Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN Tn.

K DENGAN HIPERTIROID DI
RUANGAN S RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN
ACEH UTARA

Disusun Oleh:

M.Fadhil
NPM: 18010570

Dosen Pembimbing:

Ns. Rizky Mauliza, S.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BUMI PERSADA LHOKSEUMAWE
2020/2021
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN Ny.M DENGAN HIPERTIROID DI RUANGAN


MARWAH RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH
UTARA

Aceh Utara, September 2021

Telah di setujui

Dosen Pembimbing Ci Ruangan

Ns. Rizky Mauliza, S.Kep Ns. Ainol Mardhiah.S.Kep


NIDN.
NIP.197120122008012005
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan ini.
Penulis tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Lhokseumawe, 12 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan..........................................................................................

Kata Pengantar..................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................

Bab I Pendahuluan.........................................................................................

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................
D. Manfaat ................................................................................................

Bab II Tinjaun Pustaka .................................................................................

A. Pengertian ............................................................................................
B. Etiologi ................................................................................................
C. Tanda Dan Gejala.................................................................................
D. Penatalaksanaan....................................................................................

Bab III Tinjaun Kasus....................................................................................

A. Pengkajian ............................................................................................
B. Diagnosa...............................................................................................
C. Intervensi .............................................................................................
D. Implelmentasi ......................................................................................
E. Evaluasi ................................................................................................

Bab IV Kesimpulan Dan Saran.....................................................................

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

Daftar Pustaka...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional berupa pemenuhan
kebutuhan dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit
yang mengalamí gangguan fisik, psikis dan sosial agar dapat mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa
meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki
dan melakukan rehabilitasi dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh
individu (Nursalam, 2008).
Sehat adalah dambaan semua manusia yang merupakan anugerah yang
luar biasa mulai dari anak kecil sampai orang dewasa. Karena kesehatan amat
mahal maka kita perlu menjaga kesehatan badan dan jiwa agar kita lebih
merasa nyaman dan lebih percaya diri untuk melakukan aktivitas yang kita
inginkan. Masalah kesehatan yang sering ditemukan pada masyarakat dewasa
ini adalah kelainan produksi hormon salah satunya adalah hormon tiroid.
Salah satu faktor biologis yang dapat menghambat tumbuh kembang
anak adalah adanya abnormalitas fungsi tiroid. Abnormalitas tiroid dapat
dibagi atas 2 bagian besar, yaitu hipertiroid dan hipotiroid. Hipertiroid adalah
keadaan abnormal kelenjar tiroid akibat meningkatnya produksi hormon tiroid
sehingga kadarnya meningkat dalam darah yang ditandai dengan penurunan
berat badan, gelisah, tremor, berkeringat dan kelemahan otot (Batubara, 2010).

B. TUJUAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan duharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu dalam menerapkan asuhan keperawatan yang
bermutu pada pasien.
C. MANFAAT
a. Bagi Rumah Sakit
Hasil penulisan laporan praktek ini diharpkan dapat digunakan sebagai
dasar pengembanagn manjemen asuhan keperawatan dan membantu
perawat di ruang perawatan dalam menjaga kepuasan klien terhadap
pelayanan asuhan keperawatan.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan laporan praktek ini diharapkan menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan khususnya dibidang medikal bedah pada klien TNy.M
dengan hipertiorid diruang perawatan.
c. Bagi Penulis
Hasil penulisan laporan praktek ini diharapkan memberikan pengetahuan
dan memperkaya pengalaman bagi penulis dalam memberikan dan
menyusun asuhan keperawatan pada pasien striktur uretra sebagai salah
satu syarat menyelesaikan tugas praktek klinik keperawatan medikah
bedah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI

Hipertiroid adalah keadaan hipermetabolik yang disebabkan oleh


meningkatnya kadar T3 dan T4 bebas terutama disebabkan oleh hiperfungsi
kelenjar tiroid (Robbins.2007).

Hipertiroid adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi


hormone tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena
tiroid memproduksi hormone tiroksin dari lodium radiaktif dalam dosis kecil
dapat digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya) (Nanda
Nic-Noc 2013).

Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolic merupakan akibat dari


produksi hormone tiroid yang berlebihan (KMB 2, 2013).

B. ETIOLOGI
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu:
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang overaktif dan
merupakan penyebab hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini
biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada pria. Di duga
penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid Peroksidase antibodies
(TPO) dan TSH receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah
stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit, penglihatan kabur,
sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan
sendiri dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid.
Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta
berkeringat banyak.

b. Nodul tiroid (Tiroiditis)


Inflamasi kelenjar tiroid yang biasanya disebabkan oleh bakteri
seperti streptococcus pyogenes, staphylococcus aureus dan pneumococcus
pneumonia. Reaksi peradangan ini menimbulkan pembesaran pada
kelenjar tiroid, kerusakan sel dan peningkatan jumlah hormon tiroid.

Tiroiditis dikelompokan menjadi tiroiditis subakut, tiroiditis


postpartum, dan tiroiditis tersembunyi.

1) Tiroiditis subakut
Pada tiroiditis subakut terjadi pembesaran kelenjar tiroid dan
biasanya hilang dengan sendirinya setelah beberapa bulan .

2) Tiroiditis postpartum
Tiroiditis postpartum terjadi sekitar 8% wanita setelah beberapa
bulan melahirkan. Penyebabnya diyakini autoimun. Seperti halnya
dengan tiroiditis subakut, tiroiditis postpartum sering mengalami
hipotiroidisme sebelum kelenjar tiroid benar-benar sembuh.

3) Tiroiditis tersembunyi
Tiroiditis tersembunyi juga disebabkan karena autoimun dan
pasien tidak mengeluh nyeri, tetapi mungkin juga trejadi pembesaran
kelenjar. Tiroiditis tersembunyi dapat mengakibatkan tiroiditis
permanen.

c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan


Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium
dan kontrol ke dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum
obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid dengan tujuan
menurunkan badan hingga timbul efek samping.

d. Produksi TSH yang Abnormal


Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan,
sehingga merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.

e. Konsumsi Yodium Berlebihan


Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini
biasanya timbul apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan
kelenjar tiroid.

C. TANDA DAN GEJALA


Hipertiroidisme pada penyakit Graves adalah akibat antibody reseptor
thyroid stimulating hormone (TSH ) yang merangsang aktivitas tiroid, sedang
pada Goiter multinodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu
sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroidisme biasanya perlahan - lahan dalam
beberapa bulan sampai beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering
adalah penurunan berat badan, kelelahan, tremor, gugup, berkeringat banyak,
tidak tahan panas, palpitasi dan pembesaran tiroid.
Gambaran klinis hipertroidisme
a. Umum BB turun, keletihan, apatis, berkeringat, tidak tahan panas.
b. Emosi : gelisah, iritabilitas, gugup, emosi labil, perilaku mania dan
perhatian menyempit
c. Kardiovaskuler palpitasi, sesak nafas, angina, gagal jantung, sinus
takikardi, disritmia, fibrilasi atrium, nadi kolaps.
d. Neuromuskuler gugup, agitasi, tremor, korea atetosis, psikosis, kelemahan
otot, miopati proksimal, paralisis periodik, miastenia gravis.
e. Gastrointestinal BB turun, nafsu makan meningkat, diare, steatore,
muntah
f. Reproduksi oligomenore, amenore, libido meningkat, infertilitas
g. Kulit pruritus, eritema Palmaris, miksedemia pretibial, rambut tipis
h. Struma difus dengan atau tanpa bising, nodosa
i. Mata periorbital puffiness, lakrimasi meningkat dan grittiness of eyes,
kemosis ( odema konjungtiva), proptosis, ulserasi kornea, oftalmoplegia,
diplopia, edema papil, penglihatan kabur.

D. PENATALAKSANAAN

Tujuan pengobatan hipertiroidisme adalah membatasi produksi hormon


tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi (obat antitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

a. Penatalaksanaan konservatif
1) Obat anti tiroid: Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis
berlebih, pasien mengalami gejala hipotiroidisme.
Contoh obat adalah sebagai berikut:

a) Thioamide
b) Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
c) Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 – 600 mg/hari, dosis maksimal
2.000 mg/hari
d) Potassium Iodide
e) Sodium Ipodate
2) Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi
gejalagejala hipotiroidisme. Contoh: Propanolol Indikasi:
a) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada
pasien muda dengan struma ringan –sedang dan tiroktosikosis.
b) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan
atau sesudah pengobatan yodium radioaktif.
c) Persiapan tiroidektomi
3) Surgical
a) Radioaktif iodine.
Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif

b) Tiroidektomi
Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar

4) Terapi
Obat antitiroid, biasanya diberikan sekitar 18-24 bulan. Contoh obatnya:
Propylthiouracil (PTU), karbimazol.

a) Pemberian yodium radioaktif, biasa untuk pasien berumur 35


tahun/lebih atau pasien yang hipertiroid-nya kambuh setelah operasi.
b) Operasi tiroidektomi subtotal.

Cara ini dipilih untuk pasien yang pembesaran kelenjar tiroid-nya


tidak bisa disembuhkan hanya dengan bantuan obat-obatan, untuk
wanita hamil (trimester kedua), dan untuk pasien yang alergi terhadap
obat/yodium radioaktif. Sekitar 25% dari semua kasus terjadi
penyembuhan spontan dalam waktu 1 tahun.
BAB III
TINJAUN KASUS

A. Pengkajian
1. Biodata
A. Dentitas Pasien
Nama : Ny.M
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 Tahun
Status Perkawinan : menikah
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tingeh Pirak
Tanggal Masuk Rs : 09 September 2021
No. Register :-
Ruangan/Kamar : Marwah
Golongan Darah :-
Tanggal Pengkajian : 10 September 2021
Diagnosa Medis : Hipertiroid

B. Penanggung Jawab
Nama : Tn.W
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Tingeh Pirak
I. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri perut dan tidak nafsu makan.
II. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengeluh badan lemas, pucat, tidak nafsu makan , klien dibawa
ke RS dan dirawat inap karena mengeluh nyeri perut dan ketika ingin
makan klien mmengatakan mual dan selalu ingin muntah.
III. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sudah berobat kepoli dan sudah minum obat + 1 minggu ini.
IV. Riwayat Kesehatan Keluarga
A. Orang Tua : Tidak ada
B. Saudara Kandung : Tidak ada
C. Penyakit Keturunan Yang Ada : Tidak ada
D. Anggota Keluarga Yang Meninggal : Tidak ada
E. Penyebab Meninggal : Tidak ada

F. Genogram

Keterangan:
Laki-Laki Hidup
Perempuan Hidup ------------- : Tinggal Serumah
Laki-Laki Meninggal
Perempuan Meninggal
V. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan Umum: Tampak lemah
Tb : cm
BB : Kg
B. Tanda Tanda Vital
Suhu Tubuh : 36 C
TD : 130/90 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 24 x/m
C. Pemeriksa Kepala dan Leher
1. Kepala dan rambut dan leher
Kepala : Normal
- Bentuk : Normal
- Ubun-ubun : Normal
- Kulit Kepala : Normal
a. Rambut : Normal
- Penyebaran dan keadaan rambut : Normal
- Bau : Normal
- Warna Kulit : Normal
b. Wajah : Normal
- Warna Kulit : Normal
2. Mata
a. Kelengkapan dan keseimetrisan : Normal
b. Palpebra : Normal
c. Konjungtiva : Normal
d. Selera : Normal
e. Pupil : Normal
f. Cornea dan iris : Normal
g. Visus : Normal
h. tekanan bola mata : Normal
3. Hidung
a. Tulang Hidung dan posisi septum : Normal
b. lubang hidung : Normal
c. Cuping hidung : Normal
d. Fungsi Penciuman : Normal
4. Telinga
a. Bentuk Telinga : Normal
b. Ukuran Telinga : Normal
c. Lubang Telinga : Normal
d. Ketajaman Pendengaran : Normal
5. Mulut Dan Faring
a. keadaan bibir : Normal
b. Keadaan gusi dan gigi : Normal
6. Leher
a. Posisi Trachea : Normal
b. Thyroid : Normal
c. Suara : Normal
d. Kelenjar Linfe : Normal
e. Fena Jugularis : Normal
f. Denyut Nadi Karotis : Normal
D. Pemeriksaan integuman
1. Kebersihan : Normal
2. Kehangatan : Normal
3. Warna : Normal
4. Turgor : normal
5. Kelembaban : Lembab
6. Kelainan Pada Kulit :-
E. Pemeriksaan Payudara dan ketiak
1. Ukuran Dan bentuk Payudara : Normal
2. Warna dan bentuk payudara : Normal
3. Kelainan payudara dan puting : Normal
4. Aksila dan clavikula : Normal
F. Pemeriksaan Thoraks dan dada
1. Inspeksi Thoraks
a. Bentuk Thoraks : Normal
b. Pernafasan : Normal
- Frekuensi : Normal
- Irama : Normal
c. Tanda Kesulitan Bernafas :-
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara : Normal
b. Perkusi : Normal
c. Auskultasi : Normal
- Suara Nafas : Normal
- Suara tambahan : Normal
3. Pemeriksaan jantung
a. insfensi : Normal
b. Palpasi : Normal
- Pulpasi : Normal
- Ictus cordis : Normal
c. Perkusi : Normal
- Batas jantung : Normal
d. Auskultasi : Normal
- Bunyi Jantung I : Normal
- Bunyi Jantung II : Normal
- Bunyi jantung tambahan : Normal
- Mur-mur : Normal
- Frekuensi : Normal
G. Pemeriksaan Abdomen
1. Infeksi : Normal
a. Bentuk Abdomen : Normal
b. Benjolan/massa : Normal
c. Bayangan Pembuluh darah : Normal
2. Auskultasi
a. Peristaltik usus : Normal
b. Palpasi : Normal
- Benjolan/massa : Normal
- Tanda ascites : Normal
- Hepar : Normal
- Lien : Normal
-Titikme.burney : Normal
3. Perkusi
- Suara Abdomen : Normal
- Pemeriksaan ascites : Normal
H. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya
1. Genitalia
a. Rambut pubis : Normal
b. Lubang uretra : Normal
c. Kelainan pada genetalia eksterna : Normal
d. Kelainan pada genetalia interna : Normal
2. Anus
a. Lubang Anus : Normal
b. Kelainan pada lubang anus : Normal
c. Perincum : Normal
I. Pemeriksaan Muskuloskeletal/ekstremitas
1. Ekstremitas Atas
a. Kesimetrisan Otot : normal
5 kiri 5 kanan
b. Edema (derajat) : tidak ada
c. Kekuatan Otot : normal
d. Kelainan pada ekstremitas : Tidak ada

2. Ekstremitas Bawah
a. Kesimetrisan Otot : Normal
5 Kiri 5 Kanan
b. Edema : tidak ada
c. Kekuatan Otot : Normal
d. Kelainan pada ekstremitas : tidak ada
e. Varies : tidak ada

J. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran : Compos Mentis
GCS : 15
E: 4 M: 5 V: 6
2. Meningeal sign : Tidak ada
3. Status mental : Compos Mentis
a. Kondisi emosi dan perasaan : Normal
b. Orientasi : Normal
c. Proses berfikir (ingatan, keputusan, perhitungan) : Normal
d. Motivasi (kemauan) : ada
e. Bahasa : Aceh
4. Nervus Cranialis
a. Nervus Olfaktorius/NI/Penciuman (hidung) : Normal
b. Nervus Optikus/N II/Penglihatan (mata) : Normal
c. Nervus Okulomotoris / N III, Trochlearis / N IV, Abdusen/N
VI/Bergeraknya bola mata : Normal
d. Nervus Trigeminus /N V/Sentuhan Halus (dgn kapas) :Normal
e. Nervus Fasialis /N VII/Wajah /(otot wajah) : Normal
f. Nervus Vestibulo cochlearis /N VIII/Acusticus )Pendengaran) : Normal
g. Nervus Glosso pharingeus/N IX, Vagus/N X/Menelan (Tenggorokan)
:Normal
h. Nervus Asesorius /N XI/Bahu : Normal
i. Nervus Hipoglosus/N XII/Lidah : Normal
5. Fungsi Motorik
a. Cara berjalan : Normal
b. Romberg Test : Normal
c. Test Jari Hidung : Normal
d. Pronasi Suvinasi Test : Normal
e. Heel to shin test : Normal
6. Fungsi Sentuhan Ringan
a. identifikasi sentuhan ringan : Normal
b. Test Tajam Tumpul : Normal
c. Test Panas Dingin : Normal
d. Test Getaran : Normal
e. Sreognosis Test : Normal
VII. Pola Kebiasaan Sehari Hari
A. Pola Tidur
a. Sebelum sakit
- Waktu tidur : Normal
- Waktu Bangun : Normal
- Masalah tidur : nyeri
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur : nyeri
b. Selama sakit
- Waktu tidur : Tidak teratur
- Waktu bangun : tidak normal
- Masalah tidur : Nyeri
- Hal-hal yang memperngaruhi tidur
B. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
1. BAB
- Pola BAB : Normal
- Karakteristi Fases : Normal
o Warna : Normal
o Konsistemsi : Normal
o Bau : Normal
o Penggunaan Laksatif : Normal
- BAB Terakhir : Normal
- Riwayat pendarahan : Normal
2. BAK
-Pola BAK : normal
- Karakter Urine : normal
- Nyeri/Kesulitan BAK : Tidak ada
- Inkontinentia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
- penggunaan deuretik : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
b. Selama sakit
1- Pola BAB : Normal
- Karakteristi Fases : Normal
o Warna : Normal
o Konsistemsi : Normal
o Bau : Normal
o Penggunaan Laksatif : Normal
- BAB Terakhir : Normal
- Riwayat pendarahan : Normal
2. BAK
-Pola BAK : normal
- Karakter Urine : normal

- Nyeri/Kesulitan BAK : tidak ada


- Inkontinentia : tidak ada
- Retensi : tidak ada
- penggunaan deuretik : tidak ada
- Riwayat penyakit ginjal : tidak ada

C. Pola Makan dan Minum

a. Sebelum Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) : Normal
- Jumlah/Porsi : Normal
- Pola Diet : tidak ada
- Anoreksia : tidak ada
- Mual-Muntah : tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa (sebelumnya:
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : Kg
- TB : Cm
- Bentuk Tubuh :-
3. Waktu Pemberian makanan : pagi, siang dan malam
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
5. Pola minum
- Jumlah/porsi :-
- Kesulitan Menelan : tidak ada
b. Selama Sakit
1. Pola makan
- Diet (type) : tidak ada
- Jumlah/Porsi :-
- Pola Diet : tidak ada
- Anoreksia : tidak ada
- Mual-Muntah : tidak ada
- Nyeri ulu hati : tidak ada
- Alergi makanan : tidak ada
- BB biasa (sebelumnya:
2. Tanda Objek
- BB Sekarang : Kg
- TB : Cm
- Bentuk Tubuh :-
3. Waktu Pemberian makanan : tidak ada
4. Masalah makanan
- Kesulitan Mengunyah : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Tidak dapat makan sendiri : tidak ada
5. Pola minum
- Jumlah/porsi :-
- Kesulitan Menelan : tidak ada
D. Kebersihan Diri/Personal hygiene
a. sebelum sakit
1. Pemeliharaan badan : Normal
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Normal
3. Pemeliharaan kuku : Normal
b. Selama sakit
1. Pemeliharaan badan : Normal
2. Pemeliharaan gigi dan mulut : Normal
3. Pemeliharaan kuku : Normal
E. Pola kegiatan/Aktifitas :
a. Sebelum Sakit : Normal
b. Selama Sakit : tidak ada
F. Kebiasaan Ibadah
a. Sebelum Sakit : Normal
b. Selama Sakit : Normal
G. penatalaksanaan dan terapi obat
 Inf NaCl 0,9% 20 tmp
 Inj. Cefotaxime 1 gr / 16 jam
 Inj. Rantidine 1 amp/ 16 jam
VII. Analisa Data

No Waktu Data Fokus Masalah Etiologi

1 DS : Nyeri akut Proses inflamasi

- Klien mengatakan nyeri dada dan sesak P: nyeri


saat beraktivitas

Q: nyeri seperti ditusuk

R: dada sebelah kiri

S: skala 4 (sedang) (1-10)

T: hilang timbul 10-15 menit, memberat ketika


beraktivitas

DO :

• klien tampak sesak R : 26x/m


• Spo2 98% (dengan nasal kanul 2l/m)
• PMI melebar pada
ICS 7

Hasil rontgen :

Kardiomegali (63%)+odem paru minimal

2 Ds: Ketidak Anoreksia


Klien mengatakan tidak nafsu makan. Klien seimbangan
mengatakan perut mual dan muntah jika nutrisi kurang
dipaksakan makan dari
kebutuhan
Do: tubuh
1. Klien tampak kurus
2. Porsi makan tidak pernah habis
3. Muntah (+)
C. Diagnosa & Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1 Nyeri dada (akut) Setelah dilakukan tindakan keperawatan a. Monitor TTV dan SPO2
bd penurunan 1x6 jam diharapkan nyeri berkurang b. observasi verbal dan
suplai ke miocard Kriteria hasil nonverbal
Indikator IR ER c. Manajemen nyeri dengan
teknik nonfarmakologi
1. melaporkan tidak 3 4
(relaksasi nafas dalam)
ada nyeri/nyeri
d. memaksimalkan ventilasi
berkurang
dengan posisi semi fowler
2. Frekuensi nyeri
e. Kolaborasi medis
3 4
3. Pernyataan nyeri
3 4
4. TTV dalam batas
normal 3 4

5. Klien tampak
tenang 4 5

Ket :

1. Keluhan ekstrim

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan


2 Ketidakseimbangan Setelah dilakuakn tindakan keperawatan 1. Kaji adanya alergi makanan
nutrisi kurang dari selama 2 x 24 jam diharapkan kebutuhan 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
kebutuhan tubuh nutrisi terpenuhi untuk menentukan jumlah
b/d anoreksia. Kriteria hasil : kalori dan nutrisi
1. Adanya peningkatan BB sesuai dengan 3. Anjurkan pasien untuk
tujuan meningkatkan protein dan
2. BB ideal sesuai dengan TB vitamin C
3. Mampu mengidentifik asi kebutuhan 4. Yakinkan diet yang dimakan
nutrisi tinggi serat untuk mencegah
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi konstipasi
Tidak terjadi penurunan BB yang berarti 5. Berikan makanan yang terpilih
(sudah dikonsultasikan dengan
ahli gizi)
6. Monitor jumlah nutrisi dan
kandungan kalori
7. Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang
dibutuhkan
D. Implementasi Dan Evaluasi

No DX Implementasi Evaluasi

1 1 1. Memonitor TTV dan SPO2 Hasil : S: Klien mengatakan nyeri perut dan

TD : 130/100 mmHg sesak berkurang


P: nyeri saat beraktivitas
R : 26x/m
Q: nyeri seperti ditusuk
Spo2 : 95% (dengan nasal kanul
2l/m) N : 99x/m R: dada sebelah kiri

S; 36,2ºC S: skala 3 (ringan) (1-10) T: hilang

2. Observasi verbal dan nonverbal Hasil : timbul 10-15 menit, memberat ketika
beraktivitas O :
Klien menyatakan nyeriperut dan
Klien tampak tenang
sesak, klien tampak lemah
P : nyeri saat aktivitas R : 24x/m

Q: nyeri seperti ditusuk Spo2 95% (dengan nasal kanul

R: dada sebelah kiri 2ltr)

S; skala 4 sedang PMI melebar pada ICS 7

T : hilang timbul 10-15 menit ketika


Hasil rontgen : Kardiomegali
aktivitas
3. Manajemen nyeri dengan teknik (63%)+odem paru minimal

nonfarmakologi (relaksasi nafas A : Masalah teratasi sebagian


dalam) Hasil : klien melakukan
relaksasi napas dalam
4. memaksimalkan ventilasi dengan
posisi
hasil : posisi semi fowler

5. Kolaborasi medis

Inj : furosemid
2 2 1. Mengkaji adanya alergi makanan S: pasien mengatakan menurun nafsu
Hasil : pasien tidak memiliki alergi makan, mual dan kadang-kadang
makanan muntah.
2. Mengkolaborasi dengan ahli gizi O:
untuk menentukan jumlah kalori dan - Pasien tampak enggak makan
nutrisi - pasien tampak makan sambil berbaring
Hasil : diet BB RL PP ditempat tidur
3. Memonitor jumlah nutrisi - pasien hanya makan 2-3 sendok saja
Hasil: pasien hanya makan 2-3 dari porsi yang disediakan
sendok saja dari porsi yang A: masalah belum teratasi
disediakan P: lanjukan intervensi
4. Memonitor BB
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Setelah mengemukakan dan memaparkan tentang penerapan asuhan
keperawatan pada Ny.M dengan diagnose hipertiroid di ruang marwah RSU
Cut Meutia kabupaten Aceh Utara selama 3 hari, maka penulis menarik
kesimpulan sebagai berikut:
Penulis dapat menerapkan asuhan keperawatan pa pada Ny.M dengan
diagnose hipertiroid di ruang marwah RSU Cut Meutia kabupaten Aceh Utara
melalui 5 tahapan, yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi.

B. Saran

Dalam waktu tiga hari penulis telah melaksanakan asuhan keperawatan


pada Ny.M selanjutnya penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang
dijadikan pertimbangan atau pedoman dalam melakukan proses keperawatan
yaitu:
1. Mahasiswa
Memperdalam penguasaan teori dan praktik, meningkatkan semangat
belajar, dan menumbuhkan solidaritas dan mempertahankan etika
keperawatan. Jadikan kesenjangan antara teori dan kasus pengetahuan
tambahan, pengalaman dan pembelajaran, karena pada kenyataannya tidak
semua yang ada teori, kita temukan pada kasus yang ada.
2. Klien dan keluarga
Lebih aktif mencari informasi kesehatan, rutin periksa kesehatan, dan
mengelola pola makan dan aktivitas dengan baik agar tetap memiliki jiwa
yang sehat dan raga yang kuat.
3. Institusi Pendidikan
Meningkatkan sarana prasarana penunjang seperti kepustakaan dan
bimbingan dalam hal belajar mengajar agar tercipta perawat profesional
yang berkualitas.
4. Rumah Sakit
Meningkatkan kerjasama antara tim kesehatan, menyediakan sarana
prasarana penunjang kesehatan dan memberikan kebijakan-kebijakan yang
memberikan keuntungan pada berbagai pihak termasuk tim kesehatan dan
pasien.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/41834/4/Chapter
%20II.pdfhttp://eprints.undip.ac.id/44553/3/Dinda_Welltsazia_Rindhi_22
010110120110_BAB2KTI.pdf
Astarida, R. 2010. Systemis Lupus Arythematosus,
(https://ratihastarida.wordpress.com/2010/03/30/systemic-lupus-
erythematosussle/), diakses pada 06 April 2016.
Wahono, S. 2012. Manifestasi klinis lupus eritematosus sistemik les dan
diagnosisnya, (http://singgihwahono.lecture.ub.ac.id/2012/04/manifestasi-
klinislupus-eritematosus-sistemik-les-dan-diagnosisnya/), diakses pada 06
April 2016
Ariotejo, B. 2009. Systemic Lupus Serythematosus (SLE) ,
(https://bimaariotejo.wordpress.com/2009/06/07/systemic-lupus-
erythematosussle/), dikases pada 06 April 2016.

Anda mungkin juga menyukai