Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PREPLANNING PENYULUHAN KESEHATAN

MENGENAL KANKER TULANG PADA KLIEN DI POLI


ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

TUGAS

Oleh:
Kelompok 4

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
LAPORAN PREPLANNING PENYULUHAN KESEHATAN
MENGENAL KANKER TULANG PADA KLIEN DI POLI
ORTHOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
RSD dr. SOEBANDI JEMBER

diajukan guna memenuhi tugas Program Profesi Ners (P2N)


Stase Keperawatan Bedah

Oleh:
Riski Indra Irawanti, S.Kep 092311101052
Riana Vera A, S.Kep 122311101006
Risha Putri M., S.Kep 122311101016
Sungging Pandu W, S.Kep 122311101026

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
Alamat: Jl. Kalimantan No. 37 Jember Telp./Fax. (0331) 323450
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Analisa Situasi
Tumor tulang merupakan pertumbuhan sel abnormal yang terjadi pada
tulang. Tumor ini dapat terjadi pada bagian tulang manapun yang bermula pada
sel normal yang berubah dan tumbuh tidak terkontrol sehingga membentuk massa.
Tumor tulang dapat bersifat jinak maupun ganas yang dikenal dengan
osteosarkoma (National Institutes of Health, 2012) . Osteosarkoma adalah
keganasan pada tulang yang sering dijumpai pada anak-anak dan dewasa.
Ketepatan diagnosis pada keganasan tulang sangat penting karena memiliki
gambaran makroskopis dan gambaran klinis yang sangat bervariasi sehingga
sering kali terdiagnosis ketika tumor tulang ini sudah mencapai stadium lanjut dan
mempunyai prognosis yang jelek. Osteosarkoma berasal dari sel-sel mesenkimal
pembentuk tulang dan merupakan keganasan tulang utama yang paling umum.
Menurut American Society of Clinical Oncology (2014), di perkirakan
terdapat 3.020 orang dari berbagai usia dengan jumlah 1.680 laki-laki 1.340
perempuan di Amerika Serikat terdiagnosis menderita tumor tulang. Diperkirakan
1.460 diantara nya yang terdiri dari 830 laki-laki dan 630 perempuan meninggal
karena kasus ini. Osteosarkoma didapati kira-kira 3 orang per 10.000 di Amerika
Serikat. Angka kejadian osteosarkoma lebih banyak pada laki-laki daripada
perempuan, dengan angka kejadian 5,4 perjuta orang per tahun pada laki-laki dan
4,0 perjuta pada wanita, dengan insiden yang lebih tinggi pada orang kulit hitam
(6,8 perjuta orang pertahun) dibandingkan dengan kulit putih (4,6 perjuta orang
pertahun).
Tumor tulang primer lebih jarang dijumpai daripada lesi metastatik, menurut
data ststistik yang ada hanya 0,2% dari semua kasus neoplasma yang merupakan
tumor tulang primer. Pada orang dewasa lebih dari 40 % tumor tulang primer
adalah chondrosarcoma, diikuti osteosarcoma 28%, chondroma 10%, Ewings
tumor 8%, dan fibrosarcoma 4%, dan sisanya adalah kasus tumor tulang yang
jarang di temukan. Pada anak-anak dan remaja yang umurnya kurang dari 20
tahun di dapati osteosarcoma 56% dan Ewings tumor 34% lebih banyak dari
chondrosarcoma 6%. Chondrosarcoma lebih sering dijumpai pada orang dewasa
dengan umur pada saat didiagnosis rata-rata 51 tahun, kurang dari 5% kasus
muncul pada pasien dengan usia kurang dari 20 tahun ( American Cancer Society,
2014).
Di Indonesia belum diketahui secara pasti berapa statistik kasus kanker
tulang yang terjadi. Belum ada pusat data mengenai kanker tulang secara
menyeluruh. Saat ini terdapat rumah sakit yang baru mengumpulkan jumlah
penderitanya tetapi mereka berdiri sendiri-sendiri sehingga jumlah keseluruhan di
Indonesia tidak diketahui pasti (Wahab, 2002).
Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa masih tingginya angka
kejadian kanker tulang di masyarakat. Hal ini juga diimbangi dengan kurangya
pengetahuan masyarakat mengenai manifestasi klinis dari penyakit ini. Sehingga
banyak dimasyarakat tidak tahu dalam tata cara penanganannya yang
menimbulkan prognosis penyakit menjadi semakin jelak. Hal ini yang menjadikan
mahasiswa tertarik untuk melakukan pendidikan kesehatan mengenai Mengenal
Kanker Tulang.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, pengetahuan pasien terhadap kanker
tulang kurang maka perumusan masalah dalam kegiatan yang akan dilakukan
adalah suatu pendidikan kesehatan mengenai Mengenal Kanker Tulang.
BAB II. TUJUAN DAN MANFAAT
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi pengetahuan
kepada pasien mengenai kanker tulang.
2.1.2 Tujuan Khusus
a. Pasien mengetahui tentang definisi kanker tulang;
b. Pasien mengetahui tentang penyebab kanker tulang;
c. pasien mengetahui tentang tanda-tanda kanker tulang:
d. pasien mengetahui tentang tata cara penanganan kanker tulang.

1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari kegiatan pendidikan kesehatan
Mengenal Kanker Tulang antara lain:
1. Menambah pengetahuan pada pasien mengenai kanker tulang
2. Menambah ketrampilan pasien tentang tata cara penanganan pada kanker
tulang.

BAB III. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

3.1 Dasar Pemikiran


Kanker merupakan penyakit yang unik, salah satu penyebabnya
adalah makanan dan dilain pihak untuk pencegahannya juga bisa dari
makanan. Berkaitan dengan hal ini, ahli memperkirakan kemungkinan 1
diantara 3 orang bisa mengalami penyakit ini selama hidupnya. Prevalensi kanker
tulang memang tidak sebanyak kanker lain. Belum ada angka pasti berapa jumlah
penderita kanker tulang per tahun di Indonesia. Sebagai gambaran di Amerika
Serikat kanker tulang dalam setahun sekitar 2000 kasus, sedangkan kanker paru
bisa mencapai 165.000, dapat dilihat dari perbandingan tersebut bahwa secara
jumlah, penderita kanker tulang masih terbilang kecil. Tetapi yang menjadi
masalah adalah bahwa sebagian besar penderita kanker tulang datang ke
pelayanan kesehatan dalam kondisi sudah stadium lanjut. Jarang sekali yang
masih terlokalisir atau pada stadium awal.

Prevalensi berdasarkan literatur menunjukkan bahwa jenis kanker tulang


sekunder lebih banyak. Namun untuk di beberapa daerah di Indonesia, justru
kanker tulang primer yang lebih mendominasi. Hal ini disebabkan karena banyak
pasien yang datang untuk berkonsultasi ke orthopaedi tapi ke onkologi. Masalah
utama dalam kanker tulang adalah pasien baru datang ke pelayanan kesehatan
setelah penyakit sudah parah. Banyak yang telat datang ke dokter karena faktor
edukasi masih kurang. Jadi, semua nyeri dinaggap sebagai keseleo biasa sehingga
banyak yang datang ke dukun urut.

3.2 Kerangka Penyelesaian Masalah


Kerangka penyelesaian masalah pada pasien kanker tulang dan
keluarganya adalah dengan pendidikan kesehatan tentang kanker tulang, sehingga
dapat menambah pengetahuan pasien dan keluarga pasien. Hal ini dapat mencegah
terjadinya kanker tulang dan keluarga mengetahui penanganan yang tepat untuk
pasien yang mengalami kanker tulang.

BAB IV. RENCANA PELAKSANAAN TINDAKAN

4.1 Realisasi Penyelesaian Masalah


Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk memberikan pengalaman
belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi pasien untuk menerapkan cara-cara
hidup sehat. Dalam realisasi penyelesaian masalah mengenai kanker tulang yang
dapat dilakukan adalah melakukan pendidikan kesehatan tentang Mengenal
Kanker Tulang dalam upaya peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
kanker tulang
4.2 Khalayak Sasaran
Khalayak sasaran pada kegiatan pendidikan kesehatan ini yaitu pasien dan
keluarga pasien yang berada di Poli Orthopedi RSD dr.Soebandi.
4.3 Metode yang Digunakan
1. Jenis model pembelajaran :
2. Landasan teori :
3. Langkah pokok
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Mengajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut

: Sasaran

: Pemateri

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Sudart (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.( Alih Bahasa
Rini, MA). Jakarta EGC.
Buckley, R. 2004. General Principle of Fracture Care. Canada: Department of
Surgery Division of Orthopaedi, University of Calgary
Buckwalter, J. A.,et al . 2000. Orthopaedic Basic Science Biology and
Biomechanics of The Musculoskeletal System, Second Edition. United
States of America: American Academy of Orthopaedic Surgeons
Cooper, G. 2015. What is the purpose of codman pendulum exercise.
http://www.livestrong.com/article/471961-what-is-the-purpose-of-codman-
pendulum-exercises/ [11 Oktober 2016]
Corwin, E J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Kaiser. 1996. Cracking Bone Repair. Washington: United States of America
Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3. Jakarta: FKUI.
Marilynn E, Doengoes. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta:
EGC
Price SA, Wilson LM. 2005. Patofisiologi: konsep klinis proses-proses penyakit
edisi 6. Jakarta: EGC.
Rasjad, C., dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta: EGC
Tortora G.J. & Derrickson B. 2008. Principles of Anatomy and Physiology 12th
Edition. New Jersey: John Wiley & Sons

Daftar Lampiran
Lampiran 1 : Berita acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Satuan Operasional Prosedur (SOP) jika ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media Leaflet

Lampiran 1: Berita Acara

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2016/2017

BERITA ACARA
Pada hari ini, tanggal 2 Bulan Januari tahun 2017 jam .. s/d . WIB bertempat
di Poli Orthopedi RSD dr. Soebandi Jember telah dilaksanakan Kegiatan
Pendidikan Kesehatan Mengenal Kanker Tulang oleh Mahasiswa Program
Profesi Ners Universitas Jember. Kegiatan ini diikuti oleh .. orang (daftar hadir
terlampir)

Jember, . 2017

Mengetahui,

Penanggung Jawab Mata Kuliah


Stase Keperawatan Bedah
PSIK Universitas Jember

Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB


NIP 19810319 201404 1 001
Lampiran 2: Daftar Hadir

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JEMBER
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
T.A 2015/2016

DAFTAR HADIR
Kegiatan Pendidikan Kesehatan Mengenal Kanker Tulang oleh Mahasiswa
Program Profesi Ners Universitas Jember. Pada hari ini, tanggal 2 Bulan Januari
tahun 2017 jam .. s/d . WIB bertempat di Poli Orthopedi RSD dr. Soebandi
Jember

NO NAMA ALAMAT TANDA


TANGAN
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
9. 9.
10. 10.

Jember, 2017
Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah
Stase Keperawatan Bedah
PSIK Universitas Jember

Ns. Mulia Hakam, M.Kep., Sp.Kep.MB


NIP 19810319 201404 1 001
Lampiran 3: SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik/materi : Mengenal Kanker Tulang


Sasaran : Klien dan keluarga
Waktu : .....-.....WIB
Hari/ Tanggal : Kamis, 2 Januari 2017
Tempat : Poli Orthopedi RSD dr. Soebandi Jember.

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Mengenal Kanker Tulang,
sasaran akan dapat mengerti dan memahami tentang kanker tulang.
2. Kompetensi Dasar
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang Mengenal Kanker
Tulangselama 45 menit sasaran akan mampu :
a. Menjelaskan tentang definisi kanker tulang.
b. Menjelaskan tentang penyebab kanker tulang.
c. Menjelaskan tentang tanda-gejalan kanker tulang.
d. Menjelaskan tentang tata cara penanganan kanker tulang
3. Pokok Bahasan
Mengenal Kanker Tulang
4. Subpokok Bahasan
a. Tinjauan teori Kanker Tulang;
b. Penatalaksanaan Kanker Tulang;
5. Waktu
1x45 menit
6. Bahan/ Alat yang digunakan
a. Leaflet
b. LCD

7. Model Pembelajaran
a. Jenis Model Pembelajaran : Ceramah dan Demonstrasi
b. Landasan Teori : Diskusi
c. Landasan Pokok :
a. Menciptakan suasana pertemuan yang baik
b. Menagajukan masalah
c. Mengidentifikasi pilihan tindakan
d. Memberi komentar
e. Menetapkan tindak lanjut
8. Persiapan
Mahasiswa menyiapkan materi Mengenal Kanker Tulang, menyiapkan
pasien, menyiapkan ruangan, serta menyiapkan alat atau bahan yang
diperlukan untuk pemberian pendidikan kesehatan tentang kanker tulang.
9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Tindakan
Proses Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pembukaan 1. Salam pembuka Kegiatan peserta 5 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
umum dan tujuan khusus
4. Pre test
Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi Memperhatikan, 30 menit
tentang : menanggapi dengan
a. Tinjauan teori pertanyaan
Kanker tulang;
b. Penatalaksanaan
keperawatan
kanker tulang
2. Memberikan kesempatan
pada peseta untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan
kepada peseta untuk
menjelaskan kembali dan
mempraktikan materi
yang sudah disampaikan
5. Post test
Diskusi / Evaluasi 1. Menyimpulkan materi Memperhatikan dan 10 menit
yang telah diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil
pendidikan kesehatan
3. Memberikan Leaflet
tentang Mengenal
Kanker Tulang
4. Salam penutup

10. Evaluasi
Jawablah pertanyaan ini dengan tepat
a. Tinjauan teori Kanker Tulang;
b. Penatalaksanaan tentang Kanker Tulang;

Lampiran 4 : Materi

A. Kanker Tulang
1. Definisi
Kanker tulang adalah tumor ganas tulang primer yang berasal dari sel
mesenkimal primitif yang memproduksi tulang dan matriks osteoid.
Osteosarkoma merupakan tumor ganas tulang primer non hemopoetik yang
paling sering ditemukan (Kemenkes RI, 2012).
Kanker tulang disebut juga osteogenic sarkoma adalah suatu
neoplasma ganas yang berasal dari sel primitif (poorly differentiated cells)
di daerah metafise tulang panjang pada anak-anak. Osteosarcoma secara
fungsional didefinisikan sebagai tumor dan kelainan fungsi yang dapat
dipengaruhi oleh dua faktor endogen: sel asal dan perubahan genetik.
Kanker tulang didefinisikan sebagai tumor ganas primer yang menyerang
sel yang berfungsi memproduksi osteoid dan tulang (Ueda, 2016).

