Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Zaitun

Jurusan Keperawatan

ISSN 2301– 5691


Artikel Penelitian
TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT DALAM
PENANGGULANGAN DAMPAK KESEHATAN
AKIBAT BENCANA BANJIR DI DESA KOPI
KECAMATAN BULANGO UTARA

LEVEL OF COMMUNITY KNOWLEDGE IN MITIGATING HEALTH


IMPACTS DUE TO FLOOD DISASTERS IN KOPI VILLAGE
BULANGO UTARA DISTRICT

Irfan Ibrahim, 2 Haslinda Damansyah, 3 Pipin Yunus


1

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


e-mail : irfanibrahim06@gmail.com

ABSTRAK
Bencana merupakan peristiwa mengancam nyawa yang bisa terjadi kapan saja dan dimana saja,
pengetahuan terkait penanggulangan bencana adalah hal yang perlu dimiliki oleh masyarakat. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui bagi tingkat pengetahuan masyarakat tentang penanggulangan dampak
kesehatan akibat bencana banjir di desa Kopi Kecamatan Bulango Utara.Penelitian ini menggunakan
metode penelitian deskriptif kuantitatif dengan jumlah sampel 153 yang didapatkan dengan menggunakan
tekhnik consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan kurang sebanyak 93 (60,8%)
dan pengetahuan baik sebanyak 60 (39,2%). Dapat disimpulkan ini menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan masyarakat dalam penanggulangan dampak kesehatan akibat bencana banjir masih kategori
kurang.

Kata Kunci: Bencana Banjir, Pengetahun, Penanggulangan dampak kesehatan

ABSTRACT
Disasters are life-threatening events that can occur anytime and anywhere, knowledge related to disaster
management is something that the community needs to have. The purpose of this study was to determine
the level of public knowledge related to managing health impacts due to flooding in Kopi village, Bulango
Utara district. This study used a quantitative descriptive method with a total sample of 153 obtained using
a consecutive sampling technique. The results showed that 92 (60.8%) lack of knowledge and 61 (39.2%)
good knowledge. It can be concluded that the level of public knowledge in dealing with health impacts
due to floods is still in the low category.

Keywords: Flood Disaster, Knowledge, Management of health impacts

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Gorontalo


PENDAHULUAN ini menurun jika dibandingkan dengan data pada

Bencana merupakan peristiwa yang tahun 2017, namun dampak yang ditimbulkan

mengancam kehidupan masyarakat yang dapat masih sangat besar dari kejadian ini

terjadi kapan saja dan dimana saja dapat menyebabkan2.015.363 jiwa mengungsi, 186

disebabkan oleh faktor alam atau non faktor meninggal, dan 249 jiwa menderita luka (BNPB,

alam (faktor manusia) sehingga dapat 2020).

mengakibatkan timbulnya kerusakan lingkungan, Jumlah kejadian bencana di indonesia

kerugian harta benda, dampak psikologis berdasarkan provinsi tertinggi terjadi di Jawa

hinggah merenggut korban jiwa.Bencana terdiri Tengah, Jawa Timur, dan Jawa barat. Gorontalo

dari beberapa jenis, salah satunya bencana termasuk salah satu provinsi yang memiliki

banjir. Bencana banjir saat ini masih menjadi risiko terjadi bencana, seperti bencana banjir.

masalah publik global. Banjir di sebabkkan oleh Berdasarkan data dari BPBD (Badan

curah hujan yang tinggi, pencairan salju yang Penanggulangan Bencana Daerah) pada tahun

cepat,gelombang badai dari siklon tropis atau 2019-2020 Bencana banjir di provinsi Gorontalo

tsunami di daerah pesisir. telah mengakibatkan korban yang mengungsi

Di Indonesia termasuk salah satu negara 23,340 jiwa, rumah yang terendam terdapat

di asia tenggara dengan presentase kejadian 17,360 serta korban yang meninggal 13 orang.

bencana yang tinggi, salah satunya bencana Sedangkan, di Kabupaten Bone Bolango sering

banjir. Berdasarkan data badan nasional terjadi bencana banjir setiap tahunnya. Di tahun

penanggulangan bencana (BNPB) pada tahun 2020 terdapat 14 kecamatan yang dilanda banjir

