Lebih dari 20% pasien kanker Pasien kanker payudara yang menerima terapi
paru-paru sel kecil (NSCLC) adjuvan termasuk kemoterapi dan tamoksifen,
yang menerima kemoterapi insiden TEV tinggi.
berbasis cisplatin mengalami Di bandingkan yang menerima kemo atau tamok
kejadian TEV selama atau saja.
setelah perawatan
Insiden TEV antara 1 % dan 28%. Tertinggi
Nisio, dkk, metanalisis pada pasien kanker kandung kemih dan
pasien kanker esofagus yang menerima
kemoterapi neoadjuvan.
Banyak penelitian agen kemo terhadap
kanker tertentu, tidak banyak bukti efek kemo
terhadap koagulasi plasma kanker secara
umum
Tujuan
penelitian
Mengevaluasi perubahan status koagulasi yang ditandai dengan
level D-dimer pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi
Studi kohort prospektif Di Pusat Kanker Semua pasien kanker usia >18 tahun
single-center Nasional Dharmais di yang baru terdiagnosis dan sudah
Indonesia terkonfirmasi melalui pemeriksaan
histopatologi, dan memulai kemoterapi
pada periode Mei hingga Juli 2018
KRITERIA EKSKLUSI
• Mereka yang memiliki riwayat trombosis (seperti stroke, • Memiliki kateter vena sentral atau port
• Memiliki komorbiditas terkait dengan hiperkoagulasi (seperti • Telah transfusi sel darah merah atau transfusi
diabetes melitus, hipertensi, gagal jantung, penyakit ginjal konsentrat trombosit dalam satu minggu
• Sedang dalam pengobatan antiplatelet atau antikoagulan • Menjalani terapi radiasi dalam waktu satu
bulan sebelum kemoterapi.
2nd METODE PENELITIAN
Studi berpasangan, sampel Consecutive sampling. Komite Etik Pusat Kanker Nasional
minumun 55 subjek Semua pasien yang memenuhi syarat Dharmais (063/KEPK/V/2018).
diobservasi secara prospektif dalam Semua subjek telah memberikan
seminggu sejak perawatan kemoterapi persetujuan tertulis sebelum mengikuti
diberikan penelitian ini.
REGIMEN PENELITIAN
Uji laboratorium dan pemeriksaan klinis Dilakukan penilaian terhadap tes yang
dilakukan termasuk anamnesis, pemeriksaan sama. Perubahan status koagulasi dinilai
fisik, pemeriksaan darah lengkap, fibrinogen, dengan level D-dimer plasma sebelum dan
dan D-dimer setelah kemoterapi.
REGIMEN PENELITIAN
• Tanpa mempertimbangkan resimen kemoterapi, hasil penelitian ini memberikan bukti menarik bahwa
kemoterapi dapat meningkatkan risiko hiperkoagulabilitas, terutama pada pasien kanker dengan stadium
III dan kanker stadium lanjut. Dan juga menunjukkan hasil peningkatan D-dimer yang signifikan pada
pasien yang menerima kemoterapi berbasis crisplatin
• Kedua, ada kerangka waktu yang berbeda dari pengukuran D-dimer setelah kemoterapi.
Proporsi apoptosis sel yang lebih tinggi pada kanker stadium III
dan IV setelah kemoterapi karena kelompok-kelompok ini
memiliki ukuran tumor yang lebih besar dibandingkan dengan
kanker stadium I dan II.
kanker padatbahwa
Beberapa studi menunjukkan lainnya.
kejadian trombosis sering
terjadi pada pasien kanker ginekologi. sAdapun kanker ginekologi
yang sering mengalami komplikasi tromboemboli vena adalah
kanker ovarium, uterus, dan vulva.
Studi pertama di Asia
Sebelumnya menggunakan TEV sebagai luaran klinis, menilai status koagulasi yang
ditandai oleh kadar D-dimer untuk menilai efek kemoterapi sebelumnya sebelum kejadian
trombotik dan mengeksklusi subjek dengan faktor potensial lain yang dapat menyebabkan
hiperkoagulabilitas untuk meminimalkan faktor perancu.
05
Penutup
ul an
i mp
s
Dibandingkan dengan sebelum Ke
kemoterapi, ada perbedaan signifikan
status koagulasi yang ditandai dengan
kadar D-dimer plasma satu minggu setelah
kemoterapi, terutama pada pasien dengan
kanker stadium III atau stadium IV dan
pada pasien yang menerima kemoterapi
berbasis cisplatin.