Anda di halaman 1dari 13

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain kohort
retrospektif untuk menilai evaluasi ekonomi penggunaan obat levofloxacin dan
kombinasi obat ceftriaxone-azitromycin pada pasien yang menderita pneumonia
komunitas (CAP) dengan metode Cost-Effectiveness Analysis (CEA). Pengumpulan
data dilakukan secara retrospektif melalui data biaya pasien di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo, Jakarta.

Pengumpulan data
efektivitas obat dan
Pengurusan surat biaya medis langsung
Perhitungan ACER
izin pada bagian Levofloxacin dan
dan ICER
keuangan di RSCM kombinasi ceftriaxone-
azitromycin

Gambar 3.1 Rancangan penelitian

3.2 Tempat dan waktu penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2020 sampai Januari
2021.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Pasien yang masuk rumah sakit dan dirawat dengan diagnosis CAP yang
mendapat terapi antibiotik di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta pada Januari
sampai Desember 2019.
3.3.2 Kriteria Sampel
Populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah pasien yang memenuhi kriteria
inklusi dan ekslusi.
Kriteria inklusi :
- Pasien dengan riwayat DM Tipe 2
- Pasien pria dan wanita dewasa umur 20 - 80 tahun
- Tidak menggunakan antibiotik sebelum masuk rumah sakit
Kriteria ekslusi :
- Pasien yang meninggal dunia setelah dirawat selama 72 jam atau kurang
- Pasien dengan data tidak lengkap
3.3.3 Teknik Sampling
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode consecutive sampling,
dimana semua subyek yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan dalam penelitian
sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.
3.3.4 Perhitungan Jumlah Sampel
Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus uji hipotesis beda
proporsi (Lemeshow, 1997) dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

n = besar sampel perkelompok


Z1 –a = derajat kemaknaan 5 % = 1,96
Z1 – ß = kekuatan uji 95 % = 0.842
P = (p1+p2)/2
p1 = proporsi kelompok pasien yang mendapatkan terapi antibiotik
levofloxacin yang mengalami perbaikan klinis (Suratini et al., 2017)
= 0,35
p2 = proporsi kelompok pasien yang mendapatkan terapi antibiotik
kombinasi ceftriaxone-azitromycin yang mengalami perbaikan klinis =
0,61 (Suratini et al., 2017)
Dengan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel minimal per kelompok sebesar 53.
45

3.4 Kerangka Konsep


Pasien dengan diagnosa utama CAP dengan DM yang mendapat terapi antibiotik
empiris maupun definitif selama Januari-Desember 2019. Dalam penelitian variabel
bebas adalah ketepatan penggunaan antibiotik berdasarkan alur Gyssen dan
dihubungkan dengan perbaikan klinis dan lama rawat. Variabel perancu seperti usia,
jenis kelamin, kontrol glikemik, derajat keparahan CAP dan penyakit komorbid diamati
pengaruhnya terhadap variabel terikat.

- Antibiotik 1. Perbaikan Klinis


Levofloxacin 2. Biaya medis langsung
- Antibiotik
ceftriaxone-
azitromycin

- Usia
- Jenis kelamin
- Derajat keparahan CAP
- Kontrol glikemik
- Penyakit komorbid

Gambar 3.2 Kerangka konsep

Universitas Indonesia
1.5 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Hasil ukur Skala

Variabel Bebas

Jenis terapi Kelompok pasien Observasi 1. Antibiotik Nominal


Antibiotik pneumonia komunitas catatan Levofloxacin
dengan DM tipe 2 yang medik 2. Antibiotik
mendapatkan terapi ceftriaxone-
antibiotik azitromycin

Kontrol Rata-rata kadar gula 0 = terkontrol, bila Nominal


glikemik darah sewaktu (GDS) GDS <200 mg/dL
pasien selama dirawat 1 = tidak terkontrol
bila GDS > 200
mg/dL
(American
Association
Diabetes, 2018

Variabel terikat
Biaya Komponen biaya Bagian Total biaya medis
pengobatan untuk terapi keuangan langsung
Ratio
medis
langsung pneumonia komunitas RSCM-
dengan komplikasi Perbendahara
diabetes melitus tipe 2, n
biaya yang dikeluarkan
dilihat dari perspektif
rumah sakit dan terdiri
dari:
1. Biaya administrasi
2. Biaya dokter
3.Biaya pemeriksaan
laboratorium terkait
pneumonia
4. Biaya obat

Perbaikan Perbaikan bila dalam 5 Observasi 0 = ya, bila Nominal


klinis hari penggunaan data rekam memenuhi kriteria
antibiotik memenuhi medis perbaikan klinis
kriteria berikut : 1 = tidak, bila tidak
1. Suhu tubuh ≤ 37,8 ºC memenuhi kriteria
2. Denyut jantung ≤100 perbaikan klinis
kali/menit
3. Laju pernafasan ≤ 24
47

kali/menit
4. Tekanan darah
sistolik ≥90 mmHg
5. Saturasi oksigen
≥90% atau pO2 ≥60
mmHg
6. Mampu menerima
asupan makan peroral
7. Status mental normal
(Mandell, et al., 2007)

Lama Jumlah hari dihitung dari Observasi 1 = ≤ 5 hari Ordinal


rawat tanggal keluar rumah rekam 2 = > 5 hari
sakit dikurangi tanggal medis (Mandell, et al.,
masuk rumah sakit 2007)

Variabel Definisi Operasional Cara ukur Kategori Skala

Variabel perancu

Usia Umur pasien dihitung Observasi 1 = 20-40 tahun Ordinal


berdasarkan tanggal rekam 2 = 40-60 tahun
kelahiran sampai ulang medis
tahun terakhir ketika 3 = ≥ 60 tahun
pasien menjadi subyek
penelitian

Jenis Status gender yang tertulis Observasi 1 = laki-laki Nominal


kelamin dalam rekam medis rekam 2 = perempuan
medis
Derajat Tingkat keparahan Sistem 1 = moderate (skor 2 Ordinal
keparahan pneumonia berdasarkan skor 2 = severe (skor > 3)
kriteria CURB-65 CURB-65 (Mandell, et al.,
2007)

Komorbid Adanya penyakit lain Observasi 0 = tidak ada Nominal


selain penyakit yang dapat rekam 1 = ada
menyebabkan keparahan medis
penyakit :
- Keganasan
- Penyakit hati
- Gagal jantung kengestif
- Penyakit
cerebrovaskular

Universitas Indonesia
- Penyakit ginjal
(Mandell, et al., 2007)

3.5 Prosedur Penelitian


3.5.1 Pengajuan izin penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan
permohonan izin untuk melakukan penelitian kepada beberapa instansi terkait yaitu :
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Indonesia
2. Direktur RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo melalui Bagian Pendidikan dan Pelatihan
3.5.2 Etika penelitian
Mengajukan izin etik penelitian kepada Komite Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

3.5.3 Alur penelitian


Setelah mendapatkan izin etik penelitian, selanjutnya peneliti mengajukan izin
lokasi untuk melakukan penelitian kepada Direktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta. Setelelah Peneliti mendapatkan izin untuk mengakses rekam medis pasien,
maka akan dilakukan pendataan pasien CAP selama Januari – Desember 2019.
Kemudian peneliti memilah pasien CAP yang memenuhi kriteria inklusi dan dilakukan
pengumpulan data-data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian.

Mengajukan izin penelitian

Data rekam medis pasien dengan diagnosa CAP bulan


Januari – Desember 2019 serta data biaya terapi

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi

Pengumpulan data efektivitas dan data biaya medis


langsung terapi

Penghitungan ACER dan ICER

Interpretasi data
49

Gambar 3.3 Alur Penelitian

3.6 Pengumpulan data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui pencatatan data rekam
medis pasien yang memenuhi kriteria inklusi selanjutnya direkapitulasi dan dilakukan
analisis data. Data yang dicatat dari rekam medis meliputi:
1. Data identitas pasien (umur, jenis kelamin, tanggal masuk RS),
2. Gejala klinis pasien ketika masuk rumah sakit
3. Riwayat penyakit pasien
4. Derajat keparahan pneumonia komunitas CAP
5. Data bakteri patogen
6. Antibiotik empiris (jenis, dosis, durasi)
7. Antibiotik definitif (jenis, dosis, durasi)
8. Data sensitivitas/ resistensi antibiotik
9. Kadar gula darah sewaktu (GDS)
10. Data pasien keluar rumah sakit.
11. Data biaya terapi pasien selaa di rumah sakit serta data biaya lain yang diperlukan
untuk perrhitungan ACER dan ICER,

3.6.1 Pengolahan data


1. Editing
Pada proses editing, data-data yang dikumpulkan diperiksa untuk memastikan
kelengkapan dan kejelasan data.
2. Coding
Melakukan pengkodean sesuai dengan definis operasional untuk memudahkan
dalam proses pemasukan data (entry) dan analisis data
3. Entry

Universitas Indonesia
Proses memasukan data yang sudah melalui proses editing dan coding ke dalam
program SPSS ( The Stastical Package for the Social Science).
4. Cleaning
Memeriksa kembali data yang sudah dimasukkan untuk memastikan tidak adanya
kesalahan.

3.6.2 Analisis data


1. Analisis univariat
Untuk mendeskripsikan Pada tahap awal, analisis dilakukan dalam bentuk
deskriptif untuk memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi variabel
yang diteliti yang ditampilkan dalam bentuk tabel.
2. Analisis bivariat
Tahap analitik yaitu membandingkan proporsi masing-masing variabel bebas
(kontrol glikemik dan ketepatan antibiotik) dengan masing-masing variabel terikat
yaitu perbaikan klinis dan lama rawat.
3. Analisis multivariat, untuk mengetahui hubungan satu atau beberapa variabel bebas
dengan satu atau beberapa variabel tergantung (Dahlan, 2012).
4. Cost-Effectiveness Analysis
a. ACER (Average Cost Effectiveness Ratio)
Perhitungan ACER diperoleh dari total biaya medis langsung dibagi dengan
efektivitas terapi masing-masing terapi kombinasi pneumonia.
b. ICER (Incremental Cost Effectiveness Ratio)
Perhitungan ICER dilakukan dengan membandingkan selisih total biaya medis
langsung dengan selisih efektivitas terapi kombinasi antara kelompok
pengobatan pneumonia. Nilai ICER menunjukkan biaya tambahan yang
dikeluarkan untuk berpindah dari satu terapi ke terapi lainnya.
c. Analisis sensitivitas
Analisis sensitivitas (one way) dilakukan dengan membuat variasi ± 20% pada
salah satu variabel. Variabel yang akan divariasikan pada penelitian ini adalah
efektivitas terapi dan biaya medis langsung.
51

Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2018). Classification and diagnosis of diabetes:


Standards of Medical Care in Diabetes. Diabetes Care 2018, 1-27.

Arnold , H. M., Deal, E. N., Galone, S., & Micek, S. T. (2013). Respiratory Tract
Infections. In B. K. Alldredge, R. L. Corelli, M. E. Ernst, B. J. Guglielmo, P. A.
Jacobson, W. A. Kradjan, et al., Koda-Kimble & Young's Apllied Therapeutics :
The Clinical Use of Drugs (pp. 1562-1568). Philadelphia: Lippincott Williams 7
Wilkins, a Wolters Kluwer business.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama Riskesdas 2018.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Calzada, S. R., Tomas, M. R., Romero, M. C., Moragon, E. M., Cataluna, J. S., &
Villaneuva, R. M. (2007). The Empiric Treatment in Hospitalized Community
Acquires Pneumonia: Impact on Mortality, Lenght of Stay and Readmission.
Respiratory Medicine, 1909-1915.

Cappelletty, D. M. (2013). Lower Respiratory Tract Infections. In M. A. Chisholm-


Burns, T. L. Schwinghammer, B. G. Wells, P. M. Malone, J. M. Kolaser, & T. J.
DiPiro, Pharmacotherapy Principles & Practice (pp. 1065-1076). New York:
McGraw- Hill.

Casqueiro, J., Casqueiro, J., & Alves, C. (2012). Infections in patients with diabetes
mellitus: A review of pathogenesis. Indian J Endocrinology and Metabolism,
27-36.

Chestnut, M., Murry, J., & Prendergast, T. (2009). Pulmonary Disorder. In S. McPhee,
& M. Papadajis, Current Medical Diagnosis ansd Treatment, 48th ed. (p. 239).
New York: McGraw-Hill.

Dahlan, M. S. (2016). Besar Sampel Dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan.


Jakarta: Epidemiologi Indonesia.

Errlich, S., Quesenberry, C., Van den Eeden, S., Shan, J., & Ferara, A. (2010). Patients
diagnosed with diabetes are at increased risk for asthma, chronic obstructive
pulmonary disease, pulmonary fibrosis, and pneumonia but not lung cancer.
Diabetes care, 55-60.

Farida, H., Gasem, M. H., Suryanto, A., Keuter, M., Nasirun, Z., Satoto, B., et al.
(2015). Viruses and Gram-negative bacilli dominate the etiology of community-
acquired pneumonia in Indonesia, a cohort study. International Journal of
Infection Disease, 101-107.
53

Gyssen, I., van den Broek, P., Kullberg, B., Hekster , Y., & van der Meer, J. (1992).
Optimizing antimicrobial therapy. A method for antimicrobial use evaluation. J
Antimicrob Chemother., 724-727.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Pedoman Program Pengendalian


Resistensi Antimikroba di Rumah Sakit Edisi 2015. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Koziel, H., & Koziel , M. (1995). Pulmonary Complications of Diabetes Mellitus. Infect
Dis Clin North Am, 65-90.

Ljubic, S., Balachandran, A., Renar, I. P., Barada, A., & Metelko, Z. (2005). Pulmonary
Infections In Diabetes Mellitus. Diabetologia Croatia, 115-124.

Mandell, L. A., Wunderink, R. G., Anzueto, A., Bertlett, J. G., Campbell, G. D., Dean,
N. C., et al. (2007). Infectious Disease Society of America/American Thoracic
Society Consensus on the Management of Community Acquired Pneumonia in
Adults. CID, 27.

Navarro, J., Rainisio, M., & Harms, H. (2001). Factor Associated with Poor pulmonary
Function : cross section analysis of data from the ERCF . Eur Respir J, 298-305.

Peleg, A., Weerarathna , T., McCarthy , J., & Davis, T. (2007). Common infections in
diabetes: pathogenesis, management and relationship to glycaemic control.
Diabetes Metab Res Rev., 3-13.

Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2014). Pneumonia Komuniti : Pedoman


Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. Jakarta: PDPI.

Price , C., Al Hassi , H., English , N., Blakemore , A., Stagg , A., & Knight, S. (2010).
Methylglyoxal modulates immune responses: relevance to diabetes. J Cell Mol
Med., 1806-1815.

Rumende, C. M., Chen, L. K., Karuniawati, A., Bratanata, J., Falasiva, R., Sitorus, T.
P., et al. (2019, Juni). Hubungan Antara ketepatan Pemberian Antibiotik
Berdasarkan Alur Gyssen dengan Perbaikan Klinis Pasien pada Pneumonia
Komunitas. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 6, 71-77.

Saibal, M., Rahman, S., Nishat, L., Sikder, N., Begum, S., Islam, M., et al. (2012).
COmmunity acquired pneumonia in diabetic and non-diabetic hospitalized
patinets: presentation, causative pathogens and outcome. Bangladesh Med Res
Coun Bull, 98-103.

Sakpal, T. V. (2010). Sample Size Estimation in Clinical Trial. PICR, 67-69.

Universitas Indonesia
Soedarsono. (2010). Pneumonia. In M. Wibisono, Winarni, & S. Hariadi, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Paru 2010. Surabaya: Departemen Ilmu Penyakit Paru FK Unair-
RSUD Dr. Soetomo .

Soelistijo, S. A., Novida, H., Rudijanto, A., Soewondo, P., Suastika, K., Manaf, A., et
al. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2015. Jakarta: PB. PERKENI.

Weinberger, S. E., Cockrill, B. A., & Mendel, J. (2014). Principles of Pumonary


Medicine 6th ed. Philadelphia: Elsevier Saunders.
55

Lampiran 1. Perhitungan Sampel

n=¿ ¿

n=¿ ¿

n = 53

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai