Anda di halaman 1dari 16

Nama : Rahmi Fitri yanti

Nim : 1911401041

Matkuk : ft.integument

1.pengertian : Herpes zoster atau cacar ular (cacar api) adalah penyakit yang ditandai dengan
timbulnya bintil kulit berisi air pada salah satu sisi tubuh dan terasa nyeri. Penyakit ini
disebabkan oleh infeksi virus Varicella Zoster, yang juga menjadi penyebab cacar air.

Etiologi : Herpes zoster disebabkan oleh virus Varicella Zoster, yakni virus yang juga
menyebabkan cacar air. Penderita herpes zoster adalah mereka yang sebelumnya pernah
mengalami cacar air.

Setelah seseorang sembuh dari cacar air, virus Varicella Zoster menjadi tidak aktif, namun
bertahan dalam saraf selama bertahun-tahun. Virus selanjutnya dapat aktif kembali dan
menimbulkan herpes zoster atau cacar api.

Belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan virus Varicella Zoster aktif kembali, karena
tidak semua yang pernah mengalami cacar air akan mengalami herpes zoster. Beberapa
kondisi yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya herpes zoster adalah:

• Berusia di atas 50 tahun. Diketahu bahwa risiko mengalami herpes zoster akan
semakin besar seiring pertambahan usia.
• Memiliki kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita AIDS, pasca
operasi transplantasi organ, menderita kanker, atau mengonsumsi obat kortikosteroid
dalam jangka waktu lama

Patofisiologi : Patofisiologi herpes zoster adalah melalui infeksi laten dan


reaktivasi varicella-zoster virus (VZV).
Infeksi Primer VZV
Infeksi VZV primer menyebabkan varicella atau cacar air (chickenpox) yang ditandai dengan
ruam kulit dan vesikel, yang umumnya bersifat ringan dan self limiting.[1] VZV ditularkan
melalui droplet (airborne) atau kontak langsung dengan lesi.[2]
Virus menginfeksi sel epitel dan limfosit di orofaring dan saluran napas atas serta
konjungtiva. Virus kemudian masuk ke kulit melalui darah dan menyebar ke sel epitel untuk
membentuk ruam dan vesikel. Lesi vesikuler akan berubah menjadi pustular setelah infiltrasi
sel radang, kemudian lesi dapat terbuka, kering dan menjadi krusta. Masa inkubasi VZV
adalah 10-20 hari (dengan rata-rata waktu 14 hari).[5]
Perkembangan Menjadi Herpes Zoster
Setelah terjadi infeksi primer, VZV dapat hidup secara laten di ganglion dorsalis nervus atau
di nervus kranialis dengan penyebaran virus sesuai dengan dermatom.[1] Reaktivasi VZV di
ganglion yang laten dapat turun ke sel epitel kulit melalui akson saraf dan bereplikasi
sehingga menyebabkan herpes zoster dermatomal.[5]
Seiring bertambah usia, maka risiko terkena herpes zoster semakin tinggi karena adanya
penurunan imunitas seluler limfosit T terhadap VZV. Selain usia tua, faktor lain yang
menyebabkan risiko terjadinya reaktivasi VZV adalah stress, defisiensi imun
(immunocompromised) misalnya pada pasien HIV dan penggunaan obat-obatan
imunosupresan.[4]

Intervensi : Strategi Penatalaksanaan Herpes Zoster


Strategi tatalaksana menggunakan strategi 6A yaitu attract patient early, assess patient fully,
antiviral therapy, analgetic, antidepressant/anticonvulsant, dan allay anxiety-counselling.
▪ Attract patient early: Untuk mendapatkan pengobatan yang optimal, sebaiknya terapi
dilakukan sedini mungkin dalam waktu 72 jam setelah erupsi kulit muncul.
▪ Asses patient fully: Perhatikan kondisi pasien dan lakukan pemeriksaan dengan
seksama untuk menilai komplikasi yang dapat terjadi.
▪ Antiviral therapy : Penggunaan antiviral dilaporkan dapat menurunkan insidens,
beban penyakit, durasi penyakit, serta nyeri berkepanjangan.
▪ Analgetic : diberikan karena herpes zoster sering kali disertai keluhan nyeri.
▪ Antidepressant/anticonvulsant: dapat diberikan pada pasien dengan nyeri yang berat
atau pada post herpetik neuralgia
▪ Allay anxiety-counselling: Memberikan konseling kepada pasien mengenai
penyakitnya serta mempertahankan kondisi mental supaya tetap optimal [5]
Antivirus
Indikasi pemberian antivirus pada herpes zoster adalah :
▪ Pasien usia > 50 tahun
▪ Nyeri sedang atau berat
▪ Ruam yang berat
▪ Keterlibatan wajah atau mata
▪ Herpes zoster oftalmikus, sindrom Ramsay-Hunt, herpes zoster servikal, dan herpes
zoster sakral
▪ Pasien immunocompromised, diseminata, generalisata, atau dengan komplikasi [1]
Antivirus yang dapat digunakan adalah :
▪ Untuk dewasa diberikan acyclovir 5 x 800 mg /hari per oral selama 7-10 hari,
penyesuaian dosis dilakukan pada pasien gangguan ginjal
▪ Untuk anak < 12 tahun diberikan acyclovir dosis 30 mg/kgBB selama 7 hari
▪ Untuk anak > 12 tahun diberikan acyclovir dosis 60 mg/kgBB selama 7 hari
▪ Valasiklovir 3 x 1 gram/hari per oral selama 7 hari
▪ Famsiklovir 3 x 500 mg/hari per oral selama 7 hari
Antivirus masih dapat diberikan setelah 72 jam bila masih timbul lesi baru atau ada vesikel
yang timbul <3 hari.
Acyclovir intravena diberikan apabila herpes zoster disertai keterlibatan organ viseral. Cara
penggunaannya adalah dengan melarutkan sediaan injeksi dalam vial dengan 100 cc NaCl
0,9%, kemudian diberikan dalam 1 jam. [1,5]
Pasien Immunocompromised
Dosis antivirus yang diberikan pada pasien herpes zoster yang immunocompromised adalah
acyclovir intravena 10 mg/kgBB setiap 8 jam selama 7-10 hari.
Pada kasus yang berat, selain acyclovir intravena dapat ditambahkan interferon alfa 2a.
Pengobatan dapat dilanjutkan dengan terapi supresi terutama bila gejala klinis belum
menghilang, dengan memberikan acyclovir 2 x 400 mg per hari atau valacyclovir 500 mg per
hari. [1,5]
Tatalaksana Nyeri Akut
Untuk penatalaksanaan nyeri yang ringan dapat digunakan paracetamol dan obat
antiinflamasi non steroid (OAINS) seperti ibuprofen.
Apabila nyeri derajat sedang-berat, maka dapat ditambahkan analgesik golongan opioid
seperti tramadol dan kodein. [5]
Non Opioid
Obat analgesik non opioid biasanya digunakan pada nyeri ringan. Contohnya adalah
Paracetamol 500-1000 mg setiap 6 jam atau Ibuprofen 400-800 mg setiap 6 jam.
Opioid
Analgesik opioid yang dapat digunakan adalah :
▪ Oxycodone 5 mg setiap 4 jam, dapat ditingkatkan sesuai respon tetapi tidak melebihi
120 mg per hari
▪ Tramadol 50 mg sekali atau dua kali per hari, dapat ditingkatkan sesuai respon tetapi
tidak melebihi 400 mg per hari
Kortikosteroid
Penggunaan kortikosteroid dalam penyakit herpes zoster sederhana masih kontroversi.
Beberapa uji klinis melaporkan bahwa penggunaan prednisone atau prednisolone dapat
mengurangi nyeri akut, meningkatkan kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
serta mempercepat masa penyembuhan. Tetapi pemberian prednisone sebaiknya tidak
diberikan pada pasien hipertensi, diabetes mellitus, penyakit ulkus peptikum, serta pada
pasien usia tua. Prednison dan terapi antiviral biasanya digunakan pada herpes zoster dengan
komplikasi neurologis seperti Bell’s palsy, atau disebut juga sindrom Ramsay Hunt.
Pilihan yang dapat diberikan adalah prednisone 60 mg/hari selama 7 hari, kemudian
dikurangi menjadi 30 mg/hari selama 7 hari, dan 15 mg/hari selama 7 hari.
Antikonvulsan
Antikonvulsan dapat diberikan pada pasien dengan nyeri berat atau post herpetik neuralgia.
▪ Gabapentin 300 mg sebelum tidur atau 100-300 mg tiga kali sehari, dapat
ditingkatkan setiap 2 hari sesuai respon pasien dengan dosis maksimal 3600 mg per
hari.
▪ Pregabalin 75 mg sebelum tidur atau 75 mg dua kali sehari, dapat ditingkatkan setiap
3 hari sesuai respon pasien dengan dosis maksimal 600 mg per hari
Antidepresan Trisiklik
Antidepresan dapat diberikan pada pasien dengan nyeri berat atau post herpetik neuralgia.
Yang biasa digunakan adalah nortriptyline 25 mg sebelum tidur, dapat ditingkatkan setiap 2-3
hari sesuai respons pasien, dosis maksimal 150 mg per hari. [1]
Tatalaksana Post Herpetik Neuralgia
Modalitas tatalaksana post herpetik neuralgia mirip dengan penatalaksanaan nyeri akut.
Tujuan tatalaksana adalah agar pasien dapat segera melakukan aktivitas sehari-hari.
▪ Lini Pertama : Gabapentin 3 x 100 mg dapat ditingkatkan setiap 5 hari, maksimal
3600 mg perhari. Atau Pregabalin 2 x 75 mg dapat ditingkatkan setiap minggu hingga
2 x 150 mg.
▪ Lini Kedua : Tramadol 50 mg per hari dapat ditingkatkan setiap 3-4 hari hingga 100-
400 mg perhari dalam dosis terbagi.
2. Pengertian Kanker Kulit
Kanker kulit merupakan kelainan pada kulit yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel
kulit. Kanker kulit terutama menyerang sel kulit yang terpapar sinar matahari, seperti pada
daerah wajah, lengan, dan tungkai. Beberapa jenis kanker kulit, antara lain:

