Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. D DENGAN


GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN DI RUANGAN MELUR
DI RSUD H. AMRI TAMBUNAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas:

Mata Kuliah : KMB II

Dosen Pembimbing : Suriani Br Ginting,Ns,S.Kep,M.Kep

DISUSUN OLEH :

1.Putri Kristina Emelia Silaban (P07520120106)

2. Lisa Yunita Hutagalung (P07520120100)

3. Dedi Setiawan Halawa (P07520120088)

4. Yuli Evelina (P07520120122)

5. Fawanis Maswah (P07520120092)

6.Ropitasari br purba (P07520120110)

7.Tiara Gabriella Siagian (P07520120118)

8. Aprilia Habeahan ( P07520120084 )

9. Indri Farizha (P07520120096)

10.Stevani Gabriel (P07520120114

1
DAFTAR ISI

JUDUL ..............................................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................2
1.Latar Belakang.........................................................................................................2
2.Rumusan Masalah...................................................................................................4
3.Tujuan ..............................................................................................................4
4.Manfaat ..............................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................5
A.Konsep Dasar ..............................................................................................................5
1. Definisi ..............................................................................................................5
2.Etiologi ..............................................................................................................5
3.Tanda dan Gejala.....................................................................................................5
4.Patosifiologi ..............................................................................................................6
6.Penatalaksanaan......................................................................................................7
B. Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru.......................................................7
1 Pengkajian ..............................................................................................................7
2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................12
5.3 Rencana keperawatan.......................................................................................12
BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................................17
1 Pengkajian ............................................................................................................17
2 Diagnosa Keperawatan.........................................................................................26
3 Rencana Keperawatan..........................................................................................27

2
4 Catatan Perkembangan.........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................34

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Data World Health Organization tahun 2018 menunjukkan bahwa tahun


2016 terdapat 10,4 juta kasus TB Paru didunia, 56% kasus TB Paru berada di
India, Indonesia, Cina, Filipina, dan Pakistan. Tahun 2016, sekitar 1,3 juta orang
didunia meninggal karena TB Paru Sedangkan di Indonesia tahun 2016 terdapat
298 ribu penemuan kasus TB Paru dan 156 ribu penemuan kasus BTA Positif
berdasarkan hasil cakupan penemuan kasus penyakit TB Paru (WHO, 2018). Di
Indonesia setiap tahunnya jumlah kasus TB mengalami kenaikan. Berdasarkan
laporan WHO 2017 diperkirakan ada 1.020.000 kasus di Indonesia, namun baru
terlaporkan ke Kementerian Kesehatan sebanyak 420.000 kasus. Pada tahun
2017 jumlah kasus baru Tuberkulosis yang ditemukan di Indonesia sebesar
360.770 (64,1%) kasus. Jumlah tersebut meningkat bila dibandingkan dengan
semua kasus Tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2016 sebesar 351.893
(63,5%) kasus dan tahun 2015 yakni sebesar 330.729 (60,5) kasus. Berdasarkan
hasil laporan Data dan Informasi Kementrian Kesehatan tahun 2017, jumlah
kasus tertinggi terdapat di provinsi DKI Jakarta (34,4%), Sulawesi Utara (22,8%),
Papua (22,5%), Kep. Riau (19,2%) dan Kalimantan Utara (18%).

Tuberkulosis atau TB paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh


Mycobacterium tuberculosis, yakni kuman aerob yang dapat hidup terutama
diparu atau diberbagai organ tubuh lainnya.TB paru dapat menyebar ke setiap
bagian tubuh, termasuk meningen, ginjal, tulang dan nodus limfe dan lainnya
(Smeltzer & Bare, 2015). TB paru sampai dengan saat ini masih merupakan
salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia walaupun upaya
penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak ucces sejak tahun 1995
(Kemenkes, 2016). Sebagian kuman TB tidak hanya menyerang paru-paru, tetapi
dapat menyerang berbagai organ dan jaringan tubuh lainnya. Penularan dapat
terjadi ketika penderita TB batuk, bersin, berbicara atau meludah, mereka
memercikkan kuman TB atau bacillia ke udara. Setelah kuman TB masuk
kedalam tubuh manusia melalui pernafasan, kuman TB tersebut dapat menyebar
dari paru ke bagian tubuh lainnya melalui ucces peredaran darah, ucces saluran

3
limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian-bagian tubuh lainnya.
Faktor yang menyebabkan seseorang terkena TBC yaitu ketika daya tahan tubuh
menurun dan ucces lain yang mendukung seperti usia, tingkat pendidikan,
merokok, uccess, malnutrisi, diabetes, dan kepatuhan dalam berobat (Kuswandi
et al., 2016). Dewasa ini pengobatan penyakit TB dimasyarakat diupayakan
dengan meningkatkan produktifitas apa yang mereka bisa lakukan supaya
mereka bisa hidup secara normal meski dalam kondisi pemulihan penyakitnya.
Impact-nya adalah masyarakat terbebas dari masalah-masalah ucces ekonomi
yang diakibatkan karena penyakit TB. Angka keberhasilan pengobatan TB
(Succes Rate) Provinsi Jawa Timur Tahun 2013-2016 No Indikator. Program
uccess rate, Target Nas> 85%, Target Jatim> 90 %,2013 91%, 2014 91%, 2015
91%, 2016 89,91% (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Berdasarkan data yang
diperoleh dari dinas kesehatan Penyakit baru dengan BTA+ 626 kasus, dengan
angka kesembuhan pada tahun 2016 sebesar 790 kasus dari 944 kasus yang di
obati dengan angka keberhasilan (success rate) 92,27 (Dinkes Sumenep, 2016).

Angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014 sebesar 81,3%


sedangkan WHO menetapkan standar angka keberhasilan pengobatan sebesar
85%. Sementara Kementerian Kesehatan menetapkan target minimal 88% untuk
angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2014.Dengan demikian pada tahun
2014, Indonesia tidak mencapai standar angka keberhasilan pengobatan pada
kasus TB paru.Berdasarkan hal tersebut, pencapaian angka keberhasilan
pengobatan tahun 2014tidak memenuhi target rentra tahun 2014 (Kemenkes RI.
2015).

Terdapat 3 faktor yang menyebabkan tingginya kasus TB paru di Indonesia


yaitu, waktu pengobatan yang relatif lama (6 sampai 8 bulan) menjadi penyebab
penderita TB sulit sembuh karena pasien TB paru berhenti berobat (Drop Out)
setelah merasa sehat meski proses pengobatan belum selesai sehingga
menyebabkan kekambuhan pada penderita TB paru dengan DO. Selain itu,
masalah TB paru diperberat dengan adanya peningkatan infeksi HIV/AIDS yang
berkembang cepat dan munculnya permasalahan TB Multi Drugs Resistant
(MDR) atau kebal terhadap bermacam obat. Masalah lain adalah adanya
penderita TB paru laten, dimana penderita tidak sakit namun akibat daya tahan
tubuh menurun, penyakit TB paru akan muncul. Sedangkan di kota Padang
sendiri keberhasilan upaya penanggulangan TB paru diukur dengan
kesembuhan penderita. Kesembuhan dapat mengurangi jumlah penderita dan
terjadinya penularan.Untuk itu, obat harus diminum dan diawasi oleh keluarga
atau orang terdekat.Saat ini upaya penanggulangan TB paru dirumuskan lewat
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS), dimana pengobatan yang
disertai pengamatan langsung. Pelaksanaan strategi DOTS dilakukan di sarana-
sarana Kesehatan Pemerintah dengan Puskesmas sebagai ujung tombak
pelaksanaan program (Dinas Kesehatan Kota Padang, 2013).

Sebagai perawat tindakan yang wajib dilakukan pada pasien TB paru yakni
melakukan tindakan keperawatan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar
pada pasien dan membantu mengurangi keluhan yang dirasakan, perawat

4
mengatur posisi duduk pasien dengan semi fowler agar pasien tidak merasakan
sesak nafas, selain itu perawat melakukan tindakan kolaborasi seperti nebulizer
yang berguna untuk mempermudah pasien untuk mengeluarkan secretnya.
Perawat juga mengontrol pemberian OAT pada pasien penderita TB paru, selain
itu perawat memberikan edukasi mengenai faktor pemicu TB paru dan menjauhi
faktor resiko TB paru serta perawat memberikan dukungan moril dan motivasi
untuk kesembuhan pasien TB paru. Pasien TB paru bukan hanya membutuhkan
perawatan secara fisik akan tetapi juga membutuhkan perawatan secara
psikososial karena pasin TB paru cenderung mengalami harga diri rendah serta
isolasi sosial yang dikarenakan TB paru dapat menginfeksi siapapun sehingga
orang lain cenderung menjauhi atau membatasi aktivitasnya dengan penderita
TB paru.Maka dari itu pentingnya tenaga perawat untuk melakukan asuhan
keperawatan sebagai edukator, motivator dan fasilitator pada pasien dengan TB
paru di Paru RSUD H.Amir Tambunan.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan asuhan


keperawatan pada pasien dengan TB Paru DO di ruangan Melur RSUD Dr.
Amir Thamrin Tambunan

3. Tujuan

a. Tujuan Umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
TB Paru di Ruangan Paru RSUD H. Amir Tambunan

b. Tujuan Khusus
1. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian pada pasien dengan
penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir Tambunan
2. Mampu mendeskripsikan rumusan diagnosa keperawatan pada
pasien dengan penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir
Tambunan
3. Mampu mendeskripsikan rencana keperawatan pada pasien dengan
penyakit TB paru di Melur RSUD H. Amir Tambunan
4. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan pada pasien dengan
penyakit TB Paru di Ruangan Melur RSUD H. Amir Tambunan
5. Mampu mendeskripsikan evaluasi keperawatan yang pada pasien
dengan penyakit TB paru di Melur RSUD H.Amir Tambunan

4. Manfaat

Memberikan pengetahuan dan memperbanyak pengalaman dalam


memberikan dan menyusun asuhan keperawatan pada TB Paru.

5
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar
1. Definisi

TB Paru adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium


tuberculosis dan termasuk penyakit zonosis karena bisa ditularkan oleh
hewan ke manusia. TB ditularkan dengan kuman dalam titik air yang sangat
kecil yang dapat dihirup saat orang yang mengidap TB aktif batuk, bersin,
tertawa atau berbicara (Kartasasmita, 2015). TB Paru sampai dengan saat
ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di dunia
walaupun upaya penanggulangan TB telah dilaksanakan di banyak negara
sejak tahun 1995 (Kemenkes, 2016).

2. Etiologi

Penyebab tuberkulosis adalah bakteri mycrobacterium tuberculosis, sejenis


kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal
0,3-0,6/um (Amin dan Asril, 2007). Mycobacterium tuberculosis
merupakan bakteri yang bersifat aerob sehingga sebagian besar kuman
menyerang jaringan yang memiliki konsentrasi tinggi oksigen seperti paru-
paru. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap asam pada pewarnaan, oleh karena itu disebut sebagai Basil
Tahan Asam (BTA).

Penyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu melalui droplet nukles,


kemudian dihirup oleh manusia melalui udara dan menginfeksi organ tubuh
terutama paru-paru. Diperkirakan, satu orang menderita TB paru BTA positif
yang tidak diobati akan menulari 10-15 orang setiap tahunnya. (Depkes RI,
2002; Aditama, 2002)

3. Tanda dan Gejala

Menurut Alsagaff dan Mukty (2006) tanda dan gejala tuberkulosis dibagi atas
2 (dua) golongan yaitu:

a. Gejala Sistemik :

• Badan Panas
• Menggigil
• Keringat Malam : umumnya baru timbul bila proses telah lanjut,
kecuali pada orang-orang dengan vasomotor labil,
• Malaise : rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan
berkurang

b. Gejala Respiratorik

• Batuk
• Sekret : Suatu bahan yang keluar dari paru sifatnya mukoid dan
keluar dalam jumlah sedikit

6
• Nyeri Dada
• Ronchi : suatu bunyi tambahan yang terdengar gaduh terutama
terdengar selama ekspirasi disertai adanya secret

4. Patosifiologi

5. Pemeriksaan Diagnostik

• Anamnesis pada pemeriksaan fisik 


• Laboratorium darah rutin ( LED normal atau meningkat,limfositosis)
• Foto thoraks PA dan lateral
• Pemeriksaan sputum BTA : memastikan diagnosis TB paru
• Tes PAP (peroksidase anti peroksidase) : uji serologi imunoperoksidase
memakai alat histogen imunoperoksidase staning
• Tes mantoux / tuberculin
• Teknik polymerase chain reaction : deteksi DNA kuman secara spesifik

