DOSEN PENGAMPU :
Trijati Puspita L, S.Kep., Ns., M.Kep
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Telaah Jurnal yang berjudul “Penatalaksaan Keperawatan Dan Trend
Issue Pada Penyakit : Tumor Otak”. Telaah Jurnal ini disusun sebagai tugas mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah III. Tak lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada
junjungan Rasulullah Muhammad SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita dihari akhir
kelak.
Penulis makalah ini berbekal materi yang diperoleh dari kelas dan tidak lepas dari
bantuan, bimbingan dan masukan dari berbagai pihak serta kutipan materi diambil dari
internet dengan sumber yang tertera. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Abdul Aziz Alimul Hidayat, S.Kep., M.Kes selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Lamongan
2. Arifal Aris, M.Kes selaku Dekan Fikes Universitas Muhammadiyah Lamongan
3. Suratmi S.Kep., Ns., M.Kep selaku Kaprodi S1 Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Lamongan
4. Trijati Puspita L, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Dosen PJMK dan Dosen Pengampu
Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah III.
5. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
Telaah Jurnal yang berjudul “Penatalaksaan Keperawatan Dan Trend Issue Pada
Penyakit Tumor Otak”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan telaah jurnal ini masih perlu
penyempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan penyusunan telaah jurnal selanjutnya. Semoga Telaah Jurnal ini
bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB 2 JURNAL........................................................................................................................3
BAB 3 TELAAH JURNAL.....................................................................................................14
3.1 Judul Jurnal................................................................................................................14
3.2 Penulis Dan Sumber Jurnal........................................................................................14
3.3 Masalah Penelitian.....................................................................................................14
3.4 Tujuan penelitian.......................................................................................................14
3.5 Metode Penelitian......................................................................................................15
3.6 Intervensi...................................................................................................................15
3.7 Hasil penelitian..........................................................................................................15
3.8 Kelebihan...................................................................................................................15
3.9 Kekurangan................................................................................................................16
3.10 Aplikasi di Indonesia.................................................................................................16
BAB 4 KESIMPULAN............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan gambaran dan mengetahui bagaimana telaah jurnal
tentang “Penatalaksaan Keperawatan Dan Trend Issue Pada Penyakit : Tumor
Otak”.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengerti telaah jurnal tentang “Penatalaksaan
Keperawatan Dan Trend Issue Pada Penyakit : Tumor Otak”.
b. Mahasiswa mampu mengerti terkait “Perubahan Nilai D-Dimer Sebelum dan
Sesudah Pemberian Deksametason Pada Penderita Tumor Otak”.
2
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
BAB 2
JURNAL
Abstrak
Latar Belakang : Tumor otak merupakan salah satu jenis tumor yang memiliki resiko cukup
tinggi terhadap angka kejadian trombosis sistemik. Tromboemboli merupakan salah satu
komplikasi non neurologi pada pasien dengan tumor otak. Hal ini dikaitan dengan adanya
kondisi hiperkoagulasi pada pasien dengan tumor. Salah satu mekanisme terjadinya
hiperkoagulasi pada penderita tumor adalah berkaitan dengan produksi dan pengeluaran
sejumlah sitokin proinflamasi normal di endotel vaskular. Adanya pengaktifan sistem
koagulasi darah ditandai dengan peningkatan D- dimer. Deksamatason merupakan golongan
anti inflamasi yang paling sering digunakan untuk tatakaksana edema serebri pada tumor
otak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara pemberian deksametason
dengan nilai D-dimer pada pasien tumor otak
Metode : Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan design before and after pada
pasien tumor otak yang direkrut secara konsekutif dan tidak dalam kemoterapi, radioterapi
atau dengan riwayat penyakit serebrovaskular. Diagnosis tumor otak didasarkan hasil CT
Scan kepala atau MRI kepala. D-dimer plasma diambil dengan metode kuantitatif. Seluruh
pasien dengan gejala edema serebri pada saat masuk rumah sakit diberikan terapi
deksametason selama 7 hari. Nilai D-dimer diperiksa sebelum dan setelah 7 hari pemberian
deksametason. Uji Wilcoxon digunakan untuk melihat hubungan antara nilai D-dimer
sebelum dan sesudah pemberian deksametason.
Hasil : Subjek penelitian ini adalah perempuan sebanyak 32 orang dan laki-laki 20 orang.