• Karsinoma sel basal, yaitu jenis kanker kulit yang menyerang sel basal. Sel basal adalah
jenis sel yang bekerja menghasilkan sel-sel baru untuk menggantikan sel-sel kulit yang
telah mati. Kanker jenis ini umumnya menyerang daerah wajah dan leher.
• Karsinoma sel skuamosa, yaitu jenis kanker kulit yang tergolong tidak terlalu ganas.
Pada umumnya tumbuh di kulit wajah, khususnya daerah sekitar telinga dan bibir. Jenis
kanker ini dapat menyerang daerah lain di tubuh, terutama yang memiliki sel skuamosa.
• Melanoma, yaitu jenis kanker kulit yang berkembang pada sel melanosit, sehingga
mengganggu sel yang memproduksi melanin, yaitu pigmen pembentuk warna kulit.
Pada umumnya terlihat seperti tahi lalat atau berkembang dari tahi lalat.

Etiologi : Penyebab Kanker Kulit

Penyebab kanker kulit adalah akibat adanya mutasi DNA yang menyebabkan pertumbuhan
abnormal sel tertentu di kulit. Mutasi DNA pada jaringan kulit ini dipicu oleh paparan sinar
ultraviolet. Sumber utama sinar ultraviolet adalah sinar matahari yang terdiri dari tiga jenis,
yaitu ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), dan ultraviolet C (UVC). Dari ketiga jenis
sinar ultraviolet tersebut, yang paling berbahaya bagi kulit adalah sinar UVC. Meski demikian,
sinar UVC dapat diserap oleh atmosfer sebelum mencapai tanah. Sedangkan UVA dan UVB
dapat merusak sel-sel kulit, terutama yang berwarna pucat, dan berpotensi menyebabkan
kanker kulit.

Faktor Risiko Kanker Kulit

Beberapa faktor risiko timbulnya kanker kulit, antara lain:

• Sering terpapar sinar ultraviolet.


• Kulit sering terbakar sinar matahari.
• Daya tahan tubuh rendah, seperti pada pengidap HIV/AIDS, orang yang mengonsumsi
obat imunosupresan, dan penerima transplantasi organ.
• Memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat yang abnormal.
• Memiliki kulit berwarna cerah atau putih.
• Orang dengan usia lanjut.
• Paparan bahan kimia tertentu, seperti arsenik, dapat meningkatkan risiko kanker kulit.
• Pengidap actinic keratosis, yaitu bercak-bercak berupa penebalan kulit yang bersisik
pada daerah wajah, tangan, dan kepala, yang berpotensi menjadi kanker kulit.
• Riwayat keluarga mengalami kanker kulit.
• Riwayat mendapatkan terapi radiasi.
• Riwayat mengalami kanker kulit sebelumnya.

Fatofisiologi : Patofisiologi karsinoma kulit nonmelanoma (KKNM) sama dengan kanker


pada umumnya yakni diawali dengan gangguan molekular dan jalur sinyal di tingkat selular.

Karsinoma Sel Basal


Banyak teori mengemukakan bahwa karsinoma sel basal (KSB) berasal dari sel pluripoten
pada lapisan basal epidermis atau folikel rambut. Tumor biasanya muncul dari epidermis dan
tumbuh dari sisi luar folikel rambut, terutama dari sel punca folikel rambut yang terletak
persis di bawah duktus kelenjar sebasea. Jalur sinyal intraselular patched/hedgehog berperan
dalam patofisiologi KSB. Setelah proses embriogenesis, jalur ini berfungsi mengatur
pertumbuhan dan diferensiasi sel. Gangguan inhibisi jalur hedgehog tersebut mengawali
perkembangan KSB.

Intervensi : Penatalaksanaan melanoma tergantung pada stadiumnya. Melanoma stadium I


hingga IIIB umumnya dapat ditata laksana secara definitif dengan pembedahan. Akan tetapi,
jika ada metastasis ke nodus limfatik atau organ lain, terapi sistemik bisa dilakukan
dengan/tanpa eksisi. Contoh terapi sistemik yang bisa diberikan adalah kemoterapi,
imunoterapi, targeted therapy, dan terapi radiasi.[4,5]

Pembedahan
Tindakan bedah merupakan terapi definitif pada melanoma stadium I hingga IIIB. Ada dua
tipe tindakan bedah untuk melanoma yaitu eksisi luas (wide excision) dan diseksi kelenjar
getah bening (lymph node dissection).[2,5,23,34]

Terapi Kanker Kulit

Terapi pada kanker kulit terdiri dari terapi pembedahan dan non pembedahan.4 Terapi
pembedahan terdiri dari pembedahan dengan eksisi, pembedahan dengan menggunakan

teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS), curretage and cautery, dan cryosurgery.4

a) Pembedahan dengan eksisi

Pada teknik ini , tumor di eksisi beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan

batas yang telah ditentukan sebelumnya untuk memastikan seluruh sel kanker sudah

terbuang. 2,4,9

b) Pembedahan dengan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS)

Mohs Micrographic Surgery (MMS) adalah sebuah teknik pembedahan yang pertama

kali dilakukan oleh Frederic Mohs di tahun 1940.4 Pada teknik ini , tumor di eksisi

beserta dengan jaringan normal disekitarnya dengan batas yang telah ditentukan

sebelumnya.

2,4,9,12

Indikasi penggunaan teknik Mohs Micrographic Surgery (MMS) antaralain: Lokasi

tumor : terutama di bagian tengah wajah, sekitar mata, hidung,dan telinga. Ukuran

tumor : berapapun, tapi khususnya >2cm. Subtipe histologi : morfoik, infiltratif,

mikronodular, dan subtipe basoskuamosa. Definisi batas tumor yang kurang baik

melalui klinis. Lesi yang berulang (rekuren). Ada keterlibatan perivaskular dan

perineural.4

c) Curretage and cautery

Merupakan metode tradisional dalam terapi pembedahan kanker kulit.4 Metode ini
merupakan metode kedua terbanyak yang dilakukan setelah metode eksisi.4 Curretage

and cautery bila dilakukan untuk terapi pada lesi yang terdapat di wajah akan

mengakibatkan angka rekurensi yang tinggi, sehingga merupakan suatu kontraindikasi.4

d) Cryosurgery

Cryosurgery menggunakan cairan nitrogen dalam temperatur-50 hingga -60 º C untuk

menghancurkan sel kanker.4 Teknik double freeze direkomendasikan untuk lesi yang

terdapat di wajah.4 Fractional cryosurgery direkomendasikan untuk lesi yang berukuran

besar dan lokasinya tersebar.4 Keberhasilan dari teknik ini tergantung dari seleksi

jaringan dan kemampuan operator.4

a) Photodynamic therapy

Photodynamic therapy melibatkan penggunaan reaksi fotokimia dimediasi melalui

interaksi agen photosensitizing, cahaya, dan oksigen.2,4,9 Karena fotosensitizer diarahkan

secara langsung ditargetkan pada jaringan lesi, photodynamic therapy dapat

meminimalkan kerusakan pada struktur sehat berdekatan.2,4,9 Metode ini efektif untuk

lesi pada wajah dan kulit kepala yang bersifat primer dan superfisial.2,4,6

b) Radiasi

Radiasi menggunakan sinar x-ray dengan energi tinggi untuk membunuh sel kanker.2,4,9

Dikatakan bahwa, radiasi bukanlah untuk menyembuhkan kanker, melainkan sebagai

terapi adjuvan setelah pembedahan untuk mencegah rekurensi dari sel kanker atau untuk

mencegah metastasis.2,4,9
c) Kemoterapi

Kemoterapi adalah metode dengan menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel

kanker khusus pada tipe Melanoma Maligna.2 Hal ini disebabkan karena sifat dari

Melanoma Maligna yang sering melakukan metastasis ke organ lain.2 Beberapa jenis

obat kemoterapi yang digunakan adalah Dacarbazine (DTIC), Cisplatin yang

dikombinasikan dengan Vinblastine, Temozolomide (Temodar), dan Paclitaxel.

3.jenis jenis luka bakar : Jenis-jenis luka bakar

1. Tingkat pertama

Luka jenis ini adalah luka yang paling sedikit merusak jaringan kulit dibanding jenis lainnya.
Pada luka jenis ini, yang terluka adalah kulit bagian paling luar sehingga seringkali disebut
sebagai luka bakar ringan. Luka dengan jenis ini ditandai dengan:

• Muncul kemerahan

• Pembengkakan

• Peradangan ringan

• Rasa sakit

• Kulit menjadi kering dan mengelupas saat luka sembuh

Bila kamu terkena luka bakar jenis ini, jangan khawatir karena biasanya luka jenis ini dapat
sembuh dalam kurun waktu 7-10 hari tanpa meninggalkan bekas atau jaringan parut. Luka
jenis ini akan menghilang bersamaan dengan kulit yang mengelupas.

Cara merawat luka bakar tingkat pertama

Luka bakar jenis ini dapat dirawat di rumah hingga sembuh. Semakin cepat kamu merawat
luka pada kulitmu, maka semakin cepat juga lukanya akan sembuh. Untuk melakukannya
berikut adalah tahapan yang harus kamu lakukan:
• Rendam luka dalam air dingin selama lima menit atau lebih

• Untuk mengurangi rasa sakit, kamu bisa minum obat analgesik seperti ibuprofen atau
acetaminophen

• Keringkan luka dan oleskan lidokain (obat anestesi) serta gel atau krim lidah buaya
untuk menenangkan kulit

• Gunakan juga salep antibiotik dan kain kasa untuk melindungi daerah yang terluka

Namun perlu diingat bahwa kamu perlu menemui dokter bila luka yang kamu alami
berukuran besar serta berada di area wajah atau persendian. Misalnya seperti pergelangan
kaki, bahu, siku, lengan bawah, kaki serta tulang belakang.

Peringatan penting

Hindari penggunaan es batu untuk mengobati luka bakar tingkat pertama. Hal ini hanya akan
memperburuk kondisi luka.

Kamu juga harus memastikan untuk tidak menggunakan kapas ke area luka. Ini karena serat
kecil pada kapas dapat menempel pada cedera dan meningkatkan risiko infeksi.

Di samping itu, hindari juga pengobatan dengan bahan-bahan dapur seperti mentega dan telur
karena cara ini tidak terbukti efektif

2. Tingkat kedua

Luka bakar tingkat dua adalah jenis luka yang lebih serius karena kerusakannya
mampu menembus lapisan atas kulit. Jenis luka ini akan menyebabkan kulit melepuh,

menjadi sangat merah dan rasa sakit yang lebih parah.

Jenis luka yang satu ini ditandai dengan kulit yang terbuka, terlihat basah juga

lembek. Namun seiring berjalannya waktu, akan terbentuk jaringan kulit bernama
eksudat fibrinosa di atas luka.
Tekstur dari luka ini adalah sebagian basah dan sebagian kering sehingga kamu

harus benar-benar menjaga kebersihan area luka. Gunakanlah kasa untuk mencegah

luka terkena kotor dan infeksi, ya. Penggunaan kasa juga dapat membantu luka lebih
cepat sembuh.

Rata-rata luka bakar tingkat kedua ini membutuhkan waktu dua hingga tiga minggu
hingga sembuh. Luka dapat sembuh tanpa meninggalkan bekas tetapi seringkali

terjadi perubahan pada pigmen warna kulit.

Cara merawat luka bakar tingkat kedua

Bila kamu mengalami luka bakar jenis ini tetapi masih dalam kategori ringan, kamu
bisa melakukan perawatan di rumah dengan cara seperti berikut:

• Rendam kulit yang terbakar dengan air dingin selama 15 menit atau lebih

• Segera konsumsi obat penghilang rasa sakit seperti ibuprofen atau

acetaminophen

• Oleskan krim antibiotik untuk mengobati lecet

Bila kamu mengalami luka pada area wajah, tangan, selangkangan, atau kaki

segeralah minta bantuan dokter. Kamu juga perlu menemui dokter jika luka yang

kamu alami memiliki ukuran cukup besar. Dokter mungkin akan memberikan
perawatan khusus sesuai kondisimu.

Peringatan penting

Sama dengan peringatan pada luka bakar tingkat pertama, kamu harus menghindari

penggunaan kapas pada area yang terbakar.


Hal ini dapat memicu infeksi karena serat lembut pada kapas dapat menempel dan

tertinggal di dalam luka. Kamu juga harus menghindari langkah pengobatan yang

belum teruji secara klinis.

3. Tingkat ketiga

Jenis luka yang satu ini adalah yang paling parah. Bila terkena luka jenis ini, kamu
akan mengalami kerusakan besar pada kulit dan seluruh lapisan kulit.

Bahkan luka jenis ini dapat merusak lapisan kulit hingga ke saraf sehingga kamu
tidak akan mengalami rasa sakit. Luka jenis ini dapat ditandai dengan:

• Munculnya warna putih seperti lilin

• Gosong

• Kulit yang terbuka, berwarna cokelat tua dan teksturnya kasar

• Melepuh

Bila dilakukan tanpa operasi, perawatan dari luka jenis ini akan meninggalkan bekas

serta berisiko memicu kontraktur pada otot. Kontraktur akan menyebabkan kekakuan
pada jaringan tubuh yang seharusnya bersifat lunak dan fleksibel.

Cara merawat luka bakar tingkat ketiga

Luka jenis ini tidak bisa diatasi sendiri. Kamu perlu ahli medis untuk menyembuhkan

dan merawat luka bakar tingkat ketiga. Pilihan operasi mungkin ditawarkan oleh para
ahli medis untuk memperbaiki kulit yang rusak akibat terbakar.
Peringatan penting

Jangan pernah mencoba untuk mengobati sendiri jenis luka bakar yang satu ini.
Segera minta pertolongan unit gawat darurat jika kamu mengalami luka bakar

tingkat ketiga. Pastikan tidak ada baju atau apapun yang menempel pada luka ya!

4. Intervensi fisioterapi pada pasien luka bakar

Penatalaksanaan Luka Bakar

Pasien luka bakar harus dievaluasi secara sistematik. Prioritas utama adalah mempertahankan jalan nafas, ventilasi
yang efektif dan mendukung sirkulasi sistemik. Intubasi endotrakea dilakukan pada pasien yang menderita luka
bakar berat atau kecurigaan adanya jejas inhalasi atau luka bakar di jalan nafas atas. Intubasi dapat tidak
dilakukan bila telah terjadi edema luka bakar atau pemberian cairan resusitasi yang terlampau banyak.

Pasien dengan luka bakar saja biasanya hipertensi. Adanya hipotensi awal yang tidak dapat dijelaskan atau adanya
tanda-tanda hipovolemia sistemik pada pasien luka bakar menimbulkan kecurigaan adanya jejas ‘tersembunyi’.

Pakaian pasien dibuka semua, semua permukaan tubuh dinilai. Pemeriksaan radiologik pada tulang belakang
servikal, pelvis, dan torak dapat membantu mengevaluasi adanya kemungkinan trauma tumpul.

Terapi pembedahan pada luka bakar

Eksisi dini

Eksisi dini adalah tindakan pembuangan jaringan nekrosis dan debris (debridement) yang dilakukan dalam waktu
kurang dari 7 hari (biasanya hari ke 5-7) pasca cedera termis. Dasar dari tindakan ini adalah:

^ Mengupayakan proses penyembuhan berlangsung lebih cepat. Dengan dibuangnya jaringan nekrosis, debris dan
eskar, proses inflamasi tidak akan berlangsung lebih lama.

^ Memutus rantai proses inflamasi yang dapat berlanjut menjadi komplikasi – komplikasi luka bakar (seperti SIRS).
Hal ini didasarkan atas jaringan nekrosis yang melepaskan “burn toxic” (lipid protein complex) yang menginduksi
dilepasnya mediator-mediator inflamasi.
Tindakan disertai anestesi baik lokal maupun general dan pemberian cairan melalui infus. Tindakan ini digunakan
untuk mengatasi kasus luka bakar derajat II dalam dan derajat III. Tindakan ini diikuti tindakan hemostasis dan
juga “skin grafting” (dianjurkan “split thickness skin grafting”). Tindakan ini juga tidak akan mengurangi mortalitas
pada pasien luka bakar yang luas. Kriteria penatalaksanaan eksisi dini ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:

^ Kasus luka bakar dalam yang diperkirakan mengalami penyembuhan lebih dari 3 minggu.

^ Kondisi fisik yang memungkinkan untuk menjalani operasi besar.

^ Tidak ada masalah dengan proses pembekuan darah.

^ Tersedia donor yang cukup untuk menutupi permukaan terbuka yang timbul.

Skin grafting

Skin grafting adalah metode penutupan luka sederhana. Tujuan dari metode ini adalah:

^ Menghentikan evaporate heat loss

^ Mengupayakan agar proses penyembuhan terjadi sesuai dengan waktu

^ Melindungi jaringan yang terbuka

Skin grafting harus dilakukan secepatnya setelah dilakukan eksisi pada luka bakar pasien. Kulit yang digunakan dapat
berupa kulit produk sintesis, kulit manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telah diproses maupun
berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autograft).

Daerah tubuh yang biasa digunakan sebagai daerah donor autograft adalah paha, bokong dan perut.

Untuk memaksimalkan penggunaan kulit donor tersebut, kulit donor tersebut dapat direnggangkan dan dibuat
lubang – lubang pada kulit donor (seperti jaring-jaring dengan perbandingan tertentu, sekitar 1 : 1 sampai 1 :
6) dengan mesin. Metode ini disebut mess grafting

PRINSIP FISIOTERAPI PADA LUKA BAKAR

Cegah terjadinya kontraktur

Hilangkan oedema

Pertahankan ROM
Pertahankan kekuatan otot

Perbaiki sirkulasi

Cegah terjadinya infeksi saluran nafas

Tenangkan pasien

PENANGANAN YG TERLAMBAT, MENGAKIBATKAN :

Stiffness

atrophy

Shg pd penanganan / manajemen luka bakar yg terlambat diperlukan tahapan penanganan:

 physiotherapy

 splinting

Ada 2 macam

2.1 Static Splint

2.2 Dynamic / active splint

2.1 Static Splint

Fungsi static splint adalah memberikan penyanggaan daerah yg kita kehendaki pd posisi yg
kita kehendaki pula. Shg fungsi static splint dpt digunakan utk :

2.1.1 PROTECTIVE

pd penderita post operatif tendon ataupun nerve repair, static splint dipergunakan utk
immobilisasi yg berfungsi utk memberikan proteksi pd otot atau saraf agar tidak tjd
penguluran yg berlebihan shg merusak tujuan operasi

2.1.2 SUPPORTIVE
splint berfungsi sebagai penopang tangan agar tdk berada dlm posisi y tdk kita inginkan. Misalnya pd penderita
radial nerve palsy atau drop hand diperlukan static splint agar tdk drop

2.1.3 CORRECTIVE

static splint dapat dipakai utk mengoreksi posisi atau bentuk yg kita inginkan. Misalnya pd penderita
kontraktur yg diakibatkan oleh extra articular, dpt pula kita berikan static splint bahkan kadang-kadang
bersifat serial

2.2 DYNAMIC SPLINTING

Dynamic / active splinting mrpkn aplikasi pengguanaan external force yg dinamic pd bagian ttn anggota tubuh
shg dpt diarahkan. Dgn active splint ini penderita harus aktif dlm menggerakkan bagian dari splint tersebut.
Dgn pergerakan yg melawan external force tadi, akan dicegah timbulnya adhession dan juga enambah kekuatan
otot yg dikehendaki. Tarikan yg dinamis juga dpt memberikan continous stretching pd otot, ligamen, ke arah
yg kita kehendaki. Dynamic splint ini dpt dibentuk berbagai macam sesuai dgn tujuan yg kita kehendaki

Anda mungkin juga menyukai