Anda di halaman 1dari 30

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. E DENGAN MASALAH HIPERTIROID


DI JLN YOS SUDARSO - OSMOK KOTA KUPANG

OLEH:
BAYU LORENSHO LIAN
1420119013R

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NUSANTARA
KUPANG
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny. N Dengan
Hipertiroid sudah disetujui dan direspon pada tanggal 2022

Mahasiswa

Bayu Lorensho Lian

1420119013R

Pembimbing Ketua Prodi S1

(Yordayumike Tafuli, S.Kep., M.Si) (Syahrir, S.Kep., M.Si)

NIDN. 1509079502 NIDN. 0823018902


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
kuasa Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Pendahuluan dan Laporan Kasus Asuhan
Keperawatan pada Ny. “N” dengan Hipertiroid dengan baik. Dalam menyelesaikan laporan
ini penulis menemui banyak kendala, namun atas kerjasama dan bantuan dari beberapa pihak
akhirnya kendala tersebut dapat teratasi.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada:
1. Ibu Daeng Agus Vienya Putri Bahwa, S.Kep., M.Si selaku Ketua Stikes Nusantara
Kupang yang telah memperbolehkan Saya untuk kuliah di kampus Stikes Nusantara
Kupang.
2. Bapak Syarir, S.Kep. M.Si, selaku Ketua Prodi Keperawat Stikes Nusantara Kupang.
3. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendidik Saya bukan hanya saat daring tetapi juga saat
perkuliahan tatap muka.
4. Orang Tua Saya yang sudah ada bagi Saya dan selalu memberi motivasi terbaik bagi Saya
hingga sampai tahap ini.
5. Semua teman-teman yang membantu Saya dalam menyelesaikan PKL ini
Akhirnya kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
sangat diharapkan demi penyempurnaan penyusunan laporan-laporan selanjutnya. Semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kupang, 27 Desember 2022

Bayu Lorensho Lian


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................
a. Latar Belakang...............................................................................................
b. Tujuan............................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN TEORI.......................................................................................
a. Defenisi..........................................................................................................
b. Anatomi Fisiologi...........................................................................................
c. Etiologi...........................................................................................................
d. Manifestasi Klinis..........................................................................................
e. Patofisiologis..................................................................................................
f. Pathway..........................................................................................................
g. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................
h. Penatalaksanaan.............................................................................................
i. Komplikasi.....................................................................................................
BAB 3 KONSEP ASEKP..........................................................................................
a. Pengkajian......................................................................................................
b. Diagnosa.........................................................................................................
c. Intervensi........................................................................................................
d. Implementasi..................................................................................................
e. Evaluasi..........................................................................................................
BAB 4 LAPORAN KASUS.......................................................................................
BAB 5 PENUTUP.....................................................................................................
a. Kesimpulan ...................................................................................................
b. Saran...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan adalah bentuk pelayanan nergyeis berupa pemenuhan kebutuhan dasar
yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalamí gangguan
fisik, psikis, dan nergy agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada
individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang
dipersepsikan sakit oleh individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang luar biasa
mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat mahal maka kita
perlu menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih merasa nyaman dan lebih
percaya diri untuk melakukan aktivitas yang kita inginkan. Masalah kesehatan yang
sering ditemukan pada masyarakat dewasa ini adalah kelainan produksi nergy salah
satunya adalah nergy tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang anak adalah
adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat dibagi atas 2 bagian besar,
yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah keadaan abnormal kelenjar tiroid
akibat meningkatnya produksi nergy tiroid sehingga kadarnya meningkat dalam darah
yang ditandai dengan penurunan berat badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan
otot (Batubara, 2010).
Jumlah penderita hipertiroid yang ada di Indonesia di perkirakan 25 juta.Angka
kejadian hipertiroid yang didapat dari beberapa klinik di Indonesia berkisar antara
44,44%-48,93% dari seluruh penderita dengan penyakit kelenjar gondok. Di As
diperkirakan 0,4% populasi menderita Hipertiroid, biasanya sering pada usia di bawah 40
tahun. (Sutomo budi,2009).
Berdasarkan data dari perawat desa oeteta kecamatan sulamu kabupaten kupang pada
bulan januari – September 2022 didapatkan 5 orang dan 1 orang yang mengidap
hipertiroid dan sedang melakukan rawat jalan. Dan dari hasil wawancara yang dilakukan
terhadap seorang pasien yang mengidap hipertiroid mengatakan bahwa mereka
mengatahui apa itu penyakit hipertiroid namun tidak tahu cara pencegahan dan polah
hidup yang baik mengenai sakit yang dialaminya. Mereka juga jarang pergi untuk
melakukan pengecekan kesehatan secara berkala dengan alasan tidak punya waktu dan
juga keterbatasan ekonomi.
Berdasarkan uraian di atas maka saya tertarik untuk menyusun laporan asuhan
keperawatan dengan judul “ Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. N dengan Gangguan
Sistem Endokrin : Hipertiroid di Lingkungan Desa Oeteta, Kecamatan Sulamu,
Kabupaten Kupang.
B. Tujuan
Tujuan umum dari Laporan ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis
kebutuhan pada pasien dengan hipertiroid dengan menggunakan Asuhan Keperawatan
Pada Klien Ny. N dengan Gangguan Sistem Endokrin : Hipertiroid di Lingkungan Desa
Oeteta Kecamatan Sulamu.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

A. Definis Hipertiroid
Hipertiroidisme, suatu kondisi di mana terdapat kelebihan produksi nergy tiroid,
kondisi ini disebabkan oleh peningkatan fungsi tiroid dengan alasan apapun. Kondisi ini
dapat menyebabkan tirotoksikosis, sindrom klinis yang terjadi merupakan akibat dari
peningkatan nergy tiroid yang beredar di jaringan yang terkena. (Greenspan, 2004).
Hipertiroid adalah gangguan yang terjadi ketika kelenjar tiroid memproduksi nergy
tiroid lebih dari yang dibutuhkan tubuh. Hal ini kadangkadang disebut tirotoksikosis,
istilah untuk nergy tiroid terlalu banyak dalam darah. Sekitar 1 persen dari penduduk AS
memiliki hyperthyroidism. Perempuan lebih mungkin mengembangkan hipertiroidisme
daripada pria (Anonim, 2012).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat penulis simpulkan bahwa hipertiroid
adalah suatu keadaan dimana terdapat produksi nergy thyroid yang berlebihan.
B. Anatomi Fisiologi
Kelenjar Tiroid adalah sejenis kelenjar endokrin yang terletak di bagian bawah depan
leher yang memproduksi nergy tiroid dan hormone calcitonin,melekat pada tulang
sebelah kanan trakea dan melekat pada dinding laring.kelenjar ini terdiri atas 2 lobus
yaitu lobus destra dan lobus sinistra yang saling berhubungan, masing- masing lobus
yang tebalnya 4 cm dan lebarnya 2,5 cm. Hormon-hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar
tiroid. Kelenjar tiroid bertempat pada bagian bawah leher, dibawah Adam’s apple.
Kelenjar membungkus sekeliling saluran udara (trachea) dan mempunyai suatu bentuk
yang menyerupai kupu-kupu yang dibentuk oleh dua sayap (lobes) dan dilekatkan oleh
suatu bagian tengah (isthmus). Kelenjar tiroid mengambil yodium dari darah (yang
kebanyakan datang dari makanan-makanan seperti seafood, roti, dan garam) dan
menggunakannya untuk memproduksi nergy-hormon tiroid. Dua nergy-hormon tiroid
yang paling penting adalah thyroxine (T4) dan triiodothyronine (T3) mewakili 99.9%
dan 0.1% dari masing-masing nergy-hormon tiroid. Hormon yang paling aktif secara
biologi (contohnya, efek yang paling besar pada tubuh) sebenarnya adalah T3.
C. Etiologi
Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis, atau
hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfungsi kelenjar tiroid akan disertai penurunan
TSH dan TRF karena umpan balik nergye TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertiroidisme akibat rnalfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang finggi. TRF akan Tendah karena uinpan balik negative dari HT dan TSH.
Hipertiroidisme akibat malfungsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang finggi
disertai TSH dan TRH yang berlebihan. Beberapa penyakit yang menyebabkan
Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan
penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan.
Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit
autonoium, dimana nergye yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid
stimulating.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol
oleh TSH sehingga memproduksi nergy tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan nergy ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang
yang minum nergy tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek
samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,msehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian
keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan
hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah
ada kelainan kelenjar tiroid (Anonim,2008).
D. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala bayi yang menderita hipertiroid diantaranya adalah
(Djokomoeljanto, 2009) :
1. Umum: Tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi
obat, hiperdefekasi, lapar.
2. Gastrointestinal: Makan banyak, haus, muntah, disfagia, splenomegali.
3. Muskular: Rasa lemah.
4. Genitourinaria: Oligomenorea, amenorea, libido turun, nergye, ginekomasti.
5. Kulit: Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, silky hair dan onikolisis.
6. Psikis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervositas, paralisis periodic
dispneu.
7. Jantung: hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung.
8. Darah dan limfatik: Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar.
9. Skelet: Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang.

E. Patofisiologi
Penyebab hipertiroid biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada kebayakan
penderita hipertiroid, kalenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari ukuran
normalnya, disertai dengan banyak hyperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel,
sehingga sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan pembesaran
kelenjar. juga, setiap sel meningkat kecepatan sekresinya beberapa kali lipat dengan
kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal. Pada hipertiroid, konsentrasi TSH
(Tyroid Stimulating Hormon) plasma menurun, karena ada sesuatu yang menyurupai
TSH. Biasanya bahan-bahan ini adalah antibody immunoglobulin yang disebut TSI
( Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membrane yang
sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan-bahan tersebut merangsang aktivasi
cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme.
Karena itu pada pasien hipertiroid konsentrasi TSH menurun, sedangkan konsetrasi
TSI meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kalenjar
tiroid, yakni 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung 1 jam.
Tingginya sekresi hormone tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan
pembentukan TSH oleh kalenjar hipofisis anterior. Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid
dipaksa mensekresikan hormone hingga diluar batas, sehingga untuk memenuhi pesana
tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala kilinis klien yang sering
berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormone tiroid yang
kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolism tubuh yang diatas normal. Bahkan
akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus
dengan frekuensi 10-15 x/detik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang
abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salahsatu efek
hormone tiroid. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot ekstraokuler, akibatnya bola mata
terdesar keluar.
F. PATHWAY
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan nergyei yang dilakukan diantaranya yaitu (Norman, 2011):
1. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis akan menurun
pada hipertiroidisme. Dengan demikian, diagnosis hipertiroidisme hampir selalu
dikaitkan dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain
harus dijalankan
2. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi pasien dengan hipertiroidisme,
mereka harus memiliki tingkat nergy tiroid yang tinggi. Terkadang semua nergy tiroid
yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran nergy tiroid yang
berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid
akan memiliki semua pengukuran nergy tiroid tinggi (kecuali TSH).
3. Yodium tiroid scan akan menunjukkan jika penyebabnya adalah nodul tunggal atau
seluruh kelenjar.

H. PENATALAKSANAAN
Prinsip pengobatan tergantung dari etiologi tirotoksikosis, usia pasien, riwayat alamiah
penyakit, tersedianya modalitas pengobatan, situasi pasien, resiko pengobatan, dan
sebagainya. Pengobatan tirotoksikosis dikelompokkan dalam:
1. Tirostatiska: kelompok nergye tioimidazol (CBZ, karbimazole 5 mg, MTZ, metimazol
atau tiamazol 5, 10, 30 mg), dan darivat tiourasil (PTU propiltiourasil 50, 100 mg)
2. Tiroidektomi: operasi baru dikerjakan kalau keadaan pasien eutiroid, klinis maupun
biokimiawi.
3. Yodium radioaktif (Djokomoeljanto, 2009).

I. KOMPLIKASI
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik
(thyroid storm). Hal ini dapat berkernbang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid
yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan Htdalam jumlah yang sangat besar
yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor hipertermia (sampai 106 oF), dan, apabila
tidak diobati, kematian Penyakit jantung Hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati
Graves, infeksi karena agranulositosis pada pengobatan dengan obat antitiroid. Krisis
tiroid.
BAB 3
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Menurut Hidayat (2004), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan
data, validasi data dan identifikasi masalah. Hal-hal yang dikaji pada klien dengan
hipertiroid meliputi (Carpenito, 2007) :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala: Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan
berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan
darah dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok
(krisis tirotoksikosis).
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan
berkemih (infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine
encer, pucat, kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika
terjadi hipovolemia berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan
menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah nergye yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan
masukan glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
hari/minggu, haus, penggunaan nergye (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan
kebutuhan metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis,
bau buah (napas aseton).
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan
memori baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma),
aktivitas kejang ( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan
palpitasi, tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen
(tergantung adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi
pernapasan meningkat
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, nergyeis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika
kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif
secara mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Carpenito dan Moyet (2007) nergye keperawatan adalah suatu pernyataan
klinik yang menjelaskan tentang respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap
masalah kesehatan/proses kehidupan baik nergy atau potensial. Diagnosis keperawatan
merupakan dasar pemilihan intervensi dalammencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perawat yang bertanggung jawab. Adapun nergye keperawatan yang sering muncul pada
klien dengan hipertiroid adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
1. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid tidak
terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
2. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan nergy.
3. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan penurunan
berat badan).
4. Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan perubahan
mekanisme perlindungan dari mata: kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus.
5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
c. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


1 Risiko tinggi Setelah dilakukan Perawatan Jantung I. 02075
terhadap penurunan asuhan keperawatan a. Identifikasi tanda dan
curah jantung diharapkan peningkatan gejala primer penurunan
berhubungan hormone tiroid dapat curah jantung
dengan hipertiroid teratasi dengan criteria b. Monitor tekanan darah
tidak terkontrol, hasil: c. Periksa tekanan darah
keadaan a. TTV dalam rentang dan frekuensi nadi
hipermetabolisme, normal sebelum dan sesudah
peningkatan beban b. Tremor pada tangan aktifitas dan pemberian
kerja jantung. menurun denyuntan obat
jantung d. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
e. Kolaborasi pemberian
aritmmia, jika perlu
2 Kelelahan Setelah dilakukan Manajemen Energy I.05178
berhubungan asuhan keperawatan a. Monitor kelelahan fisik
dengan diharapkan tingkat b. Lakukan latihan rentang
hipermetabolik kelelahan klien gerak pasif atau aktif
dengan menurun c. Berikan aktivitas
peningkatan dengan criteria: distraksi yang
kebutuhan nergy. a. Keluhan lelah menenangkan
menurun d. Anjurkan tirah baring
b. Perasaan lemah e. Ajarkan strategi koping
menurun untuk mengurangi
c. Kekuatan tubuh kelelahan
bagian atas dan f. Kolaborasi tentang cara
bawah meningkat meningkatkan asupan
makanan
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Manejemen nutrisi i.03119
kurang dari asuhan keperawatan a. Identifikasi status nutrisi
kebutuhan b.d diharapkan perubahan b. Monitor berat badan
peningkatan nutrisi dapat teratasi c. Berikan makanan tinggi
metabolisme dengan criteria: kalori dan protein
(peningkatan nafsu a. Berat badan d. Ajarkan diet yang di
makan/pemasukan meningkat program
dengan penurunan b. Mampu e. Kolaborasi untuk
berat badan). mengidentifikasi menentukan jumblah
nutrisi kalori dan nutrisi
c. Tidak ada tanda
malnutrisi
4 Kerusakan Setelah dilakukan
integritas jaringan asuhan keperawatan
b.d perubahan diharapkan kerusakan
mekanisme intergritas jaringan
perlindungan dari dapat teratasi
mata: kerusakan dengan criteria:
penutupan kelopak
mata/eksoftalmus.

5 Kurang Setelah dilakukan Edukasi kesehatan I.12383


pengetahuan asuhan keperawatan a. Identifikasi keseiapan
mengenai kondisi, diharapkan kurang menerima informasi
prognosis dan pengetahuan dapat b. Sediakan materi dan
kebutuhan teratasi media pendidikan
pengobatan b. d dengan criteria: kesehatan
tidak mengenal a. perilaku sesuai c. Jelaskan faktor resiko
sumber informasi dengan pengetahuan yang dapat
b. pertanyaan tentang mempengaruhi
masalah yang kesehatan
dihadapi meningkat
c. persepsi yang keliru
terhadap masalah
menurun

d. Implementasi
Implementasi merupakan tahap keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan)yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Hidayat, 2004). Dalam
tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal seperti bahaya fisik dan
perlindungan pada klien, tehnik komunikasi, kemampuan dalam prosesdur tindakan,
pemahaman tentang hak-hak pasien serta memahami tingkat perkembangan pasien.
Pelaksanaan mencakup melakukan, membantu atau mengarahkan kinerja
aktivitas sehari-hari. Setelah dilakukan, validasi, penguasaan keterampilan
interpersonal, intelektual dan tehnik intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
dokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan (Nursalam, 2008).
e. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak (Hidayat ,2004). Evaluasi yang digunakan mencakup 2 bagian yaitu evaluasi
formatif yang disebut juga evaluasi proses dan evaluasi jangka pendek adalah evaluasi
yang dilaksanakan secara terus menerus terhadap tindakan yang telah dilakukan.
Sedangkan evaluasi sumatif yang disebut juga evaluasi akhir adalah evaluasi
tindakan secara keseluruhan untuk menilai keberhasilan tindakan yang dilakukan dan
menggambarkan perkembangan dalam mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”. Tujuan evaluasi adalah
untuk mendapatkan kembali umpan balik rencana keperawatan, nilai serta
meningkatkan mutu asuhan keperawatan melalui hasil perbandingan standar yang
telah ditentukan sebelumnya (Nursalam 2008).
BAB 4
LAPORAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 2 Januari 2023


Jam Pengkajian : 16.00 Wita
A. Identitas
Identitas Pasien
Nama : Ny. E
Tanggal Lahir : 28 Mei 2001
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Indonesia
Alamat : Jln. Yos Sudarso - osmok
Sumber Informasi : Klien
B. Riwayat Sakit Dan Kesehatan
1. Keluhan Utama: klien mengatakaan mudah lelah
2. Riwayat Kesehatan Saat Ini:
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 2 januari pukul 16.00 klien mengatakan
sering merasa lelah, terkadang sakit pada bagian leher, klien mengatakan mengalami
penurunan berat badan terus menerus walaupun nafsu makan baik. klien juga
mengatakan jantung sering berdetak dengan cepat walauppun klien tidak melakukan
aktifitas. saat ini klien merasa susah tidur dan tetrkadang merasa pusing.
3. Riwayat Kesehatan Sebelumnya:
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu:
Klien Pernah di diagnose hipertiroid pada tahun 2021 di RST Wiraksakti Kupang,
klien mengatakan wajib control setiap hari rabu tetapi sampai saat ini klien masih
mengkomsumsi obat.
 Nafsu makan : Baik
 Pola makan : 2-3 kali/hari
 Minum : Air Mineral Jumlah: 1000 ML/hari
 Pantangan makan: ikan asin, gurita, makanan tinggi yooudium.
 Menu makanan: nasi, sayuran dan lauk pauk

5. Riwayat pertumbuhan:
 BB saat ini= kg, TB= 148 cm, LK= cm, LD= cm, LLA= cm
 BB sebelumnya= 50 kg
C. Observasi Dan Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital:
S : 36,5ºC N : 80x/menit T : 110/80 mmHg RR: 20x/menit
Kesadaran : Compos Mentis
2. Sistem Pernapasan :
a) Keluhan: Tidak ada sesak nafas, tidak ada batuk
b) Irama Napas: Teratur
c) Suara Napas: Vesikuler
d) Alat bantu napas: Tidak Ada
Masalah Keperawatan: Tidak Ada
3. Sistem kardiovaskular
a) Keluhan nyeri dada : tidak
b) Irama jantung: regular
S1/S2 tunggal: tidak dilakukan pengkajian
c) Suara jantung: tidak dilakukan pengkajian
d) CRT : 3 detik
e) Akral : hangat
f) JVP : tidak dilakukan pengkajian
Lain-lain:-
4. Sistem persyarafan
a) GCS : 15
b) Refleks fisiologis: tidak dilakukan pengkajian
c) Refleks patologis: tidak dilakukan pengkajian
d) Keluhan pusing: klien sering merasa pusing
e) Pupil: tidak dilakukan pengkajian
f) Sclera/konjungtiva: normal
g) Gangguan pandangan: tidak ada
h) Gangguan pendengaran: tidak ada
i) Gangguan penciuman: tidak ada
j) Istrahat/tidur: 5-6 jam/hari Gangguan tidur: Ada
Masalah Keperawatan: Gangguan Pola Tidur
5. Sistem perkemihan
Kebersihan : bersih
a) Keluhan kencing : tidak ada
b) Produktif urine : - ml/hari warna : kuning/nnormal Bau : Khas
c) Kandung kemih: tidak membesar dan tidak ada nyeri tekan
d) Intake cairan oral: cc/hr parenteral: cc/hr
e) Alat bantu kateter: tidak ada
Lain-lain:
Masalah keperawatan: tidak ada masalah
6. Sitem pencernaan
a) Mulut: bersih
b) Mukosa: lembab
c) Tenggorokan: tidak ada
d) Abdomen: tidak ada keluhan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada luka oprasi
e) persitaltik: - x/menit
f) BAB 1-2 x/hari
konsistensi: padat
Nafsu makan: baik frekuensi: 3x/hr
g) Porsi makan: habis
Masalah keperawatan: -
7. Sistem musculoskeletal dan integument
a) Pergerakan sendi: bebas
b) Kekuatan otot: baik
c) kelainan ekstremitas: tidak ada
d) kelainan tulang belakang: tidak ada
e) Fraktur: tidak ada
f) Traksi/spalk/gips: tidak ada
g) Kompartemen syndrome: tidak dilakukan pengkajian
h) Kulit: normal
i) Turgor: baik
j) Luka: tidak
Lain-lain:-
Masalah Keperawatan:-

8. Sistem endokrin
Pembesar kelenjar tiroid: ya
Pembesar kelenjar getah bening: tidak ada
Hipoglekimia: tidak ada
Hiperglekimia: tidak ada
Luka gengren: tidak ada
Lain-lain: -
Masalah Keperawatan: Hipertiroid
D. Pengkajian Psikososial Spiritual
Ekspresi klien terhadap penyakitnya: klien merasa biasa saja
Reaksi saat interaksi: kooperatif
Gangguan konsep diri: tidak ada
Lain-lain:-
Masalah Keperawatan: tidak ada
E. Personel Hygiene dan Kebiasaan
a) Mandi: 2x/hari
b) Keramas: 3x/minggu
c) Memotong kuku: 1x/minggu
d) Merokok: tidak ada
e) Alkohol: tidak ada
f) Ganti pakian: 2x/hari
g) Sikat gigi: 2x/hari
Masalah keperawatan: tidak ada
F. Pemeriksaan Penunjang
Jenis pemeriksaan Jumlah Hasil
Pemeriksaan Darah 1 FT4 (Metode Elisa) 3,123
Lengkap ug/dl
Pemeriksaan USG 1

G. Obat yang Diterima


a) Propylthiouracil 100mg 2x1

H. Data Tambahan Lain


I. Daftar Masalah Keperawatan
1. Kelelahan
2. Peningkatan hormone tiroid
3. hipermetabolisme
4. gaangguan tidur
Kupang, 3 Januari 2023

Bayu Lorensho Lian

J. Analisa Data
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS: Kelelahan Intoleransi Aktivitas
- Klien mengatakan sering
merasa lelah
- Klien mengatakan sering
gemetar
DO:
- klien tampak lemas
- Tangan klien tampak
gemetar
DS: Produksi Hormone Tiroid Penurunan Curah
- Klien mengatakan Meningkat, Peningkatan Jantung
jantungnya berdebar Kerja Jantung
sangat cepat
- Klien mengatakan kadang
terasa nyeri pada bagian
leher
- Klien sangat mudah
berkeringat
DO:
- N: 115 x/menit
- TD: 130/70 mmHg
DS: Hipermetabolisme Perubahan Nutrisi
- Klien mengatakan nafsu Kurang Dari
makannya baik tetapi Kebutuhan Tubuh
berat badan terus menurun
DO:
- BB sebelumnya 50 Kg
turun sampai saat ini 44
Kg

K. Diagnosa Keperawatan
a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan produksi hormone tiroid meningkat
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipermetabollisme
L. Intervensi
No Diagnosa Tujuan Perencanaan
1 Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan Manajemen Energy I.05178
b.d kelelahan asuhan keperawatan g. Monitor kelelahan fisik
diharapkan tingkat h. Lakukan latihan rentang gerak
kelelahan klien pasif atau aktif
menurun i. Berikan aktivitas distraksi
dengan criteria: yang menenangkan
d. Keluhan lelah j. Anjurkan tirah baring
menurun k. Ajarkan strategi koping untuk
e. Perasaan lemah mengurangi kelelahan
menurun l. Kolaborasi tentang cara
f. Kekuatan tubuh meningkatkan asupan
bagian atas dan makanan
bawah meningkat
2 Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan Jantung I. 02075
jantung b.d produksi asuhan keperawatan f. Identifikasi tanda dan gejala
hormone tiroid diharapkan peningkatan primer penurunan curah
meningkat hormone tiroid dapat jantung
teratasi dengan criteria g. Monitor tekanan darah
hasil: h. Periksa tekanan darah dan
c. TTV dalam frekuensi nadi sebelum dan
rentang normal sesudah aktifitas dan
d. tremor pada tangan pemberian obat
menurun i. Anjurkan beraktivitas fisik
e. denyuntan jantung sesuai toleransi
normal j. Kolaborasi pemberian aritmia,
jika perlu
3 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan Manejemen nutrisi i.03119
kurang dari asuhan keperawatan
kebutuhan tubuh b.d diharapkan perubahan f. Identifikasi status nutrisi
hipermetabolisme nutrisi dapat teratasi g. Monitor berat badan
dengan criteria: h. Berikan makanan tinggi kalori
d. berat badan dan protein
meningkat i. Ajarkan diet yang di program
e. mampu j. Kolaborasi untuk menentukan
mengidentifikasi jumblah kalori dan nutrisi
nutrisi
f. tidak ada tanda
malnutrisi

M. Implementasi
No DX Tgl/Jam Pelaksanaan Evaluasi
1 03/01/23 a. Monitor kelelahan fisik S: klien mengatakan
10.00
b. Lakukan latihan rentang masih merasa
gerak pasif atau aktif lemas
c. Berikan aktivitas O: klien tampak tidak
distraksi yang bersemangat
menenangkan A: masalah belum
d. Kolaborasi tentang cara teratasi
meningkatkan asupan P: intervensi di
makanan lanjutkan
2 03/01/23 a. Identifikasi tanda dan S: klien mengatakan
15.00
gejala primer penurunan masih merasakan
curah jantung jantung berdebar
b. Monitor tekanan darah O: TD: 130/80 mmHg
c. Periksa tekanan darah N: 110 x/mnt
dan frekuensi nadi A: masalah belum
sebelum dan sesudah teratasi
aktifitas dan pemberian P: intervensi
obat dilanjutkan
d. Kolaborasi pemberian
aritmmia, jika perlu
3 03/01/23 a. Identifikasi status nutrisi S: klien mengatkan
17.00
b. Monitor berat badan nafsu makan masih
c. Berikan makanan tinggi seperti biasanya
kalori dan protein O: berat badan klien
d. Ajarkan diet yang di masih tetap 44kg
program A: masalah belum
e. Kolaborasi untuk teratasi
menentukan jumblah P: intervensi di
kalori dan nutrisi lanjutkan
1 04/01/23 a. Monitor kelelahan fisik S: klien mengatakan
10.00
b. Anjurkan tirah baring rasa lemas lelah
c. Ajarkan strategi koping sudah berkurang
untuk mengurangi O: klien tampak
kelelahan bersemangat
d. Kolaborasi tentang cara A: masalah teratasi
meningkatkan asupan P: intervensi
makanan dihentikan
2 04/01/23 a. Monitor tekanan darah S: klien mengatakan
12.00
b. Periksa tekanan darah gemetar ditangan
dan frekuensi nadi sudah berkurang
sebelum dan sesudah O: TD: 120/70 mmHg
aktifitas dan pemberian N : 105 x/mnt
obat A: masalah teratasi
c. Anjurkan beraktivitas sebagian
fisik sesuai toleransi P: intervensi
d. Kolaborasi pemberian dilanjutkan
aritmmia, jika perlu
3 04/01/23 a. Identifikasi status nutrisi S: klien mengatakan
15.00
b. Ajarkan diet yang di pola makan baik
program O: BB klien masih
c. Kolaborasi untuk tetap 44 kg
menentukan jumblah A: masalah sebagian
kalori dan nutrisi teratasi
P: intervensi
dilannjutkan

BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut pituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredardalam darah (suatu
efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian oleh kelenjar
lain yang disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak. Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yangberlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
B. Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodium secara
berlebihan karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organisme dapat
menyebabkan infeksi karena ada virus.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Hardi .2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA NIC – NOC. Edisi 1 Revisi. Yogyakarta : Mediaction.
Black & Hawks. (2005). Medical Surgical Nursing: Clinical Management for Positive
Outcomes, 7 th Edition. Philadelphia: Elsevier Saunders Doenges, Marilyn B, dkk.

2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.


Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Sudoyo, Aru W. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 4. Jakarta.
Interna Publishing.
Nassisi D .2008. Stroke, Hemorrhagic. Departement of Emergency Medicine, Mount Sinai
Medical Center . Available from:http://emedicine.medscape.com [Accessed 10 Juni

2014] Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: EGC


Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 vol 2. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai