DISUSUN
OLEH KELOMPOK III
MENGETAHUI :
PRESEPTOR
Ns. Asfiyanti Djafar, S.Kep TTD:
KLINIK
PRESEPTOR
Ns. Abdul Wahab Pakaya, M.M, M.Kep TTD:
AKADEMIK
1. TANGGAL :………………
TANGGAL 2. TEPATWAKTU
PENGUMPULAN
3. TERLAMBAT
SARAN PRESEPTOR
KLINIK/AKADEMIK
Kelompok III
DAFTAR ISI
SAMPUL ..............................................................................................................................
NAMA KELOMPOK .........................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................
1.2 Tujuan..............................................................................................................................
1.3 Manfaat............................................................................................................................
BAB II CONSEPT MAPT
3.1 Jalur Klinis .....................................................................................................................
3.2 Resume Keperawatan .....................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN .............................................................................
4.1 Pengkajian .....................................................................................................................
4.2 Pathwways......................................................................................................................
4.3 Diagnosa Keperawatan...................................................................................................
4.4 Rencana Keperawatan....................................................................................................
4.5 Implementasi Keperawatan............................................................................................
BAB IV ANALISA KASUS ...............................................................................................
5.1 Jurnal .............................................................................................................................. .
BAB V PENUTUP...................................................................................................
6.1 Kesimpulan..........................................................................................................
6.2 Saran....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Otak adalah bagian penting dari tubuh manusia karena otak merupakan syaraf pusat yang
mengkoordinir, mengatur seluruh tubuh dan pemikiran manusia. Cidera sedikit pada otak dapat
mengakibatkan hal yang fatal bagi seseorang, oleh sebab itu perlu pemeliharaan kesehatan otak
agar tidak diserang penyakit. Salah satu penyakit berbahaya yang menyerang otak adalah Space
Occupying Lesion (SOL). Space Occupying Lesion (SOL) (lesi desak ruang intrakranial)
merupakan neoplasma bisa berupa jinak atau ganas dan primer atau sekunder, serta setiap
inflamasi yang berada di dalam rongga tengkorak yang menempati ruang di dalam otak
menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Space Occupying Lesion (SOL) meliputi tumor,
hematoma, dan abses.
Data WHO menyebutkan di tahun 2017 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka
kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia
mengalami kejadian SOL. Berdasarkan data Riskesdas, prevalensi SOL di Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dari 1.4 per 1000 penduduk di tahun 2013 menjadi 1,79 per
1000 penduduk pada tahun 2017. Prevalensi kanker tertinggi adalah di provinsi DI Yogyakarta
4,86 per 1000 penduduk, diikuti Sumatera Barat 2,47 79 per 1000 penduduk dan Gorontalo 2,44
per 1000 penduduk (Riskesdas, 2018).
Menurut Hakim (2005) SOL baik primer ataupun metastasis, merupakan salah satu
penyakit yang ditakuti masyarakat karena dapat menyebabkan kematian atau kecacatan yang
akan menimbulkan gejala yang serius. Gejala SOL bisa ditandai dengan nyeri kepala, nausea,
muntah, papil edema, kejang- kejang dll. Penyebab dari SOL belum diketahui namun ada
beberapa agent bertanggung jawab untuk beberapa tipe SOL. Agent tersebut meliputi faktor
herediter, kongenital, virus, toksin, dan defisiensi immunologi. Penyebab lain SOL bisa dapat
terjadi akibat sekunder dari peradangan dan trauma cerebral. Untuk penatalaksanaan SOL yang
perlu diperhatikan yaitu usia, general health, ukuran, lokasi dan jenis. Metode yang dapat
dilakukan antara lain: chemotherapy, radiotherapy, dan pembedahan. Salah satu pembedahan
yang bisa di lakukan yaitu craniotomy (Ejaz Butt, 2005).
Kista fosa fosterior (arachnoid cyst) adalah kantong yang berisi cairan yang terbentuk
diantara membran arachnoid dengan otak atau saraf tulang belakang. Kista sering berisi cairan
serebrospinal, yaitu cairan bening yang melindungi dan menutrisi otak serta saraf di tulang
belakang. Kista arachnoid pada anak-anak biasanya adalah bawaan lahir, yang disebut kista
arachnoid primer. Laki-laki kemungkinannya lebih tinggi dari perempuan. Kista arachnoid
seringkali tidak bergejala, seringkali ditemukan karena pemeriksaan akibat kejadian yang lain,
misalnya cedera kepala. Tetapi pada keadaan yang jarang bisa juga mengakibatkan gejala
Pilihan terapi ada beberapa, diantaranya dengan memasang selang drainasae cairan kista ke
tempat lain seperti ruang peritoneum (di perut), dengan membuat lubang yang menuju kista
kemudian cairannya dihisap, atau dengan operasi terbuka atau kraniotomi dan mengangkat kista
beserta isinya. Tiap pilihan terapi mengandung resiko, misalnya apabila menggunakan selang
maka selang harus dipasang terus menerus dan 30% kasus membutuhkan perbaikan posisi, jika
hanya membuat lubang kejadian kista berulang tinggi, dan operasi terbuka juga memiliki resiko
seperti perdarahan dan lain sebagainya.
Craniotomy adalah operasi untuk membuka bagian tengkorak (tempurung kepala) dengan
tujuan memperbaiki dan mengetahui kerusakan yang ada di otak. Pembedahan tersebut bertujuan
memperbaiki dan mengetahui kerusakan yang ada di otak dengan cara membuka tengkorak jadi
sementara waktu pasien post op craniotomy akan mengalami gangguan mobilissasi bahkan bisa
terjadi penurunan kesadaran. Untuk mengurangi atau meminimalisir komplikasi yang terjadi
akibat pembedahan pasien post operasi craniotomy memerlukan perawatan yang intensif.
Stabilisasi kondisi hemodinamik, pemasangan berbagai alat monitoring maupun support
kehidupan, pasien post op dan penurunan kesadaran baik fisiologis maupun program sedasi
menjadi tantangan perawat untuk memobilisasi pasien kritis. Perawat sebagai bagian dari tenaga
kesehatan, mempunyai peran yang sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan.
Perawat memberikan perawatan langsung kepada pasien dan mempunyai peranan penting dalam
melakukan edukasi kepada pasien tentang pengelolaan penyakitnya, serta mencegah dari
rehospitalisasi. Perawat dapat mengetahui kebutuhan pasien, merancang dan
mengimplementasikan proses keperawatan secara spesifik, memberikan umpan balik pasien,
transparan dan jujur. Perawat profesional sangat dibutuhkan dalam melakukan proses
keperawatan secara optimal terutama pada pasien kritis
Berdasarkan latar belakang tersebut kelompok kami tertarik untuk memberikan asuhan
keperawatan pada Ny.LL dengan diagnosa Post OP Kista Fusso Fosterior di ruangan Bedah G2
atas RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
1.2 Tujuan
Tujuan penyusunan laporan
a. Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien dengan Post OP Kista
Fusso Fosterior di ruangan Bedah G2 atas RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
b. Mampu melakukan pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, evaluasi dan
dokumentasi pada klien dengan Post OP Kista Fusso Fosterior di ruangan Bedah G2 atas
RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo.
Tujuan penanganan pasien
a. Mampu mangatasi mengatasi masalah keperawtan yang dialami klien dengan Post OP Kista
Fusso Fosterior di ruangan Bedah G2 atas RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
baik masalah keperawatan aktual, resiko, dan promosi kesehatan.
1.3 Manfaat
a. Bagi peneliti
Mengasah kemampuan terutama dalam penerapan memberikan asuhan keperawatan yang
profesional bidang keperawatan klien dengan Post OP Kista Fusso Fosterior.
b. Bagi instansi pendidikan
Sebagai bahan masukan kepada institusi pendidikan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
ajar untuk perbandingan dalam pemberian konsep asuhan keperawatan secara teori dan praktis
c. Bagi RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota
Sebagai bahan acuan kepada tenaga kesehatan RSUD,Prof.Dr.H. Aloei Saboe Kota dalam
memberikan pelayanan yang lebih baik dan menghasilkan pelayanan yang memuaskan pada
klien serta melihatkan perkembangan klien yang lebih baik serta untuk meningkatkan kualitas
pelayanan rumah sakit.
BAB II
KONSEP MAPT
No. RM : 00 15 94 23
Nama Lengkap : Ny. L.L
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 27-05-1980
Tanggal Masuk RS : 11-05-2022
Informasi Umum : Ny. L.L umur 41 tahun jenis kelamin perempuan, agama islam, pekerjaan
URT, pendidikan SMP, alamat kel limba u, NRM : 00159423, dirawat di ruang bedah post op,
masuk rumah sakit 11-05-2022 jam 10.05. keluhan Masuk rs membawa pengantar poli bedah
syaraf dengan kista posterior, demam, mual, munta (-), batuk (+). r/oprasi tangal 14 mei 2022
Pada saat dikaji pada tanggal 17-05-2022 Pasien mengatakan dilakukan tindakan oprasi pada
tanggal 14 mei 2022, setelah oprasi pasien dipindahkan ke ruang ICU selama 4 jam karena
sempat mengalami penurunan kesadaran dengan GCS 12 E:3 V:4 M:5 kemudian pasien
dipindahkan ke ruangan HCU selama 2 hari, setelah pasien sudah dalam keadaan normal, pasien
dipindahkan ke ruang perawatan luka post op. pada saat dilakukan pengkaji pasien mengatakan
lemah, merasa nyeri pada kepala bagian belakang, nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala 6
(1-10), pasien juga merasakan mual. Pasien belum melakukan aktivitas karena pasien merasakan
lemah dan pada saat melakukan aktivitas pasien akan merasa pusing. Pasien tampak lemas,
konjugtiva anemis, skrela ikterik, Tekanan Darah : 120/80 Mmhg, Nadi : 78x/m, Pernapasan :
20x/menit, Suhu badan : 37,6°c, Sp02 : 95%.
Diagnosa Medis : kista Fossa posterior
Pengkajian
1. Oksigenasi (Sirkulasi dan Pernafasan) :
Pasien tidak sesak, mempunyai rpd anemia gravis. Tekanan Darah : 130/90 Mmhg,
Nadi : 105x/m, Pernapasan : 20x/menit, Suhu badan : 37,6°c, Sp02 : 95%.
Pergerakan dinding dada simetris, Tidak ada otot bantu pernapasan, terdapat getaran
fremitus, auskultasi paru terdengar bunyi nafas vesiluer, bunyi perkusi terdapar bunyi
paru sonor, bunyi jantung I-II lup dup, CRT >2 detik.
2. Nutrisi cairan dan elektrolit:
diit biasa, sayur dan ikan, jumlah makan 3 kali/hari. Pola diit makanan lunak. Nafsu
makan menurun, pasien mengatakan mual tapi tidak muntah, jumlah minum ±
1400mg, Jenis air putih, bibir pucat, tidak ada sariawan, abdomen tidak membuncit,
bunyi perkusi terdengar bunyi abdomen timpani, tidak ada nyeri tekan.
pemeriksaan Kimia darah : GDS: 129 mg/dl
Eliminasi : pasien mengatakan belum BAB setelah oprasi, BAK : pasien
terpasang kateterdengan jumlah urin 800, warna kuning, kejernian jernih.
3. Aktifitas dan latihan: Pasien berbaring di tempat tidur karena merasa lemah,
pasien perlu bantuan untuk pergi ke toilet atau ke kamar mandi. Pasien jika
beraktivitas merasa lelah dan pusing. Pasien tidak memiliki kebiasaan sebelum
tidur, pasien tidur < 6 jam perhari. Penilaian menggunakan skala morse Kekuatan
otot
4 4
4 4
4. Neuro sensori dan kognitif : kesadaran composmentis, GCS klien 15, E: 4 V:5 M:6,
ada refreks patalogis Babinski
6. Keamanan atau proteksi : adaptif, terpasang IVFD nacl 0,9% 20 tpm, tidak terpasang
kateter urin, Leukosit: 5,95 ribu/uL
7. Endokrin : pemeriksaan laboratorium GDS : 129 mg/dL,
8. Pola nilai kepercayaan & spiritul : pasien beragama islam, belum bisa
melakukan kegiatan ibadah selama di rawat. Nilai kepercayaan dan spritual
baik
9. Interaksi sosial : orang terdekat lebih berpengaruh adalah Kedua orang tua, pasien
sering meminta bantuan dengan kepada keluarga jika terdapat masalah, pasien
mengerti dengan apa yang disampaikan oleh perawat. Pasien berbicara dengan jelas.
Diagnosa keperawatan
Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik (prosedur Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh 3 Resiko infeksi d.d efek prosedur infasi (luka
oprasi) d.d mengeluh nyeri lelah saat beraktivitas oprasi)
(D.0077) DS : DS :-
DSDS : - Pasien mengeluh lelah dan lemah saat beraktivitas Do :
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala - Pasien mengeluh pusing - terdapat luka oprasi dibagian kepala
belakang luka oprasi - Pasien mengatakan selalu dibantu keluarga pada saat belakang
- Pasien mengeluh sulit tidur melakukan aktivitas
DO :
- Keadaan umum : lemah Do :
- Ekspresi wajah : tampak lelah dan Nampak - Keadaan umum : lemah
meringis kesakitan - Ekspresi wajah : tampak lelah dan Nampak meringis
- Pasien nampak gelisah kesakitan
- Pasien nampak menghindar atau menarik diri - Aktivitas dibantu oleh keluarga
apabila disentu pada area perut - Pasien Nampak gelisah
- Tanda-tanda vital - Kekuatan otot :
Tekanan darah: 130/90 - 4444 4444
Frekuensi nadi: 105x/menit 4444 4444
Suhu badan : 36,5ºC - Terdapat luka oprasi pada bagian kepala belakang
Resfirasi : 22x/menit - Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90
Frekuensi nadi : 105x/menit
Suhu badan : 36,5ºC
Resfirasi : 22x/menit
Medical Manajemen 12 mei 2022
IVFD RL 20 TPM, Ranitidine1am/12 jam /ij, Meropenem500mg/8 jam / ij, Santagesik1 am/3 jam/ij, Kalnex500 mg/8jam / ij, Flunarizine 10 mg/ 12 jam/ ij,
Paracetamol dan Tramadol 3x1/Po
Rencana keperawatan
1. Manajemen Nyeri 2. Manajemen energy 3. Penceghan infeksi
Observasi Observasi
Observasi 1. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
1. Identifikasi skala nyeri melakukan aktivitas Terapeutik
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan Terapeutik 4. Pertahankan tehnik septik pada pasien
memperingan nyeri 2. Sediakan lingkugan nyaman dan rendah stimulus beresiko tinggi
Terapeutik 3. Fasilitasi duduk disisi tempt tidur jika dapat Edukasi
1. Berikan tehnik nonfarmakologi untuk berpindah atau berjumpa 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
mengurangi nyeri Edukasi
2. Fasilitasi istrahat dan tidur 4. Anjurkan tirah baring
Edukasi 5. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri Kolaborasi
Kolaborasi Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu meningkatkan asupan makanan
Penyimpangan KDM
Kista otak
Pembedahan
Craniotomi
Luka oprasi
terputusnya
Nekrosis jaringan Port d’entry
kontinitas jaringan
selebral
Resiko infeksi
- Prolisis Diskontinitas
- kerusakan jaringan jaringan
saraf medula spinal
Implus ke hipotalamus
Imobilitas
Intoleran aktivitas
BAB III
PENGKAJIAN
No.RM : 15-94-23
Tanggal : 17 mei 2022
Tempat : G2 Atas
I. DATAUMUM
1. IdentitasKlien
Nama : Ny. L.L Umur : 41 tahun
Tempat / TanggalLahir : 27-Mei-1980 JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam Suku : Gorontalo
Pendidikan : SMA Dx.Medis : kista fossa fosterior
Alamat : Limba U 1 Telepon :-
kec.Kota
selatan
Tanggal masuk RS : 11-Mei-2022 Ruangan : Bedah
GolonganDarah :O Sumberinfo : keluarga dan pasien
2. Identitas KluargaTerdekat
Nama : Ny.A
Alamat :limba u kec.kta
Pndidikan : SMA
h. Faktor yang Memperberat: pasien mengatakan bahwa nyeri, lemah dan pusing
dirasakan pada saat pasien bergerak atau melakukan aktifitas
2. Status Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit yang Pernah Dialami ( kaitan dengan penyakit sekarang ) :
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang sama yang ada
kaitanya dengan penyakit sekarang.
b. Kecelakaan : tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pernah Dirawat : pernah, pada tahun 1999 pasien pernah dirawat
karena operasi appendisitis, pada tahun 2000 pasien pernah dirawat karena
operasi caesar
1) Penyakit : appendisitis, maag
2) Tanggal : tahun 1999
d. Riwayat Operasi : pada tahun 1999 dan pada tahun 2000
e. Riwayat Penyakit Keluarga : pasien mengatakan dalam keluarga tidak ada yang
memiliki penyakit yang sama dengan pasien
Fokus :
9. Keamanan
a. Gejala(Subjektif)
1) Alergi : (catatan agen dan reaksi spesifik) pasien memiliki alergi terhadap
makanan
2) Obat-obatan : tidak ada
3) Makanan : ada, makanan yang mengandung seefood (udang)
4) Faktor Lingkungan
- Riwayat Penyakit Hubungan Seksual :(tidak)
Jelaskan
- Riwayat Transfusi Darah :(ya) pasien pada saat oprasi tertransfusi 2 kantong
- Riwayata dan Reaksi Transfusi : (tidak) pasien tidak memiliki riwayat
alergi/reaksi transfusi
5) Kerusakan Penglihatan, Pendengaran : (tidak)
Jelaskan
6) Riwayat Cidera : (tidak)
Sebutkan
7) Riwayat Kejang : (tidak)
Sebutkan: klien tidak ada riwayat kejang
b. Tanda (Objektif)
1) Suhu Tubuh : 36,5C
Diaforesis:
2) Integritas Jaringan: Tidak ada
3) Jaringan Parut : (ya/tidak),
Jelaskan
4) Kemerahan/Pucat : (ya/tidak)
Jelaskan
5) Adanya Luka :luka post op bagian kepala belakang (Fossa posterior)
Luas : 5 cm
Kedalaman : 3 cm
Drainase Purulen : tidak ada
Peningkatan Nyeri Pada Luka : terdapat peningkatan nyeri pada saat luka
ditekan/disentuh
6) Ekimosis / Tanda Perdahan Lagi: tidak ada pendarahan setelah post op
7) Faktor Risiko
Terpasang Alat Invasi : (ya)
Jelaskan : pasien terpasang alat invasi berupa drain pada luka post op
8) Gangguan Keseimbangan : (tidak)
Sebutkan
9) Kekuatan Umum
Tonus otot : normal 44444 44444
44444 44444
Pareseatau Paralisa : tidak gangguan pada paralisa
10. Seksual dan Reproduksi
a. Gejala (Subjektif)
1) Pemahaman Terhadap Fungsi Seksual :
Tidak dikaji
2) Gangguan Hubungan Seksual karena Berbagai Kondisi (fertilitas, libido,
ereksi, menstruasi,kehamilan,pemakaian alat kontrasepsi atau kondisi sakit) :
tidak dikaji
3) Permasalahan Selama Aktifitas Seksual : tidak dikaji
Jelaskan
4) Pengkajian pada Laki–laki
Rabas pada Penis : tidak ada
Gangguan Prostat : tidak ada
5) Pengkajian padaPerempuan:
a) Riwayat Mentruasi (keturunan,keluhan)
Tidak dikaji
b) Riwayat Kehamilan :
Pasien pernah hamil 2 kali
c) Riwayat Pemeriksaan Ginekologi (missal pap smear):
Tidak dikaji
b. Tanda(Objektif)
1) Pemeriksaan Payudara/ Penis/Testis :payudara pasien nampak simetris kiri
dan kanan
2) Kutil Genital / Lesi : tidak dilakukan pemeriksaan
11. Persepsidiri, Konsep Diri danMekanisme Koping
a. Gejala (Subjektif)
1) Faktor stress : pasien mengatakan faktor stress dari luar
2) Bagaimana Pasien Dalam Mengambil Keputusan (sendiri atau dibantu) :
Pasien mengatakan dalam mengambil keputusan selalu dibantu dan
berdiskusi dengan keluarga
3) Yang dilakukan Jika Menghadapi Satu Masalah (misalnya: memecahkan
masalah, mecari pertolongan / berbicara dengan orang lain, makan, tidur,
minumobat – obatan, marah, diam, dll) :
Pasien mengatakan selalu melibatkan keluarga saat meghadapi suatu
masalah atau meminta pertolongan kepada keluarga
4) Upaya Pasien Dalam Menghadapi Masalahnya Sekarang :
Pasien sangat berupayah agar cepat sebuh dari sakitnya
5) Perasaan Cemas/takut : (ya)
Jelaskan : pasien merasa cemas pada saat oprasi
6) Perasaan Ketidak Berdayaan : (ya/tidak),
Jelaskan : pasien sempat merasa tidak berdaya akan keadaanya tetapi selalu
mendapat suport dari keluarganya
7) Perasaan Keputusasaan : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak merasa putus asa, pasien selalu mendapat dukungan
dari keluarganya
8) Konsep Diri:
- Citra Diri : pasien menyukai seluruh anggota tubuhnya
- Ideladiri : pasien berharap sakit yang dialami bisa cepat sembuh
- Harga Diri : pasien tidak mengalami harga diri rendah
- Ada/tidak Perasaan Akan Perubahan Identitas : tidak ada
- Konflik Dalam Peran : tidak ada
b. Tanda(Objektif)
1) Status emosional : pasien nampak merasa gelisa
Tenang( ) Gelisah( ya ) Marah ( )
Takut ( ) Mudah Tersinggung ()
2) Respon Fisiologis yang Terobservasi
Perubahan Tanda vital : 130/90 mmHg
Ekspresi Wajah : nampak lelah dan meringis kesakitan
12. Interaksi social
a. Gejala (Subjektif)
1) Orang Terdekat dan Lebih Berpengaruh : keluarga terdekat (suami dan anak-
anaknya)
2) Kepada Siapa Pasien Meminta Bantuan Bila Mempunyai Masalah : kepada
keluarganya
3) Adakah Kesulitan Dalam Keluarga (hubungan dengan orang tua, saudara,
pasangan:(tidak)
Jelaskan : tidak ada
4) Kesulitan Berhubungan dengan Tenaga Kesehatan/Pasien Lain :(tidak)
Pasien sangat kooperatif
b. Tanda(Objektif)
1) Kemampuan Bicara :(jelas)
2) Tidak Dapat di Mengerti :pasien berbicara secara jelas dan mudah dimegerti
Afasia : tidak ada
3) Pola Bicara Tidak Biasa/Kerusakan : tidak, pola bicara pasien jelas
4) Penggunaan Alat Bantu Bicara : pasien tidak menggunakan alat bantu bicara
5) Adanya Laring Aktomy/Trakeostomy : tidak ada
6) Komunikasi Non verbal, Verbal Dengan Keluarga/OrangLain : baik, pasien
sering berkomunikasi secara verbal dengan keluarga dan orang lain
disekitarnya
7) Perilaku Menarik Diri : (tidak)
Sebutkan : pasien sangat terbuka saat dilakukan pengkajian
13. Pola nilaikepercayaan danspiritual
a. Gejala (Subjektif)
1) Sumber Kekuatan Bagi Pasien: Allah SWT dan keluarga inti
2) Perasaan Menyalahkan Tuhan : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak pernah menyalahkan Tuhan karena keadaannya saat ini
3) Bagaimana Pasien Menjalankan Kegiatan Agama atau Kepercayaan: pasien
sering berzikir dan berdoa
Frekuensi : sering
4) Masalah yang Berkaitan dengan Aktifitasnya Tersebut Selama di Rawat :
Pasien hanya berbaring karena pada saat beraktifitas pasien merasa lemah dan
pusing
5) Pemecahan Oleh Pasien : keluarga
6) Adakah Keyakinan/Kebudayaan yang Dianut Pasien yang Bertentangan
Dengan Kesehatan (tidak ada)
7) Pertentangan Nilai/Keyakinan/Kebudayaan Terhadap Pengobatan yang
Dijalani : (tidak ada)
Jelaskan
b. Tanda(Objektif)
1) Perubahan Perilaku :
- Menarik Diri : (tidak ada)
Jelaskan : pasien tidak menarik diri pada saat dikaji
- Marah/Sarkasme: (tidak)
Jelaskan : pasien tidak marah/sarkasme saat dilakukan pengkajian
- Mudah Tersinggung : (tidak)
Jelaskan : pasien tidak mudah tersinggung saat dilakukan pengkajian
- Mudah Menangis: (tidak)
Jelaskan : pasien tidak mudah menagis saat dilakukan pengkajian
- Dll,
Jelaskan
2) Menolak Pengobatan : (tidak)
Jelaskan : pasien menerima segala pengobatan yang dilakukan oleh dokter
dan perawat yang sedang bertugas
3) Berhenti Menjalankan Aktifitas Agama : (tidak)
Jelaskan : pasien sering berdzikir dan berdoa saat sakit
4) Menunjukkan Sikap Permusuhan dengan Tenaga Kesehatan:(tidak),
Jelaskan : pasien sangat kooperatif terhadap tenaga kesehatan yang bertugas
IV. PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
Pemeriksaan diagnostic (meliputi tanggal dan hasil pemeriksaan) meliputi:
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Radiologi
3. EKG
4. CT Scan
V. PENATALAKSANAANMEDIS
Penatalaksanaan Medis (uraian sesuai denganan jural medis) meliputi obat-obatan dan diit
VI. IDENTIFIKASIDATA
1. Keluhan (Data Subjektif)
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala belakang luka oprasi
- Pasien mengeluh lelah dan lemah saat beraktivitas
- Pasien mengeluh pusing
- Pasien mengatakan selalu dibantu keluarga pada saat melakukan aktivitas
- PQRST
P : yang meningkatkan nyeri pada saat bergerak atau melakukan aktivitas
Q : nyeri hilang timbul
R : Pada kepala bagian belakang (fossa Fosterior)
S : Skala 6 (menggunakan rentang nilai 1 – 10)
T : sering
- Klien mengeluh sulit tidur
2. Datao bjektif
- Keadaan umum : lemah
- Ekspresi wajah : tampak lelah dan Nampak meringis kesakitan
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
- Pasien Nampak gelisah
- Kekuatan otot : 4444 4444
4444 44444
- Terdapat luka oprasi pada bagian kepala belakang
- Pasien nampak menghindar atau menarik diri apabila disentu pada area perut
- Tanda-tanda vital
tekanan darah : 130/90
frekuensi nadi : 105x/menit
suhu badan : 36,5ºC
resfirasi : 22x/menit
VII. KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN
GANGGUAN KEBUTUHAN
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik (prosedur oprasi) d.d mengeluh nyeri
DS :
- Pasien mengeluh nyeri pada bagian kepala belakang luka oprasi
- PQRST
P : yang meningkatkan nyeri pada saat bergerak atau melakukan aktivitas
Q : nyeri hilang timbul
R : Pada kepala bagian belakang (fossa Fosterior)
S : Skala 6 (menggunakan rentang nilai 1 – 10)
T : sering
- Pasien mengeluh sulit tidur
DO :
- Keadaan umum : lemah
- Ekspresi wajah : tampak lelah dan Nampak meringis kesakitan
- Pasien nampak gelisah
- Terdapat luka oprasi pada bagian kepala belakang
- Pasien nampak menghindar atau menarik diri apabila disentu pada area perut
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90
Frekuensi nadi : 105x/menit
Suhu badan : 36,5ºC
Resfirasi : 22x/menit
Do :
- Keadaan umum : lemah
- Ekspresi wajah : tampak lelah dan Nampak meringis kesakitan
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
- Pasien Nampak gelisah
- Kekuatan otot : 4444 4444
4444 4444
- Terdapat luka oprasi pada bagian kepala belakang
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90
Frekuensi nadi : 105x/menit
Suhu badan : 36,5ºC
Resfirasi : 22x/menit
Penyakit(DiagnosaMedis)Klien :
Respon Utama :
PenyimpanganKDM : (Bagan Sistematis)
Kista otak
Pembedahan
Craniotomi
Luka oprasi
terputusnya
Nekrosis jaringan Port d’entry
kontinitas jaringan
selebral
Resiko infeksi
- Prolisis Diskontinitas
- kerusakan jaringan jaringan
saraf medula spinal
Implus ke hipotalamus
Imobilitas
Intoleran aktivitas
IX. DAFTAR MASALAHKEPERAWATAN
17/05/22 Nyeri Akut b.d agen Setelah dilakukan Manajemen Nyeri 18/05/22
(10.00)pencedera fisik (prosedur intervensi keperawatan
oprasi) d.d mengeluh nyeri selama 3x 24 jam, maka Observasi
(10.00)
(D.0077) tindakan nyeri menurun 3. Identifikasi skala nyeri (10.30)
dengan kriteria hasil: 4. Identifikasi faktor yang
DSDS :
memperberat dan
- Pasien mengeluh nyeri -Keluhan nyeri
menurun memperingan nyeri
pada bagian kepala
-Meingis Terapeutik
belakang luka oprasi (11.00)
-Sikap protektif 1. Berikan tehnik
- Pasien mengeluh
-Gelisah menurun nonfarmakologi untuk
sulit tidur mengurangi nyeri
-Kesulitan tidur
DO : 2. Fasilitasi istrahat dan tidur (13.00)
menurun
- Keadaan umum : Edukasi
-Frekuensi nadi
lemah 1. Jelaskan penyebab, periode,
membaik (15.00)
- Ekspresi wajah : dan pemicu nyeri
tampak lelah dan Kolaborasi
Nampak meringis Kolaborasi pemberian analgetik, (19.00)
kesakitan jika perlu
- Pasien nampak gelisah
- Pasien nampak
menghindar atau
menarik diri apabila
disentu pada area perut
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah: 130/90
Frekuensi nadi:
105x/menit
Suhu badan : 36,5ºC
Resfirasi : 22x/menit
17/05/22 Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan Manajemen energy 18/05/22
(10.00) kelemahan d.d mengeluh intervensi keperawatan Observasi
lelah saat beraktivitas selama 3x 24 jam, maka 6. Monitor lokasi dan (10.00)
DS : tolerans aktivitas ketidaknyamanan selama
- Pasien mengeluh lelah dan meningkat dengan melakukan aktivitas
lemah saat beraktivitas kriteria hasil : Terapeutik
- Pasien mengeluh pusing - Frekuensi nadi 7. Sediakan lingkugan nyaman (10.30)
- Pasien mengatakan selalu menurun dan rendah stimulus
dibantu keluarga pada - Keluhan lelah 8. Fasilitasi duduk disisi tempt (11.00)
saat melakukan aktivitas menurun tidur jika dapat berpindah atau
- Perasaan lemah berjumpa
Do : menurun Edukasi
(13.00)
- Keadaan umum : lemah 9. Anjurkan tirah baring
- Ekspresi wajah : tampak 10. Anjurkan melakukan aktivitas (15.00)
lelah dan Nampak secara bertahap
meringis kesakitan Kolaborasi
11. Kolaborasi dengan ahli gizi (08.00)
- Aktivitas dibantu oleh
keluarga tentang cara meningkatkan
- Pasien Nampak gelisah asupan makanan
- Kekuatan otot :
- 4444 4444
4444 4444
- Terdapat luka oprasi pada
bagian kepala belakang
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 130/90
Frekuensi nadi :
105x/menit
Suhu badan : 36,5ºC
Resfirasi :
22x/menit
18/05/22 Resiko infeksi d.d efek Setelah dilakukan Penceghan infeksi 19/05/22
(08.30) intervensi keperawatan Observasi
prosedur infasi (luka (10.00)
oprasi) selama 3x 24 jam, maka 1. Monitor tanda dan gejala
DS :- tingkat infeksi menurun infeksi
Do : dengan kriteria hasil : Terapeutik
- Demam menurun 6. Pertahankan tehnik septik pada (10.30)
- terdapat luka
- Kemerahan menurun pasien beresiko tinggi
oprasi dibagian kepala - Nyeri menurun Edukasi
belakang - Bengkak menurun 7. Jelaskan tanda dan gejala (13.00)
infeksi
1.
NRM:
DAFTAR PEMBERIAN TERAPI CAIRAN/ INFUS Nama:
JenisKelamin: TanggalLahir:
RuangRawat/UnitKerja : …………………
RiwayatAlergi TidakAda Ya
:AlergiTerhadapObat
:
Dihentika
N Tgl/ Dos Frekue Cara n
Nama Obat Tgl
o Jam is nsi Pemberian 18 Mei 2022 19 Mei 2022 20 Mei 2022 21 Mei 2022
(Tgl/Jam)
jam Initial
Jam 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23.0
00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
Meropenem 500 tanda
mg/8
jam Iv Initial
Jam 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23.0
00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
1 iv tanda
Santagesik am/8
jam Initial
NRM:
Nama:
DAFTAR INTSTRUKSI MEDIS FARMAKOLOGIS
JenisKelamin: TanggalLahir:
RuangRawat/UnitKerja : …………………
Y
RiwayatAlergi TidakAda a
:AlergiTerhadapObat
:
Dihentika
N Tgl/ Dos Frekue Cara n
Nama Obat Tgl
o Jam is nsi Pemberian 18 Mei 2022 19 Mei 2022 20 Mei 2022 21 Mei 2022
(Tgl/Jam)
Jam 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23.0
500 00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
Kalnex mg/8 iv tanda
jam
Initial
Jam 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23. 07. 15. 23.0
00 00 00 00 00 00 00 00 00 0
Paracetamol 3x1 iv tanda
dan
Initial
Tramadol
NRM:
Nama:
JenisKelamin: TanggalLahir: