DISUSUN OLEH :
1
DAFTAR ISI
JUDUL ..............................................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
1.Latar Belakang.........................................................................................................2
2.Rumusan Masalah...................................................................................................4
3.Tujuan ..............................................................................................................4
4.Manfaat ..............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5
A.Konsep Dasar ..............................................................................................................5
1. Definisi ..............................................................................................................5
2.Etiologi ..............................................................................................................5
3.Tanda dan Gejala.....................................................................................................5
4.Patosifiologi ..............................................................................................................6
6.Penatalaksanaan......................................................................................................7
B. Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru.......................................................7
1 Pengkajian ..............................................................................................................7
2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12
5.3 Rencana keperawatan.......................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................................17
1 Pengkajian ............................................................................................................17
2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................26
3 Rencana Keperawatan..........................................................................................27
2
4 Catatan Perkembangan.........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
3
limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Faktor yang menyebabkan seseorang terkena TBC yaitu ketika daya tahan tubuh
menurun dan ucces lain yang mendukung seperti usia, tingkat pendidikan,
merokok, uccess, malnutrisi, diabetes, dan kepatuhan dalam berobat (Kuswandi
et al., 2016). Dewasa ini pengobatan penyakit TB dimasyarakat diupayakan
dengan meningkatkan produktifitas apa yang mereka bisa lakukan supaya
mereka bisa hidup secara normal meski dalam kondisi pemulihan penyakitnya.
Impact-nya adalah masyarakat terbebas dari masalah-masalah ucces ekonomi
yang diakibatkan karena penyakit TB. Angka keberhasilan pengobatan TB
(Succes Rate) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2016 No Indikator. Program
uccess rate, Target Nas> 85%, Target Jatim> 90 %,2013 91%, 2014 91%, 2015
91%, 2016 89,91% (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Berdasarkan data yang
diperoleh dari dinas kesehatan Penyakit baru dengan BTA+ 626 kasus, dengan
angka kesembuhan pada tahun 2016 sebesar 790 kasus dari 944 kasus yang di
obati dengan angka keberhasilan (success rate) 92,27 (Dinkes Sumenep, 2016).
Sebagai perawat tindakan yang wajib dilakukan pada pasien TB paru yakni
melakukan tindakan keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar
pada pasien dan membantu mengurangi keluhan yang dirasakan, perawat
4
mengatur posisi duduk pasien dengan semi fowler agar pasien tidak merasakan
sesak nafas, selain itu perawat melakukan tindakan kolaborasi seperti nebulizer
yang berguna untuk mempermudah pasien untuk mengeluarkan secretnya.
Perawat juga mengontrol pemberian OAT pada pasien penderita TB paru, selain
itu perawat memberikan edukasi mengenai faktor pemicu TB paru dan menjauhi
faktor resiko TB paru serta perawat memberikan dukungan moril dan motivasi
untuk kesembuhan pasien TB paru. Pasien TB paru bukan hanya membutuhkan
perawatan secara fisik akan tetapi juga membutuhkan perawatan secara
psikososial karena pasin TB paru cenderung mengalami harga diri rendah serta
isolasi sosial yang dikarenakan TB paru dapat menginfeksi siapapun sehingga
orang lain cenderung menjauhi atau membatasi aktivitasnya dengan penderita
TB paru.Maka dari itu pentingnya tenaga perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan sebagai edukator, motivator dan fasilitator pada pasien dengan TB
paru di Paru RSUD H.Amir Tambunan.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
TB Paru di Ruangan Paru RSUD H. Amir Tambunan
b. Tujuan Khusus
1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan
penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir Tambunan
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir
Tambunan
3. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan
penyakit TB paru di Melur RSUD H. Amir Tambunan
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan
penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir Tambunan
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan yang pada pasien
dengan penyakit TB paru di Melur RSUD H.Amir Tambunan
4. Manfaat
5
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi
2. Etiologi
Menurut Alsagaff dan Mukty (2006) tanda dan gejala tuberkulosis dibagi atas
2 (dua) golongan yaitu:
a. Gejala Sistemik :
• Badan Panas
• Menggigil
• Keringat Malam : umumnya baru timbul bila proses telah lanjut,
kecuali pada orang-orang dengan vasomotor labil,
• Malaise : rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan
berkurang
b. Gejala Respiratorik
• Batuk
• Sekret : Suatu bahan yang keluar dari paru sifatnya mukoid dan
keluar dalam jumlah sedikit
6
• Nyeri Dada
• Ronchi : suatu bunyi tambahan yang terdengar gaduh terutama
terdengar selama ekspirasi disertai adanya secret
4. Patosifiologi
5. Pemeriksaan Diagnostik
7
• Becton Dickinson Diagnostik Instrumen System (BACTEC) : deteksi
grouth index berdasarkan CO2 yang di hasilkan dari metabolism asam
lemak oleh M. Tuberculosis
• Enzyme Linked Immunosorbent Assay : deteksi respon humoral
memakai antigen-antibody yang terjadi
6. Penatalaksanaan
Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Penggunaan Obat serta efek sampingnya
terdiri dari :
• Isoniazid (INH) : Efek samping ringan obat ini dapat berupa tanda-tanda
keracunan pada syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri
otot. Efek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada
kurang lebih 0,5% penderita.
• Pirazinamid : Efek samping utama dari obat ini ialah hepatitis imbas obat
(penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus).
8
pasien yang tinggal didaerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga
masuknya cahaya matahari kedalam rumah sangat minim. TB paru
pada anak dapat terjadi pada usia berapapun, namun usia paling umum
adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB diluar
paru-paru (extrapulmonary) disbanding TB paru dengan perbandingan
3:1. TB diluar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan
pada usia<3 tahun. Angka kejadia (pravelensi) TB paru pada usia 5-12
tahun cukup rendah, kemudian meningkat setelah usia remaja dimana
TB paru menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai
lubang/kavitas pada paru-paru).
c. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain:
1. Demam: subfebris, febris (40-41oC) hilang timbul.
2. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini
terjadi untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang
dimulai dari batuk kering sampai dengan atuk purulent
(menghasilkan sputum).
3. Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru-paru.
4. Keringat malam.
5. Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi
radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
6. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
7. Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis.
Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit
nampak bayangan hitam dan diagfragma menonjol keatas.
8. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya
penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh
2. Pernah berobat tetapi tidak sembuh
3. Pernah berobat tetapi tidak teratur
9
4. Riwayat kontak dengan penderita TB paru
5. Daya tahan tubuh yang menurun
6. Riwayat vaksinasi yang tidak teratur
7. Riwayat putus OAT.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang menderita TB
paru.Biasanya ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung dan lainnya.
f. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
1. Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan
sakitnya
2. Jenis, warna, dan dosis obat yang diminum.
3. Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan
dengan penyakitnya
4. Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
10
Pernafasan : B iasanya nafas pasien meningkat
(normal : 16 - 20x/i)
Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari.
Suhu mungkin tinggi atau tidak teratur. Seiring kali
tidak ada demam
7. Kepala
Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis,
konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa
bibir kering, biasanya adanya pergeseran trakea.
1. Thoraks
Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan
tarikan dinding dada, biasanya pasien
kesulitan saat inspirasi
Palpasi : Fremitus paru yang terinfeksi biasanya
Lemah
Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat suara
pekak
Auskultasi : Biasanya terdapat bronki
2. Abdomen
Inspeksi : biasanya tampak simetris
Palpasi : biasanya tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : biasanya terdapat suara tympani
Auskultasi : biasanya bising usus pasien tidak terdengar
3. Ekremitas atas
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak
ada edema
4. Ekremitas bawah
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak
ada edema
c. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum: Mikobakterium TB positif pada tahap akhir penyakit.
2. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam).
11
3. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini
tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas;
pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada klasifikasi tampak
bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru
karena TB paru.
5. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).
6. Spirometri: penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.
e. Pola Nutrisi
1. Subyektif: anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
2. Obyektif: turgor kulit jelek, kulit kering/berisik, kehilangan lemak
subkutan.
f. Respirasi
1. Subyektif: batuk produktif / non produktif sesak nafas, sakit dada.
2. Obyektif: mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent,
mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe,
terdengar bunyi ronkhi basah, kasar didaerah apeks paru, takipneu
(penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak nafas,
pengembangan pernafasan tidak simetris (effusi pleura), perkusi pekak
dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran
bronkogenik).
g. Rasa nyaman/nyeri
1. Subyektif: nyeri dada meningkat karena batuk berulang
2. Obyektif: berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah,
12
nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul
pleuritis.
h. Integritas Ego
1. Subyektif: faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak
berdaya/tak ada harapan.
2. Obyektif: menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
tersinggung.
Diagnosa Keperawatan
i. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam
jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan / sisa sekresi
ii. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan,
keletihan otot pernapasan
iii. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar-kapiler
iv. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan
v. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
vi. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit
vii. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
viii. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, infeksi/
kontaminan interpersonal, ancaman pada konsep diri
Rencana keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien dengan TB paru
adalah sebagai berikut:
13
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan napas tindakan keperawatan a) Bersihkan jalan nafas
berhubungan dengan diharapakan status dengan teknik chin lift
mokus dalam jumlah pernafasan : kepatenan atau jaw thrust sebagai
berlebihan, eksudat jalan nafas dengan mana mestinya
dalam jalan alveoli, kriteria hasil : b) Posisikan pasien untuk
sekresi bertahan/sisa a) Frekuensi pernafasan memaksimalkan
tidak ada deviasi dari ventilasi
sekresi
kisaran normal c) Identifikasi kebutuhan
Definisi : aktual/potensial pasien
Ketidakmampuan b) Irama pernafasan
tidak ada deviasi dari untuk memasukkan alat
membersihkan sekresi membuka jalan nafas
atau obstruksi dari kisaran normal
c) Kemampuan untuk d) Lakukan fisioterapi
saluran nafas untuk dada sebagai mana
mengeluarkan secret
mempertahankan mestinya
tidak ada deviasi dari
bersihan jalan nafas kisaran normal e) Buang secret dengan
Batasan karakteristik : d) Suara nafas tambahan memotivasi pasien
1. Batuk yang tidak tidak ada untuk melakukan batuk
efektif e) Dispnea dengan atau menyedot lender
2. Dyspnea aktifitas ringan tidak f) Instruksikan bagaimana
3. Gelisah ada agar bias
4. Kesulitan verbalisasi f) Penggunaan otot melakukan batuk
5. Penurunan bunyi bantu pernafasan efektif
nafas tidak ada g) Auskultasi suara nafas
6. Perubahan frekensi h) Posisikan untuk
nafas meringankan sesak
7. Perubahan pola nafas nafas
status pernafasan :
8. Sputum dalam ventilasi dengan
14
jumlah yang kriteria hasil : Monitor pernafasan
berlebihan a) Frekuensi pernafasan a) Monitor kecepatan,
9. Suara nafas tambahan tidak ada deviasi dari irama, kedalaman dan
kisaran normal kesulitan bernafas
Faktor yang berhubungan b) Irama pernafasan b) Catat pergerakan dada,
1. Lingkungan tidak ada deviasi dari catat ketidaksimetrisan,
a) Perokok kisaran normal penggunaan otot bantu
b) Perokok pasif c) Suara perkusi nafas pernafasan dan retraksi
c) Terpajan asap tidak ada deviasi dari otot
2. Obstruksi jalan nafas kisaran normal c) Monitor suara nafas
a) Adanya jalan d) Kapasitas vital tidak tambahan
nafas buatan ada deviasi dari dari d) Monitor pola nafas
b) Benda asing kisaran normal e) Auskultasi suara nafas,
dalam jalan nafas catat area dimana
c) Eksudat dalam terjadi penurunan atau
alveoli tidak adanya ventilasi
d) Hyperplasia pada dan keberadaan suara
dinding bronkus nafas tambahan
e) Mucus berlebihan f) Kaji perlunya
f) Spasme jalan penyedotan pada jalan
nafas nafas dengan auskultasi
3. Fisiologis suara nafas ronki di
a) Disfungsi paru
neuromuskular g) Monitor kemampuan
b) Infeksi batuk efektif pasien
h) Berikan bantuan terapi
nafas jika diperlukan
(misalnya nebulizer)
15
inspirasi d) Kapasitas vital tidak mestinya
7. Pernafasan bibir ada deviasi dari dari e) Buang secret dengan
8. Pernafasan cuping kisaran normal memotivasi pasien
hidung untuk melakukan batuk
9. Takipnea atau menyedot lender
f) Instruksikan bagaimana
Factor yang berhubungan agar bias melakukan
1. Ansietas batuk efektif
2. Cedera medulla g) Auskultasi suara nafas
spinalis h) Posisikan untuk
3. Hiperventilasi meringankan sesak
4. Keletihan nafas
5. Keletihan otot
pernafasan Terapi oksigen
6. Nyeri a) Pertahankan kepatenan
7. Obesitas jalan nafas
8. Posisi tubuh yang b) Siapkan peralatan
menghambat oksigen dan berikan
ekspansi paru melalui system
humidifier
c) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
d) Monitor aliran oksigen
e) Monitor efektifitas
terapi oksigen
f) Amati tanda-tanda
hipoventialsi induksi
oksigen
g) Konsultasi dengan
tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan dan
atau tidur
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Terapi oksigen
gas berhubungan dengan tindakan keperawatan a) Pertahankan kepatenan
perubahan membran diharapakan status jalan nafas
alveolar-kapiler pernafasan : b) Siapkan peralatan
Definisi : pertukaran gas dengan oksigen dan berikan
Kelebihan atau deficit kriteria hasil : melalui system
oksigenasi dan/atau a) Tekanan parsal humidifier
eliminasi oksigen di darah arteri c) Berikan oksigen
(PaO2) tidak ada tambahan seperti yang
karbondioksida pada
16
membrane alveolar- deviasi dari kisaran diperintahkan
kapiler normal d) Monitor aliran oksigen
b) Tekanan parsial e) Monitor efektifitas
Batasan karakteristik karbondioksisa di terapi oksigen
1. Diaphoresis darah arteri (PaCO2) f) Amati tanda-tanda
2. Dyspnea tidak ada deviasi dari hipoventialsi induksi
3. Gangguan kisaran normal oksigen
penglihatan c) Saturasi oksigen tidak g) Konsultasi dengan
4. Gas darah arteri ada deviasi dari tenaga kesehatan lain
abnormal kisaran normal mengenai penggunaan
5. Gelisah d) Keseimbangan oksigen tambahan
6. Hiperkapnia ventilasi dan perfusi selama kegiatan dan
7. Hipoksemia tidak ada deviasi dari atau tidur
8. Hipoksia kisaran normal Monitor tanda-tanda
9. pH arteri abnormal vital
10. pola pernafasan Tanda-tanda vital a) Monitor tekanan darah,
abnormal dengan kriteria hasil : nadi, suhu dan status
11. sianosis a) Suhu tubuh tidak ada pernafasan dengan
deviasi dari kisaran tepat
factor berhubungan normal b) Monitor tekanan darah
1. ketidakseimbangan b) Denyut nadi radial saat pasien berbaring,
ventilasi-perfusi tidak ada deviasi dari duduk dan berdiri
2. perubahan membrane kisaran normal c) sebelum dan setelah
alveolar-kapiler c) Tingkat pernafasan perubahan posisi
tidak ada deviasi dari d) Monitor dan laporkan
kisaran normal tanda dan gejala
d) Irama pernafasan hipotermia dan
tidak ada deviasi dari hipertermia
kisaran normal e) Monitor keberadaan
e) Tekanan darah sistolik nadi dan kualitas nadi
tidak ada deviasi dari f) Monitor irama dan
kisaran normal tekanan jantung
f) Tekanan darah g) Monitor suara paru-
diastolik tidak ada paru
deviasi dari kisaran h) Monitor warna kulit,
normal suhu dan kelembaban
Identifikasi kemungkinan
penyebab perubahan
tanda-tanda vital
17
3 BAB III TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. IDENTITAS KLIEN
NAMA : Tn.D
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
UMUR : 19 Tahun
STATUS KAWIN : Lajang
AGAMA : Islam
PENDIDIKAN : SMU/SMK
PEKERJAAN : Karyawan
ALAMAT : Pondok Sengon GG.Kemuning Dsn IV Mdl-1
TGL MASUK RS : 15-5-2022
NO.REG : 0522A2743
RUANGAN : Melur 6
GOL.DARAH :O
TGL.PENGKAJIAN : 15 Mei 2022
TGL.OPERASI :-
DIAGNOSA MEDIS : TB Paru
B. PENANGGUNG JAWAB
NAMA : Ny.S
HUBUNGAN DENGAN KLIEN : Ibu
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
ALAMAT : Pondok Sengon GG.Kemuning Dsn IV Mdl-1
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sesak nafas.
a. Keadaan umum
Klien tampak lemas
b. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5 c
Tekanan darah : 111/73 mmHg
TB/BB : 50 Kg /161 cm
Nadi : 140 x/menit
RR : 40 x/menit
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : Mesosepal
Kebersihan : bersih.
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut berwarna hitam
Kebersihan : Sedikit ada ketombe
Jenis dan struktur rambut : Lurus dan pendek
c. Wajah
Warna kulit : Sawo matang
Struktur wajah : Simetris
2. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Palpebra : dapat membuka dan menutup
c. Pupil : Mengecil saat diberi rangsangan
d. Konjungtiva : Pucat (anemis)
e. Kornea : Tidak ada katarak
f. Visus : Normal (6/6)
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum : Tulang hidung tepat pada garis
bawah dan simetris
b. Lubang hidung : Bersih
c. Cuping hidung : Bernafas dengan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Sedang
c. Lubang telinga : Keadaan Bersih
d. Ketajaman Pendengaran : Tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : membran mukosa sianosis
b. Keadaan gusi dan gigi : Baik,tidak ada perdarahan
c. Keadaan lidah : Baik
d. Orofaring : Normal
6. Leher
a. Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh
b. Thyroid : tidak ada pembesaran thyroid
c. Suara : pengucapan suara jelas dan keras
d. Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
f. Denyut nadi Karotis : Teraba
7. Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan : tidak mampu membersihkan secara
mandiri
b. Kehangatan : tidak
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : <2 detik
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan pada Kulit : Tidak ada
8. Pemeriksaan thorak dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thoraks : simetris
b. Pernapasan
Frekuensi : 40 x/menit
Irama : 20 x/menit
c. Tanda Kesulitan : Klien kesulitan bernafas ditandai
dengan sesak Nafas.
2. Pernapasan paru
a. Palpasi getaran suara : Vokal fremitus kiri kuat dan fremitus
kanan redup.
b. Perkusi : Paru kiri resonan dan paru kanan
Redup.
c. Auskultasi : Terdapat suara tambahan ronchi.
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : terlihat pulpasi jantung kuat.
b. Palpasi : pulpasi lebih terdengar di sebelah
Kiri.
c. Perkusi :sonor/resonan,tidak ada
pembesaran jantung.
4. Auskultasi
a. Bunyi jantung I : lub
b. Bunyi jantung II : dub
c. Bunyi jantung tambahan : Murmur
d. Murmur : turbulensi
e. Frekuensi : 40 x/menit
ANALISA DATA
Bersihan jalan
nafas
tidak efektifnya
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Bersihan jalan nafas tidak efektifnya berhubungan dengan Produksi
sekret berlebihan.
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor
Nafas tidak keperawatan selama 3 x 24 frekuensi,
efektif jam diharapkan pasien : irama
berhubungan Dengan kriteria hasil : kedalaman
dengan Infeksi, 1. Mendemonstrasikan dan upaya
ditandai dengan batuk efektif dan suara napas
adanya eksudat nafas yang bersih, tidak 2. Monitor
di alveolus. ada sianosis dan adanya retensi
dyspneu (mampu sputum
mengeluarkan sputum, 3. Posisikan
mampu bernafas semif fowler
dengan mudah). atau fowler
2. Menunjukkan jalan 4. Auskultasi
nafas yang paten (klien suara napas
tidak merasa 5. Jelaskan
tercekik,irama nafas, tujuan dan
frekuensi pernafasan prosedur
dalam rentang normal, batuk efektif
dan tidak ada suara
nafas abnormal).
3. Mampu
mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang
dapat menghambat
jalan nafas
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. 2014. Profil Dinas Kesehatan 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Sumbar
Rab, Tabrani. 2016. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Medika
Smeltzer, S.C., and Bare, B.G. (2015).Medical Surgical Nursing (Vol 1). LWW