PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI
PADA HEMIPARESE DEXTRA
OLEH :
KATA PENGANTAR
HEMIPARESE DEXTRA“.
Selama proses penyusunan proposal ini dari awal sampai selesai tidak terlepas
dari peran dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
2. Ibu Dr. Hj. Evi Hasnita, S.Pd, Ns., M.Kes selaku Rektor Univeristas Fort De
Kock Bukittinggi.
4. Ibu Yelva Febriani, SST. Ft selaku Ketua Program Studi DIII Fisioterapi
6. Bapak Amrizal
9. Kedua orang tua dan keluarga besar kami yang selalu memberikan doa dan
10. Semua rekan – rekan dan sahabat peserta didik Program Studi DIII Fisioterapi
11. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan makalah
ini.
penulis menjadi amal ibadah dan mendapat pahala yang setimpal dari Allah
kekurangan.Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
Penulis
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................................5
D. Manfaat Penulisan........................................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................................7
A. Defenisi Kasus.............................................................................................................7
B. Anatomi Stroke............................................................................................................8
C. Etiologi.......................................................................................................................16
D. Faktor- Faktor yang Menyebabkan Stroke:................................................................17
E. Manifestasi Klinis......................................................................................................17
F. Patofisiologi...............................................................................................................18
G. Prognosis dan Komplikasi Pada Stroke......................................................................19
H. Pemeriksaan Penunjang..............................................................................................21
I. Problematika Fisioterapi.............................................................................................22
J. Intervensi Pada Stroke................................................................................................22
K. Alat Ukur...................................................................................................................26
BAB III STATUS KLINIS..................................................................................................28
BAB IV PENUTUP..............................................................................................................43
A. Kesimpulan...................................................................................................................43
B. Saran..............................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA
v
vi
DAFTAR GAMBAR
9
vii
DAFTAR TABEL
11
32
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemahan. Sakit menurut WHO, yakni suatu keadaan yang disebabkan oleh
gangguan terhadap susunan jaringan tubuh manusia, dari fungsi jaringan itu
2009)
gangguan dari otak lokal maupun global yang disebabkan karena adanya
gangguan aliran darah dalam otak yang timbul secara mendadak (dalam
hitungan detik) atau secara cepat (dalam hitungan jam) sehingga dapat
yang membawa oksigen sehingga dapat mengalami kematian sel atau jaringan
potensial yang fatal pada suplai darah bagian otak. Tidak ada bagian tubuh
manusia yang dapat bertahan bila terdapat gangguan suplai darah dalam
1
oksigen yang membawa makanan ke otak yang merupakan pusat control
system tubuh termasuk perintah dari semua gerakan fisik. Bila tidak segera
Data dari WHO (World Health Asosiation) tahun 2015 setiap tahun
Amerika terserang stroke, 400.000 orang terkena stroke iskemik dan 100.000
ketiga terbesar di dunia dengan angka kejadian lebih dari 5,1 juta. Pada tahun
2020 diperkirakan 7,6 juta orang meninggal karena stroke (Junaidi, 2011).
pada penduduk umur >15 tahun menunjukkan 12,1 mil. Pada riskesdas 2018
adalah di Kalimantan Timur dengan angka 14,7 permil dan terendah di Papua
dengan angka 4,1 permil. Sumatera Barat berada pada posisi ke- 12 dengan
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPJS) Kota Padang, stroke adalah
2
penyebab kematian kelima di Kota Padang dengan persentase 8% setelah
(Sarigumilan, 2013).
menengah dan usia lanjut. Penyakit stroke sering dianggap sebagai penyakit
monopoli orang tua.Dahulu penyakit stroke ini diderita oleh orang tua
menunjukkan peningkatan kasus stroke yang terjadi pada usia remaja dan usia
produktif (15-40 tahun). Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan gaya
hidup seperti kebiasaan mengkonsumsi makanan siap saji (fast food) yang
satunya adalah hipertensi. Hipertensi adalah faktor risiko utama lainnya dalam
jantung maupun otak sehingga terjadi penyempitan pada lumen dan aliran
adalah penurunan kekuatan otot pada ekstremitas atas dan bawah, rasa kebas,
3
fungsional. Pasien stroke dapat sembuh sempurna bila ditangani dalam waktu
kurang dari 6 jam, sebesar 30%-40% pasien stroke dapat sembuh, namun
waktu tersebut maka akan terjadi kecacatan atau kelemahan fisik (hemiparese)
(Bakara, 2016). Fisioterapi adalah salah satu tenaga medis yang mampu
ketergantungan pasien pada keluarga baik di rumah atau di rumah sakit akan
motion. Pemberian intervensi infra red juga dapat dilakukan. Dalam rangka
2019).
gelombang lebih panjang dari cahaya tampak, tapi juga lebih pendek dari
gelombangnya, yaitu infra red jarak dekat (0.75-1.5 um), infra red jarak
menengah (1.50-10 um) dan infra red dengan jarak jauh (10-100 um).
4
Infrared merupakan modalitas yang dipakai oleh fisioterapi dengan
aktivitas fisik yang disusun secara sistematis. Terapi latihan bertujuan untuk
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
b. Untuk mengetahui manfaat modalitas IR dan Terapi latihan dalam
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Masyarakat
3. Bagi Fisioterapis
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Defenisi Kasus
1. Stroke
gangguan fungsional otak lokal maupun global akut dengan gejala dan
tanda sesuai bagian otak yang terkena sehingga pembuluh darah yang
sebagai masalah besar yang tengah dihadapi hampir seluruh dunia. Gejala
awal biasanya adanya kelemahan dari system alat gerak dan bicara tidak
ke otak karena pendarahan atau sumbatan dengan gejala atau tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan
Stroke dibagi dua yaitu stroke hemoragic dan stroke non hemoragic.
darah sehingga aliran darah menjadi tidak normal dan darah yang keluar
7
strke non hemoragic adalah hilangnya fungsi sistim saraf pusat focal
secara cepat yang berlangsung kurang dari 24 jam dan diduga diakibatkan
2011).
B. Anatomi Stroke
a. Otak
Otak merupakan bagian utama dari system saraf pusat yang mengalami
perubahan secara bertahap dan organ vital yang ikut berpatisipasi dalam
volunteer.
Dalam hal ini belahan otak kiri akan aktif jika sisi kanan tubuh digrakkan
dan belahan otak kanan akan aktif apabila sisi kiri tubuh digerakkan. Sifat
8
hilang akibat gangguan kontrol motorik pada pasien stroke mengakibatkan
(Sumber : amazin)
bagian tubuh dan otak.Batang otak terdiri dari 3 struktur yakni otak
9
Yakni organ yang terletak dibagian belakang kepala tepatnya dibawah
lbus oksipital ini berfungsi untuk mengatur kerja sama antar otot,
3. Serebrum
Adalah bagian otak yang paling besar.Organ yang sangat kompleks ini
oleh dua pasang arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis.Dan
10
Arteri vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang
sama.
setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu
vena-vena ekstrakranial
c. Otot penggerak
11
-m. cracobarchialis -ujung 1/3 eus c5-c6
-m. pectoralismajor prosesus anteromedia
coracoide l tengah -medial dan
us humerus lateral
scapula pectoral c5-t1
-crista
tuberculi
-1/2 majoris
sterna humeri
clavicula,
manubriu
m corpus
sternum,c
artilage
costalis
iga 1-7
-pinggir -bagian
bawah spina posterior
scapula craniali
olecranon
-tuberositass
infragleenoid
alis
12
-m. supraspinatus supraspinatus mayor scapula
-m.deltoideus scapula
posterior -tuberositas -c5-c6 n.
-acromion deltoideus axillaris
-epicondilus
lateralis
huumeri
13
humerus m
-spina iliaca,
anterior,
superior
-caput
longum dan
14
caput brevis
-spina iliaca
bag. Anterior
superior
--rami -linea
inferior pubis aspera 1/3
dan ischium tengah
femur
-garis dari
trochanter
15
minor
sampai
lineaa
aspera,bag
-garis dari
trochanter
mayor
sampai
linea aspera
16
6. Dorsi flexi, plantar -condylus -metatarsal -nervus
flexi, inversi, eversi lateralis tibia I tibialis
-tibialis anterior -condylus -calcaneus anterior (L4-
-gastrognemius lateralis dan -calcaneus S1)
-soleus medialis -basis -nervus
-peroneus longus -1/3 metatarsal I tibialis
proksimal (medial
kaput fibula popliteal S1-
-1/3 distal S2)
fibula -nervus
peroneus
longus (L4-
S1)
C. Etiologi
Menurut (junaidi, 2011). Stroke dibagi 2 jenis yaitu : stroke iskemik dan
stroke hemoragik.
penggumpalan.
17
b. Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh pecahnya
pembuluh darah otak. Hampir 70% kasus stroke hemoragik terjadi pada
otak.
a. Faktor resiko internal (yang tidak dapat dikontrol / diubah) seperti umur,
stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi dan
muda dibawah 40 tahun yaitu riwayat hipertensi, tekanan darah sistolik ≥ 140
18
anng bermakna untuk mengalami stroke pada usia muda dengn tingkat resiko
E. Manifestasi Klinis
hemisensorik)
e. Gangguan penglihatan
19
j. Gangguan fungsi otak/ vertigo
F. Patofisiologi
1. Stroke iskemik
hipoksemia daerah otak, secara umu daerah iskemik terdiri dari bagian
“core” dengan tingkat iskemik yang berat, daerah ini akan menjadi
iskemik dimana sel-sel otak dan pendukunya belum mati akan tetapi
2. Stroke hemoragic
1. Prognosis
20
Prognosi adalah perkiraan atau ramalan suatu penyakit.Prognosis
ini tergantung dari beberapa faktor seperti deajad kerusakan sendi bhu
a. Quo ad vitam
atau tidak.
b. Quo ad sanam
c. Quo ad fungsionam
dan benar.
2. Komplikasi
21
a. Kejang, kejang pada fase awal biasanya sering terjadi pada stroke
pendarahan
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Angiografi serebral
22
4. Ultrasonografi doppler (USG doppler)
5. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG)
spesifik
6. Sinar X tengkorak
berlawanan dari massa yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada
subarakhnoid.
7. Pemeriksaan laboratorium
gula darah, urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas darah (AGD),
I. Problematika Fisioterapi
1. Impairment
23
2. Functional Limitation
3. Participation Restriction
1. IRR
Terapi infra red adalah salah satu jenis terapi dalam bidang Ilmu
ditingkatkan, sehingga kadar sel darah putih dan antibodi didalam jaringan
24
selain membantu terjadinya rileksasi juga akan meningkatkan kemampuan
a) Indikasi
sinovitis
4) Penyakit kulit
b) Kontraindikasi
3) Kencendrungan pendarahan
c) Efek teraupetik
2) Relaksasi otot
25
(Sumber : fabfit)
a) Repeated Contaction
b) Hold Rilex
oleh fisioterapis, beri aba-aba untuk menahan lalu rileks kan gerakan
c) Rhythmical initation
26
Terapis melakukan gerakan pasif, kemudian pasien melakukan
Bagian yang kuat dtahan dan bagian yang lemah di biarkan bergerak
e) Contract relax
Gerakan aktif dan pasif pada gerak agonis sampai batas gerak.
Tambah LGS pada tiga arah gerakan , tetap diam dekat posisi batas
dari gerakan.
f) Slow reversal
pengendoran otot.
g) Dynamic reversals
h) Stabilizing reversals
i) Replication
27
Teknik satu arah dengan cir khas posisi akhir gerak yang diinginkn
dipertahankan.
K. Alat Ukur
a) Indeks barthel
a) MMT
teruji.
3. Pengukuran Spastisitas
a) Skala Aswortth
28
Adalah untuk mengukur spastisitas pada pasien yyang mengalami lesi
akhir ROM ketika bagian yang terganggu digerakkan kea rah fleksi
atau ektensi.
ektensi.
29
BAB III
STATUS KLINIS
Kondisi/kasus : FT A/B/C/D
Nama : Tn . K
Umur : 51 Thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Sumani
No. RM :
(Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, foto ronsen, dll)
….dekstra.
Catatan klinis : Kelemahan pada anggota gerak atas atau bawah sebelah
….kanan.
Medika mentosa :-
Foto rontgen :-
30
SEGI FISIOTERAPI
A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
a. Keluhan utama
vertigo yang hebat dan adanya keterbatasan gerak pada tangan dan kaki
seminggu.
31
2. Riwayat Keluarga Dan Status Sosial
a. Riwayat keluarga
1) Hipertensi
2) Kelesterol
b. Lingkungan kerja
d. Aktivitas sosial
cara di bantu.
Vertigo.
32
1) Hipertensi (+) sampai sekarang
2) Kolesterol
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
- Temperatur : 37 C
- Kesadaran : Normal
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi / Observasi
Statis
Dinamis
b. Palpasi
1) Adanya spasme
33
2) Tidak ada oedema
3) Suhu normal
Shoulder Joint
Fleksi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Ekstensi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Abduksi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Adduksi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
eksorotasi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
endorotasi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Elbow Joint
34
Fleksi ada Tidak Ada Tidak soft ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Ekstensi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Wrist Joint
Hip Joint
35
Knee Joint
Ankle Joint
Dorsi fleksi ada Tidak Ada Tidak firm ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Plantar ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
fleksi full full full
ROM ROM ROM
Inversi ada Tidak Ada Tidak hard ada Tidak minimal
full full full
ROM ROM ROM
Eversi ada Tidak Ada Tidak firm ada Tidak Minimal
full full full
ROM ROM ROM
d. Pemeriksaan Kekuatan Otot
melawan gravitasi)
e. Neurological Test
f. Tes Khusus
Tes keseimbangan.
36
1) Duduk ke berdiri : 1 membutukan bantuan minimal untuk berdiri
stabil
3) Duduk tak tersangga tetapi kaki tersangga pada lantai atau stool
menopang kursi
37
12) Menepatan kaki bergantian ke stool dalam posisi berdiri tampa
minimal
14) Berdiri dengan satu kaki : 0 tidak , dan membutuhkan bantuan agar
tidak jatuh
3. Problematika Fisioterapi
38
C. UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING)
FAKTOR STROKE
Hipertensi
Kerusakan endotel
Progress tivitas
Penyempitan dan
pengerasan pembuluh
darah
Iskemik
39
IR PNF
otot
Panas Panas Menghabisi
Strecht Reflek
Resisten
Efek Sedatif Vasolidatasi
pembuluh Spastisitas
darah menurun Motor unit
Endoprin meningkatkan
Metabolisme
Meningkatkan
Nyeri Berkurang
Kekuatan
Otok
Spasme Meningkat
Menurun
40
D. DIAGNOSA FISIOTERAPI
1. Impairment
Adanya nyeri gerak dan nyeri tekan pada bagian pinggang. Adanya
anggota gerak atas dan anggota gerak bawah sebelah kanan , adanya
2. Functional Limination
masyarakat.
E. PROGRAM FISIOTERAPI
a. Menguranggi nyeri
41
3. Teknologi Intervensi
a. IR (Infrared)
F. RENCANA EVALUASI
G. PROGNOSIS
42
H. HASIL PELAKSANAAN TERAPI
a. senin, 13/12/2021
b. Rabu, 15/12/2021
c. Jumat, 17/12/2021
d. Senin, 20/12/2021
e. Rabu, 22/12/2021
f. Jumat, 24/12/2021
2. Intervensi
a. Infra red
1) Persiapan alat:
43
b) Panaskan alat terlebih dahulu
2) Persiapan pasien:
3) Penatalaksanaan:
a) Nyalakan adaptor
b) Tekan tombol on
44
2. Evaluasi kekuatan otot dengan MMT
Pasien Tn.K umur 51 tahun mengalami nyeri dan penurunan kekuatan otot
45
46
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang didapat tentang penatalaksanaan fisioterapi pada pasien stroke non
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
membaca dan mencari-cari metode atau intervensi lainnya yang efektif untuk
2. Bagi masyarakat
47
Diharapkan masyarakat agar dapat memberikan latihan di rumah jika
ada keluarga nya yang stroke, agar kesembuhan pasien semakin cepat juga.
3. Bagi fisioterapis
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Claudia. Mulyadi.dan Henry Palandeng. (2013). Pengaruh Latihan Range
Of Motion (ROM) Terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke di IRNA
Neurologi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandoumanado. Ejournal Keperawatan
(e-Kp) Volume 1. Nomor 1(2). Manado
Amin, A. A., Purnomo, D., & Abidin, Z. (2018). Pengaruh Infra Red dan Terapi
Latihan terhadap Stroke Hemiparese Dextra e.c Non Hemorage. Jurnal Ilmu
Dan Teknologi Kesehatan, 7(1). https://doi.org/10.33666/JITK.V7I1.40
Anonim, (2011),Stroke Penyebab Kematian Ketiga dan Penyebab Cacat Utama,
http://medicastore.com/stroke.html, diakses 9 januari 2014 jam 23.36 WIB
Auryn, virzara. 2009. Mengenal dan Memahami Strok. Jogjakarta : Kata Hati
Bakara, D. M., & Warsito, S. (2016). Latihan Range Of Motion (ROM) pasif
terhadap rentang sendi pasien pasca stroke Exercise Range Of Motion ( ROM )
Passive to Increase Joint Range of Post-Stroke Patients, VII(2).
Irfan, M. 2010. Fisioterapi Bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu
Junaidi iskandar. 2011. Stroke waspadai ancamannya. Yogyakarta: penerbit andi
Junaidi, Iskandar., 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta : ANDI.
Kemenkes RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018
Kisner, Carolin and Lynn Allen Colby. 2007. Therapeutic Exercise 5th Edition.
Philadelphia: F.A. Davis Company
Noviyanti, R. D. (2014). Faktor Risiko Penyebab Meningkatnya Kejadian Stroke
pada Usia Remaja dan Usia Produktif. Profesi, 10(1), 1–5.
ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/view/65
Price, S. A., dan Wilson, L. M. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC
Riskesdas, 2018, Laporan Nasional 2018, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Departemen Kesehatan.
Sitorus RJ, Hadisaputro S, Kustiowati E. 2008. Faktor-faktor resiko yang
mempengaruhi kejadian stroke pada usia muda kurang dari 40 tahun (studi
kasus di rumah sakit dikota semarang). Jurnal epidemiologi
Soejoeti, Sunanti, Z. (2009). Konsep sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial
Budaya.Dikutip dari http://datastudi.wordpress.com/2009/10/26/konsep-sehat-
sakit-danpenyakit-dalam-konteks-sosial-budaya/, 20 Januari 2012.
Sugiarto, Andi. 2005. Penilaian Keseimbangan Dengan Aktivitas Kehidupan Sehari-
hari Pada Lansia di Panti Werdha Pelkris Elim Semarang Dengan
Menggunakan Berg Balance Scale dan Indeks Barthel. Semarang: UNDIP.
Sujatno, Ig et al. 2002. Sumber Fisis. Surakarta: Politeknik Kesehatan Surakarta.
Jurusan Fisioterapi
Syahrim, W.E.P., Azhar, M.U., Risnah. 2019. Efektivitas Latihan ROM terhadap
Peningkatan Kekuatan Otot pada Pasien Stroke: Study Systematic Review.
MPPKI. 2(3)
Thomson, DJ, 2010. Stroke dan Pencegahannya. Arcan, Jakarta
Lampiran 1
Dokumentasi