FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya sehingga
kita semua dapat bergerak dan mengejar cita-cita kita hingga saat ini. Tak lupa kami
panjatkan shalawat dan salam kepada junjungan kita junjungan kita nabi besar Muhammad
SAW yang telah menerangi kehidupan yang dulunya gelap dan menjadikan kebodohan
menjadi cerah seperti sekarang ini.
Kami juga berterima kasih kepada pembimbing kami, DOKTER Yang telah membimbing
kami selama diskusi dan memberikan masukan kepada kelompok kami.
Pada program studi kedokteran terdapat agenda kuliah berupa diskusi kelompok, dimana
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia mengadakan diskusi
tentang kasus dalam Skenario.
Kami mohon maaf jika banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini karena kami
hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kesalahan.
Kelompok11
Kasus I: Berobat ke “Orang Pintar”
Pasien seorang anak usia 10 tahun datang karena post kecelakaan lalu lintas, kaki kanan terdapat luka
terbuka, perdarahan, dan deformitas. Tekanan darah: 100/80 mmHg, heart rate: 120x/m teraba kuat,
Saturasi O2 98%, kesadaran baik (GCS 15) dengan neurovaskular distal yang tidak teraba. Telah
dilakukan pemeriksaan fisik dan foto x-ray, kesan: open segmental fracture tibia dextra, sudah
dikonsultasikan dengan dokter ahli bedah tulang (Sp.OT) untuk operasi segera, kemudian dilakukan
informed consent kepada orang tua pasien. Setelah diberikan waktu untuk berdiskusi, orang tua
memutuskan untuk tidak mau dilakukan tindakan operasi segera dikarenakan orang tua ingin
membawa anak ke “orang pintar” setempat. Tim IGD sudah mencoba mengedukasi berulang kali
mengenai komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan operasi segera, namun orang tua tetap
bersikeras untuk membawa anaknya pulang.
A. Kata sulit:
B. Kalimat kunci
C. Pertanyaan
7) Pembatasan goal-based.
8) Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien.
9) Minimalisasi akibat buruk.
KESIMPULAN
Pada kasus ini menerapkan kaidah beneficence karena prinsip moral dari benefincence
mengutamakan tindakan demi kebaikan pasien atau penyedian keuntungan untuk
meminimalilasi akibat buruk.
BAHAN DISKUSI 2 :
NONMALEFICENCE
Kriteria Ada Tidak ada
KESIMPULAN : Pada kasus diatas termasuk kasus emergency dimana masuk pada
kaidah non malefincence dimana prinsip non maleficence sendiri adalah tindakan yang
tidak memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi
pasien.
BAHAN DISKUSI 3 :
AUTONOMI
Kriteria Ada Tidak ada
1) Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai
martabat pasien.
2) Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
(pada kondisi elektif).
3) Berterus terang.
4) Menghargai privasi.
5) Menjaga rahasia pesien.
6) Menghargai rasionalitas pasien.
KESIMPULAN : Seorang dokter pada kasus di atas memberikan informed consent kepada
orang tua pasien dimana kasus ini masuk pada kaidah autonomy karena pemilihan atau
pengambilan keputusan di serahkan pasien dan orang tua pasien.
BAHAN DISKUSI 4 :
JUSTICE
Kriteria Ada Tidak ada
1) Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
2) Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah
ia lakukan.
3) Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam
posisi yang sama.
4) Menghargai hak sehat pasien (affordability, equality,
accessibility, availability, and quality).
5) Menghargai hak hukum pasien.
6) Manghargai hak orang lain.
7) Menjaga kelompok yang rentan (yang paling dirugikan).
8) Tidak melakukan penyalahgunaan.
9) Bijak dalam makro alokasi.
10) Memberikan kontribusi yang relative sama dengan
kebutuhan pasien.
11) Meminta partisipasi pasien sesuai
dengan kemampuannya.
12) Kewajiban mendistribusikan keuntungan dan kerugian
(biaya, beban, dan sanksi) secara adil.
13) Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang
tepat dan kompeten.
14) Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alas
an sah/tepat.
15) Menghormati hak populasi yang sama-sama rentan
penyakit/gangguan kesehatan.
16) Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,
status sosial, dan lain-lain.
BAHAN DISKUSI 5 :
AUTONOMI
BENEFICENCE
Vulnerables, emergency, life saving, minor > 1 person, others similarity, community /
social’s rights
1 Apakah masalah medis pasien ? Riwayat ? Diagnosis ? Pasien seorang anak 10 tahun datang
Prognosis ? karena post kecelakaan lalu lintas
Pendarahan, deformitas, Open
Segmental Fracture Tibia Dextra.
Keadaan buruk
2 Apakah masalah tersebut akut ? kronik ? kritis ? gawat Akut, Gawat darurat dan masih
darurat ? masih dapat disembuhkan ? dapat disembuhkan
5 Adakah rencana lain bila terapi gagal ? Tidak ada, karena satu-satunya cara
adalah melakukan tindakan operasi
6 Sebagai tambahan, bagaimana pasien ini diuntungkan Pasien diuntungkan dengan
dengan perawatan medis, dan bagaimana kerugian dari melakukan tindakan operasi, maka
pengobatan dapat dihindari ? pasien terhindar komplikasi yang
mungkin terjadi dan menyebabkan
syok dan bisa menyebabkan
kematian
2. PATIENT PREFERRENCES
1 Apakah pasien secara mental mampu dan kompeten secara Tidak kompeten karena pasien
legal ? apakah ada keadaan yang menimbulkan tersebut masih berumur 10
ketidakmampuan ? tahun.
2 Bila berkompeten, apa yang pasien katakan mengenai Pasien akan berkompeten
pilihan pengobatannya ? apabila dia sudah remaja atau
paham dan untuk tindakan
persetujuan atau penolakan
ditentukan oleh pasien.
3 Apakah pasien telah diinformasikan mengenai keuntungan Pasien telah diberikan edukasi
dan risikonya, mengerti atau tidak terhadap informasi yang mengenai kasus yang dialami,
diberikan dan memberikan persetujuan ? tetapi pasien bersikeras untuk
tidak melakukan tindakan
operasi
4 Bila tidak berkompeten, siapa yang pantas Orang tua pasien, pengambilan
menggantikannya ? apakah orang yangberkompoten keputusan sesuai standar
tersebut menggunakan standar yang sesuai dalam
pengambilan keputusan ?
5 Apakah pasien tersebut telah menunjukkan sesuatu yang Iya, pasien terlihat lebih tertarik
lebih disukainya? untuk mengganakan jasa orang
pintar daripada menggunakan
jasa dokter.
6 Apakah pasien tidak berkeinginan / tidak mampu untuk Iya, kemungkinan pasien tidak
bekerja sama dengan pengobatan yang diberikan ? kalau mampu secara finansial, atau
iya, kenapa? memliki kepercayaan tersendiri
mengenai masalah tersebut.
7 Sebagai tambahan, apakah pasien berhak memilih untuk Iya, dokter menghargai hak
dihormati tanpa memandang etnis dan agama ? autonomy pasien dengan cara
melakukan informed consent
3. QUALITY OF LIFE
1 Bagaimana prospek, dengan atau tanpa pengobatan untuk Apabila dilakukan pengobatan
kembali ke kehidupan normal ? kemungkinan pasien untuk kembali
ke kehidupan normal meningkat.
Sebaliknya, apabila tidak dilakukan
pengobatan maka kondisi pasien
akan memburuk dan bahkan bisa
menyebabkan kematian.
2 Apakah gangguan fisik, mental, dan social yang pasien alami Apabila pasien mengikuti semua
bila pengobatannya berhasil? prosedur yang diberikan oleh dokter
maka tidak ada gangguan fisik
lanjutan pasca pengobatan, apabila
dilingkungan sosialnya dia
dikucilkan atau dengan kata lain
dibully karena fisiknya.
3 Apakah ada prasangka yang mungkin menimbulkan kecurigaan Tidak terdapat kecurigaan ,orang tua
terhadap evaluasi pemberi pelayanan terhadap kualitas hidup pasien hanya lebih percaya ke orang
pasien ? pintar.
4 Bagaimana kondisi pasien sekarang atau masa depan, apakah Apabila ditangani oleh “orang
kehidupan pasien selanjutnya dapat dinilai seperti yang pintar” bisa menyebabkan kecacatan
diharapkan? atau bahkan kematian.
5 Apakah ada rencana alasan rasional untuk pengobatan Tidak ada alasan rasional untuk
selanjutnya ? pengobatan selanjutnya.
6 Apakah ada rencana untuk kenyamanan dan perawatan paliatif ? Tidak ada, karena perawatan paliatif
hanya diberikan untuk pasien
terminal seperti tumor dan kanker.
4 CONTEXTUAL FEATURES
1 Apakah ada masalah keluarga yang mungkin mempengaruhi Factor yang memungkinkan
pengambilan keputusan pengobatan ? pengambilan keputusan pengobatan
oleh keluarga yaitu religious
( kepercayaan).
2 Apakah ada masalah sumber data (klinisi dan perawat) yang Tidak ada masalah dalam sumber
mungkin mempengaruhi pengambilan keputusan pengobatan ? data klinisi karena pada
pemeriksaan tekanan darah, heart
rate, saturasi O2 dan pemeriksaan
kesadaran terbilang cukup normal.
3 Apakah ada masalah factor keuangan dan ekonomi ? Tidak ada
4 Apakah ada factor relegius dan budaya ? Kemungkinan ada difaktor religius
dimana keluarga pasien sangat
percaya dengan orang pintar
5 Apakah ada batasan kepercayaan ? Tidak ada
Kita harus meningkatkan kemampuan dalam mengetahui mana yang baik dan yang buruk. Jadi dalam
kasus diatas harusnya kita mendahulukan yang baik, apalagi keadaan emergency yang notabenenya
harus segera ditangani dengan operasi. Pengetahuan orang yang awam dan kepercayaan terhadap
sesuatu yang bersifat mistis jika di ikuti akan membawa dampak buruk bagi pasien. Lebih baik kita
sebelum mengambil keputusan dipikirkan secara matang agar tidak terjadi sesuatu yang tidak di
inginkan. kira-kira apa yang akan terjadi apabila kita salah mengambil keputusan dengan mencari
dasar yang kuat untuk dijadikan pegangan apalagi sekarang sudah hidup dizaman modern.
Perspektif islam
106. Dan kebanyakan mereka tidak beriman kepada Allah, bahkan mereka mempersekutukan-Nya.
QS. Al-Hadid Ayat 22
ك َعلَى هّٰللا ِ يَ ِس ْي ۖ ٌر
َ ِب ِّم ْن قَب ِْل اَ ْن نَّ ْب َراَهَا ۗاِ َّن ٰذل
ٍ ض َواَل فِ ْٓي اَ ْنفُ ِس ُك ْم اِاَّل فِ ْي ِك ٰت
ِ ْص ْيبَ ٍة فِى ااْل َر
ِ اب ِم ْن ُّم
َ صَ ََمٓا ا
22. Setiap bencana yang menimpa di bumi dan yang menimpa dirimu sendiri, semuanya telah tertulis
dalam Kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami mewujudkannya. Sungguh, yang demikian itu mudah
bagi Allah.
DAFTAR PUSTAKA
1. Deformitas : Dorland,WAN. 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta, EGC hlm. 563
2. Neurovaskular distal : W. A. Newman Dorland 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta,
EGC (hlm.1477, 242)
3. X-ray : Drs. Dani Gustaman Syarif, M.Eng jurnal sains dan teknologi nuklir Indonesia, volume 16.
No. 2 agustus 2015, (hlm. 72)
4. Informed consent : Nijhawan LP, Janodia MD, Muddukrishna B S, Bhat K M, Bairy KL, Udupa N,
Musmade PB. Informed consent: Masalah dan tantangan. J Adv Pharm Technol Res 2013;4:134-40
5. GCS : Critical Care Nursing Quarterly: February 2001 - Volume 23 - Issue 4 - p 52-58
6. Saturasi O2 : Dorland,WAN. 2012, kamus kedokteran Dorland edisi 31, Jakarta, EGC (hlm. 1946)
7. Open segmental fracture tibia dextra : Y. Ozturkmen et al. Acute treatment of segmental tibial
fractures with the Ilizarov method Injury (2009