Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

Pada kasus ini, dapat di diagnosis sebanyak penyakit herpes zoster.


Diagnosis tersebut didapatkan berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik. Pada
anamnesa didapatkan pasien mengeluh terdapat gelembung – gelembung di
daerah perut bagian kanan sejak ± 3 hari smrs dan semakin bertambah banyak.
Pasien juga mengatakan sebelumnya merasakan panas badan. Pada daerah
perutnya, sekarang terasa panas, nyeri dan terkadang gatal. Keluhan ini memberi
gambaran kemungkinan pasien menderita suatu infeksi. Pada kasus ini, tempat
predileksi herpes zoster di daerah abdominal region hypocondrium dextra dan
umbilical. Selain itu, pasien juga sudah berobat sebelumnya dan dikatakan
mendertia penyakit herpes lalu diberikan obat acyclovir 5 x 200 mg. Usia pasien
ini adalah 56 tahun dimana terjadinya herpes zoster ini adalah pada masa dewasa.
Berdasarkan anamnesa, faktor-faktor yang mendukung timbulnya herpes
zoster ini yaitu :
- Awalnya terjadi panas badan dan nyeri badan
- Timbul suatu gelembung – gelembung ( vesikel ) dengan disertai rasa
nyeri dan panas
Pada pemeriksaan kulit ditemukan vesikel yang berkelompok dan
eritematous Adapun diagnosis banding pada kasus ini adalah sebagai berikut
1. Herpes Simpleks

Gejala Efloresensi pada Herpes Zoster sama dengan Efloresensi


pada Herpes simpleks ditandai dengan erupsi berupa vesikel yang
bergerombol, di atas dasar kulit yang kemerahan. Sebelum timbul
vesikel, biasanya didahului oleh rasa gatal atau seperti terbakar yang
terlokalisasi, dan kemerahan pada daerah kulit. Herpes simpleks terdiri
atas 2, yaitu tipe 1 dan 2. Namun, yang membedakannya dengan
herpes simpleks yaitu Lesi yang disebabkan herpes simpleks tipe 1
biasanya ditemukan pada bibir, rongga mulut, tenggorokan, dan jari
tangan. Lokalisasi penyakit yang disebabkan oleh herpes simpleks tipe

HERPES ZOSTER 1
2 umumnya adalah di bawah pusat, terutama di sekitar alat genitalia
eksterna. Sedangkan Herpes Zoster bisa di semua tempat, paling sering
pada Servikal IV dan Lumbal II (7).
2. Varisela

Gejala klinis berupa papul eritematosa yang dalam waktu beberapa jam
berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini seperti tetesan embun (tear
drops). Vesikel akan berubah menjadi pustul dan kemudian menjadi
krusta. Lesi menyebar secara sentrifugal dari badan ke muka dan
ekstremitas (1,7).

Komplikasi

Penderita yang tidak disertai keadaan penurunan imunitas, biasanya tanpa


komplikasi. Komplikasi yang dapat terjadi ialah adanya vesikel yang berubah
menjadi ulkus dengan jaringan nekrotik (1).

 Neuralgia pascaherpetik
Nyeri merupakan komplikasi tersering herpes zoster yang membuat pasien
menderita. Pada fase akut, nyeri biasanya berkurang dalam beberapa minggu.
Jika nyerinya masih menetap lebih dari 3 bulan setelah hilangnya ruam zoster,
maka diduga pasien mengalami komplikasi neuralgia pasca herpes (NPH).
Nyeri ini dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun
dengan gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari.
Kecenderungan ini dijumpai pada orang yang menderita herpes zoster di atas
usia 40 tahun, ruam yang meluas, dan intensitas nyeri akut yang lebih berat
merupakan indikator meningkatnya risiko terjadinya NPH (5).

 Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi berbagai komplikasi, di antaranya


ptosis paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis, dan neuritis optik
(5,7)
 Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat penjalaran
virus secara per kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang

HERPES ZOSTER 2
berdekatan. Paralisis biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan munculnya
lesi. Berbagai paralisis dapat terjadi, misalnya di muka, diafragma, batang
tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, dan anus. Umumnya akan sembuh
spontan.
Infeksi juga dapat menjalar ke organ dalam, misalnya paru, hepar, dan otak.
Herpes Zoster merupakan penyakit kulit yang adalah virus. diperlukan
imunitas yang baik untuk mempercepat penyembuhan. Adapun obat-obatan yang
diberikan, bertujuan untuk Mengatasi infeksi virus akut, Mengatasi nyeri akut
yang ditimbulkan oleh virus herpes zoster , Mencegah timbulnya neuralgia pasca
herpetik (10).

Pengobatan Umum

Selama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat
menularkan kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi varisela dan orang
dengan defisiensi imun. Usahakan agar vesikel tidak pecah, misalnya jangan
digaruk dan pakai baju yang longgar. Untuk mencegah infeksi sekunder jaga
kebersihan badan (11).

Pengobatan Khusus

1. Obat Antivirus

Obat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya


valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir dapat diberikan peroral ataupun
intravena. Asiklovir Sebaiknya pada 3 hari pertama sejak lesi muncul.
Dosis asiklovir peroral yang dianjurkan adalah 5×800 mg/hari selama 7
hari, sedangkan melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien
yang imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. Obat
lain yang dapat digunakan sebagai terapi herpes zoster adalah valasiklovir.
Valasiklovir diberikan 3×1000 mg/hari selama 7 hari, karena konsentrasi
dalam plasma tinggi. Selain itu famsiklovir juga dapat dipakai.
Famsiklovir juga bekerja sebagai inhibitor DNA polimerase. Famsiklovir
diberikan 3×200 mg/hari selama 7 hari (12, 13).

HERPES ZOSTER 3
Maka pada kasus ini diberikan obat antivirus berupa Asiklovir
dengan dosis 5 x 800 mg selama 7 hari.

2. Analgetik

Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan


oleh virus herpes zoster. Obat yang biasa digunakan adalah asam
mefenamat atau golongan acetaminofen. Analgetik Dapat juga dipakai
seperlunya ketika nyeri muncul (7, 12, 13).

Sesuai dengan teori maka pada pasien ini diberikan analgetik untuk
mngurangi neuralgia berupa golongan acetaminophen : paracetamol
dengan dosis 2 x 500 mg, yang dapat digunakan ketika terasa nyeri saja.

3. Topikal

Jika masih stadium vesikel diberikan bedak dengan tujuan protektif


untuk mencegah pecahnya vesikel agar tidak terjadi infeksi sekunder. Bila
erosif diberikan kompres terbuka. Kalo terjadi ulserasi dapat diberikan
salep antibiotik (7).

Sesuai dengan teori, maka pada kasus ini juga diberikan obat topical
berupa bedak Salisil 2% untuk tujuan protektif .

Alogaritma Komplikasi

HERPES ZOSTER 4
Terapi penunjang:

 Jaga ruam agar tetap bersih dan kering


 Untuk rasa tidak nyaman: kompres dingin/lotio kalamin/anestetik
topikal
 Anjuran memakai pakaian dari serat alami yang longgar
 Edukasi mengenai penyakit herpes zoster
Catatan:

Acyclovir topikal tidak dianjurkan

Terapi antivirus oral tidak dianjurkan pada herpes zoster dengan


kehamilan

Pasien imunokompromais: harus diberi terapi antivirus oral

Prognosis

HERPES ZOSTER 5
Terhadap penyakitnya pada dewasa dan anak-anak umumnya baik, tetapi
usia tua risiko terjadinya komplikasi semakin tinggi, dan secara kosmetika dapat
menimbulkan makula hiperpigmentasi atau sikatrik. Dengan memperhatikan
higiene & perawatan yang teliti akan memberikan prognosis yang baik & jaringan
parut yang timbul akan menjadi sedikit.

HERPES ZOSTER 6

Anda mungkin juga menyukai