senjata ke luka merupakan petunjuk penting mengenai cedera.
Cedera termal
● Luka bakar dapat terjadi sendiri maupun bersamaan dengan trauma tumpul
dan/atau tembus, misalnya akibat mobil yang terbakar, ledakan, terkena
puing-puing yang terbakar dan upaya pasien untuk melarikan diri dari api.
● Kehilangan panas yang signifikan dapat terjadi pada suhu sedang (15°C
hingga 20°C), jika pakaian basah, penurunan aktivitas, dan/atau vasodilatasi
yang disebabkan oleh alkohol atau obat-obatan mengganggu kemampuan
pasien untuk menghemat panas
Lingkungan berbahaya
● Perlu diketahui apakah terdapat riwayat pajanan bahan kimia, toksin dan
radiasi
● Temuan perdarahan arteri aktif, hematoma yang meluas, bruit arteri, atau
gangguan jalan napas biasanya memerlukan evaluasi operatif. Kelumpuhan
ekstremitas atas yang tidak dapat dijelaskan atau terisolasi harus
meningkatkan kecurigaan cedera cervical nerve root.
Thorax
● Evaluasi lengkap dinding thorax memerlukan palpasi seluruh rongga thorax,
termasuk klavikula, tulang rusuk, dan sternum.
● Tekanan sternum bisa menyakitkan jika sternum retak atau ada pemisahan
kostokondral.
● Cedera dada yang signifikan dapat bermanifestasi dengan nyeri, dispnea, dan
hipoksia
Thorax
● Auskultasi dilakukan pada dinding dada anterior bagian atas untuk
pneumotoraks dan di dasar posterior untuk hemotoraks
● Bunyi jantung yang jauh dan penurunan tekanan nadi dapat mengindikasikan
tamponade jantung
● Nyeri pada palpasi cincin pelvis merupakan temuan penting pada pasien
yang sadar. Selain itu, penilaian nadi perifer dapat mengidentifikasi cedera
vaskular.
Perineum, Rektum dan Vagina
● Periksa perineum: memar, hematoma, laserasi, dan perdarahan uretra
● Jika pasien dengan cedera kepala memburuk secara neurologis, nilai kembali
oksigenasi, kecukupan ventilasi dan perfusi otak (ABCDE)