2. Penyebab Kanker Tulang


Trauma dipercaya mempunyai peranan penting di dalam kondisi ini.
Namun ada beberapa faktor lain yang dipercaya mempunyai peranan penting
dalam mempengaruhi kondisi ini antara lain ekstrinsik karsinogenik,
karsinogenik kimia dan virus. Tumor ini termasuk semua sarkoma berasal
dari sel-sel osteoblas. Neoplasma biasanya muncul sebagai suatu tumor yang
tunggal, bisa terjadi pada maksila dan mandibula. Bagaimanapun, tulang yang
paling umum terpengaruh adalah tulang panjang dan tulang panggul.
Etiologi osteosarcoma belum diketahui secara pasti, tetapi ada berbagai
macam faktor predisposisi sebagai penyebab osteosarcoma. Adapun faktor
predisposisi yang dapat menyebabkan osteosarcoma antara lain:
1. Trauma
Osteosarcoma dapat terjadi beberapa bulan atau beberapa tahun setelah
terjadinya trauma. Trauma yang dimaksudkan ialah trauma pada daerah
lempengan epifisis tulang yang letaknya di dekat metafisis tulang. Di
lempengan epifisis tulang, terjadi proses osifikasi. Ketika tulang sudah
mencapai masa dewasa, terjadi penutupan bagian epifisis. Dengan adanya
trauma di bagian lempeng epifisis, mengakibatkan lempeng epifisis yang
sudah tertutup kembali menjadi terbuka, sehingga osteoblast segera merespon
dengan cara memperkaya jaringan guna menutupi luka di area lempeng
epifisis. Pertumbuhan jaringan osteoblast semakin lama semakin tak
terkendali dan mampu mengakibatkan munculnya benjolan di daerah
lempeng epififis akibat poliferasi sel tulang yang abormal.
2. Radiasi Radioaktif
Penggunaan substansi radioaktif dalam jangka waktu lama dan melebihi dosis
juga diduga merupakan penyebab terjadinya osteosarcoma. Radiasi yang
diberikan untuk penyakit tulang seperti kista tulang aneurismal, fibrous
displasia, setelah 3-40 tahun dapat dicurigai dapat mengakibatkan
osteosarcoma karena zat-zat yang terkandung di dalam radioaktif dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan dan menstimulasi perkembangan sel
tulang menjadi abnormal.
3. Karsinogenik kimia
Ada dugaan bahwa penggunaan thorium untuk penderita tuberculosis
mengakibatkan 14 dari 53 pasien berkembang menjadi osteosarcoma.
Bahan kimia, virus, radiasi, dan faktor trauma. Pertumbuhan yang cepat dan
besarnya ukuran tubuh dapat juga menyebabkan terjadinya osteosarcoma
selama masa pubertas. Hal ini menunjukkan bahwa hormon sex penting
walaupun belum jelas bagaimana hormon dapat mempengaruhi
perkembanagan osteosarcoma.

3. Tanda dan Gejala Kanker Tulang


Menurut Kemenkes RI (2012) gejala dan tanda biasanya dapat terjadi
seminggu atau sebulan (biasanya lama) sebelum pasien didiagnosa.
1. Gejala umum:
a. Adanya rasa nyeri tulang, ketika beraktifitas
b. Penderita kanker tulang akan merasakan nyeri pada tulangnya pada saat
malam hari
c. Terdapat benjolan pada daerah dekat sendi yang sering kali sangat besar
d. Bengkak, tergantung besar dan lokasi lesi
e. Nyeri tekan dan tampak pelebaran pembuluh darah pada kulit di
permukaannya
f. Tidak jarang menimbulkan efusi pada sendi yang berdekatan
g. Sering juga ditemukan adanya patah tulang patologis
h. Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan alkaline
phosphatase dan lactic dehydrogenase, yang mana ini dihubungkan
dengan kepastian diagnosis dan prognosis dari osteosarkoma tersebut
2. Gejala sistemik:
a. Demam
b. Berkeringat pada malam hari (biasanya terjadi pada penderita tuberculosis
yang menggunakan thorium sebagai obat)
c. Pada saat palpasi di pemeriksaan fisik, didapatkan adanya massa yang
lunak dan panas, adanya pergerakan di daerah tulang
d. Status respiratori: auskultasi yang tidak normal.

4. Pencegahan

a. Filter air yang di minum.


Penelitian telah menunjukkan bahwa air yang Anda minum langsung
dari wastafel dapat menyebabkan kanker tulang.
b. Merendam daging yang akan dipanggang.
Merendam daging sekitar satu jam ditujukan untuk mencegah daging
yang dipanggang menyebabkan kanker tulang.
c. Mengkonsumsi kopi.
Kopi telah dikenal untuk mencegah berbagai jenis kanker termasuk
kanker tulang. Mengkonsumsi 4-5 cangkir kopi sehari dapat membantu
mencegah kanker tulang.
d. Mengkonsumsi banyak air minum.
Air dapat mengurangi risiko kanker dengan minum 8 gelas air setiap
hari.
e. Mengkonsumsi suplemen kalsium.
Kalsium membantu memperkuat tulang serta sistem kekebalan tubuh
f. Hindari Merokok
Rokok mengandung 4000 jenis zat-zat yang berbahaya bagi tubuh dan
beberapanya merupakan pemicu dari timbulnya kanker.
g. Hindari untuk mengkonsumsi Alkohol
h. Cegah Kanker Dengan Makan Makanan Bergizi

5. Penatalaksanaan kanker tulang

Dalam penanganannya, penatalaksanaan kanker tulang dapat dibagi menjadi


dua bagian yaitu dengan kemoterapi dan dengan operasi (Kawiyana, 2010).
1. Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang sangat vital pada osteosarkoma,
terbukti dalam 30 tahun belakangan ini dengan kemoterapi dapat mempermudah
melakuan prosedur operasi penyelamatan ekstremitas (limb salvage procedure)
dan meningkatkan survival rate dari penderita. Kemoterapi juga mengurangi
metastase ke paru-paru dan sekalipun ada, akan mempermudah melakukan eksisi
pada metastase tersebut.
Regimen standar kemoterapi yang dipergunakan dalam pengobatan
osteosarkoma adalah kemoterapi preoperatif (preoperative chemotherapy) yang
disebut juga dengan induction chemotherapy atau neoadjuvant chemotherapy dan
kemoterapi postoperatif (postoperative chemotherapy) yang disebut juga dengan
adjuvant chemotherapy.
Kemoterapi preoperatif merangsang terjadinya nekrosis pada tumor
primernya, sehingga tumor akan mengecil. Selain itu akan memberikan
pengobatan secara dini terhadap terjadinya mikro-metastase. Keadaan ini akan
membantu mempermudah melakukan operasi reseksi secara luas dari tumor dan
sekaligus masih dapat mempertahankan ekstremitasnya. Pemberian kemoterapi
postoperatif paling baik dilakukan secepat mungkin sebelum 3 minggu setelah
operasi.
2. Operasi
Saat ini prosedur limb salvage merupakan tujuan yang diharapkan dalam
operasi suatu osteosarkoma. Maka dari itu melakukan tindakan reseksi tumor dan
melakukan rekonstrusinya kembali dan mendapatkan fungsi yang memuaskan dari
ektremitas merupakan salah satu keberhasilan dalam melakukan operasi. Dengan
memberikan kemoterapi preoperatif (induction = neoadjuvant chemotherapy)
melakukan operasi mempertahankan ekstremitas (limb-sparing resection) dan
sekaligus melakukan rekonstruksi akan lebih aman dan mudah, sehingga amputasi
tidak perlu dilakukan pada 90 sampai 95% dari penderita osteosarkoma.
Dalam penelitian terbukti tidak terdapat perbedaan survival rate antara
operasi amputasi dengan limb-sparing resection. Amputasi terpaksa dikerjakan
apabila prosedur limb-salvage tidak dapat atau tidak memungkinkan lagi
dikerjakan. Setelah melakukan reseksi tumor, terjadi kehilangan cukup banyak
dari tulang dan jaringan lunaknya, sehingga memerlukan kecakapan untuk
merekonstruksi kembali dari ekstremitas tersebut. Biasanya untuk rekonstruksi
digunakan endo-prostesis dari methal.

Anda mungkin juga menyukai