Anda di halaman 1dari 10

rohmah

JUMAT, 04 MEI 2012

Tugas Makalah tentang Cacar air

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Cacar air merupakan infeksi sangat menular yang disebabkan oleh virus varisela
zoster.
Cacar air dijangkiti melalui batuk dan bersin serta sentuhan langsung dengan cairan dalam
lepuh cacar air. Penyakit ini biasanya tidak parah dan hanya singkat di kalangan anak sehat,
adakalanya cacar air akan menjadi penyakit yang lebih parah, misalnya infeksi bakteri pada
kulit yang mengakibatkan bekas luka, radang paru-paru, atau radang otak. Orang dewasa
yangmenderita infeksi cacar air pada umumnya mengalami gejala yang lebih parah. Cacar
air mungkin menimbulkan risiko terhadap bayi dalam kandungan jika terjangkit sewaktu
hamil. Cacar air dapat menyebabkan penyakit parah, bahkan maut, pada tiap golongan usia.
Waktu inkubasi untuk cacar air adalah 10 sampai 21 hari, diikuti dengan ruam berbintik
merah pada mulanya, yang kemudian menjadi lepuh dalam waktu beberapa jam. Bintik-bintik
ini biasanya timbul di badan, muka dan bagian tubuh yang lain. Banyak orang yang
menderita infeksi cacar air mengalami demam dan merasa kurang sehat dan mungkin merasa
gatal sekali. Siapapun yang belum pernah menderita cacar air dapat terjangkit. Siapapun yang
pernah menderita cacar air dianggap kebal dan tidak memerlukan vaksin. Sekitar 75% dari
masyarakat menderita infeksicacar air sebelum usia 12 tahun.
June M. Thomson mendefinisikan varisela sebagai penyakit yang disebabkan oleh
virus varisela-zoster (V-Z virus) yang sangat menular bersifat akut yang umumnya mengenai
anak,yang ditandai oleh demam yang mendadak, malese, dan erupsi kulit berupa makulo
papular untuk beberapa jam yang kemudian berubah menjadi vesikel selama 3-4 hari dan
dapat me-ninggalkan keropeng (Thomson, 1986, p. 1483).
Sedangkan menurut Adhi Djuanda varisela yang mempunyai sinonim cacar air atau
chickenpox adalah infeksi akut primer oleh virus varisela-zoster yang menyerang kulit dan
mukosa yang secara klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit polimorfi terutama
dibagian sentral tubuh (Djuanda, 1993).

II. Rumusan Masalah


Adapun masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai penyakit cacar pada
anak, cara menangani dan mencegahnya.
III. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penyakit cacar air
yang menginfeksi 75% masyarakat sebelum umur 12 tahun, mngetahui gejala dan
pengobatan dari cacar air ini sendiri.

IV. Manfaat Makalah


Manfaat makalah ini adalah pembaca bisa dapat mengerti tentang cacar air
dan penanggulangannya serta mampu membantu mengambil tindakan awal untuk
membantu penderita serta masih banyak lagi yang lainya yang penulis ceritakan di dalam
makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN
MIKROBIOLOGI VARICELLA ZOSTER
1.

Varicella zoster
Cacar air adalah salah satu penyakit yang umum ditemui pada anak-anak. 90% kasus
cacar air dialami oleh anak-anak yang berusia kurang dari 10 tahun, dan lebih dari 90% orang
telah mengalami penyakit cacar air pada usia 15 tahun. Penyakit cacar air ini disebabkan oleh
infeksi primer dari virus varicella zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar
hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpeszoster atau cacar ular. Herpes zoster hanya terjadi sekali seumur hidup
dan pada usia di atas 60 tahun.

1.2.

Morfologi
Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini
mengandung DNA,lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk
bulat.Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukurang 140-200 , berinti
DNA.

1.3.

Klasifikasi Varicella Zoster


Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:
Family
: Herpesviridae
sub family
: Alphaherpesvirinae
Genus
: Varicellovirus
Species
: Varicella zoster

2.

CACAR AIR PADA ANAK


Varisela berasal dari bahasa Latin, varicella. Di Indonesia penyakit ini dikenal dengan
istilah cacar air, sedangkan di luar negeri terkenal dengan nama chicken-pox. Varisela adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Varicella zoster, ditandai oleh erupsi
yang khas pada kulit. Pada umumnya menyerang anak-anak, tapi dapat juga terjadi pada
orang dewasa yang belum pernah terkena sebelumnya. Banyak menyerang anak usia sekolah
dasar (antara 5-9 tahun). Penularan memang cukup sering terjadi antar teman sekolah.
Bersifat sangat menular dengan masa penularan antara 1 hari sebelum timbul ruam sampai 7
hari setelah munculnya gejala. Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dan percikan
ludah (droplet infection).
Masa inkubasi (masa sejak terpapar oleh virus sampai timbulnya gejala pertama) biasanya berkisar antara 2-3 minggu. Cacar air dapat dicegah dengan pemberian Zoster Imun
Globulin (ZIG), yang didapat dari serum pasien yang mengalami penyembuhan dari herpes
zoster, atau dengan varicella - zoster imun globulin (VZIG), yang diperoleh dari pool plasma
yang mengandung titer anti bodi spesifik yang tinggi. Bagi orang sehat, untuk pencegahan
bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster (Okastrain). Pada anak sehat usia 1 12 tahun di berikan satu kali, satu kali lagi diberikan pada masa pubertas untuk memantapkan
kekebalan menjadi 60 - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, diberikan sekali saat
dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa betahan sampai 10 tahun.
Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung.
Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau
keorang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui
udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster.
Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.
Persoalannya, tidak semua orang tahu apakah dirinya pernah menderita cacar air
atau belum. Chicken pox (cacar air), terutama pada anak kecil, memang tidak selalu menimbulkan ruam di kulit sehingga terkadang tak disadari. Gejalanya mirip demam biasa yang
beberapa hari kemudian sembuh sendiri. Namun, di saat ia dewasa, virusnya tiba-tiba
langsung menyerang sebagai herpes zoster dengan gejala lebih berat.
Lokasi munculnya gelembung di kulit sebenarnya mengikuti area persarafan yang
selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan
lokasi se-rangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area
persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian
tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di
sekitar dada.
Mengingat umumnya muncul di satu sisi tubuh, ada mitos menyatakan, jika serangan
sampai terjadi di dua sisi, penderita sudah mendekati pintu surga. Jangan takut, ini cuma
mitos. Namun bisa diartikan juga, jika herpes zoster sudah menyerang beberapa area persarafan, penyakitnya memang tergolong parah. Apalagi jika usia penderita masih tergolong
muda.
Virus Varicella zoster juga menginfeksi sel satelit di sekitar neuron pada ganglion
akar dorsal sumsum tulang belakang. Dari sini virus bisa kembali menimbulkan gejala dalam
bentuk herpes zoster. Cepatnya penanganan herpes zoster penting agar tidak menimbulkan
gejala sisa,yang disebut nyeri pascaherpes atau postherpetic neuralgia.
Penyakit ini merupakan episode lanjutan dari herpes zoster yang diusahakan jangan
sampai terjadi. Sebab, penderitaannya hebat dan bisa bertahun-tahun. Terjadinya nye-

ri pascaherpes disebabkan lambatnya pengobatan saat varisela zoster bikin ulah. Akibatnya,
virus sempat merusak atau terjadi disfungsi sementara jaringan saraf di sekitarnya. Jika
gejala ini terlanjur terjadi, kulit yang terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri.
Atau, kadang saraf memancarkan sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini
men-gaku,rasanya seperti terbakar.
Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri pasca herpes. Semakin tua
seseorang saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri.
Jumlah mantan penderita herpes zoster yang berlanjut ke nyeri pascaherpes kira-kira 10 15% populasi. Di atas 50 tahun kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%,
dan di atas 80 tahun menjadi 80% dari populasi.
Penderita herpes zoster berusia muda yang terkena serangan parah, misalnya sampai
kemata, semakin besar kemungkinannya terkena nyeri pasca herpes. Pada serangan yang
sampai menuju ke mata ini, biasanya disarankan untuk berobat juga ke dokter mata, agar
kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Kerusakan saraf yang disebabkan herpes zoster
sangat sulit dipulihkan - jika tidak bisa dibilang tidak akan bisa sembuh. Setiap pasien juga
punya pe-ngobatan sendiri yang berbeda tergantung kecocokannya. Untuk kasus seperti ini,
dokter spesialis kulit tidak bekerja sendirian lagi. Ahli lain juga dilibatkan seperti ahli saraf,
rehabilitasi medik, bahkan psikiatri. Psikiatri dilibatkan, karena derita nyeri berlebihan bisa
mengakibatkan depresi.
Kendati dapat sembuh sendiri, namun yang sering kali dikhwatirkan adalah komplikasinya yang sangat jarang namun bisa menyertai, diantaranya adalah rdang paru-paru
yang biasanya disebabkan oleh inspeksi sekunder, tapi dapat disembuhkan. Radang otak juga,
menjadi komplikasi akibat penyakit ini, walaupun bisa disembuhkan, namun dapat
meninggalkan gejala sisa seperti kejang, retardasi mental dan gangguan tingkah laku.
3.

Proses eksositosis oleh virus

3.1. Gejala
Gejalanya mulai timbul 10-21 hari setelah terinfeksi. Pada anak-anak yang usianya berkisar 10 tahun gejala pertamanya adalah sakit kepala, demam sedang, dan rasa tidak
enak di badan. Gejala tersebut tidak ditemukan pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan
akan menjadi gejala yang berat jika menyerang anak yang lebih dewasa. 24-36 jam pertama
setelah timbulnya gejala awal, muncul ruam di badan dan kemudian tersebar ke wajah,
tangan, dan kaki. Selain itu ruam juga akan muncul di selaput mukosa seperti di bagian dalam
mulut atau vagina. Ruam yang awalnya berbentuk bintik-bintik merah datar (makula), akan
menjadi bintik-bintik menonjol (papula), membentuk lepuhan berisi cairan (vesikel), yang
terasa gatal, dan pada akhirnya mengering. Proses ini memakan waktu 6-8 jam, selanjutnya
akan terbentuk bintik-bintik dan lepuhan baru.
Pada hari kelima biasanya tidak terbentuk lepuhan baru, seluruh lepuhan akan
mengering pada hari keenam, dan akan menghilang dalam waktu kurang dari 20 hari
Penularan.
Virus varicella zoster menyebar melalui udara. Orang dengan daya tahan tubuh rendah
dapat terserang virus ini. Penularan dapat muncul sejak 48 jam sebelum ruam pertama
muncul hingga 5 hari setelahnya. Setelah tertular, biasanya dibutuhkan waktu sekiter 10-21
hari geja-la pertama muncul. Jangka waktu ini dikenal sebagai masa inkubasi.
Cacar air ditularkan melalui udara pernapasan, kontak langsung dengan cairan ruam, dan
kontak dengan cairan yang tekena cairan ruam, seperti handuk, seprei, atau selimut.
3.2. Pengobatan

Pengobatan di rumah pada cacar air ditujukan untuk meringankan gejala, yang dapat
dilakukan dengan:
Istirahat secukupnya
Mandi dengan air hangat atau air dingin setiap 3-4 jam pada hari-hari pertama untuk mengurangi rasa gatal
Pemberian calamine lotion untuk mengurangi rasa gatal
Dapat diberikan bedak basah atau bedak kering yang mengandung salisil 2% atau mentol 12%
Bagi anak kecil, dianjurkan untuk memakai sarung tangan untuk mencegah menggaruk ruam-ruam
Makan makanan yang lembut dan berikan minum air dingin jika terdapat ruam di dalam
mulut.
Hindari makanan dan minuman yang terlalu asam, seperti jus jeruk, dan hindari jugagaram
Kulit dicuci sebersih mungkin dengan sabun
Menjaga kebersihan tangan
Kuku dipotong pendek
Baju harus kering dan bersih
Sedangkan untuk pengobatan medis dapat dilakukan dengan menggunakan:
Paracetamol untuk menurunkan demam, atau asetaminofen
Antibiotik, jika ada infeksi bakteri
Obat anti-virus asiklovir, jika kasusnya terlalu berat (diberikan pada anak berusia lebihdari 2
tahun atau remaja karena pada remaja, penyaakit ini lebih berat)
Obat anti-virus vidarabin

3.3. Pencegahan
Cacar air dapat dicegah dengan melakukan vaksinasi. Vaksinasi diberikan pada kelompok-kelompok berikut:

Anak-anak dengan usia 12-18 bulan yang belum pernah mengalami cacar air diberikan satu
dosis vaksin
Anak-anak dengan usia 19 bulan hingga 13 tahun yang belum pernah mengalami cacar air
diberikan satu dosis vaksin
Orang dewasa yang belum pernah mengalami cacar air dan bekerja atau tinggal dilingkungan
yang sangat mudah terjangkit cacar air
Wanita reproduktif yang belum pernah mengalami cacar air dan tidak dalam kondisi sedang
hamil
Orang dewasa dan remaja yang belum pernah mengalami cacar air dan tinggal dengan anakanak
Orang yang hendak bepergian ke luar negeri dan belum pernah mengalami cacar air

Voricella Zoster Immunoglobulin (VZIG) adalah zat kekebalan terhadap virus penyebab
cacar air. VZIG hanya diberikan pada kelompok-kelompok tertentu:
Orang dengan sistem kekebalan rendah
Wanita hamil yang terpapar kasus cacar air dan belum pernah terkena cacar air sebe-lumnya

Bayi dibawah usia 28 hari yang lahir dari usia kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat
lahirnya kurang dari 1000 gram
Bayi dibawah usia 28 hari yang ibunya terpapar kasus cacar air atau yang mengalami cacar
air antara 7 hari sebelum persalinan hingga 7 hari setelah persalinan

3.4. Epidemiologi
Tersebar kosmopolit, menyerang terutama anak-anak tetapi dapat juga menyerang
orang dewasa. Transmisi penyakit ini secara aerogen. Masa penularan lebih kurang 7 hari
dihitung dari timbulnya gejala kulit.
3.5. Etiologi
Penyebab dari varisela adalah virus varisela-zoster. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi primer virus ini menyebabkan timbulnya penyakit varisela,
sedangkan reaktivasi (keadaan kambuh setelah sembuh dari varisela) menyebabkan herves
zoster.
3.6. Manifestasi Klinis
Masa inkubasi penyakit ini berlangsung 14-21 hari. Gejala klinis mulai dari gejala prodromal, yakni demam yang tidak terlalu tinggi, malese dan nyeri kepala, kemudian
disusul timbulnya erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam
berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel khas berupa tetesan embun (tear drops). Vesikel
akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi krusta. Sementara proses ini berlangsung
timbul lagi vesikel-vesikel yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorfi.
Penyebarannya terutama didaerah badan dan kemudian menyebar secara sentrifugal
kemuka dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata, mulut dan saluran nafas bagian atas. Jika terdapat infeksi sekunder terjadi pembesaran kelenjar getah bening
regional (lymphadenopathy regional). Penyakit ini biasanya disertai rasa gatal.
3.7. Komplikasi
Komplikasi pada anak-anak umumnya jarang timbul dan lebih sering pada orang
dewasa, berupa ensepalitis, pneumonia, glumerulonephritis, karditis, hepatitis, keratitis,
konjunc-tivitis,otitis, arteritis dan beberapa macam purpura.
Infeksi yang timbul pada trimester pertama kehamilan dapat menimbulkan kelainan
konginetal, sedangkan infeksi yang terjadi beberapa hari menjelang kelahiran dapat menyebabkan varisela konginetal pada neonatus.

3.8. Diagnosis Bantuan


Dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan cara membuat sediaan hapus yang
diwarnai dengan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel
datia ber-inti banyak (multinukleated).
3.9. Diagnosis Banding

Harus dibedakan dengan variola, penyakit ini lebih berat, memberi gambaran
monomorf, dan penyebarannya dimulai dari bagian akral tubuh yakni telapak tangan dan
telapak kaki.
3.10. Penatalaksanaan
Pengobatan bersifat simtomatik dengan antipiretik dan analgesik, untuk
menghilangkan rasa gatal dapat diberikan sedativ. Secara lokal diberikan bedak yang
ditambah dengan zat antigatal (antipruritus) seperti menthol, kamfor dll, untuk mencegah
pecahnya vesikel secara dini serta menghilangkan rasa gatal. Jika timbul infeksi sekunder
dapat diberikan antibiotika berupa salep dan oral. Dapat pula diberikan obat-obat anti virus
seperti asiklovir dengan dosisi 5 x 400 mg sehari selama 7 hari dengan hasil yang cukup baik.
Selain itu dapat pula diberikan imunotimulator seperti isoprinosin. Satu tablet 500 mg.
Dosisnya 50 mg/kg berat badan sehari, Dengan dosisi maksimum 3000 mg sehari. Umumnya
dosis untuk orang dewasa 6 x 1 tablet atau 4 x 1 tablet sehari. Lama pengobatan sampai
penyakit membaik. Obat ini diberikan jika la-ma penyakitnya telah lebih 3 hari.
3.11.

Prognosis
Dengan perawatan yang teliti dan senantiasa memperhatikan kebersihan (hygiene) diri
dan lingkungan memberikan prognosis yang baik dan kemungkinan terbentuknya jaringan
parut hanya sedikit, kecuali jika klien melakukan garukan/tindakan lain yang menyebabkan
kerusakan kulit lebih dalam.

3.12. Pengkajian

3.13.

Gejala subyektif berupa keluhan nyeri kepala, anorexia dan malese.


Pada kulit dan membran mukosa :
Lesi dalam berbagai tahap perkembangannya : mulai dari makula eritematosa yang
muncul selama 4-5 hari kemudian berkembang dengan cepat menjadi vesikel dan krusta yang
di-mulai pada badan dan menyebar secara sentrifubal kemuka dan ekstremitas. Lesi dapat
pula terjadi pada mukosa, palatum dan konjunctiva.
Suhu : dapat terjadi demam antara 38-39C
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan
Aktual atau potensial gangguan integritas kulit
Anjurkan mandi secara teratur
Hindari menggaruk lesi
Gunakan pakaian yang halus/lembut

3.13.1. Gangguan rasa nyaman : nyeri

3.13.2.

Gunakan analgetik dan bedak antipruritus.


Pertahankan suhu ruangan tetap sejuk dengan kelembaban yang adekuat.
Potensial penularan infeksi
Lakukan isolasi (strict isolation) :
Prosedur strict isolation :

a. Ruangan tersendiri, pintu harus selalu tertutup. Klien yang terinfeksi karena organisme yang
sama dapat ditempatkan dalam ruangan yang sama.
b. Gunakan masker, pakaian khusus, dan sarung tangan bagi semua orang yang masuk kedalam
ruangan.
c. Selalu cuci tangan setelah menyentuh klien atau benda-benda yang kemungkinan terkontaminasi serta sebelum memberikan tindakan kepada klien lain.
d. Semua benda-benda yang terkontaminasi dibuang atau dimasukan kedalam tempat khusus
dan diberi label sebelum dilakukan dekontaminasi atau diproses ulang kembal
3.13.3.
a.
b.
c.

Saran untuk mencegah supaya tidak terkena cacar air


Jangan bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.
Hindari berdekatan atau bersentuhan secara langsung dengan anak yang terkena cacar air.
Lakukan tindakan isolasi pada anak yang terkena penyakit cacar air.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Cacar air (Varisela) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
virusVarisella zoster, ditandai oleh erupsi yang khas pada kulit, dapat dicegah dengan
pemberian Zoster Imun Globulin (ZIG) atau dengan Varisella-Zoster Globulin (VIZIG).
Pemberian vaksin ini dapat dilakukan dengan tiga tahap, untuk hasil kekebalan yang
sempurna.

DAFTAR PUSTAKA
1. Adhi Djuanda (1993). Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin, Edisi Kedua, FK Universitas
Indonesia, Jakarta, 1993.
2. June M. Thomson, et. al. ( 1986 ). Clinical Nursing Practice, The C.V. Mosby Company,
Toronto.
3. Lorden.blospot.com
4. Carpenito.1997. Penerapam Pada Praktek Klinis. Salemba . Jakarta
5. http://iyan1603.blogspot.com/2008/12/cacar-air-pada-anak-anak.html

Diposkan oleh rohmah di 21.56


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Cacar air

1 komentar:
1.
Sandi22 September 2016 00.31
Konsultasi kulit Anda pada yang telah berpengalaman Dokter Kulit Dheya. Jika
Anda memiliki penyakit kulit yang butuh penanganan ahli. Anda dapat bertanya
di dokterkulitdhelya.com
Balas

Posting LamaBeranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)
PENGIKUT
MATERI KULIAH SEMESTER 3

2012 (1)
Mei (1)
Tugas Makalah tentang Cacar air

2011 (9)
MENGENAI SAYA

rohmah
Serang, Banten, Indonesia
lagi kuliah di AKBID Binahusada serang Banten
Lihat profil lengkapku
Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai