(SAP)
oleh:
MARINA
2013 21 027
2016
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL RI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM JAMBI
Sasaran
: Keluarga Tn. T
Hari/Tanggal
Waktu
Tempat
A. LATAR BELAKANG
Memasuki musim pancaroba, masyarakat perlu mewaspadai penyakit tifus
yang merebak dalam kondisi lingkungan yang sangat buruk. Peningkatan penderita
penyakit ini paling banyak terjadi saat peralihan dari musim hujan ke musim
kemarau. Penyakit ini sangat rentan sekali menyerang anak usia sekolah, terutama
anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Gejala klinis pada anak biasanya
lebih ringan jika dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10
sampai 20 hari. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodroma, yaitu
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat.
Relaps dapat terjadi pada minggu ke-2 setelah suhu badan normal kembali.
Kemudian, peningkatan penyakit tifus ini disebabkan karena faktor lingkungan
yang jelek pada saat tersebut. Saat itu sumber air banyak yang kering sehingga
kuman menjadi lebih pekat. Biasanya penyakit ini terjadi sepanjang tahun, namun
karena perubahan lingkungan menyebabkan terjadinya peningkatan penyakit ini.
Penyakit demam thypoid atau biasa kita kenal dengan penyakit tifus ini lebih
banyak terjadi di negara berekembang terutama di daerah tropis, seperti Indonesia.
Hal ini disebabkan karena penyediaan air bersih, sanitasi lingkungan dan
kebersihan individu yang kurang baik. Penyakit tifus merupakan endemik di
Indonesia. Penyakit ini termasuk penyakit menular yang mudah menyerang banyak
orang sehingga dapat menimbulkan wabah.
Sebelumnya perlu diketahui bahwa tifus tidak berpengaruh pada hewan dan
hanya dapat menular dari manusia ke manusia. Seseorang dapat terkena penyakit
tifus dari makanan atau air minum yang terkontaminasi oleh bakteri Salmonella
typhosa. Terlebih lagi pada anak SD yang gemar dengan jajanan yang dijual bebas
di sekitar sekolahan mereka, dimana kebersihan makanan yang dijual tersebut
masih kurang terjamin. Oleh karena itu, sanitasi dan higienitas merupakan hal
penting yang harus diperhatikan agar terhindar dari tipus.
Keterlibatan petugas kesehatan, seperti perawat disini sangat berperan sekali
dalam upaya promotif dan preventif terkait dengan penyakit tifus ini. Promosi
kesehatan kepada kelompok rentan seperti dalam suatu keluarga disini merupakan
upaya awal dalam proses pencegahan penyakit ini. Untuk itu pendidikan kesehatan
harus dilakukan sedini mungkin oleh petugas kesehatan termasuk perawat dalam
upaya mencegah angka kesakitan tifus ini yang semakin meningkat dikalangan
masyarakat.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 20 menit, diharapkan keluarga
Tn.T mampu mengenal masalah pada penyakit tifus.
2. Tujuan Instruksional Khusus:
Setelah diberikan pendidikan kesehatan selama 20 menit tentang penyakit tifus,
diharapkan keluarga Tn.T dapat:
a) Menjelaskan pengertian tentang penyakit tifus
b) Menyebutkan penyebab penyakit tifus
c) Menyebutkan tanda dan gejala penyakit tifus
d) Menjelaskan tentang pencegahan dan pengobatan penyakit tifus
C. MATERI
Terlampir
D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. SETTING TEMPAT
Keluarga (klien) duduk berhadapan dengan penyuluh atau perawat.
Ket:
= perempuan
= laki-laki
F. MEDIA
1. Lember Balik;
2. Leaflet.
G. KEGIATAN
No
1.
Tahap
Kegiatan
Pembukaan
Waktu
5 menit
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Keluarga
a. Mengucapkan salam
a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri
b. Mendengarkan
c. Memperkenalkan
c. Mendengarkan
dosen pembimbing
d. Menjelaskan tujuan
d. Mendengarkan
e. Menyebutkan materi
e. Mendengarkan
penyuluhan
f. Membuat kontrak
waktu
f. Menyetujui
2.
Pelaksanaan
20 menit
a. Mengkaji
pengetahuan keluarga
tentang apa itu tifus
b. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan
c. Menjelaskan tentang
pengertian tifus
Mendengarkan dan
memperhatikan
penjelasan penyuluh
d. Menyebutkan
penyebab tifus
e. Menyebutkan tanda
dan gejala tifus
f. Menyebutkan cara
Mengajukan pertanyaan
mencegah dan
mengobati tifus
g. Memberikan
kesempatan keluarga
3.
Penutup
5 menit
untuk bertanya
a. Melakukan evaluasi
a. Sasaran dapat
menjawab tentang
pertanyaan yang
diajukan
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Mengontrak untuk
b. Mendengarkan
c. Menyetujui kontrak
selanjutnya
pertemuan selanjutnya
d. Mengakhiri pertemuan d. Memperhatikan dan
dan menjawab salam
H. EVALUASI
a. Evaluasi Struktur
menjawab salam
dan leaflet.
Penggunaan bahasa yang komunikatif
Mahasiswa dapat memfasilitasi keluarga selama jalannya pendidikan
13.00 WIB
Antusias keluarga untuk bertanya dan menyimpulkan hasil dari penkes
I. REFERANSI
1. Hayes, C. Peter, Mackay, W., Thomas. 1997. Diagnosis dan
Terapi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
2. Mansjooer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, ed. 3.
Jakarta: Media Aeculapius FKUI.
3. Wong, L. Donna. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik, Ed. 6.
Jakarta: EGC
4. Brunner And Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta: EGC.
Lampiran 1
Penyakit Tifus
seni atau tinja penderita. Penularan juga dapat dilakukan binatang seperti lalat dan
kecoa yang mengangkut bakteri ini dari tempat-tempat kotor.
C. Tanda dan Gejala Penyakit Tifus
Masa inkubasi penyakit ini rata-rata 7 sampai 14 hari. Manifestasi klinik
pada anak umumnya bervariasi. Demam adalah gejala yang paling utama di antara
semua gejala klinisnya.
Pada minggu pertama, tidak ada gejala khas dari penyakit ini. Bahkan,
gejalanya menyerupai penyakit infeksi akut lainnya. Gejala yang muncul yaitu
antara lain:
1. Demam;
2. Sering bengong;
3. Tidur secara terus-menerus;
4. Sakit kepala;
5. Mual dan muntah;
6. Nafsu makan menurun;
7. Sakit perut;
8. Diare atau justru sembelit (sulit buang air besar) selama beberapa hari;
9. Peningkatan suhu bertambah setiap hari.
Setelah minggu kedua, gejala bertambah jelas dan dapat dikatakan sebagai
cirri khas dari penyakit tifus, yaitu antara lain:
1. Demam yang dialami semakin tinggi;
2. Lidah kotor;
3. Bibir kering;
4. Kembung;
5. Penderita terlihat acuh tidak acuh.
hari bebas demam. Dengan cara demikian, semua bakteri salmonella akan mati
dan sisa bakteri yang masih hidup dapat diatasi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Jangan makan makanan yang kurang sehat dan bersih, karena kemungkinan tifus
dapat menyerang kembali.
3. Daya tahan tubuh juga harus ditingkatkan, seperti gizi yg baik, tidur 7-8 jam
sehari, olah raga secara teratur 3- 4 kali seminggu selama 1 jam.
4. Bagi orang yang pernah mengalami penyakit tipus sebaiknya tidak melakukan
kegiatan yang sangat melelahkan. Karena akan lebih mudah kambuh kembali
daripada orang yang sama sekali belum menderita tifus.