METODE KLB
OLEH
YULIANA NANUNG
1807010084
KUPANG
2021
A. Latar Belakang
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2
(SARS-CoV-2). SARS-CoV-2 merupakan coronavirus jenis baru yang belum
pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Ada setidaknya dua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan
gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS). Tanda dan gejala umum infeksi
COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi
terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian.
Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO sudah menetapkan COVID-19 sebagai
pandemi.
Dalam rangka upaya penanggulangan dini wabah COVID-19, Menteri
Kesehatan telah mengeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/MENKES/104/2020 tentang Penetapan Infeksi Novel Coronavirus
(Infeksi 2019-nCoV) sebagai Jenis Penyakit Yang Dapat Menimbulkan
Wabah dan Upaya Penanggulangannya Meresahkan Dunia
(KKMMD)/Public Health Emergency of International Concern (PHEIC.
Penetapan didasari oleh pertimbangan bahwa Infeksi Novel Coronavirus
(Infeksi 2019-nCoV) telah dinyatakan WHO sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat yang).
B. Gambaran Umum
Epidemiologi
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit
menular yang disebabkan oleh Coronavirus jenis baru. Penyakit ini diawali
dengan munculnya kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologinya di
Wuhan, China pada akhir 20 Desember 2019 (Li et al, 2020). Berdasarkan
hasil penyelidikan epidemiologi, kasus tersebut diduga berhubungan dengan
Pasar Seafood di Wuhan. Pada tanggal 7 Januari 2020, Pemerintah China
kemudian mengumumkan bahwa penyebab kasus tersebut adalah
Coronavirus jenis baru yang kemudian diberi nama SARS-CoV-2 (Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Virus ini berasal dari famili
yang sama dengan virus penyebab SARS dan MERS. Meskipun berasal dari
famili yang sama, namun SARS-CoV-2 lebih menular dibandingkan dengan
SARS-CoV dan MERS-CoV (CDC China, 2020). Proses penularan yang
cepat membuat WHO menetapkan COVID-19 sebagai KKMMD/PHEIC pada
tanggal 30 Januari 2020.
Etiologi
Diagnosis
Tingkat Tidak terdapat Satu atau lebih kasus, Dominasi Tidak diketahui
Penularan kasus yang kasus bisa import penularan lokal sumber rantai
terlaporkan maupun lokal tapi yang berkaitan penularan dengan
belum terbukti dengan rantai jumlah kasus
adanya penularan penyebaran yang besar atau
lokal peningkatan kasus
dengan test positif
melalui sampel
sentinel
(pengujian sampel
secara massif dari
laboratorium yang
kompeten)
Pilar Penanggulangan
Surveilans
Epidemiol 1. Penemuan Kasus 1. Penemuan Kasus 1. 1. Terus
ogi dan Secara Aktif dan Secara Aktif dan Mengintensifkan melanjutkan
Upaya isolasi. isolasi, karantina Penemuan Kasus penemuan kasus
Penemuan 2. Menyiapkan kontak dan isolasi dan isoasi jika
Kasus menghadapi 2. Melaksanakan 2. memungkinkan
Secara lonjakan kebutuhan pelacakan kontak dan Mengintensifkan khususnya pada
Aktif pelacakan kontak monitoring serta pelacakan kontak daerah yang baru
3. Melaksanakan karantina kontak dan monitoring melaporkan kasus
pemeriksaan 3. Pelaksanaan serta karantina 2. Terus
surveilans COVID- surveilans COVID-19 kontak melanjutkan
19 melalui melalui surveilans 3. Memperluas pelacakan kontak
surveilans berbasis berbasis komunitas, surveilans dan monitoring
komunitas, surveilans ILI, SARI, COVID-19 jika
surveilans ILI, pneumoni, Event melalui surveilans memungkinkan
SARI, pneumoni, Base surveillance berbasis serta karantina
Event Base baik FKTP dan komunitas, kontak
surveillance baik FKRTL surveilans ILI, 3. Isolasi mandiri
FKTP dan FKRTL 4. Melaksanakan SARI, ISPA dan pada kasus yang
4. Melaksanakan surveilans di fasilitas Pneumonia di bergejala ringan
surveilans di tertutup dan FKTP dan 4. Memantau
fasilitas tertutup kelompok rentan FKRTL perkembangan
dan kelompok 4. Melaksanakan COVID-19
rentan surveilans di surveilans sentinel
fasilitas tertutup yang ada
dan kelompok 5. Melaksanakan
rentan surveilans di
fasilitas tertutup
dan kelompok
rentan
Manajeme
n Klinis 1. Mengatur 1. Menyaring dan 1. Skrining dan 1. skrining dan
screening dan melakukan triase melakukan triase melakukan triase
protokol triase pada pasien pada setiap pasien pada setiap pasien pada setiap
setiap titik akses titik akses sistem titik akses titik akses sistem
fasyankes kesehatan fasyankes kesehatan
2. Mempersiapkan 2. Perawatan untuk 2. Perawatan 2. Perawatan
pengobatan seluruh pasien suspek untuk seluruh untuk seluruh
COVID-19 pada dan konfirmasi pasien suspek dan pasien suspek dan
pasien terinfeksi berdasarkan konfirmasi konfirmasi
3. Mengatur hotline keparahan penyakit berdasarkan berdasarkan
COVID-19 dan dan kebutuhan keparahan keparahan
sistem rujukan di pelayanan akut penyakit dan penyakit dan
Rumah Sakit 3. Mempersiapkan kebutuhan kebutuhan
4. Mempersiapkan rumah sakit terhadap pelayanan akut pelayanan akut
rumah sakit lonjakan 3. Mengaktivasi 3. Meningkatkan
terhadap lonjakan 4. Mempersiapkan rencana lonjakan rencana surge
kasus komunitas terhadap fasyankes capacity
lonjakan, termasuk 4. Mengakitvasi (kapasitas
mengatur fasilitas fasilitas umum lonjakan) pada
umum untuk isolasi dan mengaktivasi fasyankes
kasus ringan/sedang protokol isolasi termasuk fasilitas
5. Membuat protokol rumah umum, perawatan
untuk isolasi rumah rumah, RS
Darurat serta
penguatan sistem
rujukan COVID-
19
Pencegaha
n dan 1. 1.Melatih/refreshmen 1. 1. Memberikan
Pengendali Melatih/refreshmen t staf mengenai PPI Melatih/refreshm refreshment
an Infeksi t staf mengenai PPI dan pengelolaan ent staf mengenai kepada staf
(PPI) dan pengelolaan pasien COVID-19 PPI dan mengenai PPI dan
klinis, khususnya 2. Melaksanakan pengelolaan pengelolaan
untuk COVID-19 strategi PPI untuk pasien COVID-19 pasien COVID-19
2. Melaksanakan mencegah penularan 2. Melaksanakan 2. Memperkuat
strategi PPI untuk di fasyankes strategi PPI untuk strategi PPI untuk
mencegah 3. Penggunaan APD mencegah mencegah
penularan di yang sesuai oleh penularan di penularan di
fasyankes petugas yang fasyankes fasyankes
3. Penggunaan merawat pasien 3. Penggunaan 3. Penggunaan
APD yang sesuai COVID-19 APD yang sesuai APD yang sesuai
oleh petugas yang 4. Mempersiapkan oleh petugas yang oleh petugas yang
merawat pasien lonjakan kebutuhan merawat pasien merawat pasien
COVID-19 fasyankes, termasuk COVID-19 COVID-19
4. Mempersiapkan dukungan APD, 4. 4. Implementasi
lonjakan kebutuhan ruangan isolasi, rawat Mempersiapkan rencana lonjakan
fasyankes termasuk intensif dan alat lonjakan fasyankes
dukungan APD, bantu pernafasan di kebutuhan 5. Imlpementasi
ruangan isolasi, RS serta dukungan fasyankes, rencana lonjakan
rawat intensif dan kesehatan jiwa dan termasuk fasyankes,
alat bantu psikososial untuk dukungan APD, termasuk
pernafasan di RS tenaga kesehatan ruangan isolasi, dukungan APD,
serta dukungan 5. Reviu lonjakan rawat intensif dan ruangan isolasi,
kesehatan jiwa dan kebutuhan fasyankes alat bantu rawat intensif dan
psikososial untuk termasuk alat bantu pernafasan di RS alat bantu
tenaga kesehatan pernapasan dan serta dukungan pernafasan di RS
5. Reviu lonjakan persediaan APD kesehatan jiwa serta dukungan
lonjakan kebutuhan dan psikososial kesehatan jiwa
fasyankes termasuk untuk tenaga dan psikososial
alat bantu kesehatan untuk tenaga
pernapasan, dan 5. Mengadvokasi kesehatan
persediaan APD perawatan di 6. Mengadvokasi
rumah bagi kasus perawatan di
ringan apabila rumah bagi kasus
sistem pelayanan ringan apabila
kesehatan sudah sistem pelayanan
melebihi kapasitas kesehatan sudah
melebihi kapasitas
Pencegaha
n 1. Physical 1. Physical 1. Physical 1. Physical
Penularan Distancing Distancing Distancing Distancing
di 2. Kebersihan 2. Kebersihan tangan 2. Kebersihan 2. Kebersihan
Masyaraka tangan 3. Etika batuk/bersin tangan tangan
t 3. Etika 4. Pemakaian masker 3. Etika 3. Etika
batuk/bersin 5. Pembatasan batuk/bersin batuk/bersin
4. Pemakaian Aktivitas luar rumah 4. Pemakaian 4. Pemakaian
masker 6. Memastikan akses masker Masker
5. Memastikan kebersihan tangan di 5. Pembatasan 5. Pembatasan
akses kebersihan depan gedung Aktivitas luar Aktivitas luar
tangan di depan fasilitas umum dan rumah rumah
gedung fasilitas pusat transportasi 6. Memastikan 6.
umum dan pusat (misalnya pasar, toko, akses kebersihan Mempertimbangk
transportasi tempat ibadah, tangan di depan an Pembatasan
(misalnya pasar, lembaga pendidikan, gedung fasilitas Sosial Berskala
toko, tempat stasiun kereta atau umum dan pusat Besar (PSBB)
ibadah, lembaga bus). Tersedia transportasi 7. Memastikan
pendidikan, stasiun fasilitas cuci tangan (misalnya pasar, akses kebersihan
kereta atau bus). dengan air dan sabun toko, tempat tangan di depan
Tersedia fasilitas dalam jarak 5 m dari ibadah, lembaga gedung fasilitas
cuci tangan dengan semua toilet, baik di pendidikan, umum dan pusat
air dan sabun dalam fasilitas umum stasiun kereta atau transportasi
jarak 5 m dari maupun swasta bus). Tersedia (misalnya pasar,
semua toilet, baik fasilitas cuci toko, tempat
di fasilitas umum tangan dengan air ibadah, lembaga
maupun swasta dan sabun dalam pendidikan,
jarak 5 m dari stasiun kereta atau
semua toilet, baik bus). Tersedia
di fasilitas umum fasilitas cuci
maupun swasta tangan dengan air
dan sabun dalam
jarak 5 m dari
semua toilet, baik
di fasilitas umum
maupun swasta
Komunikas Mengedukasi dan berkomunikasi secara aktif dengan masyarakat melalui komunikasi
i Risiko risiko dan pemberdayaan masyarakat, membangun dan menjaga kepercayaan publik
dan melalui komunikasi dua arah
Pemberday
aan
Masyaraka
t
Pelayanan
Kesehatan 1. Mempersiapkan 1. Menerapkan 1. Memperkuat 1.
Esensial atau meninjau kapasitas sistem kapasitas sistem Mengintensifkan
kapasitas sistem kesehatan dan strategi kesehatan dan kapasitas sistem
kesehatan dan menghadapi lonjakan. strategi kesehatan dan
strategi 2. Pastikan bahwa menghadapi Strategi
menghadapi pelayanan gawat lonjakan menghadapi
lonjakan darurat 24 jam 2. Menerapkan lonjakan.
2. Menetapkan atau tersedia di semua protokol jalur 2. Melanjutkan
meninjau level RS dan rujukan pemantauan
mekanisme untuk memastikan 3. Menjadwalkan pelayanan
memantau kesadaran publik pertemuan, batasi Kesehatan
pelayanan 3. Melakukan pengunjung, dan esensial pada
kesehatan esensial penilaian cepat buat alur pasien komunitas dan
sedang berlangsung kapasitas cepat dan petugas untuk fasyankes
3. Memulai 4. Mempertahankan memastikan jaga 3. Identifikasi
pelatihan untuk dan memperkuat jarak hambatan untuk
meningkatakan surveilans PD3I 4. Menerapkan mengakses dan
kapasitas petugas di 5. Mengembangkan alat dan sistem mengantisipasi
daerah penting atau meninjau strategi informasi untuk mengembalikan
(triase untuk pelayanan mendukung pelayanan yang
imunisasi konsultasi jarak ditangguhkan
gawat darurat, dan jauh berdasarkan
lain-lain) 5. perubahan
4. Mempertahankan Mengkoordinasik kebutuhan
dan memperkuat an dana tambahan 4. Membuat
surveilans Penyakit untuk memastikan pelaporan
Yang Dapat pembayaran gaji mingguan
Dicegah Dengan tepat waktu, pendistribusian
Imunisasi (PD3I) lembur, cuti sakit logistik penting
5. Mengembangkan dan insentif yang mungkin
atau meninjau 6. berisiko
strategi untuk Mempertahankan mengalami
layanan imunisasi dan memperkuat kekurangan
surveilans PD3I, 5.
mengembangkan Mengkoordinasik
atau meninjau an dukungan
strategi untuk pelayanan primer,
pelayanan menyesuaikan
imunisasi pemasukan dan
pengeluaran
pasien di rumah
sakit sesuai
protokol untuk
membatasi durasi
rawat inap
6.
Dokumentasikan
respons adaptif
diimplementasika
n selama masa
pandemi yang
harus
dipertimbangkan
untuk jangka
panjang ke dalam
sistem operasi
kesehatan
7.
Mempertahankan
surveilans PD3I,
melaksanakan
strategi untuk
pemberian
pelayanan
imunisasi
Strategi Penanggulangan Pandemi
Strategi penanggulangan sesuai dengan transmisi yang terjadi baik di
tingkat nasional maupun provinsi, dengan tujuan:
1. Memperlambat dan menghentikan laju transmisi/penularan, dan menunda
penyebaran penularan.
2. Menyediakan pelayanan kesehatan yang optimal untuk pasien, terutama
kasus kritis.
3. Meminimalkan dampak dari pandemi COVID-19 terhadap sistem
kesehatan, pelayanan sosial, kegiatan di bidang ekonomi, dan kegiatan
sektor lainnya.
Berdasarkan panduan WHO, terdapat 4 skenario transmisi pada
pandemi COVID-19 yaitu:
1. Wilayah yang belum ada kasus (No Cases).
2. Wilayah dengan satu atau lebih kasus, baik kasus import ataupun lokal,
bersifat sporadik dan belum terbentuk klaster (Sporadic Cases).
3. Wilayah yang memiliki kasus klaster dalam waktu, lokasi geografis,
maupun paparan umum (Clusters of Cases).
4. Wilayah yang memiliki transmisi komunitas (Community Transmission).
Penemuan Kasus
a. Penemuan Kasus Di Pintu Masuk
Kegiatan penemuan kasus di pintu masuk bertujuan untuk
mengidentifikasi ada atau tidaknya kasus melalui pintu masuk negara baik
melalui pelabuhan udara/laut maupun daerah perbatasan (check point).
Berikut langkah penemuan kasus di pintu masuk:
Meningkatkan pengawasan terhadap pelaku perjalanan khususnya yang
berasal dari wilayah/negara dengan transmisi likal, melalui pengamatan
suhu, pengamatan tanfa dan gejala, maupun pemeriksaan kesehatan
tambahan.
Melakukan pemeriksaan dokumen kesehatan pada orang.
Jika ditemukan pelaku perjalanan yang terdeteksi demam melalui
thermal scanner/thermometer infrared maka dipisahkan dan dilakukan
wawancara serta dievaluasi lebih lanjut.
Jika ditemukan pelaku perjalanan terdeteksi demam dan menunjukkan
gejala-gejala pneumonia di atas alat angkut berdasarkan laporan awak
alat angkut, maka petugas KKP melakukan pemeriksaan dan penanganan
ke atas alat angkut dengan menggunakan APD yang sesuai.
Tatalaksana terhadap pelaku perjalanan dilakukan sesuai dengan kriteria
kasus dan kondisi, serta prosedur penanganan kasus
Terhadap barang dan alat angkut dilakukan tindakan kekarantinaan
sesuai SOP yang berlaku.
b. Penemuan kasus di wilayah
Kegiatan penemuan kasus di wilayah dapat dilakukan di fasyankes
maupun di masyarakat. Yang dimaksud dengan wilayah adalah wilayah
administrative provinsi dan kabupaten/kota. Kegiatan ini dilakukan untuk
menemukan adanya seseorang yang terindikasi COVID-19 yang harus segera
direspon. Secara umum, penemuan kasus di wilayah, dilakukan melalui:
Peningkatan kegiatan surveilans ILI (Influenza Like Illness) di Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) melalui Puskesmas dan jaringan
serta survailens severe acute respiratory syndrome (SARI) di rumah
sakit/fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) baik swasta
maupun pemerintah.
Kunjungan pasien ke fasyankes yang memenuhi kriteria kasus.
Laporan yang bersumber dari masyarakat.
Hasil penelusuran kontak erat di masyarakat dan fasyankes. Kontak dapat
terjadi pada keluarga atau rumah tangga, petugas kesehatan di
lingkungan rumah sakit, ruang kelas, tempat kerja dan sebagainya.
Jika ditemukan orang yang memenuhi kriteria kasus maka dilakukan
tatalaksana sesuai dengan kriteria kasus dan kondisi.
Penyelidikan Epidemiologi
Hasil penyelidikan epidemiologi dapat digunakan untuk memberikan
masukan bagi pengambil kebijakan dalam rangka penanggulangan atau
pemutusan penularan secara lebih cepat.
a. Definisi KLB
Jika ditemukan satu kasus konfirmasi Covid-19 disuatu daerah maka
dinyatkan KLB didaerah tersebut.
b. Tujuan Penyelidikan Epidemiologi
Bertujuan untuk mengetahui besar masalah KLB dan mencegah
penyebaran yang lebih luas. Tujuan penyelidikan epidemiologi sebagai
berikut:
Mengetahui Karakteristik Epidemiologi, Gejala Klinis Dan Virus
Mengidentifikasi Faktor Resiko
Mengidentifikasi Kasus Tambahan
Mengidentifikasi Kontak Erat
Memberikan Rekomendasi Upaya Penanggulangan.
c. Tahapan Penyelidikan Epidemiologi
Tahapan epidemiologi secara umum meliputi:
Konfirmasi awal KLB
Pelaporan segera
Persiapan penyelidikan:
a) Persiapan formulir penyelidikan sebagaimana terlampir
b) Persiapan tim penyelidikan
c) Persiapan logistic (termasuk APD) dan obat-obatan yang
diperlukan.
d. Penyelidikan Epidemiologi
Identifikasi kasus
Identifikasi faktor resiko
Identifikasi kontak erat
Pengambilan specimen di rumah sakit rujukan
Penanggulangan awal
Ketika penyelidikan sedang berlangsung petugas sudah harus memulai
upaya pengendalian pendahuluan dalam rangka mencegah terjadinya
penyebaran penyakit ke wilayah yang lebih luas. Upaya ini dilakukan
berdasarkan pada hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan
terhadap masyarakat maupun lingkungan, antara lain dengan:
a) Menjaga kebersihan/hygiene tangan, saluran pernapasan
b) Sedapat mungkin membatasi kontak dengan kasus yang sedang
diselidiki dan bila tak terhindarkan buat jarak dengan kasus.
c) Asupan gizi yang baik guna meningkatkan daya tahan tubuh
d) Apabila diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit dapat
dilakukan tindakan isolasi da karantina
e) Penggunaan APD sesuai resiko pajanan
f) Pengolahan dan analysis data
g) Penyusunan laporan penyelidikan epidemiologi
Pelacakan Kontak Erat
a. Pasien Suspek
b. Pasien Konfirmasi
c. Pasien Probable
Terapi dan Penatalaksanaan Klinis Pasien COVID-19
Evaluasi status klinis pasien yang dilakukan oleh FKTP atau rumah
sakit antara lain:
a. Selesai Isolasi
Bantuan logistik apa saja yang dapat diberikan oleh institusi yang lebih
tinggi.
Kajian jumlah kebutuhan logistik yang dibuat dengan mengakomodasi
usulan kebutuhan kabupaten/kota serta menggunakan data-data terkait
(jumlah kasus, jumlah fasyankes, jumlah SDM kesehatan, dan lain-
lain) yang riil di lapangan sebagai dasar perhitungan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Sumber-sumber pendanaan baik dari APBD, APBN maupun swasta
dan masyarakat.
Sistem pengelolaan dan pengendalian rantai suplai untuk persediaan
medis termasuk Disease Commodity Package COVID-19 dan
cadangan kit pasien di dalam negeri.
Proses pengadaan (termasuk import dan bea cukai) untuk suplai medis
dan kebutuhan esensial lainnya.
Menilai kapasitas produksi lokal untuk memenuhi peningkatan
permintaan akan suplai medis dan kebutuhan pokok lainnya, dan
mengoordinasikan permintaan suplai internasional melalui mekanisme
pengadaan regional dan global.
Penyimpanan Logistik
Perawatan rawat inap bagi pasien berat dan kritis (tenaga kesehatan,
petugas kebersihan, penunggu pasien, petugas ambulans, tenaga Teknik
biomedika)
Isolasi untuk pasien ringan dan sedang (penunggu pasien dan pasien)
Skrining/Triase (petugas kesehatan dan pasien)
Laboratorium (teknisi dan petugas kebersihan)
I. PELAYANAN KESEHATAN ESENSIAL