2017, bencana terjadi sebanyak 2.862 kali dan di antaranya yakni Kecamatan Bulango Utara,

bencana banjir menempati urutan pertama Kabila, Suwawa, Suwawa Selatan, Suwawa

sebagai bencana yang paling sering terjadi Tengah, Suwawa Utara, Suwawa Timur, Bone,

dengan menyebabkan 180 jiwa meninggal dan Bone Raya, Botupingge, Tapa, Bulawa,

hilang,106 orang luka-luka, 2.518.578 Tilongkabila, dan Bonepantai yang terdiri dari

mengungsi, 3.775 rumah yang rusak berat, 3.371 63 desa dengan jumlah korban terdampak 24.503

rusak sedang, 9.182 rusak ringan, terendam jiwa. Jumlah yang mengungsi 8.732 jiwa, korban

376.317, 1.049 fasilitas pendidikan rusak, 461 yang meninggal dunia 3 serta rumah yang

fasilitas peribadatan, dan fasilitas kesehatan yang terendam 5009 (BPBD , 2020).

rusak sebanyak 87 (BNPB, 2017). Sedangkan Berdasarkan hasil wawancara dengan

berdasarkan data BNPB 2020 tercatat jumlah salah satu staf dari BPBD banjir terbesar di

kejadian bencana adalah sebanyak 1.296, angka kecamatan Bulango Utara adalah di desa Kopi

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


yang terjadi pada bulanjuni tahun 2020 dan manajemen bencana dengan sikap pencegahan
merendamkan 1 dusun selama 3 hari dengan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah
ketinggian 3 meter. Penyebab banjir di desa longsor di Desa Lomaya Kecamatan Bulango
tersebut karena meluapnya sungai Bindena Utara.
sehigga menyebabkan tanggul yang ada di desa
tupa jebol. METODE PENELITIAN
Survey dan wawancara awal, yang Penelitian ini merupakan jenis penelitian
dilakukan oleh peneliti pada tanggal 20 april deskriptif kuantitatif. Jenis penelitian deskriptif
2021 kepada 6 orang masyarakat, didapatkan merupakan penelitian yang bertujuan untuk
bahwa2 dari 6 orang masyarakat setempat menggambarkan variabel dalam penelitian.
mengatakan bahwa banjir terbesar terjadi pada Adapun dalam penelitian ini akan
tanggal 11 juni 2020 dengan ketinggian 3 meter menggambarkan bagaimana tingkat pengetahuan
mengakibatkan kerugian di antaranya, rumah masyarakat dalam penanggulangan kesehatan
terendam, beberapa lahan sawah masyarakat akibat bencana banjir. Pupulasi dalam penelitian
terendam, dan beberapa hewan peliharaan hilang ini adalah masyarakat Di Desa Kopi Kecamatan
dibawah arus banjir.Sedangkan 4 dari 6 orang Bulango Utara, yang berjumlah 218 orang,
masyarakat setempat mengatakan banjir tersebut dengan jumlah sampel berjumlah 153 teknik
terjadi akibat luapan sungai dari desa tupa sampling yang digunakan Non Probability
karena adanya tanggul yang jebol sehinggah Sampling dengan jenis Consecutive Sampling.
meluap ke desa Kopi, dan mengatakan banyak Consecutive Sampling yaitu sampel yang
masyarakat yang mengalami berbagai gangguan diambil adalah seluruh objek yang diamati dan
kesehatan selama terjadi banjir seperti diare, memenuhi kriteria pemilihan sampel yang
gangguang kulit dan masalah kesehatan lainnya, kemudian dimasukan dalam sampel sampai
masyarakat banyak yang belum mengetahui apa besar sampel yang diperlukan terpenuhi.
yang di lakukan untuk menghadapi dampak
HASIL DAN PEMBAHASAN
kesehatan akibat bencana banjir.Berdasarkan
Analisis Univariat
data profil dinas kesehatan Puskesmas
Kecamatan Bulango Utara pada tahun 2020 yang Distribusi Responden Berdasarkan Umur
terdampak penyakit akibat bencana banjir dengan Pengetahuan
sejumlah 36 orang yaitu penyakit diare 14 orang,
penyakit demam berdarah 9 orang dan penyakit
gangguan kulit sebanyak 13 orang.
Dari latar belakang diatas maka peneliti
tertarik untuk meneliti hubungan pengetahuan

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


Diagram 1: Distribusi Pengetahuan baik dan 21 orang memiliki pengetahuan yang
Responden Berdasarkan Usia di Desa Kopi kurang. Hal ini berarti, semakin tinggi tingkat

Kecamatan Bulango Utara pendidikan seseorang maka pengetahuannya

Berdasarkan Diagram 1 penelitian semakin baik.

responden yang memiliki pengetahuan baik


Analisis Univariat
terbanyak adalah pada kelompok umur 26-35
Analisis Univariat Berdasarkan
tahun dari total 37 responden sebanyak 21
Pengetahuan Masyarakat
responden yang memiliki pengetahuan baik dan
16 orang memiliki pengetahuan kurang. Analisis Univariat Berdasarkan Indikator

Sedangkan pada kelompok 47-55 tahun dari total Pengetahuan Masyarakat


29 responden yang memiliki pengetahuan Diagram 3 : Distribusi Responden Berdasarkan
kurang terbanyak dengan 25 responden dan 4 Indikator Pengetahuan Masyarakat Desa Kopi
orang yang memiliki pengetahuan baik. Hal ini Kecamatan Bulango Utara
berarti orang dengan usia 47-55 tahun cenderung
memiliki pengetahuan yang kurang.

Distribusi Responden Berdasarkan


Pendidikan Dengan Pengetahuan
Diagram 2 : Distribusi Pengetahuan Responden
Berdasarkan Pendidikan Di Desa Kopi
Kecamatan Bulango Utara
Pada indikator pengetahuan pertanyaan nomor 1
dapat dilihat sebagian besar pengetahuan
responden kurang yaitu sebanyak 101 responden,
dimana pengetahuan responden terhadap
pencegahan, penanganan dan penanggulangan
bencana banjir masih kurang. Dan pertanyaan
nomor 2 mayoritas responden memiliki
pengetahuanyang baik dalam melakukanan
Hasil penelitian menunjukkan keseluruhan pencegahan bencana banjirsebanyak 76
responden yang tidak sekolah memiliki responden.
pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 20 Diagram 4 : Distribusi Responden Berdasarkan
responden. Sedangkan responden dengan tingkat Indikator Pemahaman (Pengetahuan)
pendidikan SMA dari total 55 responden Masyarakat Desa Kopi Kecamatan Bulango
sebanyak 34 responden memiliki pengetahuan Utara
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
Pembahasan
Usia dengan Tingkat Pengetahuan
Masyarakat
Hasil penelitian menunjukkan kelompok usia
26-35 tahun memiliki tingkat pengetahuan baik
terbanyak dari keseluruhan usia, hal ini karena
pada usia dewasa awal tumbuh kesadaran dan
Pada diagram di atas dapat dilihat sikap positif sehinggah terjadi penyesuaian pola
pertanyaan nomor 4 responden terhadap kehidupan dan harapan sosial baru, kemudian
indikator pemahaman terkait berita atau terjadi pengembangan sikap keinginan dan nilai
informasi mengenai bencana banjir dan yang sesuai dengan tujuan seperti bertanggung
penanganan gawat darurat masih kurangdengan jawab sebagai warga negara secara layak,
122 responden, sedangkanresponden yang misalnya peduli terhadap lingkungan sekitar. Hal
memiliki pemahaman baikterkait dampak banjir ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh
sebanyak 83 responden pada pertanyaan nomor Diantoro (2017) bahwa memasuki usia 26-35
5. tahun seseorang akan lebih berperan aktif dalam
Diagram 5 : Distribusi Responden Berdasarkan masyarakat dalam kehidupan sosial, serta lebih
Indikator Penerapan (Pengetahuan) Masyarakat banyak melakukan persiapan demi suksesnya
Desa Kopi Kecamatan Bulango Utara upaya penyesuaian diri menuju usia tua. Hasil ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Firmansyah (2016).
Selain itu responden dengan kelompok
usia 26-35 tahun sebanyak 16 responden
memiliki pengetahuan kurang hal ini dapat
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan responden,
meskipun berada pada masa produktif ada faktor
Pada diagram di atas dapat dilihat lain yang bisa mempengaruhi pengetahuan
pertanyaan nomor 8 indikator penerapan seseorang, seperti kepribadian. Responden yang
masyarakat dalam melakukan penanggulangan memiliki kepribadian introvert sulit untuk
dampak kesehatan setelah bencana banjir masih menerima informasi sehingga sulit untuk
kurang yaitu sebanyak 122 responden. beradaptasi.
Sedangkan yang memiliki penerapan baik dalam Berdasarkan hasil penelitian terdapat 16
upaya penanganan bencana banjir pada responden pada usia 36-45 memiliki
pertanyaan nomor 10 sebanyak 94 responden. pengetahuan baik, hal ini karena pada rentang
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
umur 36-45 merupakan usia matang, dimana seseorang.
seseorang memiliki pola tangkap dan daya pikir Berdasarkan hasil penelitian, teori yang
yang baik sehingga pengetahuan yang mendukung dan penelitian sebelumnya peneliti
dimilikinya juga akan semakin baik. Hasil ini menyimpulkan bahwa pengetahuan seseorang
didukung teori oleh Maulana (2007) yang erat kaitannya dengan pendidikan semakin tinggi
mengemukakan bahwa pada usia 36-45 tahun tingkat pendidikan maka semakin baik
adalah masa dimana seseorang mulai lebih pengetahuannya selain itu faktor lain yang dapat
matang dalam berfikir. Hasil ini sejalan dengan mempengaruhi pengetahuan adalah usia dimana
penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2011) semakin tinggi usia seseorang maka
yang menunjukan terdapat hubungan antara usia pengetahuannya akan semakin kurang hal ini
responden dengan tingkat pengetahuan. dikarenakan pada 35 tahun ke atas mengalami
Dari hasil penelitian juga didapatkan penurunan fungsi kognitif.
terdapat 29 responden pada kelompok umur 47-
55 tahun memiliki pengetahuan kurang Hal ini Pendidikan dengan Tingkat Pengetahuan

karena semakin lanjut usia seseorang maka akan Masyarakat


mengalami penurunan daya ingat, sehingga Hasil penelitian menunjukan bahwa
menghambat proses belajar diantaranya terdapat 20 responden yang tidak sekolah
gangguan penglihatan dan pendengaran sehingga memiliki pengetahuan kurang, hal ini karena
menyebabkan penurunan kekuatan berfikir dan individu yang tidak sekolah akan sulit untuk
bekerja. Hal ini sejalan dengan teori oleh menerima informasi mengenai penanggulangan
Nursalam (2017) bahwa umur merupakan faktor dampak kesehatan akibat bencana banjir. Hasil
yang mempengaruhi pengetahuan ini sejalan dengan teori Notoadmodjo (2017)
seseorangsejalan juga dengan teori Pedro (2015) yang mengemukakan bahwa pengetahuan sangat
yang mengemukakan bahwa seseorang dengan erat dengan tingkat pendidikan dimana dapat
usia lebih dari 35 tahun kemungkinan memiliki diasumsikan bahwa dengan pendidikan yang
tingkat pengetahuan baik sebesar 35,2% jika tinggi maka akan memilki pengetahuan yang
dibandingkan dengan usia dibawah 35 tahun luas. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dimana presentasi pengetahuan baik sebesar penelitian oleh Asiah (2020) yang menunjukkan
74,8%. Hal ini dikarenakan seseorang yang semakin tinggi tingkat pendidikan yang
berada pada usia 35 tahun keatas mulai diperoleh maka semakin tinggi pula pengetahuan
mengalami penurunan fungsi kognitif. Hasil ini yang diperoleh.Hal yang sama ditunjukan dari
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Carter dalam Suwaryo dan Yuwono
Dharmawaty & Wirata (2016), yang menunjukan (2020) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan
bahwa umur dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang maka akan semakin mudah untuk

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


menerima informasi sehingga semakin banyak yaitu sebanyak 101 responden. Kurangnya
pula pengalaman yang dimiliki, dalam hal ini pengetahuan masyarakat ini terjadi karena
khususnya pengetahuan tentang pengetahuan sosialisasi tentang penanggulangan dampak
tentang penanggulangan bencana. akibat bencana banjir di desa Kopi jarang
Hasil analisis juga menunjukkan sebanyak dilakukan, sehingga setalah terjadi banjir banyak
34 responden yang memiliki tingkat pendidikan masyarakat mengalami gangguan masalah
SMA memiliki pengetahuan baik, hal ini karena kesehatan seperti demam berdarah sebanyak 9
seorang yang memiliki tingkat pendidikan yang orang(25,0%), penyakit kulit 13 orang (36.1%)
tinggi lebih mudah untuk menerima informasi, dan diare 14 orang (38.9%). Sejalan dengan
hal ini sejalan dengan penelitian oleh Sarwono teori yang dikemukakan oleh Goode 2016 bahwa
(2015) yang menunjukkan seorang yang sosialisasi merupakan proses yang harus dilalui
memiliki pengetahuan tinggi akan lebih mudah manusia untuk memperoleh pengetahuan dan
menerima hal baru, dan cenderung lebih terbuka. pelajaran mengenai peran sosialnya yang cocok
Analisis lebih dalam menunjukan terdapat dengan kedudukannya. Hasil ini sejalan dengan
21 responden yang memiliki pengetahuan penelitian oleh Lestari (2017) yang
kurang tapi memiliki tingkat pendidikan yang menunjukkan terdapat pengaruh sosialisasi
tinggi yaitu Sma, hal ini dikarenakan terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat.
berdasarkan hasil wawancara dari 21 orang Berdasarkan hasil penelitian, teori yang
responden tidak pernah mengikuti sosialisasi mendukung dan penelitian terdahulu peneliti
penanggulangan dampak kesehatan akibat berasumsi bahwa, sosialisasi sangat besar
bencana banjir sehinggah meskipun mereka pengaruhnya terhadap peningkatan pengetahuan
memiliki pengetahuan yang tinggi tapi masyarakat. Hasil penelitian juga menunjukkan
pengetahuan mereka masih kurang. Hasil ini pada indikator pengetahuan baik sebanyak 76
sejalan dengan peneltian yang dilakukan oleh responden. Hal ini dipengaruhi tingkat
Sarwono (2016) faktor lain yang dapat pendidikan responden dimana responden dengan
mempengaruhi pengetahuan kurangnya pengetahuan baik terdiri dari S1 sebanyak 10
informasi atau sosialisasi.. responden, Sma 34 responden. Hasil juga
menunjukan terdapat 16 responden yang
Pengetahuan Masyarakat Dalam memiliki tingkat pendidikan sd dan 26
Penanggulangan Dampak Kesehatan responden memiliki pendidikan smp namun
Akibat Bencana Banjir mereka memiliki pengetahuan yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian pada Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang
indikator pengetahuan didapatkan hasil sebagian maka semakin banyak informasi yang
besar responden memiliki pengetahuan kurang diterimanya (Nursalam, 2014) didukung juga

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


dengan teorioleh Notoatmodjo (2015) bahwa pemantauan secara teknis penting dilakukan
seorang yang mempunyai pengetahuan dan guna untuk pemulihan kondisi masyarakat
informasi yang banyak tentang suatu penyakit setelah terdampak bencana dapat segera
tertentu akan melakukan tindakan yang positif membaik, dengan menentukan prioritas masalah
dalam menanggapi kesehatan. Hasil penelitian yang perlu ditangani lebih dulu.
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Berdasarkan hasil pada indikator yang
oleh Hartini yang menunjukan bahwa terdapat ketiga yaitu penerapan. Didapatkan hasil pada
hubungan yang positif antara tingkat pendidikan pertanyaan ke 8 sebanyak 122 responden
dengan pengetahuan. memiliki penerapan yang kurang. Hal ini
Berdasarkan hasil penelitian, teori yang dikarenakan pernyataan responden bahwa diare
mendukung dan penelitian terdahulu peneliti tidak disebabkan karena penggunanaan air yang
berasumsitingkat pendidikan memiliki pengaruh bersih untuk keperluan kebersihan pribadi. Hal
yang besar terdapat pengetahuan, namun ini juga dipengaruhi usia didapatkan hasil bahwa
meskipun tingkat pendidikan responden rendah umur 47-55 tahun dari total 29 responden yang
tingginya pengetahuan responden ini dapat memiliki pengetahuan kurang terbanyak dengan
dipengaruhi oleh teknologi seperti media cetak 25 responden. Hal ini sejalan dengan teori oleh
atau internet yang dapat memudahkan responden Nursalam (2017) bahwa umur merupakan faktor
untuk mendapatkan informasi perilaku yang mempengaruhi pengetahuan
responden itu sendiri seperti keinginan untuk seseorangsejalan juga dengan teori Pedro (2015)
mendapatkan informasi sehinggah pengetahuan yang mengemukakan bahwa seseorang dengan
mereka meningkat. usia lebih dari 35 tahun kemungkinan memiliki
Selanjutnya pada indikator yang kedua tingkat pengetahuan baik sebesar 35,2% jika
yaitu indikator pemahaman, didapatkan hasil dibandingkan dengan usia dibawah 35 tahun
pada pertanyaan ke 4 sebanyak 122 responden dimana presentasi pengetahuan baik sebesar
memiiliki pemahaman yang kurang, hal ini 74,8%. Hal ini dikarenakan seseorang yang
diketahui dari kurangnya pemahaman berada pada usia 35 tahun keatas mulai
masyarakat tentang pentingnya pengembangan mengalami penurunan fungsi kognitif. Hasil ini
program informasi dan pendidikan sebagai sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
pertolongan pertama bagi masyarakat sebagai Dharmawaty & Wirata (2016), yang menunjukan
langkah pertama dalam penanggulangan dampak bahwa umur dapat mempengaruhi pengetahuan
bencana. Hasil juga menunjukkan pemahaman seseorang.
responden yang baik terdapat pada pernyataan Hal ini juga menunjukkan penerapanyang
nomor 5 yaitu sebanyak 83 respoden, hal ini baik terdapat pada nomor 10 yaitu sebanyak 94
diketahui dari pernyataan responden bahwa responden. Hal ini dikarenakan masyarakat

Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo


menyadari bahwa bencana banjir bisa terjadi Karakteristik pendidikan yang memiliki
karena ulah manusia. Hal ini sejalan dengan pengetahuan dengan kategori kurang pada
peneltian Larasati (2016), tentang tingkat kelompok tidak sekolah sebanyak 20 responden
pengetahuan masyarakat terhadap bencana banjir dan yang memiliki pengetahuan kategori baik
dijelaskan bahwa tingkat pengetahuan pada kelompok SMA sebanyak 34 responden .
masyarakat dalam kategori tinggi disebabkan Tingkat pengetahuan masyarakat dalam
karena bencana banjir merupakan bencana yang penanggulangan dampak kesehatan akibat
paling umum terjadi, penyebab dan bencana banjir berada pada kategori kurang
penanggulangannya juga dapat diketahui oleh yaitusebanyak 92 responden dan tingkat
masyarakat umum, pengetahuan masyarakat pengetahuan kategori baik sebanyak 61
yang baik juga disebabkan karena benacan banjir responden.
merupakan bencana yang sering terjadi
dikecamatan wonogiri sehinggah sebagian dari Saran

masyarakat sudah mengetahui atau memahami Bagi Instansi Pemerintah

hal-hal yang mengenai bencana banjir. Instansi terkait seperti BNPB, Dinas Kesehatan

Hal ini peneliti berasumsi pengetahuan dan Pemerintah Desa agar lebih memperhatikan

masyarakat memiliki tingkat pengetahuan baik daerah rawan bencana untuk memberikan

dikarenakan masyarakat banyak belajar dari sosialisasi dan pelatihan tentang penanggulangan

pengalaman bencana banjitr sebelumnya dampak kesehatan akibat bencana banjir.

sehinggah membuat masyarakat tingkat Bagi Masyarakat

penerapannya baik. Untuk masyarakat agar lebih giat lagi dalam


mencari informasi atau nengikuti sosialisasi
PENUTUP terkait penanggulangan dampak kesehatan akibat
Kesimpulan bencana banjir.
Berdasarkan hasil penelitian dan Bagi Penelitian Selanjutnya
pembahasan tentang Karakteristik usia, Agar dapat mengembangkan pengetahuan bahwa
pendidikan dantingkat pengetahuan masyarakat masyarakat di Dusun 1 Desa kopi Kecamatan
dalam penanggulangan dampak kesehatan akibat Bulango Utara kurangnya pelayanan kesehatan
banjir di Dusun 1 Desa Kopi Kecamatan berupa pendidikan kesehatan dalam
Bulango Utara. penanggulangan dampak kesehatan akibat banjir.
Karakteristik usia yang memiliki kategori Oleh karena itu kepada peneliti yang lain agar
pengetahuan kurang pada kelompok usia 47-55 dapat melanjutkan penelitian terhadap “Pengaruh
tahun sebanyak 29 responden dan yang memiliki Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
pengetahuan kategori baik pada kelompok usia Masyarakat dalam Penanggulangan Dampak
26-35 tahun sebanyak 16 responden Kesehatan Akibat Bencana Banjir”.
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo
DAFTAR PUSTAKA
10. Notoadmodjo (2017) Analisis
1. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan kesiapsiagaan badan penanggulangan
Bencana). (2017a). Data Bencana bencana daerah kabupaten maros.
Indonesia.
11. Asiah (2020). Ujia Validitas Dan
2. BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Bencana). (2020b). Laporan Bencana Kuantitatif. Jurnal Ilmiah Kependidikan,
Indonesia. 7(1), 17-23.

3. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana 12. Yuwono, S. (2020). Faktor-Faktor Yang


Daerah) Kabupaten Bone Bolango. Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan
(2020b). Laporan Kejadian Bencana di Masyarakat dalam Mitigasi Bencana Alam
Kabupaten Bone Bolango. Tanah Longsor. 305–314.

4. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana 13. Sarwono. (2016a). Konsep Dan Penerapan


Daerah) Provinsi Gorontalo. (2020a). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan:
Laporan Kejadian Bencana di Provinsi Pendekatan Praktis. Salemba Medika.
Gorontalo.
14. Lestari (2017). Manajemen Bencana Dan
5. Diantoro (2017) Hubungan Tingkat Strategi Membentuk Kampus Siaga
Pengetahuan Masyarakat Dengan Bencana Dari Perspektif Keperawatan
Penanggulangan Bencana Tanah Longsor (Edisi 1). Yayasan Ahmar Cendekia
Di Desa Wakoko Kabupaten Buton. Indonesia.
Skripsi, 8(5), 55.
15. Pedro (2015). Peningkatkan Pemahaman
6. Firmansyah. (2016). Pengaruh Masyarakat Tentang Mitigasi Bencana
Pengetahuan dan Sikap Terhadap Banjir Di Kelurahan Tanjung Karang
Kesiapsiagaan Kepala Keluarga dalam Kecamatan Sekarbela Kota Mataram. 98–
Menghadapi Bencana Banjir. Jurnal 102.
TEKNIK, 18(2), 135–149.
16. Dharmawati & Wirata. (2016). Hubungan
7. Maulana (2007). Aktivasi Peran Bina
Tingkat Pendidikan, Umur, Dan Masa
Keluarga Remaja Dalam Pengurangan
Kerja Dengan Tingkat Pengetahuan
Resiko Bencana Banjir Menuju
Kesehatan. Jurnal Kesehatan Gigi,
Kemandirian Bencana Dikampung Kb
Pucangsawit, Surakarta. 100–107.
17. Larasati (2016). Gambaran Kesiapan
Tenaga Kesehatan Dalam Manajemen
8. Astuti, M., & Iswati, S. (2018). Ujia
Bencana Di Puskesmas Wilayah Rawan
Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
Bencana Di Kabupaten Sumbawa Barat.
Penelitian Kuantitatif. Jurnal Ilmiah
Surabaya. Universitas Airlangga
Kependidikan, 7(1), 17-23.
Surabaya, Skripsi.
9. Nursalam. (2020). Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Edisi 5. Jakarta: Salemba Medika.
Published By: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Anda mungkin juga menyukai