Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS MANFAAT BIAYA INTERVENSI

APOTEKER KLINIS DI UNIT PERAWATAN


INTENSIF MEDIS DI KOMPLEKS MEDIS
PALESTINA: STUDI INTERVENSI PROSPEKTIF
AQILLA FADIA HAYA (2248201139)
JK FARMASI 2022
DOSEN PENGAMPU : MEDI ANDRIANI, M.PHARM, SCI
FARMAKOEKONOMI
PENDAHULUAN

Pasien sakit kritis yang seringkali berusia lebih tua dengan berbagai penyakit penyerta
mempunyai risiko tinggi terjadinya efek samping obat (ADEs) karena perubahan fungsi
organ, perubahan farmakokinetik dan polifarmasi, kompleksitas proses ini melibatkan
perubahan dosis yang terusmenerus yang berkontribusi terhadap terjadinya efek samping
obat. terhadap kesalahan pengobatan dan kejadian obat yang merugikan (Fuchs dkk., 2012;
Kane-Gill dkk., 2012; Michalets, Creger, dan Shillinglaw 2015).
METODOLOGI

Sebuah studi intervensi prospektif dilakukan untuk evaluasi ekonomi intervensi apoteker
klinis dalam mendeteksi dan mengelola masalah terkait pengobatan (TRPs) sebagai bagian
dari tim unit perawatan intensif medis multidisiplin menggunakan model analisis manfaat
biaya yang diadopsi dari pedoman farmakoekonomi (Tomori, 2015) dan analisis
farmakoekonomi model praktik staf apoteker klinis ( Nesbit dkk., 2001).
METODOLOGI (LANJ)

 Pengaturan penelitan

Penelitian dilakukan di ICU di Palestine Medical Complex (PMC), yang memiliki 279 tempat tidur dan tingkat keterisian
tempat tidur sebesar 86,4 % (Kemenkes, 2020). PMC berfungsi sebagai rumah sakit rujukan di Tepi Barat Palestina.
Departemen ICU Sayap Putra Ramallah memiliki 10 tempat tidur ICU dewasa untuk kasus medis dan bedah.
 Populasi penelitian dan ukuran sampel

Semua pasien berusia di atas 18 tahun dan dirawat di ICU PMC selama masa studi 4 bulan (antara September-Desember 2020)
untuk mendapatkan layanan medis dilibatkan dalam penelitian ini. Pasien yang terdaftar adalah kasus klinis dari unit gawat
darurat atau bangsal.
 metode pengambilan sampel

Setelah mengecualikan pasien ICU yang dirawat untuk layanan bedah, pasien di ICU yang dirawat untuk layanan medis
dialokasikan secara acak ke dalam layanan perawatan rutin (kelompok kontrol) atau layanan farmasi klinis intervensi
(kelompok intervensi) melalui program pembangkit pengacakan
METODOLOGI (LANJ)

 Pengumpulan data

Apoteker klinis mengumpulkan semua informasi subjektif dan objektif yang diperlukan tentang pasien untuk memahaminya riwayat
medis/pengobatan dan kondisi klinis pasien yang relevan. Informasi ini dikumpulkan dari berbagai sumber; file medis elektronik pasien, evaluasi
apoteker klinis di samping tempat tidur, dan partisipasi dalam peresepan dan pemantauan obat oleh dokter.
 Pelayanan farmasi klinik/proses pelayanan pasien apoteker klinik

PMC ICU belum menawarkan layanan CP. Untuk melakukan penelitian ini, penulis memperoleh seorang apoteker klinis sukarela (PharmD).
Apoteker klinis tersedia di bangsal ICU selama lima hari seminggu mulai pukul 08.00 hingga 15.00 dan menjaga kontak dengan tim ICU sesuai
kebutuhan.
 Analisa ekonomi

Setiap intervensi CP dinilai untuk penghematan biaya terkait obat dan penghindaran biaya kejadian obat yang merugikan (ADEs) akibat
intervensi CP. Manfaat dalam hal penghematan biaya dan penghindaran biaya dibandingkan dengan biaya intervensi CP untuk menentukan
dampak ekonomi bersih terhadap lembaga tersebut. Penghematan biaya yang dihasilkan oleh intervensi CP dibandingkan dengan penghematan
biaya yang dihasilkan pada kelompok kontrol karena intervensi dokter.
METODOLOGI (LANJ)

 Analisis statistic

IBM SPSS (v.26) digunakan untuk mentabulasi dan menganalisis data yang dikumpulkan. Data kategorikal dinyatakan sebagai proporsi (%)
dan data kontinu sebagai mean ± SD. Tes chi kuadrat (untuk jenis kelamin dan status pasien saat keluar dari rumah sakit), skor APACHE
(untuk tingkat keparahan kasus yang memperkirakan kematian di ICU berdasarkan sejumlah nilai laboratorium dan tanda-tanda pasien dengan
mempertimbangkan penyakit akut dan kronis.) dan sampel independenT-tes (digunakan untuk menilai perbedaan antara kedua kelompok pada
awal).
 Analisis sensitivitas

analisis untuk menilai dampak perubahan input tertentu (gaji apoteker klinis, biaya ADE) terhadap hasil output evaluasi ekonomi (rasio
manfaat terhadap biaya). Selain itu, analisis sensitivitas membandingkan temuan penelitian dengan skenario alternatif di mana metode Nesbit
digunakan untuk memperkirakan penghindaran biaya akibat praktik rutin pada kelompok kontrol
 Pertimbangan etis

Sebelum memulai penelitian, persetujuan etis dari komite penelitian Universitas Al Quds telah diperoleh. Selain itu, Kementerian Kesehatan
memberikan izin untuk melakukan penelitian di PMC
HASIL PENELITIAN

 Karakteristik peserta

Karakteristik peserta Selama masa penelitian, 117 pasien dirawat di ICU untuk layanan medis dilibatkan dalam
analisis, dimana 66 pasien dialokasikan pada kelompok intervensi dan 51 pada kelompok kontrol. Meja
2menunjukkan karakteristik pasien pada kedua kelompok. Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap usia, jenis
kelamin, dan skor APACHE 2, lama rawat inap, status pasien saat pulang antar kelompok (nilai p > 0,05).
 Masalah terkait pengobatan

Apoteker klinis (CP) mengidentifikasi 296 TRP pada kedua kelompok, 172 TRP pada kelompok intervensi dimana 7
intervensi CP ditolak oleh dokter dan sisanya serta 165 intervensi CP diterima oleh dokter dan diterapkan pada
kelompok intervensi oleh tim ICU. Spesialis ICU mendeteksi 56 TRP pada kelompok kontrol dan menyelesaikan 24
di antaranya. Terapi obat yang tidak diperlukan adalah kategori TRP yang paling umum diamati.
HASIL PENELITIAN (LANJ)

 Jenis intervensi/penilaian apoteker klinis

kategori penilaian CP yang diterima oleh dokter ICU menggunakan pengobatan berbasis bukti.
Penghentian terapi saat ini adalah jenis intervensi yang paling sering terjadi (22%). Kondisi yang
tidak diobati yang memerlukan penambahan terapi farmakologis (17%) dan masalah keamanan
yang memerlukan penyesuaian dosis (17%) mendapat skor terbanyak.
 Keputusan dokter

Sebanyak 158 (92%) intervensi CP diterima oleh dokter dan diterapkan pada pasien kelompok
intervensi. Tujuh (4%) intervensi CP ditolak dengan kategori terapi obat yang tidak perlu dan lain-
lain. Sisanya diterima dengan rencana modifikasi yang diusulkan.
HASIL PENELITIAN (LANJ)

 Hasil analisis biaya

Selama periode 4 bulan, 172 TRP diidentifikasi oleh CP dan 165 TRP diselesaikan dan diterapkan pada kelompok intervensi
menghasilkan penghematan biaya langsung sebesar NIS8,990.05, penghindaran biaya sebesar NIS22,087.5, dan penambahan biaya
terapi (biaya negatif tabungan) sebesar NIS3.043,93. Sebaliknya, 56 TRP diidentifikasi dan 24 TRP diselesaikan oleh dokter pada
kelompok kontrol menghasilkan penghematan biaya langsung sebesar NIS1,941.05.
a. Penghematan biaya
Mayoritas TRP yang terkait dengan penghematan biaya terbesar yang dihasilkan oleh CP pada kelompok intervensi berada di bawah
kategori ''terapi obat yang tidak perlu'' (34 %) dan ''keamanan'' (21 %) yang menghasilkan penghematan biaya langsung sebesar
( NIS4,420.3) dan (NIS4,165.96) masing-masing.
b. Penghindaran biaya
Penghindaran biaya keseluruhan yang dihasilkan oleh apoteker klinis dalam kelompok intervensi selama periode 4 bulan dengan
menggunakan metodologi Nesbit adalahNIS22,087.5
ANALISIS BIAYA MANFAAT

Intervensi yang dilakukan oleh apoteker klinis menghasilkan penghematan biaya langsung
sebesar NIS8,990.05 dan penghindaran biaya sebesar NIS22,087.5 berjumlah NIS31,077.55
selama masa penelitian. Diterjemahkan ke dalam total penghematan biaya sebesar
NIS188,35 per intervensi CP. Perbandingan manfaat (NIS31,077.55) dan biaya
(NIS19,043.928) menunjukkan manfaat ekonomi bersih bagi lembaga (NIS12,033.323) dan
rasio manfaat-biaya sebesar 1,63
DISKUSI

Selama masa penelitian 4 bulan, 117 pasien yang dirawat di ICU dilibatkan dalam analisis;
66 pasien pada kelompok intervensi dan 51 pada kelompok kontrol. Intervensi yang
dilakukan oleh apoteker klinis menghasilkan penghematan biaya langsung sebesar
NIS8,990.05 ($2799.63) -dibandingkan dengan kelompok kontrol NIS1,941.05 ($575.40)-
dan penghindaran biaya sebesar NIS22,087.5 ($6878.37). Diterjemahkan ke dalam
penghematan bersih sebesar NIS188,35 ($58,65) per intervensi dan NIS470 ($146,36) per
pasien. Perbandingan manfaat (NIS31,077.55) ($9678.00) dan biaya (NIS19,043.928)
($5930.55) menunjukkan manfaat ekonomi bersih bagi lembaga (NIS 12,033.623)
($3747.44) dan rasio biaya manfaat sebesar 1,63.
REKOMENDASI

Kementerian Kesehatan Palestina harus mengambil peran yang lebih aktif dalam
mengintegrasikan apoteker klinis ke dalam sistem kesehatan dan mempromosikan interaksi
mereka dengan spesialisasi lain, yang akan meringankan masalah serius saat ini yaitu
''pengangguran apoteker klinis'' dan kualitas perawatan pasien yang diberikan. Untuk
penelitian selanjutnya, kami menyarankan untuk melakukan penelitian jangka panjang
dengan jumlah sampel yang lebih besar dan jangka waktu yang lebih lama. Juga melibatkan
lebih banyak rumah sakit dan apoteker klinis dalam penelitian ini, sehingga memungkinkan
mereka untuk berpraktik di berbagai lingkungan perawatan pasien.
KESIMPULAN

Mengintegrasikan apoteker klinis dalam tim ICU merupakan investasi yang menghasilkan
penghematan biaya dan penghindaran biaya. Dengan semakin memformalkan layanan
farmasi klinis di rumah sakit dan mengintegrasikan apoteker klinis sebagai bagian dari tim
perawatan kritis, diharapkan akan ada manfaat ekonomi yang lebih besar
SEKIAN TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai