Anda di halaman 1dari 5

Priska virginia bunga joni

611910023

KUIS KECIL III CEA


dan Analisis Biaya
1. Input dan outcome CEA dinilai dalam apa? Berikan contohnya?
Jawab :
CEA merupakan suatu metoda yang didesain untuk membandingkan antara outcome
kesehatan dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan program tersebut atau
intervensi dengan alternatif lain yang menghasilkan outcome yang sama .

Pada CEA evaluasi yang dihasilkan akan menggunakan terminology biaya per unit
dari perbaikan outcome kesehatan yang dicapai .
1. Input : Diukur dalam satuan mata uang
2. Output : Jumlah pasien yang sembuh , jumlah tindakan , kematian yang dapat
dicegah atau satuan lainnya , turunnya tekanan darah ( mmHg ) , nilai lab.

Contoh :
Terdapat 2 program yang dapat menyelamatkan hidup pasien pneumonia . Program
A dengan biaya Rp . 50 juta rupiah dapat menyelamatkan 100 orang penderita
dengan CE ratio = Rp . 500.000 / kehidupan . Terdapat program B dengan biaya
Rp.50 juta dapat menyelamatkan 15 orang penderita , dengan CE ratio =
Rp.3.333.000 / kehidupan . Mana program yang lebih Cost Effectiveness?

Jawab :
Program A adalah program yang dipilih karena lebih cost - effective dibandingkan
program B. Hal ini beralasan bahwa di dalam program A , untuk satu kehidupan
membutuhkan biaya yang lebih sedikit ( Rp . 500.000 / kehidupan ) dibandingkan
program B yang membutuhkan biaya yang lebih mahal ( Rp.3.333.000 / kehidupan ).
2. Apa maksud arti dominant (dominan), dominated (didominasi), dan trade-off dalam
CEA?
Jawab :
- Didominasi (dominated) adalah suatu obat (atau pelayanan kesehatan) yang
menawarkan efektivitas (effectiveness) lebih rendah dan harganya lebih tinggi
sehingga secara signifikan memberikan efektivitas - biaya yang rendah .
- Dominan (dominant ) adalah obat (atau pelayanan kesehatan) yang
menawarkan efektivitas (effectiveness) lebih tinggi dengan harga lebih rendah
sehingga secara signifikan memberikan efektivitas - biaya yang tinggi .
- Tukaran (trade – off) adalah kondisi dimana perlunya dilakukan pemilihan
antara intervensi / strategi yang tersedia , karena masing - masing intervensi /
strategi memiliki biaya dan hasil pengobatan (outcome) yang sebanding .
3. Menurut Anda apakah suatu penelitian CEA harus menghitung ACER dan ICER?
Jawab:
Menurut saya, penelitian CEA membutuhkan perhitungan mACER (Average cost
effectiveness ratio) dan ICER (Incremental cost effectiveness ratio) untuk
menginterpretasikan dann memaparkan hasil C/E ratio (Rasio Cost-effectiveness)
serta untuk menyatakan hasil dari CEA yang terdiri dari ACER dan ICER. Pada
ACER digambarkan dalam biaya kumulatif yang diukur dalam penelitian untuk
pemberian terapi alternatif dan efektivitas dalam natural units dari hasil yang
diinginkan dalam Pelayanan Kesehatan. ICER sebagai rasio perbedaan antara biaya
dengan dua alternatif agar dapat dibedakan dalam efektivitas antara alternatif dan
cara perhitungannya. Pada ICER New technology kelompok uji dan comparator
merupakan kelompok pembanding (dasar dan penemuan) hal in dapat dilihat dalam
penelitian Lelantina, Ninsi Dkk, 2018, pada penelitian ini peneliti menentukkan
terapi yang lebih cost-effective antara penggunaan kombinasi kina-primakuin dan
kombinasi artesunatprimakuin pada pasien malaria falciparum. Sampel pada
penelitian ini terdiri dari 36 pasien yaitu 23 pasien yang menggunakan kombinasi
kina-primakuin dan 13 pasien yang menggunakan kombinasi artesunat-primakuin.
Hasil penelitian ini diperoleh dari perbandingan nilai ACER yaitu nilai ACER
kombinasi kina-primakuin (Rp.15.523) lebih besar dari nilai ACER kombinasi
artesunat-primakuin (Rp.12.479), serta dilihat juga pada hasil perhitungan ICER
yaitu -0.284, sehingga penggunaan obat yang lebih cost-effective yaitu kombinasi
artesunat-primakuin dibanding dengan kombinasi kina-primakuin.
4. Apakah terapi alternatif yang disebut cost-effective tidaklah harus yang paling
murah dan paling efektif dibandingkan terapi standar?
Jawab :
Pada penggunaan istilah cost efective sering terdapat kesalahan yang umum
Dimana " hanya alternatif paling murah dan paling efektif yang relevan yang harus
dicari". Namun dalam cost efektive tidak selalu menunjukan pilihan yang paling
murah atau paling efektif. Suatu intervensi dari obat baru atau yang di teliti dapat
dikatakan cost efektif bila :
- biaya lebih rendah dan lebih efektif dibandingkan dengan pembanding atau
- biaya lebih rendah dan efektivitas sama dengan obat pembanding atau
- biaya sama dan efektivitas lebih tinggi dibandingkan dengan pembanding.

5. Apakah perbedaan biaya tidak langsung (indirect cost) dan biaya tidak berwujud
(Intangible Cost)?
Jawab :

Biaya tidak langsung ( indirect cost ) melibatkan biaya yang dihasilkan dari
hilangnya produktivitas karena penyakit atau kematian . Manfaat dari biaya ini, yaitu
penghematan dari menghindari biava tidak langsung seperti peningkatan pendapatan
atau peningkatan produktivitas yang terjadi karena produk atau intervensi medis.
Contoh : pada kemoterapi.hasil biaya tidak langsung saat pasien pulang kerja untuk
menerima perawatan atau dikurangi produktivitas karena efek penyakit atau
pengobatannya. Manfaat dapat diperoleh di waktu yang akan datang karena
peningkatan produktivitas oleh keberhasilan pengobatan dalam menurunkan
morbiditas dan memperpanjang hidup . Biaya tidak berwujud ( intangible cost )
meliputi biaya rasa sakit , penderitaan , kecemasan , atau kelelahan yang terjadi
karena suatu penyakit atau pengobatan suatu penyakit . Manfaat biaya ini . yaitu
penghindaran atau pengurangan biaya tidak berwujud , seperti manfaat yang
dihasilkan dari pengurangan dalam rasa sakit dan penderitaan yang terkait dengan
produk atau intervensi . Pada jenis biaya ini , sulit diukur atau menempatkan nilai
monete. Contoh : kemoterapi , mual dan kelelahan adalah biaya pengobatan yang
tidak terlihat.

6. Apa contoh biaya langsung medis dan non medis?


Jawab :
- Biaya langsung medis (direct medical cost) : pengobatan, tenaga medis,
biaya test laboratorium, biaya pemantauan efektivitas dan efek samping,
pelayanan pencegahan dan penanganan, obat-obatan, pemantauan obat,
administrasi pengobatan, konseling dan konsultasi pasien, tes diagnosis,
kunjungan klinik, kunjungan darurat departemen (ICU), kunjungan rumah
medis, layanan ambulans, layanan keperawatan, kemoterapi pasien, suplai
intravena (infus/injeksi).
- Biaya langsung nonmedis (direct nonmedical cost) : transportasi pasien
ke rumah sakit, makanan, menyewa jasa baby sister saat sedang menjalani
perawatan, jasa pelayanan lainnya yang diberikan pihak rumah sakit
7. Suatu obat analgesik baru (obat A dan C) diuji dengan obat standar (obat B) untuk
mengetahui yang paling cost effective.

Obat A Obat B Obat C

Biaya (per tahun): IDR 600 IDR 210 IDR 530


Bebas nyeri (hari): 130 200 250
(byk hari yg
diperlukan dlm
terapi agar px bebas
nyeri)

% Kesembuhan 50% 70% 80%


nyeri:

Hitung ACER, ICER, serta beri kesimpulan dari outcome bebas nyeri dan %
kesembuhan.

Jawab :
Outcome pada penggunaan obat analgesik yaitu obat A dan B efektifasinya belum
maksimal dan persen kesembuhan dalam penggunaan obat belum maksimal yang
dapat dilihat bahawa obat A sebesar 50%, obat B 70% dan obat C 80%

Refrensi :

Rascati, K.L., et al, 2009, Essentials of Pharmacoeconomics, Lippincott


Williams & Wilkies, Philadelphia

Indrayathi, P.A & Noviyanti R. Cost of Illness (Beban Ekonomi Penyakit


Dalam Pembangunan Kesehatan). Univ Udayana 2016;2:1–60.

Lelantina, Ninsi Dkk. 2018. Analisis Efektivitas Biaya (Cost Effectiveness Analysis)
Pada Pengobatan Pasien Malaria Falciparum Di Rsud Nabire. Manado: PHARMACON
Jurnal Ilmiah Farmasi – Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado

Anda mungkin juga menyukai