TERAPEUTIK PADA
ANAK
Dosen pembimbing :
Ns. Verra Widhi Astuti, M.Kep
KELOMPOK 2
1. Tangisan
2. Ocehan atau celoteh
3. Isyarat
4. Ungkapan emosional
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK
1. Verbal
2. Non verbal
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (VERBAL)
1. Bercerita (story telling)
Bercerita menggunakan bahasa anak dapat menghindari
ketakutan-ketakutan yang yang terjadi selama anak dirawat.
Teknik strory telling dapat dilakukan dengan cara meminta
anak menceritakan pengalamannya ketika sedang diperiksa
dokter. Teknik ini juga dapat menggunakan gambar dari suatu
peristiwa (misalnya gambar perawat waktu membantu makan)
dan meminta anak untuk menceritakannya dan selanjutnya
perawat masuk dalam masalah yang dihadapi anak.Tujuan dari
teknik ini adalah membantu anak masuk dalam masalahnya.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (VERBAL)
2. Bibliotheraphy
Bibliotheraphy (biblioterapi) adalah teknik komunikasi
terapeutik pada anak yang dilakukan dengan menggunakan
buku-buku dalam rangka proses therapeutic dan
supportive. Sasarannya adalah membantu anak
mengungkapkan perasaan-perasaan dan perhatiannya
melalui aktivitas membaca. Cara ini dapat memberi
kesempatan pada anak untuk menjelajahi suatu kejadian
yang sama dengan keadaannya, tetapi sedikit berbeda.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (VERBAL)
3. Mimpi
Mimpi adalah aktivitas tidak sadar sebagai bentuk
perasaan dan pikiran yang ditekan ke alam tidak
sadar.Mimpi ini dapat digunakan oleh perawat untuk
mengidentifikasi adanya perasaan bersalah, perasaan
tertekan, perasaan jengkel, atau perasaan marah
yang mengganggu anak sehingga terjadi
ketidaknyamanan.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (VERBAL)
1. Menulis
Menulis adalah pendekatan komunikasi yang secara efektif tidak saja
dilakukan pada anak tetapi juga pada remaja.Ungkapan rasa yang sulit
dikomunikasikan secara verbal bisa ampuh dengan komunikasi lewat
tulisan.Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki kemampuan
untuk menulis. Melalui cara ini, anak akan dapat mengekspresikan
dirinya baik pada keadaan sedih, marah, atau lainnya dan biasanya
banyak dilakukan pada anak yang jengkel, marah, dan diam. Perawat
dapat memulai komunikasi dengan anak melalui cara
memeriksa/menyelidiki tulisan. Dengan meminta anak menulis, perawat
dapat mengetahui apa yang dipikirkan anak dan bagaimana perasaan
anak.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (NON VERBAL)
2. Menggambar
Teknik ini dilakukan dengan cara meminta anak untuk
menggambarkan sesuatu terkait dengan dirinya, misalnya perasaan,
apa yang dipikirkan, keinginan, dan lain-lain. Dasar asumsi dalam
menginterpretasi gambar adalah anak-anak mengungkapkan dirinya
melalui coretan atau gambar yang dibuat. Dengan gambar, akan dapat
diketahui perasaan anak, hubungan anak dalam keluarga, adakah sifat
ambivalen atau pertentangan, serta keprihatinan atau kecemasan
pada hal-hal tertentu. Pengembaangan dari teknik menggambar ini
adalah anak dapat menggambarkan keluarganya dan dilakukan secara
bersama antara keluarga (ibu/ayah) dengan anak.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (NON VERBAL)
3. Nada suara
Gunakan nada suara lembut, terutama jika emosi
anak dalam keadaan tidak stabil. Hindari berteriak
karena berteriak hanya akan mendorong pergerakan
fisik dan merangsang kemarahan anak semakin
meningkat.
TEKNIK KOMUNIKASI PADA ANAK (NON VERBAL)
4. Sentuhan
Sentuhan adalah kontak fisik yang dilakukan dengan cara
memagang sebagian tangan atau bagian tubuh anak, misalnya
pundak, usapan di kepala, berjabat tangan, atau pelukan,
bertujuan untuk memberikan perhatian dan penguatan
terhadap komunikasi yang dilakukan antara anak dan orang
tua. Dengan kontak fisik berupa sentuhan ini, anak merasa
dekat dan aman selama komunikasi.Teknik ini efektif dilakukan
saat anak merasa sedih, menangis, atau bahkan marah.
PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
PADA ANAK
1. Penerapan komunikasi pada bayi (0-1 tahun)
Bayi terlahir dengan kemampuan menangis karena dengan cara itu mereka
berkomunikasi. Bayi menyampaikan keinginanya melalui komunikasi non verbal. Bayi
akan tampak tenang dan merasa nyaman dan aman jika ada kontak fisik yang dekat
terutama dengan orang yang dikenalnya (ibu). Tangisan bayi itu adalah cara bayi
memberitahukan bahwa ada sesuatu yang tidak enak dia rasakan, lapar, popok
basah, kedinginan,lelah dan lain-lain.(Kemenkes, 2013)
2. Penerapan komunikasi pada kelompok todler (1-3 tahun) dan prasekolah (3-6
tahun)
Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi secara verbal maupun non verbal.
Ciri khas kelompok ini adalah egosentris, dimana mereka melihat segala sesuatu
hanya berhubungan dengan dirinya sendiri dan melihat segala sesuatu dengan sudut
pandangnya sendiri.
Contoh penerapan komunikasi dalam
perawatan :
1. Memberitahu apa yang terjadi pada diri anak
2. Memberikan kesempatan pada anak untuk menyentuh alat
pemeriksaan yang akan digunakan
3. Nada suara rendah dan bicara lambat. Jika tidak menjawab harus
diulang lebih jelas dengan pengarahan yang sederhana
4. Hindarkan sikap mendesak untuk dijawab seperti kata-kata “jawab
dong”
5. Mengalihkan aktifitas saat komunikasi misalnya dengan memberikan
mainan saat komunikasi
6. Menghindari konfrontasi langsung
7. Jangan sentuh anak tanpa disetujui dari anak
8. Bersalam dengan anak saat memulai interaksi, karena bersalaman
dengan anak merupakan cara untuk menghilangkan perasaan cemas
9. Mengajak anak menggambar, menulis atau bercerita untuk menggali
perasaan dan fikiran anak. (Kemenkes, 2013 :15-16).
PENERAPAN STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI
PADA ANAK
3. Komunikasi pada usia sekolah (5-11 tahun)
Pada masa anak akan banyak mencari tahu terhadap hal-hal baru dan akan belajar
menyelesaikan masalah yang dihadapinya berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya, berani mengajukan pendapat dan melakukan klarifikasi yang tidak jelas
baginya.
Contoh penerapan komunikasi dalam keperawatan :
a. Memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak dengan menggunakan kata-
kata sederhana yang spesifik
b. Menjelaskan sesuatu yang ingin diketahui anak
c. Pada usia ini keingintahuan pada aspek fungsional dan prosedural dari objek
tertentu sangat tinggi, maka jelaskan arti, fungsi dan prosedurnya
d. Jangan menyakiti atau mengancam sebab ini akan membuat anak tidak mampu
berkomunikasi secara afektif. (Kemenkes, 2013)
FASE PRA INTERAKSI
Disalah satu Rumah Sakit terdapat pasien anak
berumur 9 tahun dengan didampingi ibunya,
dia bernama Ayu.Ayu sudah 3 hari dirawat
diruang mawar no. 005, dia dirawat karena
keracunan makanan yang dibelinya saat
disekolah.Pagi hari perawat Ali bertugas untuk
memberikan obat kepada pasien Ayu. Sebelum
perawat Ali menemui Pasien, ia terlebih dahulu
meminta izin kepada kepala bangsal.
FASE ORIENTASI
• Perawat Ali: Selamat pagi Bu ?
• Kepala bangsal : selamat pagi, silahkan duduk. Ada apa yah Ali ?
• Perawat Ali : begini bu, menurut catatan rekam medis yang ada,
bahwa pasien Ayu yang dirawat di ruang mawar no. 005 pagi ini
jadwalnya untuk minum obat. Saya akan membantunya minum
obat. Bagaimana bu, apakah saya diizinkan ?
• Kepala bangsal : baik, kalau begitu lakukan sesuai prosedur yang
ada yah Ali.
• Perawat Ali : baik bu, terimakasih. Kalau begitu saya permisi dulu.
• Kepala bangsal : iya, silahkan.
• Perawat Ali menghampiri pasien Ayu di ruang mawar nomor 005
dengan membawa obat. Namun mengetahui bahwa Ayu akan
disuapin obat, dia ketakutan karena tidak suka dengan rasa pahit
obat tersebut.
FASE ORIENTASI
• Perawat Ali : assalamu’alaikum, selamat pagi Ibu.
• IbuAyu : waalaikum salam mas.
• Perawat Ali :perkenalkan bu, nama saya perawat Ali. Saya
bertugas dari jam 07.00 sampai jam 12.00 siang nanti. Anak ibu
namanya dek Ayu yah bu? Kebetulan hari ini saya yang akan
merawat anak ibu. Hari ini saya akan memberikan obat kepada
anak ibu, tujuannya supaya rasa nyeri pada perut anak ibu bisa
berkurang. Nanti ibu bisa tolong membantu saya supaya anak ibu
mau meminum obat.Bagaimana bu, apakah ibu bersedia?
• Ibu Ayu : oh begitu yah mas, baiklah saya akan bantu supaya
anak saya cepet sembuh.
• Perawat Ali : baik bu, sejauh ini bagaimana keadaan dek Ayu ,
bu ?
FASE ORIENTASI
• Ibu Ayu : ya begini lah mas, rewel disuruh minum obat ngga mau.
• Perawat Ali : oh begitu yah. Nah, dek Ayu apa kabar ?
• Ayu : baik mas, aku sehat.
• PerawatAli : wah dek Ayu sudah sehat yah. Biar Ayu tambah
sehat, Ayu minum obat ini dulu yah.
• Ayu : apa itu mas, aku ngga mau minum obat, obatnya pahit !
• Ibu Ayu :Ayu yang nurut yah, biar Ayu cepet pulang kerumah.
Nanti Ayu bisa sekolah lagi.
• Perawat Ali : iya Ayu , ini sirup. Ayu pernah minum sirup yang
rasa strawberry kan? Ini manis kok. Coba dulu yuk.Coba sedikit
aja.Manis kok Ayu.
• Ayu : beneran ngga pahit mas ? mas dulu coba yang minum.
FASE KERJA
• Perawat Ali menuangkan madu pada sendok dan
diminumnya supaya pasien Ayu percaya dan mau
meminum obat.Lalu, perawat Ali meminta pasien Ayu
untuk meminumna satu tetes.
• Perawat Ali : hemm, tuh, manis kan dek? Engga pahit?
• Ayu: iya mas, enak.
• Perawat Ali : nah sekarang dek Ayu minum lagi yah, tadi
kan cuma minum sedikit.
• Perawat Ali menuangkan obat yang sebenarnya
diminum pasien Ayu pada sendok yang sudah disiapkan,
tidak menaruh madu lagi.
FASE KERJA
• Ayu: (merasa kepahitan)
• Ayu merasa kepahitan dengan obat yang diminumnya.Lalu perawat
Ali memberi madu lagi supaya Ayu tidak merasa pahit lagi.Setelah
pemberian obat selesai, perawat Ali pamit kepada Ibu Ayu dan
pasien Ayu.
• Ibu Ayu : makasih yah mas, mas sudah membantu anak saya minum
obat. Dari kemaren dia nangis terus, perutnya
kesakitan.Alhamdulilah setelah dibantu mas, dia nurut minum obat.
• Perawat Ali : iya bu, sama-sama. ini sudah menjadi tugas saya untuk
membantu dek Ayu minum obat, dan saya juga senang
membantunya. Dek Ayu cepet sembuh yah, biar bisa sekolah lagi,
main sama teman-teman Ayu lagi.
• Ayu: iya mas.
FASE TERMINASI
• Perawat Ali : kalau begitu saya permisi dulu yah
Bu. Nanti jam 12.00 saya akan kesini lagi untuk
melihat keadaan Ayu selanjutnya, sekaligus
mengantarkan makanan untuk Ayu. Semisal ibu
perlu bantuan saya lagi sebelum jam 12.00, ibu
bisa memencet tombol yang ada disamping
tempat tidur Ayu atau ibu bisa menemui saya di
ruang keperawatan yah bu. Assalamu’alaikum
bu.
• Ibu Ayu: waalaikum salam.
THANK YOU!