Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOTERAPI III

CACAR DAN CAMPAK


AQILLA FADIA HAYA
NIM 2248201139
JK FARMASI 2022
Cacar
Cacar adalah jenis penyakit kulit yang terjadi karena
adanya infeksi virus pada tubuh seseorang. Cacar merupakan
penyakit menular yang sering terjadi terutama pada anak-anak
(Mahendra, Mengstie dan Kandi, 2007).
Cacar terbagi 3, yaitu :
1) Cacar Air
Cacar air atau Varisela (chickenpox) adalah penyakit
eksantema yang disebabkan oleh virus varisela zoster (VZV).
Etiologi dan Patofisiologi
Infeksi VZV menimbulkan produksi antibodi dan respon imun yang
dimediasi oleh sel. Waktu inkubasi adalah 14-16 hari. Setelah gejala
dan tanda awal, virus laten pada saraf kranal dan dorsal root ganglia
sehingga dapat terjadi reaktivasi.
Gejala dan tanda
a) Gejala prodromal yang ditandai dengan timbulnya demam 1-2 hari
sebelum ruam. Sebaliknya pada anak ruam justru gejala pertama.
b) Gejala ruam pada pasien yang tidak imunisasi yatitu gatal diawali
dari kepala, dada yang kemudian menyebar keseluruh tubuh. Pada
anak sehat gejala klinis varisela biasanya tidak berat.
Pengobatan/Terapi
1) Farmakologi
a) Asiklovir
Mekanisme kerja obat : mengganggu sintesis DNA dan
menghambat replikasi virus
Sediaan : tablet
Kekuatan : 400 mg, 800 mg
b) Paracetamol
Mekanisme kerja obat : menurunkan suhu tubuh yang
mengalami demam dengan bekerja pada pusat
pengaturan suhu yang ada pada otak
Sediaan : tablet
kekuatan : tablet 500 mg 650 mg 750 mg
c) Difenhidramin
Mekanisme kerja obat : menghambat histamin alami pada
reseptor H1 dalam tubuh sehingga dapat memblokir efek
histamin tertentu.
Sediaan: tablet
kekuatan : 25-50 mg
2) Non farmakologi
- Isolasi
- Menjaga imun tubuh
-Rajin membersihkan kulit/mandi
2) Cacar Ular
Cacar ular merupakan penyakit yang
disebabkan infeksi akibat reaktivitas virus varisela
zoster (VVZ).
Etiologi dan Patofisiologi
Penularan VVZ melalui rute respirasi dan menginfeksi sel
epitel dan limfosit disaluran pernapasan . Limfosit terinfeksi
menyebar keseluruh tubuh, kemudian virus masuk kekulit
melalui sel endotel pembuluh darah dan menyebar ke sel
epitel sehingga ruam timbul. Saat imunitas turun
mengalami reaktivasi melalui akson saraf ke epitel sehingga
timbul zoster.
Gejala dan tanda :
Gejala berupa nyeri hilang timbul atau terus menerus, atau nyeri kepala yang
umumnya hilang setelah timbul erupsi kulit dan terasa nyeri.

Pengobatan/Terapi
1) Farmakologi
- Terapi yang bertujuan untuk mengurangi gejala seperti paracetamol 3 x 500 mg.
Mekanisme kerja obat : menurunkan suhu tubuh yang mengalami demam dengan
bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada pada otak
Sediaan : tablet
kekuatan : tablet 500 mg 650 mg 750 mg
- Antivirus oral, masih dapat diberikan setelah 72 jam bila masih timbul. Pilihan terapi
antivirus :
* Asiklovir dosis dewasa 5 x 800 mg selama 7-10 hari.
Mekanisme kerja obat : mengganggu sintesis DNA dan menghambat replikasi virus
Sediaan : tablet
Kekuatan : 400 mg, 800 mg
* Valasiklovir dosis dewasa 3 x 1 g, selama 7 hari.
Mekanisme kerja obat : bekerja dengan menghambat perkembangbiakan virus
penyebab infeksi.
Sediaan : tablet
kekuatan : 500 dan 1000 mg
* Famsiklovir dosis dewasa 3 x 250 mg selama 7 hari.
Mekansime kerja obat : bekerja dengan menghambat
perkembangbiakan virus.
Sediaan : tablet
Kekuatan : 125 mg, 250 mg dan 500 mg
- Pencegahan dapat dilakukan melalui pemberian vaksinasi
dengan vaksin VVZ hidup yang dilemahkan (Zostavax) dosis
tunggal.
Mekanisme kerja obat : pencegahan herpes zoster
Sediaan : serbuk yang dilarutkan (injeksi)
2) Non Farmakologi
-Menerapkan hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan
sabun
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
-Menggunakan alat pelindung diri seperti masker.
3) Cacar Monyet
Cacar monyet (monkeypox) merupakan penyakit infeksi
virus yang disebabkan oleh virus dengan genus orthopoxvirus
(Mahendra, Mengstie dan Kandi, 2017). Cacar monyet memiliki
manifestasi klinis seperti bentuk cacar biasa termasuk gejala flu,
demam, sakit kepala dan ruam (Reed et al,2004).
Patofisiologi
Monkeypox dimulai dengan infeksi pada kedua dermis
setelah penularan. Virus menyebar melalui sistem limfatik yang
mengakibatkan infeksi dan menghasilkan ruam pada kulit.
Pengobatan/terapi
1)Farmakologi
Dengan memberikan obat antivirus
- Cidofovir
Mekanisme kerja : menghambat replikasi virus
Sediaan : Injeksi
Kekuatan : injeksi IV 75 mg/ml
Frekuensi pemberian : untuk dewasa 5mg/kg selama 1 jam, 1 kali
seminggu selama 2 minggu
- Brincidofovir
Mekanisme kerja : mengambat replikasi genom virus oleh DNA
Sediaan : tablet
Kekuatan : 100 mg
Frekuensi pemberian : 100 mg seminggu sekali pada hari 1 dan
8
- Vaccinia Immune Globulin (VIG)
Mekanisme Kerja obat : memberikan kekebalan tubuh yang
terinfeksi virus.
Sediaan : Injeksi
Kekuatan : larutan gamma globulin 5 % (50mg/ml)
mengandung lebih dari 50.000 unit/vial
Frekuensi pemberian : 6000U/kg IV
2) Non Farmakologi
- Menerapkan pola hidup sehat
- Hindari kontak langsung dengan hewan liar
- Melakuan antisipasi bagi yang berada diwilayah cacar monyet
- Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
Campak
Campak dikenal dengan nama morili atau
morbilia dan rubeola ( bahasa latin ), yang kemudian
dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern,
dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislinggar
dan measles dalam bahasa Inggris. Campak adalah
penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan tiga
stadium (Depkes, RI, 2004).
Campak merupakan penyakit infeksi virus akut
akibat virus campak.Virus campak berukuran 100 - 250 nm
dan mengandung RNA tunggal yang diselubungi dengan
lapisan pelindung lipid. Virus campak memiliki 6 struktur
protein utama ( Halim, 2016 ).
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari ( 8 - 12 hari )
penampakan awal penyakit berupa iritabilitas, temperatur tinggi,
edema kelopak mata serta batuk keras yang cukup berat.

Gejala klinis yang terjadi setelah masa inkubasi yaitu :


1) Stadium promonal berlangsung sekitar 2 - 4 hari ditandai dengan
demam, peradangan pada mukosa rongga hidung, mata merah dan
batuk.
2) Stadium eksantem ditandai dengan timbulnya ruam yang dimulai
dengan batas rambut dibelakang telinga, kemudian menyebar ke
wajah, leher, dada dan bokong. Ruam ini dapat timbul selama 6 -7
hari.
3) Stadium penyembuhan selelah 3 hari umumnya ruam berangsur
menghilang sesuai dengan pola timbulnya. Ruam kulit menghilang
dan berubah menjadi kecoklatan yang akan menghilang dalam 7 - 10
hari.
Patofisiologi

Penyebaran infeksi terjadi jika terhirup droplet


diudara yang berasal dari penderita. Virus campak masuk
melalui saluran pernapasan dan melekat di sel-sel epitel
saluran napas. Setelah melekat, virus diikuti dengan
penyebaran ke kelenjar limfa. Setelah penyebaran ini,
terjadi viremia primer dilimfa, hati dan kelenjar limfa. pada
hari ke 5 - 7 infeksi, terjadi viremia sekunder diseluruh
tubuh terutama kulit dan saluran pernapasan. Pada hari ke
11 sampai 14 virus ada didarah, saluran pernapasan dan
organ-organ tubuh lainnya, 2 - 3 hari kemudian virus mulai
berkurang.
Pengobatan/Terapi
1)Terapi Farmakologi

a. Imunisasi aktif
Imunisasi campak awal yang diberikan pada usia
12-15 bulan dengan menggunakan schwarz vaccine (vaksin hidup yang diubah
menjadi lemah) diberikan secara subkutan sebanyak
0,5 ml. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin monovolen atau
polivalen yaitu vaksinmeasles-rubela (MMR). Mekanisme kerja obat memicu
sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi untuk melawan penyakit. sediaan injeksi.
b. Imunisasi pasif
Campak dapat diberikan dengan Immune serum globulin
(gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskular
maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari setelah terpapar. Mekanisme
kerja obat berperan dalam menekan hiperaktif respon imun pada tubuh. Bentuk
sediaan injeksi.
3) Pengobatan lainnya
- Untuk suhu tinggi berikan paracetamol
mekanisme kerja obat : menurunkan suhu tubuh yang mengalami demam
dengan bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada pada otak.
Sediaan dan kekuatan : tablet 500 mg 650 mg 750 mg,
frekuensi pemberian : dewasa 2 tablet 500 mg. Interval 6 - 8 jam.
- Untuk batuk :
Ekspektoran : gliseril guaiakolat
mekanisme kerja obat : merangsang mukosa lambung dan merangsang
sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas dan permudah
pengeluaran dahak.
frekuensi pemberian :usia 6 bulan-2 tahun 25-50 mg.usia 2-6 tahun 50-100
mg. anak 6-12 tahun 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
Dewasa 100 - 400 tiap 4 jam
Sediaan dan kekuatan: tablet 50-400 mg
Antitusif perlu diberikan jika batuknya hebat : ex Dextrometorpan
Mekanisme kerja : menaikkan ambang pusat batuk yang bekerja di
sentral yaitu otak.
Sediaan : tablet, sirup,kapsul,permen hisap.
Kekuatan : 5 mg - 30 mg.
Frekuensi pemberian : tablet dan kapsul dewasa 30 mg tiap 6-8 jam.
sirup dewasa dan anak diatas 12 tahun 30 mg tiap 6-8 jam, usia 6-12
tahun 7-15 mg tiap 6-8 jam, usia 4-6 tahun 3,5- 7,5 mg tiap 6-8 jam.
permen hisap dewasa 5-15 mg tiap 2-4 jam. Anak-anak 5 mg tiap 4 jam.
Mukolitik diberikan bila perlu : ex Ambroxol
Mekanisme kerja obat : Meningkatkan sekresi saluran pernapasan
dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan merangsang
aktivitas silia dan menghasilkan peningkatan pembersihan mukosiliar
serta peningkatan sekresi cairan yang memfasilitasi pengeluaran yang
meredakan batuk.
Sediaan : tablet
kekuatan : 30 mg
Frekuensi pemberian : Dewasa dan anak diatas 12 tahun 30 mg 2-3
kali sehari. Anak usia dibawah 12 tahun 3 mg 2 kali sehari.
- Vitamin ( terutama vitamin A dan C )
Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Usia 6
bulan-1 tahun 100.000 unit dosis tunggal.Umur >1 tahun 200.000
unit dosis tunggal. Apabila terdapat pemberian vitamin A
ditambah dengan 1500 IU tiap hari (menurut rekomendasi
WHO dan UNICEF). Sediaan : tablet, kapsul.
Mekanisme Kerja : menjaga kesehatan tubuh melalui
mekanisme siklus sel dalam mengatur proliferasi dan difrensiasi
sel. Berperan juga didalam mekanisme
sistem imunitas sehingga proses pertahanan tubuh bila
terjadi abonormalitas akan membantu proses tersebut

2) Terapi Non Farmakologi


Menurut Wong (62003) :
- Isolasi sampai ruam hari ke 5, bila di rumah sakit lakukan
kewaspadaan pernapasan
- Banyak istirahat dan jaga imun tubuh
- Perawatan kulit agar tetap bersih gunakan air hangat bila perlu.
- Makan makanan sehat dan bergizi.
Daftar Pustaka

- Pergam S, Jain R, Wald A. Acute Varicella-


zoster(Internet). Diperbarui maret 2017. Diunduh
dari:http//bestpractice.bmj./topics/en-gb/603.
- Kelompok Studi Herpes Indonesia. Buku panduan
herpes zoster di Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit
FKUI: 2014.
- Hamborsky J, Kroger A, Wolfe S, penyuntik.
Epidemiology and prevention of vaccine-preventable
diseases. Edisi ke-13. Washington D.C: Center for Disease
control and prevention: 2015.
- Reed, KD. Melsky, JW. Graham, MB,Regnery, RL,
sotir,MJ,WEgner,MV, et al. 2004 TheMonkeypox In
Humans In The WEstern Hemisphere. N Engl J Med. Vol.
350 : 342-350.
- Mubin Halim. 2006. Panduan praktis ilmu penyakit dalam, Jakrta : EGC
- Depkes, R.I. 2004. Campak di Indonesia,http://www.penyakitmenularinfo.
18 Januari 2010.
- Mahendra, P. Mengstie, F. dan Kandi, V. 2017. Epidemiology, Diagnosis
and control of Monkeypox Disease : A comprehensive Reviuew. American
Jurnal pf Infectious Diseases and microbiology. Vol. 5 (2) : 94-99.
THANKYOU :)

Anda mungkin juga menyukai