Anda di halaman 1dari 3

Definisi

Varicella atau yang dikenal juga secara awam sebagai cacar air adalah penyakit infeksi virus
yang disebabkan oleh virusVaricella Zoster. Di Indonesia, penyakit ini disebut sebagai cacar air karena
gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit apabila pecah mengeluarkan air. Penyakit ini sangat
mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-anak, yang belum pernah terkena varicella
sebelumnya. Penyebaran dari virus Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung dengan
penderita. Varicella paling sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Angka kejadian penyakit
ini sudah banyak berkurang terutama di negara-negara maju karena ditemukannya vaksinasi terhadap
virus Varicella Zoster.

Etiologi
Varisela disebabkan oleh herpes virus varicellae atau human (alpha) herpes virus-3 (varicella-zoster-virus, VZV)
adalah anggota dari kelompok herpesvirus.
Struktur virus, antibodi yang ditimbulkan dan lesi kulit sulit dibedakan denganherpesvirus hominis (herpes simplek).
Penularan
Masa inkubasi sekitar 11 21 hr, rata-rata 13 17 hr.
Melalui kontak langsung (cairan vesikel) & droplet.
Laporan KLB di RS, AS menyatakan penyebaran mll udara.

GEJALA & PENYEBAB


Infeksi primer dari virus Varicella Zoster akan menyebabkan terjadinya varicella atau cacar air. Penyakit
ini sering ditemukan pada anak-anak dan dengan cepat dapat menyebar. Apabila infeksi primer terjadi
saat dewasa atau pada orang tua, umumnya gejala yang dirasakan lebih berat dan berbahaya.
Gejala yang dapat ditemui pada penyakit cacar air adalah:
1.
Demam;
2.
Timbul bisul mudah pecah yang berisi air, setelah pecah menjadi keropeng. Bisul ini tumbuh
mulai dari badan lalu ke tangan dan kaki. Di tubuh penderita dapat terlihat variasi dari bisul ini, mulai dari
yang mau membentuk bisul hingga yang sudah pecah membentuk keropeng. Keropeng ini akan
menghilang dalam 1-2 minggu;
3.
Nyeri pada kepala, lemas, dan nafsu makan berkurang.

Pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan infeksi pada otak dan gangguan di pembuluh
darah.
Setelah infeksi primer ini mereda, virus Varicella Zoster tidak akan hilang sepenuhnya dari tubuh
penderita. Virus tersebut akan dormant atau tidak aktif dan menetap di bagian saraf, yaitu di akarganglia
dorsalis. Virus ini dapat aktif kembali dan menyebabkan penyakit apabila sistem imun atau kekebalan
tubuh penderita rendah, terutama pada orang tua dan penderita penyakit kronik lainnya. Virus yang aktif
kembali dikenal dengan nama herpes zoster. Di Indonesia, penyakit ini dikenal juga sebagai cacar api
atau cacar ular.
Gejala yang dapat ditemui pada penyakit herpes zoster adalah:
1.
Nyeri seperti rasa terbakar, gatal, atau kulit menjadi lebih sensitif selama beberapa hari. Pada
awal munculnya gejala ini, penderita sering tidak menyadari mengalami herpes zoster sampai muncul
ruam dan lepuhan;
2.
Muncul ruam kemerahan yang berubah menjadi lepuhan hanya pada sebelah sisi tubuh.
Lepuhan yang timbul akan mengikuti pola dari persarafan yang terkena sehingga dapat tampak seperti
pita. Lokasi tersering dari lepuhan adalah di dada dan wajah. Apabila lokasi lepuhan mengenai mata,
dapat terjadi kelainan pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan; Selama lepuhan di tubuh
penderita belum kering, penderita dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Orang yang belum
terkena infeksi virus ini sebelumnya, terutama pada anak-anak, rentan untuk menderita cacar air.

Normalnya, setelah lepuhan hilang, perlahan-lahan nyeri yang dirasakan juga ikut menghilang. Pada
beberapa kasus tertentu, nyeri tidak menghilang dan menetap. Nyeri yang dirasakan berupa sensasi
tertusuk-tusuk dan terbakar. Nyeri ini dapat bertahan berbulan-bulan hingga menahun. Nyeri ini dikenal
sebagai nyeri setelah herpes. Sebenarnya nyeri ini tidak berbahay dan tidak mengancam nyawa, tetapi
sulit untuk di atasi dan penderita sering merasa terganggu. Nyeri setelah herpes ini lebih sering
ditemukan pada orang tua daripada anak-anak atau orang muda.
Diagnosis dari kedua penyakit tersebut umumnya dibuat berdasarkan hasil wawancara dan pemeriksaan
fisik dari penderita. Pemeriksaan penunjang jarang untuk dilakukan. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan berupa tes Tzanck. Tes ini menggunakan mikroskop untuk melihat mencari sel khas yang ada
pada penyakit ini.

PENGOBATAN
Sebenarnya penyakit cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pemberian pengobatan apapun. Pemberian
terapi bersifat supotif sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita. Contohnya apabila pasien
demam diberikan obat penurun demam. Anti-virus juga diberikan. Menurut beberapa penelitian,
pemberian anti-virus dapat mempercepat penyembuhan, mencegah perkembangbiakan dari virus, dan
mengurangi gejala yang dialami penderita. Antibiotik juga diberikan untuk mencegah infeksi sekunder
yang masuk melalui kulit yang sedang terluka. Penderita cacar air dapat mandi seperti biasa tetapi harus
berhati-hati agar tidak memecahkan bisul karena dapat menjadi sumber infeksi sekunder.

Untuk pengobatan dari herpes zoster perlu diberikan obat-obatan anti nyeri karena nyeri pada penyakit ini
sering mengganggu. Selain itu juga dapat diberikan anti-virus terutama pada orang-orang dengan
imunitas atau kekebalan tubuh yang rendah. Anti-virus bermanfaat untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah perkembangbiakan virus, mengurangi gejala yang dialami penderita, dan mengurangi resiko
tejadinya nyeri setelah herpes. Untuk mengurangi peradangan yang disebabkan oleh virus ini, dapat juga
menggunakan steroid.
Untuk pengobatan pada nyeri setelah herpes, perlu dilakukan manajemen nyeri yang baik. Oleh karena
itu, dapat diberikan obat-obatan anti nyeri. Prinsipnya, pemberian anti-nyeri dimulai dari jenis obat paling
ringan dengan dosis terkecil dan ditingkatkan perlahan hingga ke jenis obat yang lebih kuat. Selain obatobat anti nyeri dapat juga diberikan obat oles yang mengandung capcaisin dan obat anti kejang. Kedua
jenis obat tersebut terbukti dapat mengatasi nyeri setelah herpes walaupun buka termasuk obat antinyeri.
Untuk pencegahan penyakit ini dapat dilakukan pemberian vaksinasi. Vaksin varicella sudah dapat
diberikan sejak anak berusia 12 bulan. Sebaiknya vaksin ini diberikan sebelum anak mulai masuk
sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka vaksin perlu diberikan 2 kali
dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan penelitian,
vaksin varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun seteleh divaksinasi. Di Indonesia
sendiri, vaksin ini belum menjadi salah satu vaksin yang disubsidi oleh pemerintah.
Pemberian vaksin efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit varicella dan efektif 95% mencegah
varicella yang berat. Akan tetapi, sekitar 15-20% anak sehat yang diberikan vaksin ini tetap terkena
varicella. Jenis varicella yang dialami jenis yang ringan di mana tidak ditemukan adanya demam, bisul
pada kulit yang lebih sedikit, dan keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu, varicella pada anak yang
sudah divaksinansi juga jarang menular kepada orang lain yang belum terkena varicella.

Anda mungkin juga menyukai