Pengobatan/Terapi
1) Farmakologi
- Terapi yang bertujuan untuk mengurangi gejala seperti paracetamol 3 x 500 mg.
Mekanisme kerja obat : menurunkan suhu tubuh yang mengalami demam dengan
bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada pada otak
Sediaan : tablet
kekuatan : tablet 500 mg 650 mg 750 mg
- Antivirus oral, masih dapat diberikan setelah 72 jam bila masih timbul. Pilihan terapi
antivirus :
* Asiklovir dosis dewasa 5 x 800 mg selama 7-10 hari.
Mekanisme kerja obat : mengganggu sintesis DNA dan menghambat replikasi virus
Sediaan : tablet
Kekuatan : 400 mg, 800 mg
* Valasiklovir dosis dewasa 3 x 1 g, selama 7 hari.
Mekanisme kerja obat : bekerja dengan menghambat perkembangbiakan virus
penyebab infeksi.
Sediaan : tablet
kekuatan : 500 dan 1000 mg
* Famsiklovir dosis dewasa 3 x 250 mg selama 7 hari.
Mekansime kerja obat : bekerja dengan menghambat
perkembangbiakan virus.
Sediaan : tablet
Kekuatan : 125 mg, 250 mg dan 500 mg
- Pencegahan dapat dilakukan melalui pemberian vaksinasi
dengan vaksin VVZ hidup yang dilemahkan (Zostavax) dosis
tunggal.
Mekanisme kerja obat : pencegahan herpes zoster
Sediaan : serbuk yang dilarutkan (injeksi)
2) Non Farmakologi
-Menerapkan hidup bersih dan sehat seperti cuci tangan dengan
sabun
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi
-Menggunakan alat pelindung diri seperti masker.
3) Cacar Monyet
Cacar monyet (monkeypox) merupakan penyakit infeksi
virus yang disebabkan oleh virus dengan genus orthopoxvirus
(Mahendra, Mengstie dan Kandi, 2017). Cacar monyet memiliki
manifestasi klinis seperti bentuk cacar biasa termasuk gejala flu,
demam, sakit kepala dan ruam (Reed et al,2004).
Patofisiologi
Monkeypox dimulai dengan infeksi pada kedua dermis
setelah penularan. Virus menyebar melalui sistem limfatik yang
mengakibatkan infeksi dan menghasilkan ruam pada kulit.
Pengobatan/terapi
1)Farmakologi
Dengan memberikan obat antivirus
- Cidofovir
Mekanisme kerja : menghambat replikasi virus
Sediaan : Injeksi
Kekuatan : injeksi IV 75 mg/ml
Frekuensi pemberian : untuk dewasa 5mg/kg selama 1 jam, 1 kali
seminggu selama 2 minggu
- Brincidofovir
Mekanisme kerja : mengambat replikasi genom virus oleh DNA
Sediaan : tablet
Kekuatan : 100 mg
Frekuensi pemberian : 100 mg seminggu sekali pada hari 1 dan
8
- Vaccinia Immune Globulin (VIG)
Mekanisme Kerja obat : memberikan kekebalan tubuh yang
terinfeksi virus.
Sediaan : Injeksi
Kekuatan : larutan gamma globulin 5 % (50mg/ml)
mengandung lebih dari 50.000 unit/vial
Frekuensi pemberian : 6000U/kg IV
2) Non Farmakologi
- Menerapkan pola hidup sehat
- Hindari kontak langsung dengan hewan liar
- Melakuan antisipasi bagi yang berada diwilayah cacar monyet
- Menggunakan alat pelindung diri seperti masker
Campak
Campak dikenal dengan nama morili atau
morbilia dan rubeola ( bahasa latin ), yang kemudian
dalam bahasa Jerman disebut dengan nama masern,
dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislinggar
dan measles dalam bahasa Inggris. Campak adalah
penyakit infeksi virus akut yang ditandai dengan tiga
stadium (Depkes, RI, 2004).
Campak merupakan penyakit infeksi virus akut
akibat virus campak.Virus campak berukuran 100 - 250 nm
dan mengandung RNA tunggal yang diselubungi dengan
lapisan pelindung lipid. Virus campak memiliki 6 struktur
protein utama ( Halim, 2016 ).
Manifestasi Klinis
Masa inkubasi campak berkisar 10 hari ( 8 - 12 hari )
penampakan awal penyakit berupa iritabilitas, temperatur tinggi,
edema kelopak mata serta batuk keras yang cukup berat.
a. Imunisasi aktif
Imunisasi campak awal yang diberikan pada usia
12-15 bulan dengan menggunakan schwarz vaccine (vaksin hidup yang diubah
menjadi lemah) diberikan secara subkutan sebanyak
0,5 ml. Vaksin campak dapat diberikan sebagai vaksin monovolen atau
polivalen yaitu vaksinmeasles-rubela (MMR). Mekanisme kerja obat memicu
sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi untuk melawan penyakit. sediaan injeksi.
b. Imunisasi pasif
Campak dapat diberikan dengan Immune serum globulin
(gamma globulin) dengan dosis 0,25 ml/kgBB intramuskular
maksimal 15 ml dalam waktu 5 hari setelah terpapar. Mekanisme
kerja obat berperan dalam menekan hiperaktif respon imun pada tubuh. Bentuk
sediaan injeksi.
3) Pengobatan lainnya
- Untuk suhu tinggi berikan paracetamol
mekanisme kerja obat : menurunkan suhu tubuh yang mengalami demam
dengan bekerja pada pusat pengaturan suhu yang ada pada otak.
Sediaan dan kekuatan : tablet 500 mg 650 mg 750 mg,
frekuensi pemberian : dewasa 2 tablet 500 mg. Interval 6 - 8 jam.
- Untuk batuk :
Ekspektoran : gliseril guaiakolat
mekanisme kerja obat : merangsang mukosa lambung dan merangsang
sekresi saluran napas sehingga menurunkan viskositas dan permudah
pengeluaran dahak.
frekuensi pemberian :usia 6 bulan-2 tahun 25-50 mg.usia 2-6 tahun 50-100
mg. anak 6-12 tahun 50-100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
Dewasa 100 - 400 tiap 4 jam
Sediaan dan kekuatan: tablet 50-400 mg
Antitusif perlu diberikan jika batuknya hebat : ex Dextrometorpan
Mekanisme kerja : menaikkan ambang pusat batuk yang bekerja di
sentral yaitu otak.
Sediaan : tablet, sirup,kapsul,permen hisap.
Kekuatan : 5 mg - 30 mg.
Frekuensi pemberian : tablet dan kapsul dewasa 30 mg tiap 6-8 jam.
sirup dewasa dan anak diatas 12 tahun 30 mg tiap 6-8 jam, usia 6-12
tahun 7-15 mg tiap 6-8 jam, usia 4-6 tahun 3,5- 7,5 mg tiap 6-8 jam.
permen hisap dewasa 5-15 mg tiap 2-4 jam. Anak-anak 5 mg tiap 4 jam.
Mukolitik diberikan bila perlu : ex Ambroxol
Mekanisme kerja obat : Meningkatkan sekresi saluran pernapasan
dengan meningkatkan produksi surfaktan paru dan merangsang
aktivitas silia dan menghasilkan peningkatan pembersihan mukosiliar
serta peningkatan sekresi cairan yang memfasilitasi pengeluaran yang
meredakan batuk.
Sediaan : tablet
kekuatan : 30 mg
Frekuensi pemberian : Dewasa dan anak diatas 12 tahun 30 mg 2-3
kali sehari. Anak usia dibawah 12 tahun 3 mg 2 kali sehari.
- Vitamin ( terutama vitamin A dan C )
Pemberian vitamin A 100.000 IU per oral satu kali. Usia 6
bulan-1 tahun 100.000 unit dosis tunggal.Umur >1 tahun 200.000
unit dosis tunggal. Apabila terdapat pemberian vitamin A
ditambah dengan 1500 IU tiap hari (menurut rekomendasi
WHO dan UNICEF). Sediaan : tablet, kapsul.
Mekanisme Kerja : menjaga kesehatan tubuh melalui
mekanisme siklus sel dalam mengatur proliferasi dan difrensiasi
sel. Berperan juga didalam mekanisme
sistem imunitas sehingga proses pertahanan tubuh bila
terjadi abonormalitas akan membantu proses tersebut