Anda di halaman 1dari 13

AFTER CARE

TUMOR CEREBERALPONTIN ANGLE

Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Bedah


RST dr. Soedjono Tingkat II Magelang

Pembimbing :
Letkol CKM dr. Aditya Wicaksana, Sp.BS

Disusun Oleh :
Vitria Dwiayu
1710221027

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAKARTA
2017
LEMBAR PENGESAHAN

AFTER CARE
TUMOR CEREBERALPONTINT ANGLE

Diajukan untuk memenuhi syarat mengikuti Kepaniteraan Klinik


di Bagian Ilmu Bedah RST Tingkat II
dr. Soedjono Magelang

Disusun Oleh:
Vitria Dwiayu
1710221027

Dosen Pembimbing

Letkol CKM dr. Aditya Wicaksana, Sp.BS


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya, dan tidak lupa sholawat dan salam yang
senantiasa tercurah kepana Nabi Muhammad SAW dan keluarganya serta sahabat-
sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan after care yang berjudul
“Tumor Cereberalpontint Angle”.
Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam kepaniteraan klinik
Ilmu Bedah Rumah Sakit TK II dr. Soedjono. Penulis banyak dibantu oleh
berbagai pihak. Sebagai penghargaan, dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Letkol CKM dr. Aditya
Wicaksana, Sp.BS selaku pembimbing dalam penyusunan makalah ini. Paramedik
serta seluruh staf SMF Ilmu Bedah dan semua pihak yang turut membantu dalam
penyusunan makalah ini, serta kepada teman-teman yang selalu ada untuk berbagi
dalam berbagai hal.
Penulis menyadari sepenuhnya berbagai kekurangan yang masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bertujuan untuk
membangun dan mengembangkan makalah ini kamu terima dengan lapang dada
dan senang hati. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca.

Magelang, 22 Desember 2017

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

Tumor cerebellopontine angle (CPA) merupakan jenis neoplasma


terbanyak yang ditemukan di fossa posterior, merupakan 5-10% dari seluruh
angka kejadian tumor intrakranial. Kebanyakan tumor cerebellopontine angle itu
jinak, dengan lebih dari 85% menjadi vestibular schwannoma (neuroma akustik),
lipoma, malformasi vaskular, dan hemangioma. Tumor non-akustik CPA yang
paling sering adalah meningioma, epidermoid (kolesteatoma primer), dan
schwannoma n. fasialis. Angka kejadian tumor ganas atau tumor metastasis hanya
2% dari keseluruhan tumor CPA.
Sudut serebellopontin/cerebellopontine angle (CPA), yaitu suatu daerah
berbentuk segitiga pada fossa posterior yang dibatasi oleh tulang temporal,
serebellum dan pons. Pada daerah ini sering terdapat massa abnormal yang
kemudian disebut sebagai tumor CPA, sering terjadi pada orang dewasa dan
terdiri dari 5-10% dari seluruh tumor intracranial. Tumor yang tumbuh pada
daerah ini dapat menyebabkan berbagai gejala neurologis yang serius bahkan
kematian jika tumor tumbuh membesar dan menekan batang otak. Gejala yang
sering terjadi berupa kehilangan pendengaran ipsilateral, hipestesi pada wajah dan
gangguan keseimbangan. Pada gambaran imaging otak sering didapati adanya
hidrosefalus.
Jenis tumor yang sering dijumpai pada CPA adalah vestibular
schwannoma (neuroma akustik). Jenis ini merupakan yang paling banyak
ditemukan, mencapai 75% dari keseluruhan tomur pada CPA. Jenis-jenis lainnya
yang jarang terjadi adalah meningioma, kista epidermoid, kista arakhnoid,
schwannoma fasial, hemangioma, papiloma pleksus choroidalis, paragangliomas
dan tumor metastase. Angka kejadian tumor ganas pada CPA berupa metastase
hanya 1-2% dari seluruh tumor CPA. Diagnosis dan tatalaksana tumor CPA
diharapkan akan semakin baik, seiring dengan berkembangnya teknik imaging,
teknik pembedahan mikro dan radiosurgery.
Pada awal abad ke-20, lesi CPA ini sangat sulit untuk di diagnosis dan
jarang di eksisi dengan sempurna. Memang, tingkat kematian dari tindakan
operatif di daerah CPA mencapai 50%. Namun, kemajuan revolusioner dalam
pencitraan neurologi dan teknik bedah yang semakin canggih telah membuat
hampir seluruh lesi CPA ini dapat ditangani dengan baik. Angka morbiditas
menjadi dapat diterima dan tingkat kematian sangat rendah. Diagnosis tumor CPA
dapat dibuat berdasarkan kecurigaan yang tinggi yang mengarahkan pada uji
pemeriksaan auditory brainstem respons (respon pendengaran batang otak) dan
konfirmasi radiologi. Tumor CPA hanya dapat di lihat dengan CT-Scan kontras
dengan irisan resolusi tinggi yang tipis, selain itu MRI dapat memberikan
gambaran tumor yang lebih baik dan lebih peka dibandingkan dengan CT-Scan.
Tumor CPA dapat diangkat secara bedah melalui 3 jalur utama. Tumor dapat
direseksi dari fossa media, fossa posterior, atau menyilang labirin. Pemilihan
prosedur tertentu atau gabungan prosedur berdasarkan ukuran tumor,
kemungkinan mempertahankan pendengaran dan pengalaman bedah.
BAB II
AFTER CARE PATIENT

II. 1 After Care Pasien


After Care Patien (ACP) adalah pelayanan yang terintergritas dengan
meninjau pada lingkungan demi menjamin kesembuhan pasien dengan melihat
permasalahan yang ada pada pasien dan mengidentifikasi fungsi dalam anggota
keluarga serta memberikan edukasi kepada pasien mengenai gaya hidup sehat.

II. 2 Tujuan
Tujuan dilakukannya after care patient adalah untuk melihat perkembangan
kesembuhan pasien, kontrol pengobatan pasien dan edukasi kepada pasien
mengenai penyakitnya.

II. 3 Identifikasi Fungsi-Fungsi Keluarga


a. Fungsi Biologis dan Reproduksi
Pasien adalah seorang wanita berusia 50 tahun. Pasien tinggal bersama
adik, ibu dan keponakannya. Dari hasil wawancara yang dilakukan,
pasien adalah anak ke-3 dari 7 bersaudara.
b. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarganya baik. Hubungan pasien dengan
teman-temannya baik. Ibu pasien sangat memberikan perhatian penuh
terhadap pasien, terutama mengawasi pasien meminum obat.
c. Fungsi Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah SMEA
d. Fungsi Sosial
Pasien tinggal di tempat yang tidak terlalu padat penduduknya dan jarang
mengikuti kegiatan-kegiatan di lingkungan rumahnya.
e. Fungsi Religius
Pasien beragama Islam, namun jarang mengikuti kegiatan keagamaan

II. 4 Identifikasi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan


a. Faktor Perilaku
Jika ada anggota keluarga yang sakit, pasien dan keluarga langsung
berobat ke puskesmas dekat rumah.
b. Faktor non-Perilaku
Sarana kesehatan tidak begitu jauh dengan rumah. Akses jalanan ke
rumah pasien sudah baik, namun tidak begitu begitu besar. Sarana
kesehatan (puskesmas) dapat ditembuh dengan jalan kaki atau
menggunakan motor pribadinya.

II. 5 Diagnosis Fungsi Keluarga


a. Fungsi biologis
Pasien berusia tahun dengan Tumor Cerebellopontin Angle
b. Fungsi psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga baik
c. Fungsi sosial budaya
Pasien dapat bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik
d. Faktor perilaku
Apabila ada anggota keluarga yang sakit, pasien berobat ke sarana
kesehatan terdekat.
e. Faktor non-perilaku
Sarana kesehatan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal.

II.6 Risiko, Permasalahan dan Perencanaan Kesehatan Keluarga


Risiko/masalah Rencana Pembinaan Sasaran
kesehatan
TUMOR CPA • Edukasi mengenai Pasien dan keluarga
penyakit serta
keluhan pasien
• Edukasi dukungan
keluarga kepada
pasien
II.7 Denah Rumah Pasien

TERAS

RUANG TAMU

RUANG TV DAPUR
WC MUSHOLLA

RUANG MAKAN

II.8 Profil Tempat Tinggal Pasien


1. Alamat rumah: Ganten, Magelang
2. Rumah berukuran 200m2
3. Dinding terbuat dari tembok & beberapa triplek dan dicat
4. Atap terbuat dari genting
5. Lantai berupa ubin
6. Terdiri atas satu ruang tamu, 4 kamar tidur, satu dapur
7. Sirkulasi udaranya tidak cukup banyak
8. Cahaya yang masuk ke dalam rumah kurang

II. 9 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik


 Subjektif
nyeri pada luka pemasangan selang VP Shunt, kepala terasa kencang,
kadang merasa mual, pendengaran lebih baik pada telinga kanan
 Objektif
Pemeriksaan fisik dilakukan pada saat mengunjungi rumah pasien:
Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : CM GCS :E4M6V5
Tanda Vital:
 TD : 130/80mmHg
 Nadi : 79x/menit
 RR : 20x/menit
 Suhu : 36,50C
 Saturasi O2 : 98%
 Kepala dan Leher
o Normocephal
o Mata : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, pupil
isokor, refleks cahaya +/+
o Simetris, trakhea ditengah, jejas (-)
o pembesaran KGB (-)
o tampak selang VP shunt di bawah kulit
 Thorax
Normochest, simetris, pernafasan thorakoabdominal.
o Cor : Bunyi jantung I-II normal, regular
o Pulmo : VBS ka=ki, wheezing-/-, rhonki -/-
 Abdomen
o Inspeksi : Dinding perut sejajar, supel
o Auskultasi : Bising usus (+) normal
o Palpasi : Nyeri tekan (+), hepar dan lien tidak teraba
o Perkusi : Timpani diseluruh lapang abdomen
 Ekstremitas
o Tidak ada edema
o Akral hangat
o Tidak terdapat sianosis
o CRT < 2

Status Neurologi
N. Craniales
a. N. I : DBN
b. N. II : DBN
c. N. III : DBN
d. N. IV : DBN
e. N. V : DBN
f. N. VI : DBN
g. N. VII : DBN
h. N. VIII : Vestibulo =
- Tes Romberg : positif, lateralisasi ke kiri
- Tes Tandem Gaid : positif, lateralisasi ke kiri
Koklearis = gangguan pendengaran pada telinga kiri
i. N. IX : DBN
j. N. X : DBN
k. N. XI : DBN
l. N. XII : DBN
ANGGOTA GERAK ATAS
MOTORIK
Motorik DEKSTRA SINISTRA
Pergerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normotonus Normotonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi

SENSIBILITAS
DEKSTRA SINISTRA
Taktil Normal Normal
Nyeri Normal Normal
Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik tidak dilakukan tidak dilakukan

1. ANGGOTA GERAK BAWAH

MOTORIK
Motorik DEKSTRA SINISTRA
Pergerakan Normal Normal
Kekuatan 5 5
Tonus Normotonus Normotonusonus
Klonus - -
Trofi Eutrofi Eutrofi

SENSIBILITAS
DEKSTRA SINSTRA

Taktil Normal Normal

Nyeri Normal Normal


Thermi tidak dilakukan tidak dilakukan

Diskriminasi 2 titik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

REFLEK FISIOLOGIS:
DEKSTRA SINISTRA
Biceps +N +N
Triceps +N +N
Radius +N +N
Ulna +N +N

REFLEK PATOLOGIS
DEKSTRA SINISTRA
Babinski - -
Chaddock - -
Openheim - -

 Assesment
 VP Shunt
 Planning
Edukasi terhadap keluarga tentang kondisi pasien

Kesimpulan Pembinaan Keluarga


1. Tingkat Pemahaman
Pemahaman terhadap edukasi yang diberikan cukup baik
2. Faktor Penyulit
Tidak ada kesulitan
3. Indikator Keberhasilan
Pasien kontrol ke rumah sakit untuk penyakitnya.
Foto Lingkungan Rumah dan Rumah Pasien

Anda mungkin juga menyukai