Anda di halaman 1dari 2

VARICELLA ADALAH

Varicella atau yang dikenal juga secara awam sebagai cacar airadalah penyakit infeksi virus yang
disebabkan oleh virus Varicella Zoster. Di Indonesia, penyakit ini disebut sebagai cacar air karena
gelembung atau bisul yang terbentuk pada kulit apabila pecah mengeluarkan air. Penyakit ini sangat
mudah untuk menyebar kepada orang lain, terutama anak-anak, yang belum pernah terkena varicella
sebelumnya. Penyebaran dari virus Varicella Zoster terjadi melalui udara dan kontak langsung
dengan penderita. Varicella paling sering ditemukan pada anak-anak berusia 1-9 tahun. Angka
kejadian penyakit ini sudah banyak berkurang terutama di negara-negara maju karena ditemukannya
vaksinasi terhadap virus Varicella Zoster.

GEJALA & PENYEBAB


Infeksi primer dari virus Varicella Zoster akan menyebabkan terjadinya varicella atau cacar air.
Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak dan dengan cepat dapat menyebar. Apabila infeksi
primer terjadi saat dewasa atau pada orang tua, umumnya gejala yang dirasakan lebih berat dan
berbahaya.
Gejala yang dapat ditemui pada penyakit cacar air adalah:
1. Demam;
2. Timbul bisul mudah pecah yang berisi air, setelah pecah menjadi keropeng. Bisul ini tumbuh
mulai dari badan lalu ke tangan dan kaki. Di tubuh penderita dapat terlihat variasi dari bisul ini, mulai
dari yang mau membentuk bisul hingga yang sudah pecah membentuk keropeng. Keropeng ini akan
menghilang dalam 1-2 minggu;
3. Nyeri pada kepala, lemas, dan nafsu makan berkurang.

Pada beberapa kasus yang berat dapat menyebabkan infeksi pada otak dan gangguan di pembuluh
darah.

Setelah infeksi primer ini mereda, virus Varicella Zoster tidak akan hilang sepenuhnya dari tubuh
penderita. Virus tersebut akan dormant atau tidak aktif dan menetap di bagian saraf, yaitu di
akar ganglia dorsalis. Virus ini dapat aktif kembali dan menyebabkan penyakit apabila sistem imun
atau kekebalan tubuh penderita rendah, terutama pada orang tua dan penderita penyakit kronik
lainnya. Virus yang aktif kembali dikenal dengan nama herpes zoster. Di Indonesia, penyakit ini
dikenal juga sebagai cacar api atau cacar ular.

Gejala yang dapat ditemui pada penyakit herpes zoster adalah:


1. Nyeri seperti rasa terbakar, gatal, atau kulit menjadi lebih sensitif selama beberapa hari. Pada
awal munculnya gejala ini, penderita sering tidak menyadari mengalami herpes zoster sampai muncul
ruam dan lepuhan;
2. Muncul ruam kemerahan yang berubah menjadi lepuhan hanya pada sebelah sisi tubuh.
Lepuhan yang timbul akan mengikuti pola dari persarafan yang terkena sehingga dapat tampak
seperti pita. Lokasi tersering dari lepuhan adalah di dada dan wajah. Apabila lokasi lepuhan mengenai
mata, dapat terjadi kelainan pada kornea dan dapat menyebabkan kebutaan; Selama lepuhan di
tubuh penderita belum kering, penderita dapat menularkan virus ini kepada orang lain. Orang yang
belum terkena infeksi virus ini sebelumnya, terutama pada anak-anak, rentan untuk menderita cacar
air.

Normalnya, setelah lepuhan hilang, perlahan-lahan nyeri yang dirasakan juga ikut menghilang. Pada
beberapa kasus tertentu, nyeri tidak menghilang dan menetap. Nyeri yang dirasakan berupa sensasi
tertusuk-tusuk dan terbakar. Nyeri ini dapat bertahan berbulan-bulan hingga menahun. Nyeri ini
dikenal sebagai nyeri setelah herpes. Sebenarnya nyeri ini tidak berbahay dan tidak mengancam
nyawa, tetapi sulit untuk di atasi dan penderita sering merasa terganggu. Nyeri setelah herpes ini
lebih sering ditemukan pada orang tua daripada anak-anak atau orang muda.
Diagnosis dari kedua penyakit tersebut umumnya dibuat berdasarkan hasil wawancara dan
pemeriksaan fisik dari penderita. Pemeriksaan penunjang jarang untuk dilakukan. Pemeriksaan
penunjang yang dapat dilakukan berupa tes Tzanck. Tes ini menggunakan mikroskop untuk melihat
mencari sel khas yang ada pada penyakit ini.

PENGOBATAN
Sebenarnya penyakit cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pemberian pengobatan apapun.
Pemberian terapi bersifat supotif sesuai dengan gejala yang dialami oleh penderita. Contohnya
apabila pasien demam diberikan obat penurun demam. Anti-virus juga diberikan. Menurut beberapa
penelitian, pemberian anti-virus dapat mempercepat penyembuhan, mencegah perkembangbiakan
dari virus, dan mengurangi gejala yang dialami penderita. Antibiotik juga diberikan untuk mencegah
infeksi sekunder yang masuk melalui kulit yang sedang terluka. Penderita cacar air dapat mandi
seperti biasa tetapi harus berhati-hati agar tidak memecahkan bisul karena dapat menjadi sumber
infeksi sekunder.
Untuk pengobatan dari herpes zoster perlu diberikan obat-obatan anti nyeri karena nyeri pada
penyakit ini sering mengganggu. Selain itu juga dapat diberikan anti-virus terutama pada orang-orang
dengan imunitas atau kekebalan tubuh yang rendah. Anti-virus bermanfaat untuk mempercepat
penyembuhan, mencegah perkembangbiakan virus, mengurangi gejala yang dialami penderita, dan
mengurangi resiko tejadinya nyeri setelah herpes. Untuk mengurangi peradangan yang disebabkan
oleh virus ini, dapat juga menggunakan steroid.
Untuk pengobatan pada nyeri setelah herpes, perlu dilakukan manajemen nyeri yang baik. Oleh
karena itu, dapat diberikan obat-obatan anti nyeri. Prinsipnya, pemberian anti-nyeri dimulai dari jenis
obat paling ringan dengan dosis terkecil dan ditingkatkan perlahan hingga ke jenis obat yang lebih
kuat. Selain obat-obat anti nyeri dapat juga diberikan obat oles yang mengandung capcaisin dan obat
anti kejang. Kedua jenis obat tersebut terbukti dapat mengatasi nyeri setelah herpes walaupun buka
termasuk obat anti-nyeri.
Untuk pencegahan penyakit ini dapat dilakukan pemberian vaksinasi. Vaksin varicella sudah dapat
diberikan sejak anak berusia 12 bulan. Sebaiknya vaksin ini diberikan sebelum anak mulai masuk
sekolah. Apabila vaksin ini diberikan setelah anak berusia 12 tahun, maka vaksin perlu diberikan 2
kali dengan jarak minimal antara pemberian pertama dan kedua selama 4 minggu. Berdasarkan
penelitian, vaksin varicella dapat memberikan perlindungan hingga 20 tahun seteleh divaksinasi. Di
Indonesia sendiri, vaksin ini belum menjadi salah satu vaksin yang disubsidi oleh pemerintah.
Pemberian vaksin efektif melindungi 80-85% terhadap penyakit varicella dan efektif 95% mencegah
varicella yang berat. Akan tetapi, sekitar 15-20% anak sehat yang diberikan vaksin ini tetap terkena
varicella. Jenis varicella yang dialami jenis yang ringan di mana tidak ditemukan adanya demam, bisul
pada kulit yang lebih sedikit, dan keluhan lain juga lebih ringan. Selain itu, varicella pada anak yang
sudah divaksinansi juga jarang menular kepada orang lain yang belum terkena varicella.
Sumber :
1. Mueller, NH. Gilden, DH. Cohrs, RJ. Varicella Zoster Virus Infection: Clinical Features, Molecular Pathogenesis
of Disease, and Latency. 2008.
2. Schmid, DS. Jumaan, AO. Impact of Varicella Vaccine on Varicella-Zoster Virus Dynamics. 2010.

Anda mungkin juga menyukai