Sebagian besar subjek penelitian berusia 20-59 tahun (82,7%) dengan lesi tumor yang paling
banyak soliter (69,2%) dan jenis tumor primer (71,2%). 76,9% subjek penelitian
memperlihatkan peningkatan nilai D-dimer pada pemeriksaan awal. Nilai D-dimer rerata
sebelum pemberian deksametason adalah 2,45 dan sesudah pemberian deksametason adalah
2,17. Tidak terdapat perbedaan bermakna rerata nilai D-dimer sebelum dan sesudah
pemberian deksametason ( P value
3
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
= 0,379)
Abstract
Background: Incidence of thromboembolic events are quite common in brain tumor patient
which thromboembolic event itself is one of non-neurologic complication in brain tumor. This
condition is correlated with hypercoagulated state in patient with malignancy. Activation of
coagulation system is marked with increasing of D-dimer level. One of mechanism
hypercoagulated condition in malignancy is associated with production and releasing of
proinflammatory cytokine in vascular endotel. Dexametason is one of antiinflamatory agent
that usually used to manage cerebral edema in brain tumor. The aim of this study is to analyse
the relationship between D-dimer level before and after dexametason administration in brain
tumor patient.
Methods: This is an experimental study with a before and after design on patients with brain
tumor, recruited consecutively and not receiving chemotherapy, radiotherapy nor
cerebrovascular events. Diagnosis of brain tumor is based on neuroimaging of the brain. D-
dimer plasma level is obtained with quantitative method. Dexametason is administrated to all
patients within 7 day. D-dimer level
were measured before dexametason administration dan the eight day after dexametason
administration. Wilcoxon test is used to analyse the relationship between D-dimer level before
and after dexametason administration.
Results: Subjects of this study is comprised of 32 women and 20 men. Most are in the group of
20- 59 years old (82,7%), with solitary tumor lesion (69,2 %) and primary brain tumor (71,2%).
76,9% of subjects show increasing of D-dimer level before dexametason administration. Mean
of D-dimer level before and after administration of dexametason are 2,45 and 2,17. There is
no significant difference in mean of D-dimer level (P value= 0,379)
Conclusion: Administration of dexametason in brain tumor patients does not affect D-dimer
level significantly.
4
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
5
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
6
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
7
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
76.9
80 71.2
70
60
50
40
Tinggi
28.8 Normal
30 23.1
20
10
0
8
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
Usia
20-59 tahun 29( 14(32, 43 0,257
67,4) 6)
≥ 60 tahun 8 (88,9) 1 (11,1) 9
Jenis
kelamin 0,276
Laki-laki 12(60,0 8(40,0) 20
)
Perempuan 25(78,1 7(21,9) 32
)
Jumlah lesi
Multipel 13(81,3 3 (18,8) 16 0,340
)
Tunggal 24 12 36
(66,7) (33,3)
Jenis tumor
Metastasis 11 4 (26,7) 15 1,000
(73,3)
Primer 26 11(29,7 37
(70,3 )
Merokok
Perokok 13 7(35,0) 20 0,646
(65,0)
Bukan 24 8 (25,0) 32
perokok (75,0)
Leukosit
>10.000 28(82,4 6 (17,6) 34 0,300
)
≤ 10.000 12 6 (33,3) 18
(66,7)
Trombosit
>400.000 4 (66,7) 2 (33,3) 6 0,612
≤ 400.000 36 10 46
(78,3) (23,1)
105
9
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
10
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
11
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
107
12
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
penelitian ini jenis tumor dan jumlah Efek terapeutik deksametason yang
lesi tidak bermakna terhadap paling penting adalah
peningkatan nilai D-dimer. Temuan kemampuannya untuk
serupa didapatkan pada penelitian mengurangi respons
yang telah dilakukan Suega dan peradangan secara dramatis dan
kawan –kawan yang menjelaskan untuk menekan imunitas. Telah
bahwa jumlah lesi tumor tidak diketahui bahwa penurunan dan
memiliki korelasi bermakna antara penghambatan limfosit dan
penanda koagulasi dengan tipe makrofag perifer memegang
keganasan yang menggolongkan peranan, juga
pada tumor primer (tunggal) dan menghambat fosfolipase A2, secara
tumor sekunder (multipel). Penelitian tidak langsung jugamenghambat
Setiawan dan kawan-kawan juga pelepasan asam arakidonat, prekursor
mendapatkan hasil yang serupa. prostaglandin dan leukotrien, dari
Penelitian Suega dan kawan-kawan fosfolipid yang terikat pada
menunjukkan bahwa penggolongan membran. Salah satu mekanisme
tumor primer dan metastasis terjadinya hiperkoagulasi pada
memiliki kadar D-dimer preoperatif keganasan melalui disfungsi endotel
lebih tinggi pada pasien dengan akibat VEGF yang diproduksi sel
volume tumor yang lebih besar dan kanker. Deksametason diperkirakan
multiple. dapat memperbaiki disfungsi endotel
4,7
sehingga dapat menurunkan kadar D-
Kortikosteroid diperkenalkan dimer plasma pada pasien tumor
sebagai perawatan pasien tumor otak otak. Pada penelitian ini, setelah
hampir 50 tahun yang lalu pemberian deksametason selama
berdasarkan efektivitasnya pada satu minggu, 71,2% subjek masih
edema yang disebabkan tumor. menunjukkan nilai D-dimer diatas
Deksametason merupakan salah satu rujukan normal. Penurunan nilai
kortikosteroid sintetis yang paling D-dimer hanya
efektif dan direkomendasikan untuk didapatkan pada 5,7% subjek.
tatalaksana edema serebri pada tumor Analisis statistik menunjukkan
otak. Deksametason dapat bahwa tidak ada perbedaan
menurunkan ekspresi VEGF melalui bermakna terhadap perubahan nilai
aktivasi reseptor glukokortikoid D-dimer setelah pemberian
(Glucocorticoid Receptor/ GR), deksametason. Temuan ini serupa
sehingga memperbaiki disfungsi dengan penelitian Setiawan dan
sawar darah otak. Selain itu kawan-kawan yang menjelaskan
deksametason mempunyai afinitas bahwa tidak terdapat perbedaan
yang kuat pada GR, yang antara kadar D-dimer sebelum terapi
menimbulkan penurunan ekspresi deksametason dan sesudah
eNOS (endothelial nitric oxide pemberian terapi deksametason
synthase). Penurunan eNOS akan selama 4 hari.
mengakibatkan produksi NO oleh sel Penjelasan terhadap hasil tersebut
endotel menurun, sehingga tight karena kadar D-dimer dalam plasma
junctions pada sawar darah otak merupakan resultan dari beberapa
faktor yang berpengaruh yang tidak
dapat dikendalikan secara
keseluruhan dalam penelitian ini.
13
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
15
Medicus Darussalam VOL. 1, NO 2, MARET 2019
P-ISSN : 2655-4259 E-ISSN : 2655-8521
Jurnal Ilmiah Kedokteran
103
18. Barber M, Langhorne P, Rumley A, Lowe GDO, Stott DJ. D-dimer predicts early clinical progression in
ischemic stroke: Confirmation using routine clinical assays. Stroke. 2006;37(4):1113-15
19. Castellone D. Overview of hemostasis and platelet physiology. In: Cielsa B, ed. Hematology in Practice.
Philadelphia, USA; 2007:230-240.
20. Loof TG, Deicke C, Medina E. The role of coagulation/ fibrinolysis during Streptococcus pyogenes
infection. Frontiers in Celular and Infection Microbiology. 2014;4:1-8.
21. Kolodziejczyk J, Ponczek M. The role of fibrinogen, fibrin and fibrinogen degradation products (FDPs)
in tumor progression. Contemporary Onkology. 2013;17(2):113-19
24. De Robles P, Fiest KM, Frolkis AD, Pringsheim T, Atta C, St Germain- smith C, et al. The
worldwide incidence and prevanlence of primary brain tumors: a systematic review and
meta- analisis. Neuro-Oncology. 2015;17(6):776-83.
16
BAB 3
TELAAH JURNAL
3.6 Intervensi
Dalam penelitian ini yaitu pemberian deksametason. Deksametason merupakan
terapi medikamentosa awal yang paling sering diberikan pada penderita tumor otak
yang dirawat baik yang dirawat jalan maupun dirawat inap. Deksametason dapat
mengakibatkan down regulasi pada dua faktor angiogenik utama yaitu Vascular
Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Interleukin sehingga dapat memperbaiki
permeabilitas vaskular dan menurunkan nilai D-dimer plasma pasien tumor otak.
Pengukuran nilai D-dimer plasma awal dilakukan sebelum pemberian deksametason.
Pengukuran nilai D-Dimer plasma akhir dilakukan 7 hari setelah pemberian
deksametason. Deksametason diberikan pada saat penderita masuk rumah sakit dengan
dosis awal 10 mg dilanjutkan 4 mg setiap 6 jam. Penurunan dosis dilakukan secara
bertahap setiap 3 hari. Darah vena diambil untuk dilakukan pengukuran nilai D-dimer.
Pemeriksaan D-dimer dilakukan dengan metode kuantitatif D-dimer latex agglutination.
3.8 Kelebihan
Deksametason merupakan terapi medikamentosa awal yang paling sering diberikan
pada penderita tumor otak yang dirawat baik yang dirawat jalan maupun dirawat inap.
18
VOL. 1, NO 2, MARET 2019
Deksametason dapat mengakibatkan down regulasi pada dua faktor angiogenik utama
yaitu Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan Interleukin sehingga dapat
memperbaiki permeabilitas vaskular dan menurunkan nilai D-dimer plasma pasien
tumor otak.
Deksametason merupakan salah satu kortikosteroid sintetis yang paling efektif dan
direkomendasikan untuk tatalaksana edema serebri pada tumor otak.
Deksametason dapat menurunkan ekspresi VEGF melalui aktivasi reseptor
glukokortikoid (Glucocorticoid Receptor/ GR), sehingga memperbaiki disfungsi
sawar darah otak.
Deksametason mempunyai afinitas yang kuat pada GR, yang menimbulkan
penurunan ekspresi eNOS (endothelial nitric oxide synthase). Penurunan eNOS akan
mengakibatkan produksi NO oleh sel endotel menurun, sehingga tight junctions pada
sawar darah otak mengalami perbaikan dan menurunkan permeabilitas sawar darah
otak sehingga dapat mengurangi edema otak.
Deksametason diperkirakan dapat memperbaiki disfungsi endotel sehingga dapat
menurunkan kadar D-dimer plasma pada pasien tumor otak
3.9 Kekurangan
Berdasarkan penelitian di atas tidak menyebutkan kekurangan terkait
pemberian deksametason pada penderita tumor otak, tetapi deksametason dosis tinggi
mengakibatkan efek berbeda, yaitu meningkatkan kadar mRNA–vWF dan
peningkatan aktivasi platelet, yang mengindikasikan peningkatan risiko trombosis.
19
BAB 4
KESIMPULAN
Tumor otak merupakan salah satu jenis tumor yang memiliki resiko cukup tinggi
terhadap angka kejadian trombosis sistemik. Koagulasi darah melalui beberapa
mekanisme yaitu produksi aktivitas prokoagulan, fibrinolitik, proagregasi dan
pelepasan sitokin proinflamasi Tumor Necrosis Factor (TNF), Interleukin-1 (IL-1),
proangiogenik Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) serta interaksi langsung
dengan pembuluh vaskular host (sel- sel endothelial, leukosit, monosit, makrofag dan
platelet melalui molekul adhesi.
Peningkatan risiko trombosis dikaitkan dengan perubahan aliran darah, cedera
pada endotel vaskular dan perubahan dalam konstitusi darah yang disebut sebagai trias
virchow. Telah diketahui bahwa trombosis dan keganasan dihubungkan oleh beberapa
mekanisme patofisiologis yang kompleks. Sel tumor dapat mengaktivasi sistem
koagulasi darah melalui beberapa mekanisme seperti produksi faktor prokoagulan,
aktivitas fibrinolitik, proagregasi, pelepasan sitokin proinflamasi dan proangiogenik
serta interaksi langsung dengan pembuluh vaskular dan sel darah melalui molekul
adhesi. Faktor prokoagulan yang diproduksi oleh sel tumor adalah Tissue Factor (TF)
dan Cancer Procoagulant (CP).
Deksametason merupakan terapi medikamentosa awal yang paling sering
diberikan pada penderita tumor otak yang dirawat baik yang dirawat jalan maupun
dirawat inap. Deksametason dapat mengakibatkan down regulasi pada dua faktor
angiogenik utama yaitu Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan
Interleukin sehingga dapat memperbaiki permeabilitas vaskular dan menurunkan
nilai D-dimer plasma pasien tumor otak.
Efek terapeutik deksametason yang paling penting adalah kemampuannya
untuk mengurangi respons peradangan secara dramatis dan untuk menekan imunitas.
Telah diketahui bahwa penurunan dan penghambatan limfosit dan makrofag perifer
memegang peranan, juga menghambat fosfolipase A2, secara tidak langsung juga
menghambat pelepasan asam arakidonat, prekursor prostaglandin dan leukotrien, dari
fosfolipid yang terikat pada membran. Salah satu mekanisme terjadinya
hiperkoagulasi pada keganasan melalui disfungsi endotel akibat VEGF yang
VOL. 1, NO 2, MARET 2019
21
DAFTAR PUSTAKA
A, Y., Y, F., A, I., Y, K., & K, K. (2006). Glucocorticoids Suppress Tumor Angiogenesis and
In vivo Growth of Prostate Cancer Cells. Clin Cancer Research, 12(10), 3003-9.
C, A., D, D., R, P., J, T., P, Q., & et al, W. O. (2012). High D-dimer levels are associated
with poor prognosis in cancer patients. Haematologica, 97, 1-23.
H, S. D. (2002). The role of D-dimer in the diagnosis of venous thromboembolism. Lab Med,
2, 136-141.
J, K., & B, P. M. (2013). The role of fibrinogen, fibrin, and fibrin(ogen) degradation products
(FDPs) in tumor progressien. Wspolczesna Onkol, 17, 113-9.