7
• Becton Dickinson Diagnostik Instrumen System (BACTEC) : deteksi
grouth index berdasarkan CO2 yang di hasilkan dari metabolism asam
lemak oleh M. Tuberculosis
• Enzyme Linked Immunosorbent Assay : deteksi respon humoral
memakai antigen-antibody yang terjadi

6. Penatalaksanaan

Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif (2-3 bulan)
dan fase lanjutan 4 atau 7 bulan. Penggunaan Obat serta efek sampingnya
terdiri dari :

• Rifampisin : Rifampisin dapat menyebabkan warna merah pada air seni,


keringat, airmata, air liur

• Isoniazid (INH) : Efek samping ringan obat ini dapat berupa tanda-tanda
keracunan pada syaraf tepi, kesemutan, rasa terbakar di kaki dan nyeri
otot. Efek samping berat dapat berupa hepatitis yang dapat timbul pada
kurang lebih 0,5% penderita.

• Pirazinamid : Efek samping utama dari obat ini ialah hepatitis imbas obat
(penatalaksanaan sesuai pedoman TB pada keadaan khusus).

• Streptomisin : Efek samping utama adalah kerusakan syaraf kedelapan


yang berkaitan dengan keseimbangan dan pendengaran.

• Etambutol : Etambutol dapat menyebabkan gangguan


penglihatan berupa berkurangnyaketajaman, buta warna untuk warna
merah dan hijau.

2 Konsep Asuhan Keperawatan Kasus TB Paru


1. Pengkajian
a. Identitas
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan TB paru
(Irman Somantri, p.68 2009).
b. Data Pasien
Penyakit TB paru dapat menyerang manusia mulai dari usia anak
sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-
laki dan perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada

8
pasien yang tinggal didaerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga
masuknya cahaya matahari kedalam rumah sangat minim. TB paru
pada anak dapat terjadi pada usia berapapun, namun usia paling umum
adalah antara 1-4 tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB diluar
paru-paru (extrapulmonary) disbanding TB paru dengan perbandingan
3:1. TB diluar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan
pada usia<3 tahun. Angka kejadia (pravelensi) TB paru pada usia 5-12
tahun cukup rendah, kemudian meningkat setelah usia remaja dimana
TB paru menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai
lubang/kavitas pada paru-paru).
c. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang sering muncul antara lain:
1. Demam: subfebris, febris (40-41oC) hilang timbul.
2. Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini
terjadi untuk membuang/mengeluarkan produksi radang yang
dimulai dari batuk kering sampai dengan atuk purulent
(menghasilkan sputum).
3. Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru-paru.
4. Keringat malam.
5. Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi
radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
6. Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun,
berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, keringat malam.
7. Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis.
Bagian dada pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung
terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto toraks, pada sisi yang sakit
nampak bayangan hitam dan diagfragma menonjol keatas.
8. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya
penyakit ini muncul bukan karena sebagai penyakit keturunan
tetapi merupakan penyakit infeksi menular.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh
2. Pernah berobat tetapi tidak sembuh
3. Pernah berobat tetapi tidak teratur

9
4. Riwayat kontak dengan penderita TB paru
5. Daya tahan tubuh yang menurun
6. Riwayat vaksinasi yang tidak teratur
7. Riwayat putus OAT.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Biasanya pada keluarga pasien ditemukan ada yang menderita TB
paru.Biasanya ada keluarga yang menderita penyakit keturunan seperti
Hipertensi, Diabetes Melitus, jantung dan lainnya.
f. Riwayat Pengobatan Sebelumnya
1. Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan
sakitnya
2. Jenis, warna, dan dosis obat yang diminum.
3. Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan
dengan penyakitnya
4. Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.

g. Riwayat Sosial Ekonomi


1. Riwayat pekerjaan. Jenis pekerjaan, waktu, dan tempat bekerja,
jumlah penghasilan.
2. Aspek psikososial. Merasa dikucilkan, tidak dapat berkomunikasi
dengan bebas, menarik diri, biasanya pada keluarga yang kurang
mampu, masalah berhubungan dengan kondisi ekonomi, untuk
sembuh perlu waktu yang lama dan biaya yang banyak, masalah
tentang masa depan / pekerjaan pasien, tidak bersemangat dan
putus harapan.
h. Faktor Pendukung:
1. Riwayat lingkungan.
2. Pola hidup: nutrisi, kebiasaan merokok, minum alkohol, pola
istirahat dan tidur, kebersihan diri.
3. Tingkat pengetahuan / pendidikan pasien dan keluarga tentang
penyakit, pencegahan, pengobatan dan perawatannya.
i. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : biasanya KU sedang atau buruk
TD : Normal ( kadang rendah karena kurang istirahat)
Nadi : Pada umumnya nadi pasien meningkat

10
Pernafasan : B iasanya nafas pasien meningkat
(normal : 16 - 20x/i)
Suhu : Biasanya kenaikan suhu ringan pada malam hari.
Suhu mungkin tinggi atau tidak teratur. Seiring kali
tidak ada demam

7. Kepala
Inspeksi : Biasanya wajah tampak pucat, wajah tampak meringis,
konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, hidung tidak sianosis, mukosa
bibir kering, biasanya adanya pergeseran trakea.
1. Thoraks
Inpeksi : Kadang terlihat retraksi interkosta dan
tarikan dinding dada, biasanya pasien
kesulitan saat inspirasi
Palpasi : Fremitus paru yang terinfeksi biasanya
Lemah
Perkusi : Biasanya saat diperkusi terdapat suara
pekak
Auskultasi : Biasanya terdapat bronki
2. Abdomen
Inspeksi : biasanya tampak simetris
Palpasi : biasanya tidak ada pembesaran hepar
Perkusi : biasanya terdapat suara tympani
Auskultasi : biasanya bising usus pasien tidak terdengar
3. Ekremitas atas
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak
ada edema
4. Ekremitas bawah
Biasanya CRT>3 detik, akral teraba dingin, tampak pucat, tidak
ada edema

c. Pemeriksaan Diagnostik
1. Kultur sputum: Mikobakterium TB positif pada tahap akhir penyakit.
2. Tes Tuberkulin: Mantoux test reaksi positif (area indurasi 10-15 mm
terjadi 48-72 jam).

11
3. Poto torak: Infiltnasi lesi awal pada area paru atas; pada tahap dini
tampak gambaran bercak-bercak seperti awan dengan batas tidak jelas;
pada kavitas bayangan, berupa cincin; pada klasifikasi tampak
bayangan bercak-bercak padat dengan densitas tinggi.
4. Bronchografi: untuk melihat kerusakan bronkus atatu kerusakan paru
karena TB paru.
5. Darah: peningkatan leukosit dan Laju Endap Darah (LED).
6. Spirometri: penurunan fungsi paru dengan kapasitas vital menurun.

d. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1. Pola aktivitas dan istirahat
Subyektif : rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. Sesak (nafas
pendek), sulit tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari.
2. Obyektif: Takikardia, takipnea/dispnea saat kerja, irritable, sesak
(tahap, lanjut; infiltrasi radang sampai setengah paru), demam subfebris
(40-41oC) hilang timbul.

e. Pola Nutrisi
1. Subyektif: anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.
2. Obyektif: turgor kulit jelek, kulit kering/berisik, kehilangan lemak
subkutan.

f. Respirasi
1. Subyektif: batuk produktif / non produktif sesak nafas, sakit dada.
2. Obyektif: mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent,
mukoid kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe,
terdengar bunyi ronkhi basah, kasar didaerah apeks paru, takipneu
(penyakit luas atau fibrosis parenkim paru dan pleural), sesak nafas,
pengembangan pernafasan tidak simetris (effusi pleura), perkusi pekak
dan penurunan fremitus (cairan pleural), deviasi trakeal (penyebaran
bronkogenik).

g. Rasa nyaman/nyeri
1. Subyektif: nyeri dada meningkat karena batuk berulang
2. Obyektif: berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah,

12
nyeri bisa timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul
pleuritis.

h. Integritas Ego
1. Subyektif: faktor stress lama, masalah keuangan, perasaan tak
berdaya/tak ada harapan.
2. Obyektif: menyangkal (selama tahap dini), ansietas, ketakutan, mudah
tersinggung.

Diagnosa Keperawatan
i. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mokus dalam
jumlah berlebihan, eksudat dalam jalan alveoli, sekresi bertahan / sisa sekresi
ii. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasi, keletihan,
keletihan otot pernapasan
iii. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane
alveolar-kapiler
iv. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna makanan
v. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
vi. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit
vii. Kurangnya volume cairan berhubungan dengan kegagalan mekanisme
viii. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan, infeksi/
kontaminan interpersonal, ancaman pada konsep diri

Rencana keperawatan
Rencana keperawatan yang dapat diterapkan pada pasien dengan TB paru
adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan NOC NIC

13
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas
bersihan jalan napas tindakan keperawatan a) Bersihkan jalan nafas
berhubungan dengan diharapakan status dengan teknik chin lift
mokus dalam jumlah pernafasan : kepatenan atau jaw thrust sebagai
berlebihan, eksudat jalan nafas dengan mana mestinya
dalam jalan alveoli, kriteria hasil : b) Posisikan pasien untuk
sekresi bertahan/sisa a) Frekuensi pernafasan memaksimalkan
tidak ada deviasi dari ventilasi
sekresi
kisaran normal c) Identifikasi kebutuhan
Definisi : aktual/potensial pasien
Ketidakmampuan b) Irama pernafasan
tidak ada deviasi dari untuk memasukkan alat
membersihkan sekresi membuka jalan nafas
atau obstruksi dari kisaran normal
c) Kemampuan untuk d) Lakukan fisioterapi
saluran nafas untuk dada sebagai mana
mengeluarkan secret
mempertahankan mestinya
tidak ada deviasi dari
bersihan jalan nafas kisaran normal e) Buang secret dengan
Batasan karakteristik : d) Suara nafas tambahan memotivasi pasien
1. Batuk yang tidak tidak ada untuk melakukan batuk
efektif e) Dispnea dengan atau menyedot lender
2. Dyspnea aktifitas ringan tidak f) Instruksikan bagaimana
3. Gelisah ada agar bias
4. Kesulitan verbalisasi f) Penggunaan otot melakukan batuk
5. Penurunan bunyi bantu pernafasan efektif
nafas tidak ada g) Auskultasi suara nafas
6. Perubahan frekensi h) Posisikan untuk
nafas meringankan sesak
7. Perubahan pola nafas nafas
status pernafasan :
8. Sputum dalam ventilasi dengan

14
jumlah yang kriteria hasil : Monitor pernafasan
berlebihan a) Frekuensi pernafasan a) Monitor kecepatan,
9. Suara nafas tambahan tidak ada deviasi dari irama, kedalaman dan
kisaran normal kesulitan bernafas
Faktor yang berhubungan b) Irama pernafasan b) Catat pergerakan dada,
1. Lingkungan tidak ada deviasi dari catat ketidaksimetrisan,
a) Perokok kisaran normal penggunaan otot bantu
b) Perokok pasif c) Suara perkusi nafas pernafasan dan retraksi
c) Terpajan asap tidak ada deviasi dari otot
2. Obstruksi jalan nafas kisaran normal c) Monitor suara nafas
a) Adanya jalan d) Kapasitas vital tidak tambahan
nafas buatan ada deviasi dari dari d) Monitor pola nafas
b) Benda asing kisaran normal e) Auskultasi suara nafas,
dalam jalan nafas catat area dimana
c) Eksudat dalam terjadi penurunan atau
alveoli tidak adanya ventilasi
d) Hyperplasia pada dan keberadaan suara
dinding bronkus nafas tambahan
e) Mucus berlebihan f) Kaji perlunya
f) Spasme jalan penyedotan pada jalan
nafas nafas dengan auskultasi
3. Fisiologis suara nafas ronki di
a) Disfungsi paru
neuromuskular g) Monitor kemampuan
b) Infeksi batuk efektif pasien
h) Berikan bantuan terapi
nafas jika diperlukan
(misalnya nebulizer)

15
inspirasi d) Kapasitas vital tidak mestinya
7. Pernafasan bibir ada deviasi dari dari e) Buang secret dengan
8. Pernafasan cuping kisaran normal memotivasi pasien
hidung untuk melakukan batuk
9. Takipnea atau menyedot lender
f) Instruksikan bagaimana
Factor yang berhubungan agar bias melakukan
1. Ansietas batuk efektif
2. Cedera medulla g) Auskultasi suara nafas
spinalis h) Posisikan untuk
3. Hiperventilasi meringankan sesak
4. Keletihan nafas
5. Keletihan otot
pernafasan Terapi oksigen
6. Nyeri a) Pertahankan kepatenan
7. Obesitas jalan nafas
8. Posisi tubuh yang b) Siapkan peralatan
menghambat oksigen dan berikan
ekspansi paru melalui system
humidifier
c) Berikan oksigen
tambahan seperti yang
diperintahkan
d) Monitor aliran oksigen
e) Monitor efektifitas
terapi oksigen
f) Amati tanda-tanda
hipoventialsi induksi
oksigen
g) Konsultasi dengan
tenaga kesehatan lain
mengenai penggunaan
oksigen tambahan
selama kegiatan dan
atau tidur
Gangguan pertukaran Setelah dilakukan Terapi oksigen
gas berhubungan dengan tindakan keperawatan a) Pertahankan kepatenan
perubahan membran diharapakan status jalan nafas
alveolar-kapiler pernafasan : b) Siapkan peralatan
Definisi : pertukaran gas dengan oksigen dan berikan
Kelebihan atau deficit kriteria hasil : melalui system
oksigenasi dan/atau a) Tekanan parsal humidifier
eliminasi oksigen di darah arteri c) Berikan oksigen
(PaO2) tidak ada tambahan seperti yang
karbondioksida pada

16
membrane alveolar- deviasi dari kisaran diperintahkan
kapiler normal d) Monitor aliran oksigen
b) Tekanan parsial e) Monitor efektifitas
Batasan karakteristik karbondioksisa di terapi oksigen
1. Diaphoresis darah arteri (PaCO2) f) Amati tanda-tanda
2. Dyspnea tidak ada deviasi dari hipoventialsi induksi
3. Gangguan kisaran normal oksigen
penglihatan c) Saturasi oksigen tidak g) Konsultasi dengan
4. Gas darah arteri ada deviasi dari tenaga kesehatan lain
abnormal kisaran normal mengenai penggunaan
5. Gelisah d) Keseimbangan oksigen tambahan
6. Hiperkapnia ventilasi dan perfusi selama kegiatan dan
7. Hipoksemia tidak ada deviasi dari atau tidur
8. Hipoksia kisaran normal Monitor tanda-tanda
9. pH arteri abnormal vital
10. pola pernafasan Tanda-tanda vital a) Monitor tekanan darah,
abnormal dengan kriteria hasil : nadi, suhu dan status
11. sianosis a) Suhu tubuh tidak ada pernafasan dengan
deviasi dari kisaran tepat
factor berhubungan normal b) Monitor tekanan darah
1. ketidakseimbangan b) Denyut nadi radial saat pasien berbaring,
ventilasi-perfusi tidak ada deviasi dari duduk dan berdiri
2. perubahan membrane kisaran normal c) sebelum dan setelah
alveolar-kapiler c) Tingkat pernafasan perubahan posisi
tidak ada deviasi dari d) Monitor dan laporkan
kisaran normal tanda dan gejala
d) Irama pernafasan hipotermia dan
tidak ada deviasi dari hipertermia
kisaran normal e) Monitor keberadaan
e) Tekanan darah sistolik nadi dan kualitas nadi
tidak ada deviasi dari f) Monitor irama dan
kisaran normal tekanan jantung
f) Tekanan darah g) Monitor suara paru-
diastolik tidak ada paru
deviasi dari kisaran h) Monitor warna kulit,
normal suhu dan kelembaban
Identifikasi kemungkinan
penyebab perubahan
tanda-tanda vital

Sumber : Nanda (2015) : Nursing Intervention Classification (NOC) (2013) :


Nursing Outcome Classification (NIC) (2013)

17
3 BAB III TINJAUAN KASUS

FORMAT-FORMAT LAPORAM KASUS (PROSES KEPERAWATAN)

PENGKAJIAN

TEMPAT PRATIK : RSUD Deli Serdang LAPORAN MINGGU KE :1

RUANGAN : Seroja JUDUL KASUS : TB Paru

TANGGAL PRATIK : 14 Mei 2022

PENGKAJIAN
I. BIODATA
A. IDENTITAS KLIEN
NAMA : Tn.D
JENIS KELAMIN : Laki-Laki
UMUR : 19 Tahun
STATUS KAWIN : Lajang
AGAMA : Islam
PENDIDIKAN : SMU/SMK
PEKERJAAN : Karyawan
ALAMAT : Pondok Sengon GG.Kemuning Dsn IV Mdl-1
TGL MASUK RS : 15-5-2022
NO.REG : 0522A2743
RUANGAN : Melur 6
GOL.DARAH :O
TGL.PENGKAJIAN : 15 Mei 2022
TGL.OPERASI :-
DIAGNOSA MEDIS : TB Paru

B. PENANGGUNG JAWAB
NAMA : Ny.S
HUBUNGAN DENGAN KLIEN : Ibu
PEKERJAAN : Ibu Rumah Tangga
ALAMAT : Pondok Sengon GG.Kemuning Dsn IV Mdl-1
II. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluh sesak nafas.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


1. Provocative/palliative
a. Apa penyebabnya
Klien mengatakan merokok 1 bungkus sehari dan merokok sejak
SMA,terinfeksi Mycobacterium tuberculosis,pasien mengeluh
terkena polusi udara di tempat kerja.
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Hal yang dapat memperbaiki keadaannya yaitu meminum obat
nebule ventoline dan pulmicort dan istirahat yang cukup.
2. Quantity/quality
a. Bagaimana dirasakan
Klien merasa nyeri dada ketika batuk.
b. Bagaimana dilihat
Klien terlihat meringis saat merasa nyeri.
3. Region
a. Dimana lokasinya
Di bagian tubuh dada kanan.
b. Apakah menyebar
Tidak menyebar,hanya dibagian dada.
4. Severity (mengganggu aktifitas)
Klien merasa nyeri dan terganggu akibat terpasangnya alat ETT pada
bagian mulut sehingga klien tidak dapat membuang sputum secara
efektif,sehingga dilakukan sunction,terkendala melakukan aktivitas.
5. Time (kapan mulai timbul dan bagaimana terjadinya)
Hal ini terjadi 3 minggu yang lalu sebelum masuk ke RS sebelum
masuk RS awalnya pasien mengeluarkan sputum yang banyak,nyeri
di dada,susah bernafas.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU


a. Penyakit yang pernah dialami
Klien mengatakan pernah mengalami asma bronkitis.
b. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ketika sakit klien dibawa berobat ke klinik.
c. Pernah dirawat/dioperasi
Pernah di rawat di RS Sembiring.
d. Lamanya dirawat
1 Minggu.
e. Alergi
Tidak ada alergi.
f. Imunisasi
Imunisasi Lengkap.
V. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga pasien tidak mempunyai keturunan TB Paru
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
a. Bahasa yang digunakan
Bahasa Indonesia
b. Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien sangat opitimis dan berharap penyakitnya segera sembuh dan ia
dapat beraktivitas secara normal lagi.
c. Konsep Diri
1. Body Image : Baik
2. Ideal diri : Baik
3. Harga diri : Baik
4. Peran diri : Baik
5. Personal Identity : Baik
d. Keadaan emosi
Labil
e. Perhatian terhadap orang lain/lawan bicara
Ayah dan Ibu
f. Hubungan dengan keluarga
Sangat Baik
g. Hubungan dengan orang lain
Cukup Baik
h. Hubungan dengan orang lain
Cukup Baik
i. Kegemaran
Bergadang
j. Daya adaptasi
Bergaul sama teman
k. Mekanisme pertahanan diri
-

VII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan umum
Klien tampak lemas
b. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36,5 c
Tekanan darah : 111/73 mmHg
TB/BB : 50 Kg /161 cm
Nadi : 140 x/menit
RR : 40 x/menit
1. Kepala dan rambut
a. Kepala
Bentuk : Mesosepal
Kebersihan : bersih.
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : Rambut berwarna hitam
Kebersihan : Sedikit ada ketombe
Jenis dan struktur rambut : Lurus dan pendek
c. Wajah
Warna kulit : Sawo matang
Struktur wajah : Simetris
2. Mata
a. Bentuk : Simetris
b. Palpebra : dapat membuka dan menutup
c. Pupil : Mengecil saat diberi rangsangan
d. Konjungtiva : Pucat (anemis)
e. Kornea : Tidak ada katarak
f. Visus : Normal (6/6)
3. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum : Tulang hidung tepat pada garis
bawah dan simetris
b. Lubang hidung : Bersih
c. Cuping hidung : Bernafas dengan cuping hidung
4. Telinga
a. Bentuk telinga : Simetris
b. Ukuran telinga : Sedang
c. Lubang telinga : Keadaan Bersih
d. Ketajaman Pendengaran : Tajam
5. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir : membran mukosa sianosis
b. Keadaan gusi dan gigi : Baik,tidak ada perdarahan
c. Keadaan lidah : Baik
d. Orofaring : Normal
6. Leher
a. Posisi trachea : tepat pada garis sumbu tubuh
b. Thyroid : tidak ada pembesaran thyroid
c. Suara : pengucapan suara jelas dan keras
d. Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
e. Vena jugularis : tidak ada pembesaran
f. Denyut nadi Karotis : Teraba
7. Pemeriksaan Integumen
a. Kebersihan : tidak mampu membersihkan secara
mandiri
b. Kehangatan : tidak
c. Warna : Sawo matang
d. Turgor : <2 detik
e. Kelembaban : Kering
f. Kelainan pada Kulit : Tidak ada
8. Pemeriksaan thorak dada
1. Inspeksi thorak
a. Bentuk thoraks : simetris
b. Pernapasan
Frekuensi : 40 x/menit
Irama : 20 x/menit
c. Tanda Kesulitan : Klien kesulitan bernafas ditandai
dengan sesak Nafas.
2. Pernapasan paru
a. Palpasi getaran suara : Vokal fremitus kiri kuat dan fremitus
kanan redup.
b. Perkusi : Paru kiri resonan dan paru kanan
Redup.
c. Auskultasi : Terdapat suara tambahan ronchi.
3. Pemeriksaan jantung
a. Inspeksi : terlihat pulpasi jantung kuat.
b. Palpasi : pulpasi lebih terdengar di sebelah
Kiri.
c. Perkusi :sonor/resonan,tidak ada
pembesaran jantung.
4. Auskultasi
a. Bunyi jantung I : lub
b. Bunyi jantung II : dub
c. Bunyi jantung tambahan : Murmur
d. Murmur : turbulensi
e. Frekuensi : 40 x/menit

VII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI


a. Pola Tidur
1. Waktu tidur : Malam 01.00 WIB (Sebelum Sakit)
Malam 22.00 WIB (Sesudah Sakit)
2. Waktu Bangun : Malam 08.00 WIB (Sebelum Sakit)
Malam 02.00 WIB (Sesudah sakit)
3. Masalah Tidur : Sesak nafas dan tidak nyaman dalam
Tidur
4. Hal-hal yang mempermudah tidur : Memberi Oksigen,memberi
semi folwer
5. Hal-hal yang mempermudah bangun: -
b. Pola eliminasi
1. BAB
Pola BAB : Sebelum masuk RS 1 kali/hari
Setelah masuk RS 1 kali/hari
Karakter Feces : Normal
Riwayat perdarahan : Tidak ada
Penggunaan obat : Tidak ada
Keluhan BAB : Tidak ada
Masalah eliminasi BAB : Tidak ada
2. BAK
Pola BAK : Sebelum masuk RS 5 kali/hari
Setelah masuk RS 3 kali/hari
Karakter Urin : Kuning
Nyeri : Nyeri/rasa terbakar/kesulitan
Inkontinensia : Tidak ada
Penggunaan Obat : Tidak ada
Keluhan BAK : Tidak ada
Masalah eliminasi BAK : Tidak ada
c. Pola makan
Diet :-
Pola Diet :-
BB Sebelum MRS : 56 Kg
BB Sesudah MRS : 52 Kg
Jumlah dan jenis Diet :-
Kesulitan mengunyah : Tidak ada
Masalah pola makan : Tidak ada
Upaya mengatasinya :-
d. Pola minum
Jenis minuman : Air Putih
Pola Minum : 8 gelas
Kesulitan minum : Tidak ada
Upaya mengatasinya :-
e. Kebersihan diri
Kebersihan tubuh :Klien tidak mampu mandi secara
mandiri dan dibantu oleh Keluarga.
Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut cukup bersih.
Kebersihan kuku kaki dan tangan : Kuku terlihat panjang dan sedikit
Kotor .
f. Pola kegiatan/aktivitas
1. Uraian aktivitas pasien untuk mandi,ganti pakaian,makan,Eliminasi
dibantu perawat dan keluarga.
2. Uraian aktivitas Ibadah pasien selama sakit/dirawat : Pasien
beragama islam,sebelum sakit pasien rajin beribadah ke mesjid,tetapi
setelah sakit pasien tidak mampu beribadah sebagaimana mestinya.
VIII. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
1. Diagnosa medis
TB Paru
2. Pemeriksaan diagnostik/penunjang
a. Laboratium
DL,KGD ,Adr,RFT,Elektrolit
b. EKG
SR + LAD+Iskemih anteria
IX. PENATALAKSANAAN TERAPI MEDIS

NO. NAMA OBAT DOSIS EFEK


1. Cefoperazone 1g Batuk,diare,sakit
kepala.
2. Nebulizer pulmicort 2 ml Iritasi ringan pada
tenggorokan dan suara
serak.
3. Ventolin 2,5 mg Merasa nyeri pada
otot.
4. Dexametason 5 ml Sakit kepala,sulit tidur.
5. Ranitidine 150 mg Sakit perut.

ANALISA DATA

No. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS:- Tn.D Mengatakan Microbacterium Bersihan jalan
1) Batuk Berdahak tuberculosa nafas
Sejak 1 bulan terakhir tidak efektifnya
2) Dahak susah untuk Masuk dalam
dikeluarkan lapang paru
Do: - Tn.D Tampak :
Tn.D Tampak Batuk dan Sampai ke Alveoli
susah mengeluarkan
dahaknya Pembentukan
TTV Tuberkel
- TD: 100/80 mmhg Peradangan
N: 90x/menit
RR: 28x/menit Produksi sekret
o
- S: 37,2 C berlebihan
BB Sekarang:45Kg
BB Sebelum Sakit:50Kg Sekret kental

Bersihan jalan
nafas
tidak efektifnya

2. DS: - Tn.D Mengatakan: TBC Primer Perubahan


1) Tn.D mengatakan nutrisi kurang
tidak nafsu makan Meluas Terjadi dari kebutuhan
sejak seminggu Haematogen tubuh
terakhir Bakteremia
2) Tn.D Mengatakan masuk ke
jika makan terasa Peritonium
pahit
3) Tn.D mengatakan As. Lambung
Jika makan rasa meningkat
ingin muntah
4) Tn.D mengatakan Mual, Muntah
berat badan
menurun Anoreksia

3. DS: TBC Paru Kurang


Tn.D dan keluarga Pengetahuan
mengatakan tidak tahu Batuk
dengan penyakit yang
diderita oleh Ny. M Kuman Keluar
Tn.D dan keluarga
menanyakan apakah Resti penyebaran
penyakit Tn.D bisa infeksi
disembuhkan
DO: Kurang Informasi
• Tn.D dan keluarga
tampak bertanya
kepada perawat
tentang penyakit
yang diderita Tn.D,
apakah bisa
disembuhkan.
• Tn.D tampak
bingung saat
ditanyakan tentang
penyakit dan cara
perawatan
penyakitnya
TTV
- TD: 100/80 mmhg
N: 90x/menit
RR: 28x/menit
- S: 37,2o C
BB Sekarang:45Kg
BB Sebelum Sakit: 50Kg

DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Bersihan jalan nafas tidak efektifnya berhubungan dengan Produksi
sekret berlebihan.

 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan Anoreksia.
 Kurang Pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi TB
Paru.

RENCANA KEPERAWATAN
Diagnose Tujuan dan kriteria hasil Rencana Tindakan
Keperawatan
Bersihan Jalan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor
Nafas tidak keperawatan selama 3 x 24 frekuensi,
efektif jam diharapkan pasien : irama
berhubungan Dengan kriteria hasil : kedalaman
dengan Infeksi, 1. Mendemonstrasikan dan upaya
ditandai dengan batuk efektif dan suara napas
adanya eksudat nafas yang bersih, tidak 2. Monitor
di alveolus. ada sianosis dan adanya retensi
dyspneu (mampu sputum
mengeluarkan sputum, 3. Posisikan
mampu bernafas semif fowler
dengan mudah). atau fowler
2. Menunjukkan jalan 4. Auskultasi
nafas yang paten (klien suara napas
tidak merasa 5. Jelaskan
tercekik,irama nafas, tujuan dan
frekuensi pernafasan prosedur
dalam rentang normal, batuk efektif
dan tidak ada suara
nafas abnormal).
3. Mampu
mengidentifikasi dan
mencegah faktor yang
dapat menghambat
jalan nafas

Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi status


kurang dari keperawatan selama 3 x 24 nutrisi
kebutuhan jam diharapkan pasien Dengan 2. Identifiksi alergi
tubuh dan intoleransi
berhubungan kriteria hasil : makanan
dengan 1. Adanya peningkatan berat 3. Monitor asupan
anoreksia badan sesuai dengan makanan
tujuan Berat badan ideal 4. Berikan makanan
sesuai dengan tinggi tinggi kalori tinggi
badan protein
2. Mampu mengidentifikasi 5. Anjurkan pasien
kebutuhan nutrisi untuk
3. Tidak ada tanda- tanda menghabiskan
mal nutrisi porsi makan
4. Menunjukkan peningktan
fungsi pengecapan dari
menelan dan tidak terjadi
penurunan berat badan
yang berarti

Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi


pengetahuan keperawatan selama 1x25 kesiapan dan
berhubungan menit diharapkan pasien kemampuan
dengan Kriteria Hasil : menerima
kurangnya 1. Pasien dan keluarga informasi
informasi menyatakan pemahaman 2. Sediakan materi
tentang penyakit, kondisi, dan media
progosis dan program pendidikan
pengobatan Kesehatan
2. Pasien dan keluarga 3. Jadwalkan
mampu melaksanakan pendidikan
prosedur yang dijelaskan kesehatan
secara benar sesuai
3. Pasien dan keluarga kesepakatan
mampu menjelaskan 4. Jelaskan faktor
kembali apa yang resiko yang
dijelaskan perawat/tim dapat
kesehatan lainnya. mempengaruhi
kesehatan
CATATAN PERKEMBANGAN
Tgl Kode Jam Implementasi Evaluasi
Dx
15-5- 1 14.15 Mengidentifikasi kemampuan batuk S:
2022 Memantau adanya retensi Pasien mengatakan sesak berkurang
14:45 sputum jika posisi duduk
Posisikan semi fowler O:
14:55 Memberikan minum air hangat  Pasien terlihat sesak jika
Jelaskan tujuan dan prosedur berbaring
15:00 batuk efektif  Pasien dalam posisi semifowler
 Pola pernapasan pasien cepat
RR : 28 x/mt
A:
Masalah pola napas tidak efektif belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan modivikasi
I:
• Monitor frekuensi, irama kedalaman
dan upaya napas
• Monitor pola napas
• Monitor kemampuan batuk efektif
• Monitor adanya sumbatan jalan
napas
E:
Pasien masih terlihat sesak
R:
Lanjutkan intervensi
15-5- 2 14.30 1. Identifikasi status nutrisi S:
2022 2. Identifikasi alergi dan  Pasien mengatakan tidak nafsu
intoleransi makanan makan Pasien mengatakan merasa
3. Monitor asupan makanan mual jika makan
4. Berikan makanan tinggi kalori  Pasien mengatakan hanya habis 5
tinggi protein sendok makan
O:
BB : Sebelum sakit 50 kg
Sesudah sakit 45 kg
A:
Masalah perubahan nutrisi belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan modivikasi
I:
 Identifikasi status nutrisi
 Identifiksi alergi dan intoleransi
makanan
 Monitor asupan makanan
 Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein
 Anjurkan pasien untuk
menghabiskan porsi makan
E:
Berat badan belum naik dan masih
merasa mual
R:
Intervensi dilanjutkan

15 -5- 3 16:45 • Identifikasi kesiapan dan S :


2022 kemampuan menerima  Pasien dan keluarga mengatakan
informasi belum mengerti akan penyakitnya
• Sediakan materi dan media  Pasien dan keluarga belum mampu
pendidikan Kesehatan memahami informasi yang diberikan
• Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai kesepakatan O:
 Pasien dan keluarga menjadwalkan
pendidikan kesehatan
A:
 Masalah defisit pengetahuan belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
 Sediakan materi dan media
pendidikan Kesehatan
 Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan

16 -5- 1 14.10 1. Mengidentifikasi S:


2022 kemampuan batuk  Pasien mengatakan sesak
 15.00 2. Memantau adanya berkurang jika posisi duduk
retensi sputum O:
3. Posisikan semif  Pasien terlihat sesak jika berbaring
fowler atau fowler  Pasien dalam posisi semifowler
4. Memberikan minum  Pola pernapasan pasien cepat RR :
air hangat 26 x/mt
5. Jelaskan tujuan dan A :
prosedur batuk Masalah pola napas tidak efektif belum
efektif teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan modivikasi
I:
 Monitor frekuensi, irama kedalaman
dan upaya napas
 Monitor pola napas
E:
Pasien mengatakan masih sedikit
sesak
R : Intervensi dilanjutkan
14.20
2  Identifikasi status nutrisi S:
14.50  Monitor asupan makanan  Pasien mengatakan tidak nafsu
 Berikan makanan tinggi makan
kalori tinggi protein  Pasien mengatakan merasa mual
 Anjurkan pasien untuk jika makan
menghabiskan porsi makan  Pasien mengatakan hanya habis 5
– 8 sendok makan
O:
BB : Sebelum sakit 50 kg
Sesudah sakit 45 kg
A:
Masalah perubahan nutrisi belum
teratasi
P:
Lanjutkan intervensi dan modivikasi
I:
 Identifikasi status nutrisi
 Identifiksi alergi dan intoleransi
makanan
 Monitor asupan makanan
 Berikan makanan tinggi kalori tinggi
protein
 Anjurkan pasien untuk
menghbiskan porsi makan
E:
Berat badan pasien belum naik
R:
Intervensi dilanjutkan

3 14.55 • Sediakan materi dan media S :


pendidikan  Pasien dan keluarga mengatakan
• Kesehatan sudah dapat mengerti akan
• Jelaskan faktor resiko yang penyakitnya
dapat  Pasien dan keluarga mampu
• mempengaruhi kesehatan memahami informasi yang diberikan
O:
 Pasien dan keluarga terlihat aktif
saat pendkes dan sering bertanya
 Pasien dan keluaraga terlihat sudah
dapat memahami akan penyakitnya
A:
Masalah defisit pengetahuan sudah
teratasi
P : Hentikan intervensi

19-5- 1 08.30 • Sediakan materi dan media S :


2022 pendidikan Kesehatan - Pasien dan keluarga
09.00 • Jelaskan faktor resiko yang mengatakan sudah dapat
dapat mempengaruhi mengerti akan penyakitnya
kesehatan - Pasien dan keluarga mampu
memahami informasi yang
diberikan
O:
- Pasien dan keluarga terlihat
aktif saat pendkes dan sering
bertanya
- Pasien dan keluaraga terlihat
sudah dapat memahami akan
penyakitnya
 A : Masalah defisit pengetahuan sudah
teratasi
P : Hentikan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, Yati & Rachmawati, N, I. 2014 Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam
Riset Keperawatan

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatra Barat. 2014. Profil Dinas Kesehatan 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Sumbar

World Health Organization. 2015. Global Tuberkulosis Report 2015.

Mutaqqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem


Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika

NANDA International.(2015). Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi


20152017, edisi 10. Jakarta: EGC

Rab, Tabrani. 2016. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta: Trans Info Medika

Saryono & Anggreni, MD. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif dan


Kualitatif.Yogyakarta : Nuha Medika

Smeltzer, S.C., and Bare, B.G. (2015).Medical Surgical Nursing (Vol 1). LWW

Somantri Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan


Sistem Pernafasan.Jakarta: Salemba Medika.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung :


Alfabeta

Wahid & Imam, 2013.Asuhan Keperawatan Pada Gangguan Sistem Pernafasan.


Jakarta: CV Trans Info Media.
40

Anda mungkin juga menyukai