Anda di halaman 1dari 54

SEMINAR KASUS KEPERAWATAN PADA AN. Q.

H DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SYOK HIPOVOLEMIK DI RUANGAN PICU
RSUD PROF. DR. H. ALOEI SABOE
KOTA GORONTALO

PENYUSUN
KELOMPOK A 1

1. BAHRUDIN SIGIT L. ZAIN, S.Kep


2. NURJANA DILIHAMA, S,Kep
3. NUR FADILLAH SALEH, S.Kep
4. FERAWATI GINTULANGI, S.Kep
5. HARTATI PULUBUHU, S.Kep

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat, Hidayah, dan Karunian-Nya kepada kita
semua sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan seminar kasus Stase
Keperawatan Anak dengan topic “Asuhan Keperawatan Pada An. Q.H Dengan
Diagnosa Medis Syok Hipovolemik Di Ruangan Picu Rsud Prof. Dr. Aloei Saboe Kota
Gorontalo”
Laporan ini disusun sebagai salah satu tugas dalam Stase Keperawatan Anak
Program Studi Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Gorontalo. Oleh karena itu
melalui kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Ns. Andi Akifa Sudirman,M.Kep selaku Ketua Program Studi Profesi Ners
sekaligus sebagai Koordinator/Preseptor Stase Keperawatan Anak Ruang Poli
Tumbang dan Perawatan Anak RSUD Prof. dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
2. Ns. Dewi Modjo, M.Kep Selaku Preseptor Akademik di Ruangan Nicu Dan Picu
Rsud Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;
3. Ns. Meyke Luawo, S.Kep Selaku Prseptor Klinik di Ruangan Picu RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;
4. Ns. Wahida Zakaria, S.Kep Selaku Prseptor Klinik di Ruangan Perawatan Anak
RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;
5. Ns. Muriyati Rokani, M.Kep Selaku Prseptor Klinik di Ruangan Nicu RSUD Prof.
Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;
6. Ns. Lenny N Ali, Mm Selaku Prseptor Klinik di Ruangan Poli Tumbang RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Kota Gorontalo;
7. Ns. Wiwi Susanti Piola, M.Kep Selaku Prseptor Klinik di Ruangan MTBS
Atas bimbingannya selama kami menyusun laporan seminar kasus ini, sehingga
laporan ini dapat selesai tepat waktu. Kami menyadari bahwa laporan seminar kasus
ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk memperbaiki laporan ini dan untuk melatih kemampuan
menulis laporan berikutnya. Demikian yang dapat kami sampaikan, mudah-mudahan
laporan seminar kasus ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi kami
yang sedang menempuh pendidikan Profesi Ners.

Gorontalo,30 Juli 2022


Kelompok A1
DAFTAR ISI
Cover .........................................................................................................................
Lembar Pengesahan ................................................................................................
Kata Pengantar........................................................................................................
Daftar Isi ..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ...................................................................................
A. KONSEP DASAR MEDIS ...................................................................................
1. Definisi ............................................................................................................
2. Klasifikasi .......................................................................................................
3. Etiologi ............................................................................................................
4. Patofisiologi ....................................................................................................
5. Manifestasi Klinis ...........................................................................................
6. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................
7. Komplikasi ......................................................................................................
8. Penatalaksanaan ..............................................................................................
A. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
1. Pengkajian .......................................................................................................
2. Penyimpangan KDM .......................................................................................
3. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................
4. Rencana Keperawatan .....................................................................................
BAB III ANALISA KASUS....................................................................................
A. Data Umum .....................................................................................................
B. Riwayat Kesehatan Saat Ini ............................................................................
C. Riwayat Kesehatan Mala Lalu ........................................................................
D. Pengkajian Fisik ..............................................................................................
E. Pemeriksaan Diagnostik ..................................................................................
F. Penatalaksanaan Medis ...................................................................................
G. Identifikasi Data ..............................................................................................
H. Klasifikasi/Pengelompokan Data Berdasarkan Gangguan Kebutuhan ...........
I. Analisa Data Berdasarkan Patofisiologi Dan Penyimpangan KDM ...............
J. Rumusan Diagnosa Keperawatan ..................................................................
BAB IV PENUTUP .................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Syok Hipovolemik merupakan masalah yang serius karena menyebabkan


seseorang kehilangan lebih dari 20% cairan atau darah yang ada dalam tubuh (Jou
et al 2017.) Kehilangan cairan dalam jumlah yang banyak dan dalam waktu yang
singkat membuat jantung sulit memompa darah keseluruh tubuh sehingga tubuh
nantinya dalam keadaan hipoksia atau iskemia.

Insiden tahunan terjadinya syok berdasarkan berbagai maca penyebab yaitu


0,3 sampai 0,7 per 1000 dimana penyebab yang paling sering muncul. Kematian
akibat syok dinegara berkembang terjadi pada sekitar 50% dalam waktu 24jam
pertama setelah tanda-tanda syok timbul. Hal ini berhububgan dengan beberapa
faktor yang memepengaruhi kematian diantaranya, dokter terlambata dalam
mengenali tanda awal syok yang berimplikasi terhadap penatalaksanaan, sekitar
54% disebabkan keterlambatan mencapai fasilitas pelayanana dan faktor biaya.
Sebanyak 500.000 pasien syok hipovolemik pada wanita karena kasus perdarahan
obsetri meninggal pertahunya dan 99% terjadi pada negara berkembang. Sebagian
besar penderita meninggal setelah beberapa jam terjadi perdarahan karena tidak
mendapat perlakuan yang tepat dan adekuat (Killing and supit, 2015)

Menurut WHO, angka kematian akibat diare yang disertai dengan


hipovolemik di brazil mencapai 800.000 jiwa. Sebagian besar penderita meninggal
karena tidak mendapat penanganan pada waktu yang tepat. Insiden terjadinya diare
diindonesia berdasarkan hasil utama riset kesehatan dasar (RISKESDAS) Tahun
2018 yaitu terjadi peningkatan prefalensi dimana pada tahun 2013, prefalensi diare
berdasarkan diagnosis yaitu 7,0% dan pada tahun 2018 meningkat menjadi 8,0%
(Kementrian kesehatan 2018)

Penatalaksanaan syok Hipovolemik tidak terlepas dari penerapan algoritma


ABC, dimana perawat berperan untuk menangani gangguan airway, breathing,
circulation segera (Ainun najib hidayatullah et al 2016). Tujuan penangana hak
awal pada pasien syok adalah untuk menegembalikan perfusi dan oksigenasi
jaringan dengan memulihkan volume sirkulasi intravaskuler. Penatalaksanaan syok
hipovolemik meliputi mengembalikan tanda-tana vital dan hemodinamik kepada
kondisi dalam batas normal. Selanjutnya kondisi tersebut dipertahankan dan dijaga
agar tetap pada kondisi stabil.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar medis syok hipovolemik ini?
2. Apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan syok hipovolemik?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pada An.Q.H dengan syok hipovolemik?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep dasar medis hipovolemik
2. Untuk menegetahi apa yang dimaksud dengan konsep dasar keperawatan syok
hipovolemik
3. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan pada An.Q.H dengan syok
hipovolemik
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP DASAR MEDIS


1. Pengertian
Syok merupakan keadaan ketika sel mengalami hipoksia sehingga
terjadi ketidak seimbangan antara oksigen yang diedarkan keseluruh tubuh
dan oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh.Hal ini sering disebabkan karena
penurunan perfusi jaringan dan kegagalan sirkulasi (Simmons and
Ventetuolo, 2017).
Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya
volume plasma di intra vaskuler.Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan
hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan
(ekstravasasi) keruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh
berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat.Kasus-kasus syok
hipovolemik yang paling sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan
sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik. Perdarahan
hebat dapat disebabkan oleh berbagai trauma hebat pada organ-organ tubuh
atau fraktur yang yang disertai dengan luka ataupun luka langsung pada
pembuluh arteri utama (Kolecki and Menckhoff, 2016).Syok hipovolemik
dapat didefinisikan sebagai berkurangnya volume sirkulasi darah
dibandingkan dengan kapasitas pembuluh darah total (Roberts, 2012).
2. Etiologi
Menurut Standl et al. (2018) penyebab dari syok hipovolemik dibagi dalam 4
bagian, yaitu:
a. Syok hemoragik, dikarenakan adanya perdarahan akut tanpa terjadi ceder
apa dijaringan lunak.
b. Syok hemoragik traumatik, dikarenakan adanya perdarahan akut yang
disertai cedera pada jaringan lunak ditambah dengan adanya pelepasan
aktivasi sistem imun.
c. Syok hipovolemik karena kurangnya sirkulasi plasma darah secara kritis
tanpa adanya perdarahan.
d. Syok hipovolemik traumatik, karena kurangnya sirkulasi plasma darah
secara kritis tanpa adanya perdarahan, terjadi cedera pada jaringan lunak
serta adanya pelepasan aktivasi system imun.
3. Manifestasi Klinis
Menurut (Hardisman, 2013), tanda dan gejala syok hypovolemia ditentukan
berdasar stadium yaitu:
a. Stadium-I adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan darah
hingga maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh
mengkompensai dengan vasokontriksi perifer sehingga terjadi penurunan
refiling kapiler. Pada saat ini pasien juga menjadi sedkit cemas atau
gelisah, namun tekanan darah dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi
dan nafas masih dalam kedaan normal.
b. Stadium-II adalah jika terjadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada stadium
ini vasokontriksi arteri tidak lagi mampu menkompensasi fungsi
kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan tekanan darah
terutama sistolik dan tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat,
peningkatan frekuensi nafas dan pasien menjadi lebih cemas.
c. Stadium-III bila terjadi perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-gejala yang
muncul pada stadium-II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus
meningkat hingga diatas 120 kali permenit, peningkatan frekuensi nafas
hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik
sangat menurun, refiling kapiler yang sangat lambat.
d. Stadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah lebih dari
40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan
pengisian lemah sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala klinis pada
stadium-III terus memburuk. Kehilangan volume sirkulasi lebihdari 40%
menyebabkan terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan
disertai dengan penurunan kesadaran atau letargik.
4. Patofisiologi
Secara klinis, syok hemoragi kterjadi karena adanya perdarahan pada
pembuluh darah besa seperti perdarahan gastrointestinal, aneurisma aorta,
atonia uteri, perdarahan pada telinga, hidung, tenggorokan.Syok terjadi
karena adanya penurunan secara drastis volume darah di sirkulasi darah,
kehilangan sel darah merah secara massif sehingga meningkatkan hipoksia
pada jaringan.
Syok hemoragik traumatic berbeda dengan syok hemoragik dikarenakan
adanya tambahan cedera pada jaringan lunak yang memperparah terjadinya
syok. Syok ini biasanya terjadi karena ada cedera seperti kecelakaan dan jatuh
dari ketinggian. Perdarahan difus, hipotermia (< 340C) dan asidosi
smerupakan tanda yang mengancam jiwa (Gänsslen et al., 2016.).Cedera pada
jaringan lunak menyebabkan peradangan post akut, sehingga semakin
menguatkan proses dari terjadinya syok. Pada tingkat sirkulasi mikro,
interaksi leukosit - endotel dan penghancuran proteoglikan dan
glikosaminoglycan yang terikat dengan membrane endotel menyebabkan
adanya disfungsi mikro vascular dan terjadi sindrom kebocorankapiler (Standl
et al., 2018). Di intra seluler tingkat ketidakseimbangan metabolism terja
dikarenakan kerusakan mitokondria dan pengaruh negative pada sistem
vasomotor (Standl et al., 2018).
Syok hypovolemia maupun syok hypovolemia traumatic menunjukan
tanda terjadinya kehilangan cairan tanpa adanya perdarahan.Syok
hypovolemia dalam arti yang lebih sempit muncul karena adanya kehilangan
cairan baik dari internal maupun eksternal dengan ketidakadekuatan intake
cairan ketubuh. Hal ini dapat disebabkan oleh hipertermi, muntah atau diare
persisten, masalah pada ginjal. Penyerapan sejumlah besar cairan kedalam
abdomen dapat menjadi penyebab utama berkurangnya sirkulasi volume
plasma. Secara patologis peningkatan hematokrit, leukosit dan trombosit dapa
tmerusak sifat reologi darah dan dapa tmerusak organ secara persisten
walaupun pasien telah mendapatkan terapi untuk syok (Standl et al., 2018).
Syok hypovolemia traumatic terjadi karena luka bakar yang luas, luka
bakar kimiawi, dan luka pada kulit bagian dalam.Trauma yang terjadi juga
mengaktivasi koagulasi dan system imun, dan memungkinkan perburukan
pada makro-mikro sirkulasi. Reaksi peradangan menyebabkan kerusakan
pada endothelium, meningkatkan sindrom kebocoran kapiler, dan beberapa
karena koagulopati (Standl et al., 2018).
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosis syok (Kowalak, 2011)
yaitu:
a. Nilai hematokrit dapat menurun pada perdarahan atau meninggi pada
jenis syok lain yang disebabkan hypovolemia.
b. Pemeriksaan koagulasi dapat mendeteksi koagulopati akibat DIC
(Diseminata Intravascular Coagulation).
c. Pemeriksaan laboratorium dapat mengungkapkan kenaikan jumlah sel
darah putih dan laju endap darah yang disebabkan cedera dan inflamasi,
kenaikan kadar ureum dan kreatinin akibat penurunan perfusi renal,
peningkatan serum laktat yang terjadi sekunder karena metabolism
anaerob, kenaikan kadar glukosa serum pada stadium dini syok karena
hati melepas cadangan glikogen sebagai respon terhadap stimulasi saraf
simpatik.
d. Analisis gas darah arteri dapat mengungkapkan alkalosis respiratorik
pada syok dalam stadium dini yang berkaitan dengan takipnea, asidosis
respiratorik pada stadium selanjutnya yang berkaitan dengan depresi
pernapasan, dana sidosis metabolic pada stadium selanjutnya yang terjadi
sekunder karena metabolism anaerob.
6. Komplikasi
Komplikasi yang mungkinterjadi pada syok meliputi (Kowalak, 2011) :
a. Sindrom distress pernapasan akut
b. Nekrosistubuler akut
c. Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
d. Hipoksi aserebral
e. Kematian
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan syok hipovolemik meliputi mengembalikan tanda-
tanda vital dan hemodinamik kepada kondisi dalam batas normal. Selanjutnya
kondisi tersebut dipertahankan dan dijaga agar tetap pada kondisi stabil.
Penatalaksanaan syokhipovolemik tersebut yang utama terapi cairan sebagai
pengganti cairan tubuh atau darah yang hilang (Kolecki and Menckhoff,
2016).
Standl et al. (2018) menyatakan bahwa penanganan syok hipovolemik
terdiri dari resusitasi cairan menggunakan cairan kristaloid denga nakses vena
perifer, dan pada pasien karena perdarahan, segera control perdarahan
(tranfusi). Dalam mencegah terjadinya hipoksia, disarankan untuk dilakukan
intubasi dengan normal ventilasi. Menurut Kolecki&Menckhoff (2016)
Cairan resusitasi yang digunakan adalah cairan isotonic NaCl 0,9% atau
ringer laktat. Pemberian awal adalah dengan tetesan cepat sekitar 20 ml/Kg
BB pada anak atau sekitar 1-2 liter pada orang dewasa. Pemberian cairan
terus dilanjutkan bersamaan dengan pemantauan tanda vital dan
hemodinamiknya. Jika terdapat perbaikan hemodinamik, maka pemberian
kristaloid terus dilanjutkan. Pemberian cairan kristaloid sekitar 5 kali lipat
perkiraan volume darah yang hilang dalam waktu satu jam, Karena distribusi
cairan kristaloid lebih cepat berpindah dari intravaskuler keruang intersisial.
Jika tidak terjadi perbaikan hemodinamik maka pilihannya adalah dengan
pemberian koloid, dan di persiapkan pemberiandarah segera.
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Menurut (Dewiand Rahayu, 2010), riwayat pasien yang menyebabkan
penurunan volume darah, seperti gastrointestinal hemoragi, trauma, diare
berat dan muntah. Pengkajian yang didapatkan meliputi: kulit pucat,
penurunan sensori, pernafasan cepat dan dangkal, urin output kurang dari
25ml/jam, kulit teraba dingin, clammy skin, MAP dibawah 60 mm Hg dan
nadi melemah, penurunan CVP, penurunan tekanan atrial kanan, penurunan
PAWP, dan penurunan cardiac output. Pengkajian juga dapat dilakukan
berdasarkan stadium dari syok hypovolemia (Hardisman, 2013)yaitu:
a. Stadium-I
Pada saat ini pasien menjadi sedkit cemas atau gelisah, namun tekanan darah
dan tekanan nadi rata-rata, frekuensi nadi dan nafas masih dalam kedaan
normal.
b. Stadium-II
Pada saat ini terjadi takikardi, penurunan tekanan darah terutama sistolik dan
tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat, peningkatan frekuensi
nafas dan pasien menjadi lebihcemas.
c. Stadium-III
Gejala-gejala yang muncul pada stadium-II menjadi semakin berat.
Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali permenit,
peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi
dan tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler yang sangat
lambat.
d. Stadium-IV
Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah
sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala klinis pada stadium- III terus
memburuk. Kehilangan volume sirkulasi lebih dari 40% menyebabkan
terjadinya hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan disertai dengan
penurunan kesadaran atau letargik Pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada pasien yang dicurigai syok hypovolemia menurut
Dewi&Rahayu (2010) yaitu cek darah lengkap, elektrolit, analisa gas
darah, glukosa serum, BUN, kreatinin, dan urinalisis. Darah sebaiknya
ditentukan tipenya dan dilakukan pencocokan. Menyebabkan terjadinya
hipotensi berat, tekanan nadi semakin kecil dan disertai dengan
penurunan kesadaran atau letargik Pemeriksaan diagnostik yang dapat
dilakukan pada pasien yang dicurigai syok hipovolemia menurut Dewi &
Rahayu (2010) yaitu cek darah lengkap, elektrolit, analisa gas darah,
glukosa serum, BUN, kreatinin, dan urinalisis. Darah sebaiknya
ditentukan tipenya dan dilakukan pencocokan.
2. Penyimpangan KDM

Infeksi

Kuman masuk & berkembang diusus

Toksin dalam dindin usus halus

Hipersekresi air dan elektrolit usus meningkat

Diare

BAB sering dengan Inflamasi saluran


Konsistensi encer pernafasan

Cairan yang keluar


banyak
agen Mual
Dehidrasi pirogenic
muntah

Suhu tubuh meningkat Anoreksia

Resiko Hipertermi Resiko


ketidakseimbangan a deficit
elektrolit nutrisi
3. Diagnose Keperawatan
1) Diare b.d proses infeksi d.d bab cair
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidak tersedia)
Objektif :
1. feses lembek dan cair
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif :
1. Urgency
Objektif :
1. frekuensi peristaltic menigkat
2. bising usus hiperaktif
2) Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu tubuh meningkat
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif : (tidaktersedia)
Objektif :
1. Suhu tubuh diatas nilai normal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif : (tidaktersedia)
Objektif :
1. Kulitmerah
2. Kejang
3. Takikardi
4. Takipnea
5. Kulitterasahangat
6. Resiko Deficit Nutrisi
3) Resiko Ketidakseimbangan Elektrolit d.d factor resiko diare
Factor Resiko
1. Ketidakseimbangancairan (mis. Dehidrasi&intoksikasi air)
2. Kelebihan volume cairan
3. Gangguanmekanismeregulasi (mis. Dabetes)
4. Efeksampingprosedur (mis. Pembedahan)
5. Diare
6. Muntah
7. Disfungsiginjal
8. Disfungsiregulasiendokrin
4) Resiko deficit nutrisi d.d factor psikologis (keengganan untuk
makan)
Factor Resiko
1. Ketidakmampuan menelan makanan
2. Ketidakmampuan mencerna makanan
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
4. Peningkatan kebutuhan metabolism
5. Factor ekonomi (mis. Finansialtidakmencukupi)
6. Factor psikologis (mis. Stress, keengananuntukmakan)
4. Rencana Intervensi Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI KEPERAWATAN


1. D.0020 L. 04033 I. 03101
Diare b.d proses infeksi d.d bab Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Diare
cair selama 3x24 jam maka eliminasi fekal Definisi : mengidentifikasi dan mengelola diare dan
Kategori : fisiologis membaik dengan kriteria hasil : dampaknya
Subkategori : Nutrisi dan cairan 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat Tindakan
Definisi : pengeluaran feses yang 2. Konsistensi feses membaik Observasi
sering, lunak dan tidak berbentuk 3. Peristaltik usus membaik 1. Identifikasi penyebab diare
Gejala dan tanda mayor 2.Identifikasi gejala invaginasi (mis. Tangisan
Subjektif keras, kepucatan pada bayi)
(tidak tersedia) 3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan
Objektif konsistensi tinja
1. feses lembek atau cair 4. Monitor tanda dan gejala hypovolemia
Gejala dan tanda minor 5. Monitor jumlah pengeluaran diare
Subjektif Terapeutik
1. Urgency 6. Berikan asupan cairan oral
Objektif 7. Pasang jalur intravena
1. Frekuensi peristaltic meningkat 8. Berikan cairan inravena
2. bising usus hiperaktif 9. Ambil sampel darah untuk pemeriksaan darah
Kondisi klinis terkait lengkap dan elektrolit
1. Iritasi usus Edukasi
10. Anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas

I.03098
Manajemen cairan
Tindakan
Observasi
1. Observasi status hidrasi
2. monitor berat badan harian
3. monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
4. Berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
5. Berukan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian di uretik, jika perlu
2. D.0130 L. 14134 I.15506
Hipertermia b.d dehidrasi d.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Hipertermia
suhu tubuh meningkat selama 3x24 jam maka termoregulasi Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola
Kategori : lingkungan membaik dengan kriteria hasil ; peningkatan suhu tubuh akibat disfungsi
Subkategori ; keamanan dan 1. kulit merah menurun termoregulasi
proteksi 2. suhu tubuh membaik Tindakan
Definsi : suhu tubuh meningkat di 3. suhu kulit membaik Observasi
atas rentang normal tubuh 1. Identifikasi penyebab hipertermia
Gejala dan tanda mayor 2. Monitor suhu tubuh
Subjektif 3. Monitor kadar elektrolit
(tidak tersedia ) 4. Monitor komplikasi akibat hipertermia
Objektif Terapeutik
1. suhu tubuh di atas nilai normal 5. Sediakan lingkungan yang dingin
6. Longgarkan atau lepaskan pakaian
Gejala dan tanda minor 7. Berikan cairan oral
Subjektif 8. Lakukan pendinginan eksternal
(tidak tersedia) 9. Hindari pemberian antipiretik
Objektif 10 . Berikan oksigen, jika perlu
1. kulit terasa hangat Edukasi
2. kulit kemerahan 11. Anjurkan tirah baring
Kondisi klinis terkait Kolaborasi
1. Dehidrasi 12. Kolaborasi pemberian cairfan dan elektrolit
intravena, jika perlu

I.03121
Pemantauan Cairan
Tindakan
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor Berat badan
Terapeutik
4. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
7. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. D.0037 L.03021 I.03122
Resiko ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Elektrolit
elektrolit d.d factor resiko diare selama 3x24 jam maka keseimbangan Definsi : Mengumpulkan dan menganalisis data
Kategori ; fisiologis elektrolit meningkat dengan kriteria hasil: terkait regulasi keseimbangan elektrolit
Subkategori : nutrsi dan cairan 1. Serum natrium membaik Tindakan
Definisi : Beresiko mengalami 2. Serum kalium membaik Observasi
perubahan kadar serum elektrolit 3. Serum klorida membaik 1.Identifikasi kemungkinan penyebab
Faktor resiko ketidakseimbangan elektrolit
1. Ketidakseimbangan cairan (mis. 2. Monitor kadar elektrolit serum
Dehidrasi dan intiksikasi air0 3. Monitor mual, muntah dan diare
2. Kelebihan volume cairan 4. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
3. Gangguan mekanisme regulasi 5. Monitor tanda dan gejala hipokalemia (mis.
(mis.diabetes) Kelemahan otot, interval QT memanjang,
4. Efek samping prosedur gelimbang T datar atau terbalik, depresi segmen ST,
5. Diare gelombang U, kelelahan, parestesia, penurunan
6. Muntah refleks, anoreksia, motilitas usus menurun, pusing,
7. Disfungsi ginjal depresi pernapasan)
8. Disfungdi regulasi endokrin 6. Monitor tanda dan gejala hiperkalemia 9mis.Peka
rangsang, gelisah, mual, muntah, takikardia
mengarah kebradikardia, fibrilasi/takikardi
ventrikel, gelombang T tinggi, gelombang P datar,
kompleks QRS tumpul, blok jantung mengarah
asistol)
7. Monitor tanda dan gejala hiponatremia (mis.
Disoientasi, otot berkedut, sakit kepala,membrane
mukosa kering, hipotensi postural, kejang, latergi,
penurunan kesadaran)
8. Monitor tanda dan gejala hipernatremia 9mis.
Haus, demam, mual, muntah, gelisah, peka
rangsang, takikardia, hipotensi, letargi,konfusi,
kejang)
9. Monitor tanda dan gejala hipokalsemia (mis.
Peka rangsang, tanda chvostek [spasme otot wajah],
tanda Trousseau [spasme karpal] , kram otot ,
interval QT memanjang)
10. Monitor tanda dan gejala hiperkalsemia (mis.
Nyeri tulang, haus, anoreksia, letargi, kelemahan
otot, segmen QT memendek, gelombang T lebar,
komplek QRS lebar, interval PR memanjang)
11. Monitor tanda dan gejala hipomagnesemia (mis.
Depresi pernapasan, apatis, tanda Chvostek, tanda
trousseau, konfusi, disritmia)
12. Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
(mis. Kelemahan otot, hiporefleksi, bradikardia,
depresi SSP, letargi, koima, depresi)
Terapeutik
13. Atur interval wakti pemantauan sesuai dengan
kondisi pasien
14. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
15. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
16. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu

4. D.0032 L. 03030 I. 03119


Resiko deficit nutrisi d.d factor Setelah di laakukan tindakan Manajemen nutrisi
psikologis keengganan untuk keperawatan selama 3x24 jam maka Definisi : mengidentifikasi dan mengelola asupan
makan status nutrisi membaik dengan kriteria nutrisi yang seimbang
Kategori ; fisiologis hasi : Tindakan
Subkategori : nutrisi dan caiarn 1. Diare menurun Observasi
Definisi : beresiko mengalami 2. Berat badan membaik 1. Identifikasi status nutrisi
asupan nutrisi tidak cukup untuk 3. Bising usus membaik 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
memenuhi kebutuhan metabolism 4. Membran mukosa membaik 3. identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
Faktor resiko 4. monitor berat badan
1. Ketidakmampuan menelan 5. monitor hasil pemeriksaan laboratorium
makanan Terapeutik
2. Ketidakmampuan mencerna 6. Lakukan oral hygiene sebelum makan jika perlu
makanan 7.Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi konstipasi
nutrient 8. Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
4. Peningaktan kebutuhan 9. Berikan suplemen makanan, jika perlu
metabolism Edukasi
5. Faktor ekonomi 10. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
6. Faktor psikologis Kolaborasi
11. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
12. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
jumlh kalori dan jenis nutrient yang di butuhkan
BAB III
ANALISA KASUS

A. DATA UMUM
1. IdentitasKlien
Nama :An.Q.H
Tempat / Tanggal Lahir : Gorontalo 11-05-2022
Umur : 2 bulan
JenisKelamin : Perempuan
Suku : Gorontalo
Agama : Islam
Pendidikan :-
Alamat : Suwawa
Telepon :-
Golongan Darah :-
Tanggal Masuk RS : 11-07-2022
Ruangan : Picu
Sumber Info : Orang tua/keluarga
Dx. Medis : Syok Hipovolemik
2. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. S.H Umur :35 Tahun
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Suwawa Telepon :-
Nama Ibu : Ny. S.W Umur :28 Tahun
Pendidikan : SI Pekerjaan : IRT
Alamat : Suwawa Telepon :-
Lain-lain (HubunganKeluarga, Tantenya)
Nama :Ny. M Umur : 36 Tahun
Pendidikan : D3 Pekerjaan :
Alamat : Gentuma Telepon :-
B. RIWAYAT KESEHATAN SAATINI
1. DiagnosaMedis : Dehidrasi berat + Syok hipovolemik
2. Keluhan Utama :BAB Cair
3. Alasan Masuk RumahSakit :
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 11-07-2022 Pukul 21 00, Pasien
rujukan dari rumah sakit multazam dengan dehidrasi berat+syok hipovolemik,
BAB Cair kurang lebih 10 X Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
4. Riwayat PenyakitSekarang :
Pada saat di lakukan pengkajian tanggal 12 Juli 2022 pukul 10.00 wita, ibu
pasien mengatakan pasien masih BAB Cair 6 x, feses tampak berwarna kuning
dan berampas. Ibu pasien juga mengatakan anaknya demam tinggi dan juga
rewel dengan suhu kulit teraba panas, akral teraba hangat, ubun-ubun tampak
cekung, mata tampak cekung, turgor kulit menurun, membrane mukosa kering,
warna gusi berwarna ping, warna lidah ping, tidak ada pembesaran tonsil, tidak
ada gangguan menelan, perut kembung, bising usus hiperaktif, tampak lemah.
Tanda-tanda vital : frekuensi nadi : 140 x/menit, frekuensi napas : 40 x/menit,
suhu badan : 38,1C, Peristaltik usus : 35 x/menit

C. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


(Khusus untuk anak usia 0-5 tahun)
1. Prenatal
• Pemeriksaan kehamilan : 4 kali
• Keluhan selama hamil : Tidak ada keluhan saat hamil
• Riwayat terpapar radiasi : Tidak ada terpapar radisai
• Riwayat terapi obat : Tidak ada riwayat terapi obat
• Kenaikan BB selama hamil : 8 Kg
• Imunisasi TT : 3 kali
• Golongan darah Ibu :O
• Golongan darah Ayah :-
• Usia saat hamil : 26 Tahun
• Kesehatan ibu saat kehamilan : Baik
• Obat-obatan yang digunakan :Tidak ada obat-obatan yang digunakan
2. Natal
• Tempat melahirkan :
• Lama dan jenis persalinan :□spontan □forcep operasi
□Lain-lain…
• Penolong persalinan : dokter □bidan □dukun ahli
□Lain-lain…
• Komplikasi persalinan :Tidak ada
3. Postnatal
• Kondisi bayi : □ BB lahir 3,2gram □PB lahir 49 Cm
• Penyakit anak : □ Kuning □Kebiruan □Kemerahan
□Lain-lain
• Problem menyusui :Tidak ada masalah dalam menyusui
(Untuk semua usia)
1. Penyakit yang pernah di alami : Tidak ada penyakit yang pernah di
alami
Penyebab : Tidak ada penyakit yang pernah dialami

Riwayat perawatan : Tidak ada riwayat perawatan


Riwayat operasi : Tidak ada riwayat operasi
Riwayat pengobatan : Tidak ada riwayat pengobatan
2. . Kecelakaan yang pernah di alami : Tidak pernah mengalami kecelakaan
3. Riwayat alergi : Tidak ada riwayat alergi
4. Riwayatimunisasi : Imunisasi lengkap

No. JenisImunisasi UsiaPemberian Reaksi

ImunisasiDasar
1 Hep B (HB0) 1 bulan Demam
2 BCG, Polio 1 1 bulan Demamtinggi
3 DPT-HB-Hib1,Polio2 2 bulan Demam, rewel
4 DPT-HB-Hib2,Polio3
5 DPT-HB-Hib3,Polio4,IPV
6 Campak
7 Lainnya………..
ImunisasiLanjutan
1 DPT/HB/Hib
2 Campak
3 DT, Campak
4 Td(TT3)
5 Td(TT4)

D. PENGKAJIANFISIK
Hari Selasa,tanggal 12 Juli 2022, pukul 10.00 Wita
1. Pengukuran Antropometri
➢ Berat Badan : 3,2 gr/Kg
➢ Tinggi Badan : 50 cm
➢ LingkarKepala : 40 cm
➢ Lingkar Dada : 35cm
➢ Lingkar Lengan Atas : 12 cm
➢ Ketebalan LipatanKulit : - cm

2. Tanda Vital
➢ Suhu : Pukul 10.00 : 38.10C Normal : 36-
Pukul 13.00 : 38.10C
Pukul 18.00 : 380C
➢ Frekuensi Jantung : 110kali/menit Normal : 107-180 x/menit
➢ Frekuensi Pernafasan : 40 kali/menit Normal : 30-60 x/menit
➢ Tekanan Darah : - mmHg
3. Kepala
Bentuk kepala simetris kiri dan kanan, warna rambut hitam dan bersih, tidak ada
peradangan, ubun-ubun tampak cekung
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi peradangan, kebersihan, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)

4. Kebutuhan Oksigenasi
Hidung :Bentuk hidung simetris, tidak ada peradangan, tidak ada
perdarahan, tidak ada reaksi alergi.
Keluhanlainnya :Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi: peradangan, perdarahan, sumbatan, reaksi alergi, keluhan yang
berhubungan dan cara mengatasinya)
Dada dan Paru :Pola nafas regular, tidak ada secret, tidak ada suara nafas
tambahan.
Keluhan lainnya :Tidak ada keluhan lainnya
Jantung :Bunyi jantung normal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
Suara tambahan
Keluhan lainnya :Tidak ada keluhan lainnya
Meliputi Jantung (bunyi, irama, nyeri, letak/posisi, suara tambahan, CVP,
keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)

5. KebutuhanNutrisi&Cairan
Mulut : Tidak ada gangguan menelan pada anak, membran
Mukosa kering, warna gusi berwarna ping, warna lidah
ping, tidak ada pembesaran tonsil, tidak ada gangguan
menelan.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi:gangguan menelan, keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)
Leher : Tidak ada pembekakan kelenjar tiroid, tidak ada tekanan
vena jugularis, tidak ada kekakuan.
Keluhanlainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi, pembengkakan kelenjar tiroid, tekanan vena jugularis, kekakuan, gerakan,
keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)
Abdomen : Bentuk simetris, umbilicus bersih, tidak ada pembesaran
hepar, tidak ada massa, perut kembung, bising usus
hiperaktif, peristaltic usus : 35 x/menit.
Keluhanl ainnya :Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi; massa, cairan, ginjal, bising usus, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
Riwayat nutrisi
Usia JenisNutrisi Lama Pemberian
0 – 6 bulan Susu 0-2 bulan
6 – 12 bulan - -
Saat ini( …bulan / tahun) Susu 2 bulan

Pola Nutrisi dan Cairan Sehat Sakit


Makan Pagi Tidak Menentu Tidak Menentu
Jam
Makan Siang Tidak Menentu Tidak Menentu
Makan
Makan Malam TidakMenentu Tidak Menentu
Porsi Makanan - -
Jenis Makanan Pokok Tidak ada Tidak ada
Jenis Makanan Selingan Tidak ada Tidak ada
Makanan Kesukaan Tidak ada Tidak ada
Makanan yang tidakdisukai Tidak ada Tidak ada
Jumlah Air yang diminum 50 ml / 3 jam ≤ 50 ml / 3 jam
Istilah yg digunakan anak Tidak ada Tidak ada
u/makan/minum

6. KebutuhanEliminasi
Pola Buang Air Besar Sehat Sakit
(BAB)
Frekuensi 2 kali / hari 6 kali/hari
Konsistensi Padat Cair
Warna Kuning Kuning
Keluhan saat BAB Tidak ada keluhan saat Tidak ada keluhan saat
BAB BAB
Istilah yang digunakan
Tidak ada Tidak ada
anak saat BAB

Pola Buang Air Kecil


Sehat Sakit
(BAK)
Frekuensi Tidak Menentu Pasien menggunakan
popok
Konsistensi Cair Pasien menggunakan
popok
Warna Bening, kuning Pasien menggunakan
popok
Keluhan saat BAB Tidak ada keluhan saat Tidak ada keluhan saat
BAK BAK
Istilah yang digunakan Tidak ada Tidak ada
anak saat BAB

7. KebutuhanAktivitas&Cairan
PolaAktivitas Sehat Sakit
Bermain Aktif Lemah
Temperamen Anak Aktif Lemah

Pola Tidur Sehat Sakit


JamTidur- Malam 9 jam 10 jam
Bangun Siang 4 jam 4 jam
Ritual Sebelum Tidur Mengkonsumsi susu Mengkonsumsi susu
Enuresis Ada Ada
Gangguan Tidur Tidak ada gangguan Tidak ada gangguan
tidur tidur
Ekstremitas atas dan bawah : Ekstremitas simetris atas dan
bawah, tidak ada kekakuan reflex
baik
Meliputi (Bentuk, kekauan,rentang gerak,refleks, tonus,keluhan yang berhubungan
dan cara mengatasinya)

8. Kebutuhan Higiene Personal


• FrekuensiMandi : Selama sakit pasien belum dimandikan hanya
di lap pakai tissu
• Tempatmandi :-
• Kebiasaan mandi : Total
• Frekuensi sikat gigi :-
• Berpakaian : Berpakaian Masih dibantu oleh orang tua
• Berhias : Berhias masih dibantu oleh orang tua
• Keramas : Keramas masih dibantu oleh orang tua
• Kuku : Kuku berwarna ping
Warna kuku : Pink
Higiene : Bersih
Kondisi Kuku : Pendek
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi warna bantalan kuku,konsistensi,kontur ketebalan,keluhan
Yang berhubungan dan cara mengatasinya)
• Genitalia : Daerah genitalia sedikit nampak kemerahan
9. Organ Sensoris
Mata : Simetris kiri dan kanan, warna sclera putih, warna iris
coklat, tampak cekung,tidak ada peradangan, tidak memakai alat
bantu penglihatan.
Keluhan lainnya : Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi; akomodasi, ketajaman, pemakaian alat bantu,peradangan,keluhan
yang berhubungan dan cara mengatasinya)
Telinga :Bentuk simetris kiri dan kanan, tampak bersih kiri dan
kanan, tidak ada rabas telinga, tidak memakai alat bantu
pendengaran
Keluhan lainnya :Tidak ada keluhan lainnya
(Meliputi; posisi, kesejajaran pinna, hygiene telinga, rabas telinga,pemakaian
alat bantu,peradangan,keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)
Kulit : Warna kulit sawo matang, tekstur halus, lembab, turgor
Kulit menurun integritas kulit utuh, tidak ada edema, Suhu kulit
teraba panas
Keluhan lainnya : Suhu kulit teraba hangat
(Meliputi;tekstur,kelembaban,turgor,integritas kulit, edema, sensasi, mobilitas, suhu,
keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)

10. DataPsiko-Sosio-Spiritual
Data Psikososial
□ Riwayat psikososial
 Tidak semangat
□ RasaTertekan
□ Depresi
□ Sulit tidur/Insomnia
□ Sulit berbicara
□ CepatLelah
□ Sulit konsentrasi
□ Merasa Bersalah
Data Spiritual
□ Keluarga dan anakmelaksanakankegiatan ibadah di RS
 Keluarga dan anak tidak melaksanakan kegiatan ibadah di RS
11. PemeriksaanDiagnostic
(Meliputi Tanggal Dan Hasil Pemeriksaan) Meliputi Pemeriksaan
Laboratorium, FotoRontgen,Data Tambahan
Tanggal : 11 Juli 2022
Hasil Laboratorium
Nama Test Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematology Darah Lengkap

Hemoglobin (HGB) 9,4* g/dl 9.6 – 12.6


Eritrosit (RBC) 3,11 Juta/uL 3.1 – 4.7
Hematokrit (HCT ) 28,5* % 31-43
Leukosit (WBC) 30,8* Ribu/uL 6.0 – 17.5
Trombosit( PLT) 488 Ribu/uL 229-553
MCV 92 fL 77-113
MCH 30 pg 23-36
MCHC 33 g/dl 26-34
RDW-CV 16* % 11-15
MPV 7 fL 6.5 – 9.5
Kimia Darah
Glokosa Darah
Glukosasewaktu (GDS) 60* Mg/dL 70 - 140
Elektrolit
Na 156* mmol/1 136 - 146
K 6.0* mmol/1 3.5 – 5.0
Cl 121* mmol/1 98 - 106
12. Penatalaksanaan Medis
(Uraian sesuai dengan anjuran medis) meliputi Obat-obatan
No Nama Dosis Indikasi Kontra Efek
Obat indikasi Samping
1. Zinc 1x1 / Zinc syrup merupakan Kontraindikasi Rasa pahit,
syrup Oral suplemen yang mengandung pemeberian Zinc adalah mual
zat akitf zinc. Suplemen ini bila terdapat riwayat muntah, dan
digunakan sebagai terapi hipersensitivitas iritasi pada
pelengkap Diare pada anak terhadap Zinc maupun mulut
anak dan digunakan bersama komplemen penyusun
garam rehidrasi oral (Oralit) obat Zinc
2. Parace 3x Paracetamol digunakan untuk Hipersensitif terhadap Hematologo
tamol 0,3 / meredakan sakitkepala, nyeri paracetamol. Pasien kal reaksi
Oral dan demam dengan disfungsi hati kulit
dan ginjal Reaksi
alergi
3. Frevit 1x Frevit Drops digunakan untuk - -
Drops 0,2 / membantu memenuhi
Oral kebutuhan vitamin dan zat
besi dalam masa
pertumbuhan
4. Cefixi 2 x 1 / Cefixime untuk anak Kontraindikasi cefixime Nyeri
me Oral digunakan untuk mengobati adalah bilater dapat kepala
berbagai penyakit infeksi alergi atau riwayata nausea
akibat bakteri lergi terhadap obat ini dyspepsia
nyeri perut
12. Identifikasi Data
➢ Keluhan (Data Subjektif)
- Ibu pasien mengatakan anaknya BAB cair 6 kali sehari
- Ibu pasien mengtakan anaknya demam tinggi
- Ibu pasien mengatakan anaknya rewel
➢ Data Objektif
- Tanda-tanda vital :
- frekuensi nadi : 140 x/menit
- suhu badan : 38,1C
- suhu kulit teraba panas
- Tampak lemah
- Kulit tampak kemerahan
- Ubun-ubun tampak cekung
- Mata tampak cekung
- Turgor Kulit menurun
- Akral teraba hangat
- Perut tampak kembung
- Konsistensi feses cair berampas
- Bising usus hiperaktif
- Peristaltik usus 35 x/menit
- Membrane mukosa kering
- Hematokrit 28,5 % normal 31 – 43 %
- Leukosit 30,8 /uL normal 6.0 – 17.5

13. Klasifikasi/Pengelompokkan Data Berdasarkan Gangguan Kebutuhan


1. Kebutuhan Nutrisi Dan Cairan
Diagnosa : Diare b.d proses infeksi d.d bab cair
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan anaknya BAB Cair 6 kali sehari sejak 2 hri
yang lalu
- Ibu pasien mengatakan anaknya rewel
Data Objektif :
- Tampak lemah
- Ubun-ubun tampak cekung
- Turgor kulit menurun
- Mata tampak cekung
- Perut kembung
- Konsistensi feses cair berampas
- Bising usus hiperaktif
- Peristaltic usus 35 x/menit
- Membrane mukosa kering
- Hematokrit 28,5 % normal 31 – 43 %
2. Kebutuhan Keamanan Dan Proteksi
Diagnose : Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu tubuh meningkat
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam tinggi
- Ibu pasien mengatakan anaknya rewel
Data Objektif :
- Suhu badan 38,1C normalnya 36,50C
- Frekuensi nadi :140 x/menit
- Suhu kulit teraba panas
- Akral teraba hangat
- Kulit tampak kemerahan
- Leukosit 30,8 /uL normal 6.0 – 17.5
14. Analisa Data BerdasarkanPatofisiologidan PenyimpanganKDM
Penyakit(DiagnosaMedis)Klien : Dehidrasi berat+syok hipovolemik
Respon utama :
PenyimpanganKDM :

Infeksi

Kuman masuk dan berkembang biak di usus

Toksin dalam dinding usus halus

Hipersekresi air dan elektrolit usus meningkat

Diare

Inflamasi saluran pencernaan

Agen pirogenic

Suhu tubuh meningkat

Hipertermi
a
15. Rumusan Diagnosa Keperawatan(Tulis Sesuai Prioritas)
1. Diare b.d proses infeksi d.d bab cair
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan anaknya BAB Cair 6 kali sehari sejak 2 hri
yang lalu
- Ibu pasien mengatakan anaknya rewel
Data Objektif :
- Tampak lemah
- Ubun-ubun tampak cekung
- Turgor kulit menurun
- Mata tampak cekung
- Perut kembung
- Konsistensi feses cair berampas
- Bisisng usus hiperaktif
- Peristaltic usus : 35 x/menit
- Membrane mukosa kering
- Hematokrit 28,5 % normal 31 – 43 %
2. Hipertermia b.d Dehidrasi d.d Suhu Tubuh Meningkat
Data Subjektif :
- Ibu pasien mengatakan anaknya demam tinggi
- Ibu pasien mengatakan anaknya rewel
Data Objektif :
- Suhu badan 38,1C normalnya 36,50C
- Frekuensi nadi : 140 x/menit
- Suhu kulit teraba panas
- Akral teraba hangat
- Kulit tampak kemerahan
- Leukosit 30,8 /uL normal 6.0 – 17.5
RENCANA KEPERWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN LUARAN INTERVENSI KEPERAWATAN


(SDKI) KEPERAWATAN (SIKI)
(SLKI)
1. Diare b.d proses infeksi d.d bab cair Setelah dilakukan tindakan Intervensi Utama
D DS : keperawatan selama 3 x 24 jam Manajemen Diare
- Ibu pasien mengatakan anaknya BAB maka eliminasi fekal membaik Tindakan
Cair 6 kali sehari sejak 2 hari yang dengan kriteria hasil : Observasi
lalu 1. Kontrol pengeluaran feses 1. Identifikasi penyebab diare (mis.
- Ibu pasien mengatakan anaknya meningkat Inflamasi gastrointestinal, iritasi
rewel 2. Konsistensi feses membaik gastrointertinal, proses infeksi,
DO : 3. Peristaltik usus membaik malabsorpsi, ansietas, stress, efek obat-
- Tampak lemah obatan, pemberian botol susu
- Ubun-ubun tampak cekung 2. monitor warna, volume, frekuensi, dan
- Turgor kulit menurun konsistensi tinja
- Mata tampak cekung Terapeutik
- Perut kembung 3. Berikan cairan intravena (mis.ringer
- Konsistensi feses cair berampas asetat, ringer laktat) jika perlu
- Bisisng usus hiperaktif Edukasi
- Peristaltic usus 35 x/menit 4. Anjurkan melanjutkan pemberian Asi
- Membrane mukosa kering Kolaborasi
- Hematokrit 28,5 % normal 31 – 43 % 5. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas

Intervensi pendukung
I.03098
Manajemen cairan
Tindakan
Observasi
1. Observasi status hidrasi
2. monitor berat badan harian
3. monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
4. Berikan asupan cairan, sesuai
kebutuhan
5. Berukan cairan intravena, jika perlu
Kolaborasi
6. Kolaborasi pemberian di uretik, jika
perlu
2 Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia
tubuh meningkat keperawatan selama 3 x 24 jam Tindakan
DS : maka termoregulasi membaik Observasi
- Ibu pasien mengatakan anaknya dengan kriteria hasil membaik : 1. Identifikasi penyebab hipertermia
demam tinggi 1. Kulit merah membaik 2. Monitor suhu tubuh
- Ibu pasien mengatakan anaknya 2. Suhu tubuh membaik Terapeutik
rewel 3. Suhu Kulit membaik 3. Lakukan pendinginan eksternal (
DO : kompres hangat/dingin pada dahi, leher,
- Suhu badan 38.1C dada, aksila, abdomen)
- Frekuensi nadi : 140 x/menit Edukasi
- Suhu kulit teraba panas 4. Anjurkan tirah baring
- Akral teraba hangat Kolaborasi
- Kulit tampak keerahan 5. kolaborasi pemberian cairan dan
- Leukosit 30,8 Ul normal 6.0-17.5 elektrolit intravena, jika perlu

I.03121
Pemantauan Cairan
Tindakan
Observasi
1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. Monitor frekuensi napas
3. Monitor Berat badan
Terapeutik
4. Atur interval waktu pemantauan sesuai
dengan kondisi pasien
5. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
7. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
CATATA PERKEMBANGAN (IMPLEMENTASI )

NNO DIAGNOSA TANGGAL/ IMPLEMETASI EVALUASI


KEPERAWATAN WAKTU
1 1. Diare b.d proses infeksi d.d 12-07-2022 1 1. Mengidentifikasi Pukul 13.00
bab cair 09. 00 penyebab diare S : Ibu pasien mengatakan ankanya
Dengan hasil : Penyebab BAB Cair 6 kali sehari
proses infeksi O : - Tampak lemah
09.10 2. Memonitor warna, - Ubun-ubun tampak cekung
volume, frekuensi, dan - Turgor kulit menurun
konsistensi tinja - Mata tampak cekung
Dengan hasil : feses - Perut kembung
berwarna kuning, 6 kali/ - Konsistensi feses cair berampas
09.15 hari, dengan konsistensi - Bising usus hiperaktif
cair - Peristaltic usus 35 x/menit
3. Memberikan cairan - Membrane mukosa kering
09.20 intravena A : Masalah diare belum teratasi
Dengan hasil : cairan infus P : Lanjutkan Intervensi
assering 14 tpm 1. Mengidentifikasi penyebab
4. Menganjurkan 2. Memonitor warna, volume,
melanjutkan pemberian asi frekuensi, dan konsistensi tinja
Dengan hasil : pasien tidak 3. Memberikan asupan cairan oral
09.25 mengkonsusmi asi 4. Memberikan cairan ingravena
5. Mengkolaborasi 5. Menganjurkan melanjutkan
pemberian obat pemberian asi
0 antimotilitas 6. Mengkolaborasi pemberian obat
Dengan hasil : pemberian antimotilitas
obat zinc syrup 1x1/oral

2. Hipertermia b.d dehidrasi d.d 12-07-2022 1. Mengidentifikasi Pukul : 13.00


suhu tubuh meningkat 09.30 penyebab hipertermia S : Ibu pasien mengatakan anaknya
Dengan hasil : Pasien masih demam
mengalami dehidrasi O : - Suhu badan : 38.1 C
Kj 2. Memonitor suhu tubuh - Suhu kulit teraba panas
09.35 J Dengan hasil : Suhu tubuh - Akral teraba hangat
38.1C - Kulit tampak kemerahan
09.40 3 3. Melakukan pendinginan A : Masalah hipertermia belum
eksternal ( kompres hangat teratasi
pada dahi, leher, aksila, P : Lanjutkan Intervensi
abdomen 1. 1. Mengidentifikasi penyebab
Dengan hasil : hipertermia
Memberitahu orang tua 2. Memonitor suhu tubuh
pasen untuk melakukan 3. Melakukan pendinginan eksternal (
kompres hangat pada kompres hangat/dingin pada dahi,
09.45 pasien leher, aksila, abdomen
4. Menganjurkan tirah 4. Menganjurkan tirah baring
baring 5. Mengkolaborasi pemberian cairan
09.50 Dengan hasil : Pasien dan elektrolit, jika perlu
berbaring di tempat tidur
5. Mengkolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit, jika perlu
Dengan hasil : Terpasang
ivfd assering 14 tpm,
pemberian paracetamol
3x0,3/oral
NNO DIAGNOSA TANGGAL/ IMPLEMETASI EVALUASI
KEPERAWATAN WAKTU
1 1. Diare b.d proses infeksi d.d bab 13-07-2022 1 1. Mengidentifikasi Pukul 13.00
cair 09.00 penyebab diare S : Ibu pasien mengatakan ankanya BAB
Dengan hasil : penyebab Cair 3 kali sehari
proses infeksi O : - Tampak lemah
09.10 2. Memonitor warna, - Ubun-ubun tampak cekung
volume, frekuensi, dan - Turgor kulit menurun
konsistensi tinja - Mata tampak cekung
Dengan hasil : feses - Perut kembung
berawarna kuning, 3 - Konsistensi feses cair berampas
x/hari dengan konsistensi - Bising usus hiperaktif
09.15 cair - Peristaltic usus 33 x/menit
3. Memberikan cairan - Membrane mukosa kering
intravena A : Masalah diare belum teratasi
Dengan hasil : cairan P : Lanjutkan Intervensi
09.20 infuse assering 14 tpm 1. Mengidentifikasi penyebab
5. Menganjurkan 2. Memonitor warna, volume, frekuensi,
melanjutkan pemberian dan konsistensi tinja
asi 3. Memberikan asupan cairan oral
09.25 Dengan hasil : pasien 4. Memberikan cairan ingravena
tidak mengkonsumsi asi 5. Menganjurkan melanjutkan pemberian
6. Kolaborasi pemberian asi
obat antimotilitas 6. Kolaborasi pemberian obat
Dengan hasil : pemberian antimotilitas
obat zinc 1x1/oral

2. Hipertermia b.d dehidrasi d.d 13-07-2022 1. Mengidentifikasi Pukul : 13.00


suhu tubuh meningkat 09.30 penyebab hipertermia S : Ibu pasien mengatakan anaknya masih
Dengan hasil : Pasien demam
mengalami dehidrasi O : - Suhu badan : 37.9 C
09.35 Kj 2. Memonitor suhu tubuh - Suhu kulit teraba panas
J Dengan hasil : Suhu tubuh - Akral teraba hangat
37.9C - Kulit tampak kemerahan
09.40 3 3. Melakukan pendinginan A : Masalah hipertermia belum teratasi
eksternal ( kompres P : Lanjutkan Intervensi
hangat/dingin pada dahi, 1. 1. Mengidentifikasi penyebab
leher, aksila, abdomen hipertermia
Dengan hasil : 2. Memonitor suhu tubuh
Memberitahu orang tua 3. Melakukan pendinginan eksternal (
pasen untuk melakukan kompres hangat/dingin pada dahi, leher,
kompres hangat pada aksila, abdomen
pasien 4. Menganjurkan tirah baring
4. Menganjurkan tirah 5. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
09.45 baring elektrolit, jika perlu
Dengan hasil : Pasien
09.50 berbaring di tempat tidur
5. Mengkolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit, jika perlu
Dengan hasil : Terpasang
ivfd assering 14 tpm,
pemberian paracetamol
3x0,3/oral
NO DIAGNOSA T TANGGAL/ IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN WAKTU
1 Diare b.d proses infeksi d.d 14-07-2022 1. Mengidentifikasi penyebab diare Pukul 13.00
bab cair 09.00 Dengan hasil : pasien sudah tidak bab cair
2. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan S : Ibu pasien mengatakan
konsistensi tinja anaknya sudah tidak bab
09.10 Dengan hasil : feses berawarna kuning, 1 cair
kali/hari dengan konsistensi padat O : - Tampak aktif
3. Memberikan cairan intravena - Konsistensi feses
Dengan hasil : cairan infuse assering 14 tpm membaik
4. Menganjurkan melanjutkan pemberian asi - Peristaltic usus 15
Dengan hasil : pasien tidak mengkonsumsi x/menit
09.15 asi A : Masalah diare sudah
5. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas teratasi
Dengan hasil : pemberian obat cefixime 2 x P : Pertahankan Intervensi
1/oral 1
09.20
2 Hipertermia b.d dehidrasi 14-07-2022 Mengidentifikasi penyebab hipertermia Pukul : 13.00
d.d suhu tubuh meningkat 09.25 Dengan hasil : Pasien sudah tidak S : Ibu pasien mengatakan
mengalami dehidrasi anaknya sudah tidak
Kj 2. Memonitor suhu tubuh demam
09.30 J Dengan hasil : Suhu tubuh 36,5C O : - Suhu tubuh : 36,5C
3 3. Melakukan pendinginan eksternal ( - Suhu kulit membaik
kompres hangat/dingin pada dahi, leher, A : Masalah Hipertermia
09.35 aksila, abdomen sudah teratasi
Dengan hasil : Sudah tidak di lakukan P : Pertahankan Intervensi
kompres 1.
4. Menganjurkan tirah baring
Dengan hasil : Pasien istirahat di temapt
tidur
09.40 5. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit, jika perlu
D Dengan hasil : masih terpasang ifvd
09.50 assering 14 tpm
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengkajian keperawatan pada An. Q.H Dengan diagnose medis
syok hipovolemik di ruangan picu di dapatkan masalah kepearawatan Diare b.d proses
infeksi d.d bab cair, Hipertermia b.d dehidrasi d.d suhu tubuh meningkat. Rencana
keperawatan untuk mengatasi masalah pada An. Q.H diagnose 1 (Manajemen Diare),
Diagnosa 2 (Manajemen Hipertermia). Implementasi keperawatan dilakukan selama 3
hari, implementasi sesuai dengan intervensi. Hasil evaluasi keperawatan semua teratasi
pada pelaksanaan asuhan keperawatan.
B. Saran
Diharapakan bagi mahasiswa yang akan melakukan studi kasus selanjutnya agar
lebih memperbaiki dalam menentukan diagnose keperawatan dengan data yang di
peroleh pada saat pengkajian.
DAFTAR PUSTAKA

PPNI .2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) Edisi I Cetakan 3,


Jakarta : Tim Pokja SDKI PPPNI

PPNI .2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) Edisi I Cetakan 3,


Jakarta : Tim Pokja SDKI PPPNI

PPNI .2017. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) Edisi I Cetakan 3,


Jakarta : Tim Pokja SDKI PPPNI

Doengoes. Maryam E (2018) Rencana Asuhan Kepearwatan Pedoman Untuk


Perencanan Dan Pendokumentasi Pasien EGC.Jakarta

Tarwoto Dan Martina ( 2018) . Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses


Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai