Anda di halaman 1dari 17

SISTEM KARDIOVASKULER

OLEH :
AQILLA FADIA HAYA
NIM :
2248201139

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HARAPAN IBU JAMBI


TAHUN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

segala limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat

menyelesaikan paper yang berjudul :‘ Sistem Kardiovaskuler “.

Penyusun menyadari bahwa di dalam pembuatan paper ini berkat bantuan

Tuhan YME dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, dalam

kesempatan ini penyusun menghanturkan rasa hormat dan terimah kasih kepada

dosen yang telah membantu dalam pembuatan paper.

Penyusun menyadari bahwa dalam proses paper ini masih jauh dari

kesempatan kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun

demikian, penyusun telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan

yang dimiliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik dan oleh karenanya,

penyusun dengan rendah hati menerima masukan, saran dan usul guna

penyempurnaan paper ini. Akhirnya penyusun berharap semoga paper ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang..............................................................................4
1.2 Rumusan masalah.........................................................................4
1.3 Tujuan...........................................................................................4
1.4 Manfaat.........................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi.........................................................................................5
2.2. Perkembangan Sistem Kardiovaskuler........................................5
2.3 Anatomi dan Fisiologi Kardiovaskuler.........................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................16
B. Saran.............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kardiovaskular adalah penyakit yang disebabkan adanya gangguan pada jantung

dan pembuluh darah. Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri,

vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah

mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompakan darah dari

seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk di oksigenasi. Jantung merupakan organ

utama sistem kardiovaskular, berotot dan berronga, terletak di rongga toraks bagian

mediastrum (Reni Yuli Aspiani,2015: hal.1).

Gangguan apapun yang mengurangi besar lumen dari salah satu arteri koroner dapat

menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen ke daerah miokardium yang disuplai

oleh arteri tersebut, dan mengakibatkan angina (nyeri dada) sindrom koroner akut, infark

miokard akut dan kematian jantung mendadak (Reni Yuli Aspiani,2015: hal.1).

Infark Miokard Akut (IMA) dikenal juga sebagai serangan jantung, oklusi koroner, atau

hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang ditandai dngan

pembentukan area nekrotik lokal didalam miokardium. Infark Miokard Akut biasanya

mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti mendadak dari aliran darah dan

oksigen ke otot jantung. Oleh karena otot jantung harus berfungsi terus-menerus,

penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan sesuatu yang fatal.

(Black&Hawks, hal.178).

4
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana sistem anatomi dari kardiovaskular?

1.3 Tujuan Masalah

1.Untuk mengtahui yang dimaksud dengan kardiovaskular

2. Untuk mengetahui sistem anatomi kardiovaskular

1.4 Manfaat

Paper ini dibuat agar dapat dipahami dan dipelajari oleh penyusun dan pembaca

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Sistem kardiovaskuler merupakan organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung,
komponen darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan
suplai oksigen dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Sistem kardivaskuler memerlukan banyak mekanisme yang
bervariasi agar fungsi regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya
adalah meningkatkan aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi.
Pada keadaan berat, aliran darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ
vital seperti jantung dan otak yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem
sirkulasi itu sendiri.

Gambar : Sistem kardiovaskuler

6
2.2 Perkembangan Kardiovaskular
Perkembangan kardiovaskular terjadi pada hamil ketiga minggu. Dalam awal
perkembangannya yaitu pada minggu ketiga, tabung jantung mulai berkembang di
splanknikus yaitu antara bagian pericardial dan IEC dan atap katup uning telur
sekunder(kardiogenik area). Tabung jantung pasangkan membujur endotel berlapis
saluran. Tabung-tabung membentuk untuk menjadi jantung primordial. Jantung tubular
bergabung dalam pembuluh darah di dalam embrio yang menghubungkan tangkai,
karian dan yolk sac membentuk sistem kardivaskuler purba. Pada janin, proses
peredaran darah melalui plasenta.

7
2.3 Anatomi Dan Fisiologi Kardiovaskular
1. Jantung
Jantung terletak di rongga dada (thorax), dan cenderung terletak di sisi kiri. Pada
kelainan dekstrokardia jantung justru terletak di sisi sebelah kanan. Jantung dikelilingi
oleh pembuluh darah besar dan organ paru, dan timus di bagian depannya. Jantung
terdiri dari empat ruang jantung yang dipisahkan oleh sekat-sekat jantung. Empat ruang
jantung tersebut adalah :

1. Atrium kanan
2. Atrium kiri
3. Ventrikel kanan
4. Ventrikel kiri
Ruang jantung ini terbentuk karena adanya sekat interventrikuler dan sekat
atrioventrikuler. Pada sekat atrioventrikuler terdapat dua buah katup jantung, yaitu katup
trikuspidalis dan katup bicuspidalis. Disebut trikuspidalis karena terdiri dari tiga
lempengan katup, dan disebut bicuspidalis karena terdiri dari dua buah lempengan
katup. Atrium kanan dan kiri memiliki ukuran yang sama, demikian juga ventrikel
kanan dan kiri. Atrium dibatasi oleh otot jantung dan sekat yang tipis, sedangkan bagian
ventrikel dibatasi oleh otot jantung dan sekat interventrikuler yang tebal. Empat ruang
jantung ini dilapisi oleh lapisan endotel, endocardium, myocardium, dan dua lapisan
pericardium (bagian dalam = bagian visceral dan bagian luar = bagian parietal).
Katup jantung sesungguhnya merupakan perluasan cincin fibrosa
atrioventrikuler, yang terdiri dari jaringan ikat fibrosa yang dilapisi endotel pada kedua
sisi. Darah mengalir di dalam jantung ke satu arah, dari sisi kanan ke sisi kiri. Hal ini 5
dimungkinkan karena adanya katup-katup jantung yang akan mencegah aliran darah
balik. Katup-katup ini hanya mengijinkan darah mengalir dari atrium kanan ke ventrikel
kanan; dan dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Darah di dalam jantung mengalir dalam

8
satu arah. Dari atrium kanan darah akan mengalir ke ventrikel kanan, darah ini
mengandung oksigen yang rendah, dan banyak mengandung CO2. Kemudian darah
dialirkan ke paru melalui arteri pulmonalis, untuk mendapatkan Oksigen (oksigenasi).
Dari paru-paru darah kembali ke atrium kiri jantung melalui vena pulmonalis, darah ini
kaya akan oksigen karena telah mengalami oksigenasi di paru. Dari atrium kiri dialirkan
ke ventrikel kiri, selanjutnya ke seluruh tubuh melalui aorta.
2. Dinding jantung
Dinding jantung dari luar ke dalam terdiri dari lapisan epicardium, myocardium
(otot) dan endocardium. Myocardium pada atrium mempunyai dua lapisan yaitu lapisan
luar dengan arah serabut transversal dan lapisan dalam dengan arah serabut sirkuler.
Myocardium pada ventrikel mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan luar dengan arah
serabut longitudinal, lapisan tengah yang merupakan lapisan paling tebal dengan arah
serabut silindris dan lapisan dalam dengan arah serabut longitudinal. Batas antara
myocardium atrium dan ventrikel disebut sulcus coronarius.
3. Katup jantung
Jantung mempunyai dua katup yang memisahkan atrium dengan ventrikel
yaitu valvula tricuspidalis pada bagian kanan dan valvula bicuspidalis/ mitralis pada
bagian kiri.

Gambar Valvula bicuspidalis/mitralis pada atrium-ventrikel kiri

9
Gambar Valvula bicuspidalis/mitralis pada atrium-ventrikel kanan

4. Atrium
Kedua atrium mempunyai auricula cordis yang menjadi bagian luarnya,
didalamnya terdapat musculus pectinati.

Gambar atrium kanan


5. Ventrikel
Terdapat otot jantung yaitu musculus papillaris yang terhubung dengan
valvula melalui corda tendinea. Terdapat dua pembuluh arteri besar yang
keluar dari ventrikel, yaitu truncus/ arteri pulmonalis yang keluar dari
ventrikel kanan, dan aorta yang keluar dari ventrikel kiri. Kedua pembuluh
tersebut mempunyai katup disebut valvula semilunaris.

10
Gambar Ventrikel kanan

6. Vaskularisasi Jantung
Jantung mendapatkan nutrisi melalui arteri coronaria sinistra dan dextra yang
keluar melalui pangkal dari aorta (bulbus aorticus). Arteri ini sering mengalami
penyumbatan dan gangguan, sebagai contoh terjadinya atherosclerosis,
sehingga menimbulkan PJK (penyakit jantung koroner). Cabang dari masing-
masing arteri coronaria yaitu (1) arteri coronaria dextra : ramus nodi sino
atrialis, ramus marginalis dan ramus interventricularis posterior; (2) arteri
coronaria sinistra : ramus nodi sino atrial, ramus interventricularis anterior dan
ramus circumflexia serta ramus marginalis. Vena dari jantung berupa sinus
coronarius, menerima darah dari vena cordis magna, vena cordis parva, vena
interventricularis posterior sinistra dan vena marginalis sinistra. Sedangkan
vena cordis minimae dan vena ventriculi dextri anterior kembali ke jantung
langsung memasuki atrium dexter dengan menembus dindingnya.
Peredaran Darah
Jantung memompa darah ke dua sirkulasi yang saling berkait: sirkulasi pulmonal (paru) dan
sirkulasi sistemik.
A. Sirkulasi pulmonal membawa darah dari ventrikel kanan yang tak beroksigen ke paru-paru
melalui arteri pulmonalis, tempat ia menyerap oksigen dan melepas karbon dioksida (gas
buangan) melalui jaringan kapiler, lalu darah beroksigen dibawa kembali ke atrium kiri jantung
melalui vena pulmonalis.
B. Sirkulasi sistemik tubuh membawa darah beroksigen dari ventrikel kiri melalui aorta ke semua
jaringan tubuh, di mana ia melepas oksigen dan zat-zat gizi melalui dinding kapiler; dan karbon
dioksida serta buangan lain berpindah dari jaringan ke aliran darah, lalu darah tak beroksigen itu

11
kembali ke atrium kanan jantung melalui vena cava superior & inferior. Juga termasuk
pembuluh getah bening (pembuluh lymphe).
C. Sirkulasi portal hepatik merupakan bagian dari sirkulasi sistemik yang membawa darah dari
organ pencernaan (intestinal) menuju vena porta untuk selanjutnya masuk ke liver dan keluar
melalui vena hepatica dan masuk ke dalam vena cava inferior.
Aorta yang keluar dari ventrikel kiri jantung akan membentuk arcus aorta (lengkung aorta),
dan akan bercabang tiga yaitu arteri anonima (brachiocephalica), arteri carotis communis
sinistra dan arteri subclavia sinistra.
D. Sirkulasi Fetal
Pada fetus/janin oksigenasi darah terjadi di placenta, tidak di dalam paru-paru. Sebelum lahir
terdapat tiga jalan pintas (shunts) secara parsial yg melampaui paru-paru dan hepar yaitu
foramen ovale, ductus arteriosus botalli dan ductus venosus arantii.
E. Foramen ovale merupakan jalan pintas darah dari atrium kanan ke atrium kiri, tanpa melalui
paru-paru. Setelah lahir akan menutup dan membentuk fossa ovale.
F. Ductus arteriosus Botalli merupakan jalan pintas darah dari truncus pulmonalis ke aorta,
tanpa melalui paru-paru (sirkulasi pulmonal). Setelah lahir akan membentuk ligamentum
arteriosus.
G. Ductus venosus Arantii merupakan jalan pintas darah yang kaya oksigen dari vena
umbilicalis (kembali dari placenta) ke vena cava inferior tanpa melalui hepar. Setelah lahir
akan membentuk ligamentum venosum.
Mekanisme Pengaturan Sistem Kardiovaskuler
Mekanisme Pengaturan Jantung Walaupun jantung dapat memulai kontraksinya sendiri,
aktivitasnya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf. Sehingga, aktivitas jantung tetap sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Impuls pengaturan dilepaskan oleh pusat pengatur di otak dan sumsum tulang
belakang yang disalurkan melalui saraf simpatis dan parasimpatis. Saraf simpatis dan
parasimpatis memiliki efek yang berlawanan satu sama lain.
Nervus vagus adalah serabut saraf parasimpatis yang melayani jantung. Pusat Pengaturan
Jantung Pusat tertinggi terletak di kortek cerebri sehingga faktor fisik dan emosi dapat
mempengaruhi aktivitas jantung. Pusat berikutnya di bawah korteks adalah hipotalamus bagian
posterior yang mengirim impuls ke pusat eksitasi di medulla oblongata dan hipotalamus bagian
medial yang mengirim impuls ke pusat inhibisi di medulla oblongata. Pusat eksitasi meneruskan
impulsnya ke saraf simpatis dan pusat inhibisi meneruskan impulsnya ke saraf parasimpatis.
Parasimpatis Impuls yang disalurkan oleh sistem parasimpatis cenderung untuk mengurangi
aktivitas jantung : menurunkan denyut jantung, menurunkan kemampuan konduksi, menurunkan

12
kontraktilitas, dan menurunkan kepekaan otot jantung. Variasi tonus vagus merupakan faktor
utama dalam perubahan denyut jantung. Simpatis Secara konstan mengeluarkan impuls yang
cenderung untuk mengakselerasi aktivitas jantung, diantaranya : meningkatkan frekuensi denyut
jantung, meningkatkan 16 konduktivitas, meningkatkan kontraktilitas, dan meningkatkan
kepekaan otot jantung.
Refleks Jantung Terdapat dua buah refleks yang melibatkan jantung, yaitu refleks eksitasi
dan refleks inhibisi jantung. Refleks ini terdiri dari lima komponen yaitu : reseptor, serabut
aferen (yang membawa impuls ke pusat refleks), pusat refleks di medulla oblongata, serabut
eferen (yang membawa impuls dari pusat refleks ke jantung), dan organ efektor yaitu jantung.
1. Refleks Eksitasi
Stimulusnya adalah peningkatan venous return yang menuju atrium kanan. Stimulus akan
merangsang reseptor refleks ini, baroreseptor, yang terdapat di dekat muara vena cava.
Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls yang
disalurkan oleh serabut aferen, nervus vagus, ke pusat refleks otonom di medulla oblongata.
Kemudian pusat refleks mengurangi impuls parasimpatis dan meningkatkan impuls simpatis,
disalurkan melalui serabut eferen ke jantung. Efeknya terjadi peningkatan frekuensi dan
kekuatan kontraksi, dan akhirnya peningkatan curah jantung.
2. Refleks Inhibisi
Stimulusnya adalah peningkatan tekanan arterial. Stimulasi lain seperti berasal dari
daerah abdomen dan stimulasi nyeri juga dapat menimbulkan refleks ini. Stimulus akan
merangsang reseptor refleksini, baroreseptor, yang terdapat di arcus aorta dan 17 sinus
caroticus. Baroreseptor peka terhadap perubahan tekanan. Baroreseptor mengeluarkan impuls
yang disalurkan oleh serabut aferen, nervus glossofaringeal dan nervus vagus menuju ke pusat
refleks otonom di medulla oblongata. Akibatnya pusat refleks meningkatkan impuls
parasimpatis dan mengurangi impuls simpatis. Impuls ini disalurkan melalui serabut eferen ke
jantung dengan akibat terjadi penurunan frekuensi jantung dan pengurangan kekuatan
kontraksi sehingga curah jantung menurun dan akhirnya terjadi penurunan tekanan darah.
Mekanisme pengaturan vaskuler
Pengaturan pembuluh darah terutama terjadi pada arteriole sehingga memungkinkan
terjadi pengaturan distribusi darah sesuai kebutuhan tubuh dan juga untuk membantu mengatur
tekanan darah. Otot dalam arteriole dapat mengalami kontraksi untuk mengatur diameternya.
Pusat pengaturan pembuluh darah (pusat vasomotor) terletak di medulla oblongata, pusat di
atasnya diperkirakan di korteks cerebri, dan hipotalamus. Selanjutnya impuls dari pusat
vasomotor ini disalurkan melalui serabut simpatis (T1 – L2) dan parasimpatis (S2 – S4).
13
Berbeda dengan jantung, dimana faktor yang penting adalah sistem parasimpatis, faktor
penting dalam pengaturan pembuluh darah adalah sistem simpatis. Sistem simpatis akan
mengakibatkan vasokonstriksi pada arteriole organ-organ dalam dan kulit, vasodilatasi pada
arteriole ini terjadi secara pasif akibat tekanan darah. Sedangkan pada arteriole otot rangka
simpatis mengakibatkan vasodilatasi. Serabut parasimpatis hanya mengatur arteriole pada
kelenjar ludah dan genital. Stimulasi parasimpatis pada kedua organ ini akan mengakibatkan
vasodilatasi. Terhadap sistem vena terjadi aktivitas kontrol yang sama.
1. Refleks vasokontriksi
Stimulusnya adalah penurunan tekanan darah yang merangsang baroreseptor di vena
besar, arcus aorta dan sinus caroticus; perasaan tidak menyenangkan : nyeri, bising, suhu
tinggi; faktor fisik dan emosi; penurunan suhu darah, kadar O2 dan peningkatan CO2 yang
akan merangsang chemoreseptor. Stimulus-stimulus ini akan merangsang pusat refleks
vasomotor di medulla oblongata. Kemudian pusat refleks ini akan meningkatkan impuls
simpatis, disalurkan melalui serabut eferen ke arteriole organ dalam dan kulit. Efeknya adalah
vasokonstriksi. Vasokontriksi pada arteriole organ dalam terutama terjadi setelah adanya
stimulus berupa penurunan tekanan darah. 18 Sedangkan, vasokontriksi pada arteriole kulit
terutama terjadi pada stimuli berupa dingin atau nyeri. Seluruh vasokontriksi ini, terutama
yang terjadi pada organ dalam, akan meningkatkan tekanan darah.
2. Refleks vasodilatasi
Stimulusnya adalah peningkatan venous return dan tekanan darah yang merangsang
baroreseptor di vena besar, arcus aorta dan sinus caroticus, perasaan yang menyenangkan
seperti keramahan, faktor fisik dan emosi, penurunan kadar CO2 dan peningkatan suhu darah
yang akan merangsang chemoreseptor.

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pemaparan tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Kardiovaskuler terdiri dari 2 kata yaitu jantung dan pembuluh darah dan 3 komponen
yaitu salah satunya adalah hemoglobin dalam darah yang juga berperan dalam sistem
sirkulasi.
2. Jantung telah aktif dalam masa janin ketika berusia 3 bulan dalam kandungan dengan
proses sirkulasi melalui plasenta.
3. Anatomi fisiologi system kardiovaskuler sangat penting di pelajari karena perlu adanya
pengetahuan dalam menyelesaikan berbagai problematika kesehatan terkait system
kardiovaskuler.

3.2 Saran
Dari pemaparan diatas, penulis memberikan saran agar dalam ilmu kesehatan maupun
ilmu alam lainnya penting sekali memahai anatomi sistem kardiovaskuler secara tepat agar
terhindar dari kelalaian baik itu dirumah sakit maupun di alam yang berkaitan dengan
perubahan fungsi tubuh akibat kurangnya aktifitas positif untuk memberikan kesehatan
terhadap jantung sebagai pusat kehidupan.
.

15
DAFTAR PUSTAKA

https://labcito.co.id/kardiovaskular-pengertian-sebab-dan-contoh-
penyakit/
http://repository.uki.ac.id/2617/2/BABI.pdf
http://www.scribd.com/doc/55255412/Anatomi-
FisiologiSistemKardiovaskular/ 07/04/20120_11.00
Syaifuddin,H.2002. Anatomi fisiologi berbasis kompetensi untuk keperawatan
dan kebidanan.Jakarta:Penerbi EKG
Syaifuddin,Haji.2006. Anatomi fisiologis mahasiswa keperawatan. Jakarta
Penerbit:EKG Syaifuddin. 2009. Fisiologi tubuh manusia untuk mahasiswa
keperawatan. Jakarta Penerbit: Salemba Medika.
Spanner S. Handatlas of Human Anatomy. Vol. II. 16th ed.EGC,1987.

Platzer W. Anatomy Pernkopf. Vol. III. 3th ed. EGC,1988.


Ganong,W.F. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor : dr. Widjajakusumah.
Edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Guyton, A.C. and Hall. 1997.
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

16
17

Anda mungkin juga menyukai