Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PBL MODUL SKENARIO 1

Tutor :

Disusun Oleh : Kelompok 11

11020220271 AZIZAH ALYA SANTOSO

11020220272 MOHAMAD CHAIRUDIN MBUINGA

11020220281 NURUL AINI AQEELA PAKKAWARU

11020220283 SYALIKA ANANTA BAHARUDDIN

11020220291 DEA PUTRI RAMADHANI

11020220296 NUR REZKY WAHYUNI

11020220299 ANDI NUR HIKMA

11020220314 SITI TSARWAH RAMADANI

11020220371 AYATULLAH ACHMAD RIFQIE

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA 2022


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga kita semua dapat bergerak dan mengejar cita-cita kita hingga saat ini. Tak lupa
kami panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan kita junjungan kita nabi besar
Muhammad SAW yang telah menerangi kehidupan yang dulunya gelap dan menjadikan
kebodohan menjadi cerah seperti sekarang ini.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing kami, DOKTER Yang telah membimbing
kami selama diskusi dan memberikan masukan kepada kelompok kami.
Pada program studi kedokteran terdapat agenda kuliah berupa diskusi kelompok, dimana
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia mengadakan diskusi
tentang kasus dalam Skenario.
Kami mohon maaf jika banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini karena kami
hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan.

Makassar, 24 September, 2022

Kelompok 11

Kasus I: Berobat ke “Orang Pintar”


Pasien seorang anak usia 10 tahun datang karena post kecelakaan lalu lintas, kaki kanan terdapat
luka terbuka, perdarahan, dan deformitas. Tekanan darah: 100/80 mmHg, heart rate: 120x/m teraba
kuat, Saturasi O2 98%, kesadaran baik (GCS 15) dengan neurovaskular distal yang tidak teraba.
Telah dilakukan pemeriksaan fisik dan foto x-ray, kesan: open segmental fracture tibia dextra, sudah
dikonsultasikan dengan dokter ahli bedah tulang (Sp.OT) untuk operasi segera, kemudian dilakukan
informed consent kepada orang tua pasien. Setelah diberikan waktu untuk berdiskusi, orang tua
memutuskan untuk tidak mau dilakukan tindakan operasi segera dikarenakan orang tua ingin
membawa anak ke “orang pintar” setempat. Tim IGD sudah mencoba mengedukasi berulang kali
mengenai komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan operasi segera, namun orang tua
tetap bersikeras untuk membawa anaknya pulang.

Pertanyaan :
- Rumuskan beberapa dilema etik pada kasus ini
- Dari dilema etik yang ada, cobalah anda analisis berdasarkan Kaidah Dasar Bioetik, Etika
Klinik Jonsen Siegler “The Four Box Method” (gunakan tabel kriteria KDB & pertanyaan etik
klinik Jonsen S)
- Bagaimana anda melihat kasus ini jika kita melihatnya dalam perspektif Humaniora dan
perspektif Islam.
- Bagaimana anda melihat dilema etik sentral pada kasus ini, dimana pada satu pihak anda
sebagai dokter dan dilain pihak anda sebagai keluarga korban .

A. Kata sulit:
1. Deformitas : perubahan bentuk tubuh atau bagian tubuh secara umum
2. Neurovaskuler distal : berhubungan dengan elemen saraf dan elemen
vaskuler atau berhubungan dengan saraf yang mengendalikan kaliber
pembuluh darah yang jauh dari satu titik pedoman.
3. X-ray : Aplikasi radiasi di bidang medik me- rupakan sumber pajanan publik
buatan yang terbesar yang diterima oleh penduduk dunia. Komite Ilmiah PBB
untuk Efek Radiasi Atom (UNSCEAR) menyatakan bahwa bagian ter- besar
dari aplikasi radiasi di bidang medik ini adalah dari pajanan radiasi sinar-X
pada pemeriksaan rutin radiologi diagnostik Pemeriksaan sinar-X diagnostik
pada dasarnya dilakukan untuk memperoleh citra obyek tubuh yang diperiksa.
Kecanggihan teknologi citra pada saat ini membawa dampak meningkatnya
potensi penerimaan dosis radiasi oleh pasien
4. Informed consent : informed consent adalah persyaratan etis dan hukum untuk
penelitian yang melibatkan peserta manusia. Ini adalah proses di mana
peserta diberitahu tentang semua aspek uji coba, yang penting bagi peserta
untuk membuat keputusan dan setelah mempelajari semua aspek uji coba,
peserta secara sukarela menegaskan kesediaannya untuk berpartisipasi
dalam uji klinis tertentu dan pentingnya penelitian untuk kemajuan
pengetahuan medis dan kesejahteraan sosial. Konsep persetujuan yang
diinformasikan tertanam dalam prinsip-prinsip Kode Nuremberg. Deklarasi
Helsinki dan Laporan Belmont. Informed consent merupakan persyaratan yang
tak terelakkan sebelum setiap penelitian yang melibatkan manusia sebagai
subjek penelitian. Memperoleh persetujuan melibatkan menginformasikan
subjek tentang hak-haknya, tujuan penelitian, prosedur yang akan dilakukan,
potensi risiko dan manfaat partisipasi, durasi studi yang diharapkan, tingkat
kerahasiaan identifikasi pribadi dan data demografis, sehingga partisipasi
subjek dalam penelitian ini sepenuhnya bersifat sukarela.
5. GCS : Glasgow Coma Scale (GCS) telah menjadi standar emas penilaian
neurologis untuk pasien trauma sejak dikembangkan oleh Jennett dan Teasdale
pada awal 1970-an. GCS ditemukan sebagai alat yang sederhana untuk
digunakan. Ini menjadi metode pilihan bagi praktisi perawatan trauma untuk
mendokumentasikan temuan neurologis dari waktu ke waktu dan memprediksi
hasil fungsional. Meskipun skala telah terbukti efektif, banyak penulis telah
mengutip kelemahan dalam skala termasuk ketidakmampuan untuk memprediksi
hasil, variasi dalam keandalan antar penilai, dan penggunaan yang tidak konsisten
oleh pengasuh di pra-rumah sakit dan pengaturan rumah sakit. Artikel ini
menguraikan komponen GCS dan bagaimana praktisi dapat menggunakan skala
terbaik, terutama pada pasien yang cedera dan perawatannya membuat mereka
sulit untuk dinilai.
6. Saturasi O2 :
- saturasi : 1. tindakan menje- nuhkan atau keadaan jenuh. 2. dalam radioterapi,
pemberian dosis maksimum yang dapat ditoleransi jaringan dalam waktu singkat, dan
kemudian pemeliharaan efek bioiogis ini untuk waktu yang lebih lama dengan
menambahkan dosis-dosis frak- sional yang lebih kecil.
- oksigen : ukuran derajat pengikatan oksigen pada hemogio- bin, biasa diukur
menggunakan pulse oxymeter, y ang dinyatakan dalam persentase yang dihitung
dengan membagi kapasitas oksigen maksimum dengan kandungan oksigen
sebenarnya dan dikalikan 100.
7. open segmental fracture tibia dextra : segmental terbuka adalah cedera sulit yang penuh dengan
potensikompleks yang terkait dengan kerusakan jaringan lunak yang signifikan yang sulit diobati.
Penundaan atau salah langkah dalam perawatan dan cakupan jaringan lunak dapat menyebabkan
hasil yang buruk. kompleks yang terkait dengan kerusakan jaringan lunak yang signifikan yang
sulit diobati.
DAFTAR PUSTAKA

1. Deformitas : Dorland,WAN. 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta, EGC hlm. 563
2. Neurovaskular distal : W. A. Newman Dorland 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta, EGC
(hlm.1477, 242)
3. X-ray : Drs. Dani Gustaman Syarif, M.Eng jurnal sains dan teknologi nuklir Indonesia, volume 16.
No. 2 agustus 2015, (hlm. 72)
4. Informed consent : Nijhawan LP, Janodia MD, Muddukrishna B S, Bhat K M, Bairy KL, Udupa N,
Musmade PB. Informed consent: Masalah dan tantangan. J Adv Pharm Technol Res 2013;4:134-40
5. GCS : Critical Care Nursing Quarterly: February 2001 - Volume 23 - Issue 4 - p 52-58
6. Saturasi O2 : Dorland,WAN. 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta, EGC (hlm. 1946)
7. open segmental fracture tibia dextra : Y. Ozturkmen et al. Acute treatment of segmental tibial fractures with
the Ilizarov method Injury (2009)

Anda mungkin juga menyukai