DEFINISI
Herpes zoster oftalmikus merupakan salah satu penyakit virus yang
melibatkan dermatom cabang pertama nervus trigeminus (nervus oftalmikus).
EPIDEMIOLOGI
Infeksi herpes zoster merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah
infeksi primer (pada orang-orang dengan riwayat varisela). Dari 1024 kasus
penyakit mata luar, 25 kasus merupakan herpes zoster oftalmikus. Dari semua
kasus herpes zoster, dilaporkan 8,2-56 persennya melibatkan nervus oftalmikus,
dapat berbentuk konjungtivitis, keratitis, uveitis, glaukoma sekunder, ptosis,
oklusi arteri sentralis retina, ablasio retina dan oftalmoplegia. Kejadian herpes
zoster lebih jarang dibandingkan varisela, tapi lebih sering mengenai mata.
PATOGENESIS
Virus ini berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion
kranialis. Kelainan yang timbul memberikan lokasi yang setingkat dengan daerah
yang dipersarafi ganglion tersebut. Kadang-kadang virus ini juga menyerang
ganglion anterior sehingga memberikan gejala-gejala gangguan motorik.
GEJALA KLINIS
Biasanya diawali gejala prodromal, baik sistemik (demam, pusing,
malese), maupun gejala prodromal lokal (nyeri otot-tulang, gatal, pegal dan
sebagainya). Setelah itu timbul eritema dan vesikel berkelompok dengan dasar
kulit yang eritematosa dan edema. Vesikel ini berisi cairan yang jernih, kemudian
menjadi keruh (berwarna abu-abu), pustul dan krusta. Dapat pula timbul infeksi
sekunder sehingga menimbulkan ulkus dengan penyembuhan berupa sikatrik.
Infeksi menyebabkan nyeri, kemerahan dan pembengkakan kelopak mata.
Kornea yang terinfeksi juga dapat membengkak dan mengalami kerusakan yang
berat. Terjadi peradangan struktur dibelakang kornea (uveitis) dan peningkatan
tekanan didalam bola mata. Komplikasi yang sering terjadi adalah berkurangnya
rasa jika kornea disentuh dan glaukoma permanen.
2.
3.
PENATALAKSANAANNYA
1.
Istirahat
2.
3.
4.
Tetes mata atropin seringkali digunakan untuk menjaga agar pupil tetap
lebar dan membantu mempertahankan tekanan didalam mata
5.
6.
7.
8.
KOMPLIKASI
1.
Neuralgia pasca herpes adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas
penyembuhan lebih dari sebulan setelah penyakitnya sembuh. Nyeri ini
dapat berlangsung sampai beberapa bulan bahkan bertahun-tahun dengan
gradasi nyeri yang bervariasi dalam kehidupan sehari-hari. Kecenderungan
ini dijumpai pada orang yang mendapat herpes zoster di atas usia 40 tahun.
2.
Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus, yang terjadi akibat penjalaran
virus secara per kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang
berdekatan. Paralisis biasanya timbul dalam 2 minggu sejak awitan
munculnya lesi. Berbagai paralisis dapat terjadi, misalnya di muka,
diafragma, batang tubuh, ekstremitas, vesika urinaria, dan anus. Umumnya
akan sembuh spontan. Infeksi juga dapat menjalar ke alat dalam, misalnya
paru, hepar, dan otak.
3.
4.
5.
Anestesia
PROGNOSIS
Pada herpes zoster oftalmikus prognosis bergantung pada tindakan perawatan
secara dini.
ILUSTRASI KASUS
OD
OS
Palpebra Inferior
Aparat Lakrimalis
Konjungtiva Tarsalis
5/5
(+) Normal
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Oedem (+), Vesikel bulosa
(+), Hiperemis (+), bulae
(+)
Oedem (+), Hiperemis (+)
Lakrimasi N
Hiperemis (+), kemosis (+)
Konjungtiva Fornics
Konjungtiva Bulbii
Sklera
Kornea
Sekret banyak
Bening
Palpebra Superior
5/5
(+) Normal
Trikiasis (-)
Madarosis (-)
Oedem (-), Hiperemis (-)
Oedem (-), Hiperemis (-)
Lakrimasi N
Hiperemis (-), kemosis (-)
Putih
Bening
Bed rest
Follow Up
5 januari 2009 (pukul 16.00 wib)
A/ : Gelembung (+), nyeri (+), sakitkepala (+)
SO/:
Visus
Palpebra
Konjungtiva
Kornea
COA
Iris
Pupil
Lensa
TIO
Gerak
OD
5/5
Oedem (+), Vesikel (+), Sklera (+), bulae
(+)
Kemosis (+)
Bening
Cukup dalam, Flare (+)
Sukar dinilai
Bulat +/+
Bening
N (Palpasi)
Bebas Kesegala arah
Lanjut
Ulkari OD 6x1
Ciprofloxasin 2x500 mg
Ceafusa 6x1