Anda di halaman 1dari 84

CRS

Diare akut disentri ec. Shigella dengan dehidrasi


ringan sedang + Down Syndrom + CHD + Susp.
Hernia umbilicalis + Konjungtivitis + KEP Sedang
Rahmi Fathonah
12100111063

PERSEPTOR :
dr. Hana, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
RSUD AL IHSAN BALEENDAH
2012
IDENTITAS PASIEN

• Nama : An. D
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Tanggal Lahir : 18 Agustus 2012
• Umur : 4 bulan 2 hari
• Anak ke- : 10 dari 10 bersaudara
• Alamat : Muara Andir
• Tgl Masuk RS : 19 Desember 2012
• Tgl Pemeriksaan : 20 Desember 2012
IDENTITAS ORANG TUA
Ayah Ibu
Nama Tn. H Ny. B
Umur 49 th 42 th
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Wiraswasta Pedagang sayur
Alamat Muara Andir Muara Andir
KELUHAN UTAMA
• Mecret
ANAMNESA
(heteroanamnesa orangtua pasien)

Sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit orang


tua pasien mengeluh pasien mengalami mencret
sebanyak 20 kali sehari dengan banyak mecret
sebanyak 2 sendok setiap kali mencret. Awalnya
mencret berwarna kehijauan dan mengandung ampas,
namun semakin lama konsistensi mencret hanya cairan
saja, tanpa disertai darah dan lendir.
Keluhan mencret disertai panas badan yang
tidak terlalu tinggi yang muncul bersamaan dengan
keluhan mencret. Panas badan tidak sempat diukur
oleh orang tua pasien. Panas badan baru mulai
menurun setelah diberi parasetamol oleh ibu pasien.
Keluhan mencret disertai muntah sebanyak 2 kali, isi
muntahan berupa susu yang diminum sebelumnya.
Menurut ibu pasien, selama keluhan mencret pasien
tampak lebih rewel dan terlihat lemas, serta mata
pasien terlihat cekung namun air mata pasien masih
ada ketika pasien menangis. Selama mencret pasien
terlihat masih mau minum dan tampak kehausan.
Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak
1.300 gram selama sakit (4,8 kg → 3,5 kg).
Menurut ibu pasien keluhan mencret tidak
disertai batuk dan pilek. Keluhan kejang dan penurunan
kesadaran disangkal oleh ibu pasien. Buang air kecil
baik jumlah ataupun frekuensi tidak berkurang dari
biasanya. Keluhan ujung jari tangan dan kaki menjadi
dingin disangkal oleh ibu pasien.
Sebelumnya pasien sudah pernah dirawat di
RSUD Al Ihsan 1 minggu yang lalu selama 3 hari dengan
keluhan yang sama (mencret). Pada saat keluhan
mencret tersebut muncul daerah rumah pasien sedang
mengalami banjir, dan saat ini daerah rumah pasien
kembali mengalami banjir. Menurut ibu pasien botol
susu rutin dicuci dan direbus setiap kali akan membuat
susu. Orang tua pasien pun selalu mencuci tangan
sebelum membuat susu, dan susu formula dilarutkan
menggunakan air panas. Namun kakak pasien yang
berusia 2 tahun sering memainkan botol susu pasien
hingga terjatuh ke lantai dan kemudian memberikan
botol tersebut kepada pasien. Untuk keperluan air
minum dan masak menggunakan air galon isi ulang
yang dimasak kembali.
RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMHYA
Sebelumnya pasien pernah dirawat selama 3 hari
(9-11 Desember 2012) di Rumah Sakit Al Ihsan dengan
keluhan yang sama (mencret). Mencret pada waktu
pertama kali dirawat muncul sejak 2 hari sebelum masuk
Rumah Sakit. Awalnya BAB berupa cairan, mengandung
ampas, berwarna kuning, tidak mengandung lendir dan
darah, namun semakin lama BAB hanya berupa cairan
saja tidak mengandung ampas. Frekuensi BAB > 20 kali
sehari (2 sendok setiap BAB). Keluhan mencret disertai
dengan demam, batuk dan pilek. Selama dirawat
keluhan dari hari kehari semakin membaik dan selama
perawatan pasien di infus dan diberi berbagai macam
obat. Saat pulang pasien diberi sporetik sirup, mucopect
drop, dan sanmol. Selama dirumah keluhan mencret,
demam, batuk dan pilek tidak kembali dialami oleh
pasien. Keluhan mencret dan demam baru kembali
muncul 1 minggu kemudian (saat ini).
RIWAYAT KELUARGA
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang
mengalami gejala diare seperti yang dialami
pasien.
• Tidak ada anggota keluarga atau saudara
orang tua pasien yang memiliki riwayat
penyakit down syndrom.
RIWAYAT KEHAMILAN
DAN PERSALINAN
Pasien dilahirkan dari seorang ibu P10A0 dengan usia
kehamilan cukup bulan dan tidak ada riwayat ketuban pecah
dini. Persalinan ditolong oleh paraji, lahir spontan, bayi
langsung menangis, berat badan lahir 3400 gram dan panjang
badan 50 cm. Selama hamil ibu beberapa kali kontrol ke
bidan. Ibu pasien menyangkal adanya penyakit darah tinggi,
kencing manis, perdarahan, demam, dan kejang selama
hamil. Ibu menyangkal memelihara binatang peliharaan
seperti kucing di rumahnya. Riwayat mengkonsumsi obat-
obatan dan jamu-jamuan selama hamil disangkal.
RIWAYAT MAKAN
• 0-4 bulan : Susu Formula 50 ml setiap 2 jam

* karena ASI tidak keluar dan puting masuk ke


dalam
RIWAYAT PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN
Pasien sudah dapat menggerakan kepala
dari kiri atau kanan ke tengah, mengoceh,
tertawa, membalas senyuman, melihat dan
menatap wajah orang didepannya.
RIWAYAT IMUNISASI

Pasien belum pernah mendapatkan


imunisasi, karena orang tua menolak untuk
memberikan imunisasi kepada anaknya.
SOSIAL, EKONOMI,
DAN LINGKUNGAN

Keluarga pasien berasal dari keluarga menengah ke


bawah. Ayah pasien bekerja sebagai wiraswasta dan
ibu sebagai Pedagang. Pasien tinggal di satu rumah
bersama 12 anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, 9 kakak
pasien dan pasien. Saat ini daerah rumah pasien
sedang mengalami banjir. Namun pasien berserta
keluarganya tetap bertahan tinggal di rumah tersebut.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit sedang, lemah, rewel
Kesadaran : Compos mentis
Tanda-tanda Vital
• Nadi : 120x/menit, regular, equal, isi cukup
• Tekanan Darah : sulit dinilai
• Respirasi : 32x/menit
• Suhu : 37.3°C
Antropometri
• Umur : 3 bulan
• BB : 4,2 kg
• TB : 56,5 cm
• Lingkar kepala : 36 cm
• BMI : 13,166
• BB/U : < -3 SD (severely underweight)
• TB/U : <- 3 SD (severely stunted)
• LK/U : < - 3 SD (microchepal)
• BB/TB : -3 s/s <-2 SD (wasted)
• BMI/U : -3 SD (severely wasted)
• Satus Gizi : KEP Sedang
BB/U = < -3 SD
PB/U = < -3 SD
LK/U = < -3 SD
BB/TB = -3 s/d < -2 SD
BMI/U = -3 SD
• Kulit :Tugor kulit kembali lambat
• KGB : Pembesaran KGB (-)
• Otot : Hipotonus
• Tulang : Simetris, deformitas (-)
• Sendi : Bengkak (-), nyeri (-), panas (-), kemerahan (-)
KEPALA
• Kepala : kecil, rambut hitam tidak mudah dicabut
• Bentuk : wajah mongoloid
• Ubun-ubun : cekung, fontanel anterior terbuka 1x3 cm
• Mata : cekung, air mata (+), jarak antar 2 mata jauh, mata sipit,
kemerahan dan bengkak pada kelopak mata kanan ,
kotoran mata (+)
• Hidung : hidung datar, PCH (-), sekret (-)
• Telinga : letak normal, telinga kecil
• Mulut : mukosa bibir kering, mulut kecil, lidah menonjol keluar
(macroglossia).
• Faring : tidak tampak hiperemis
• Tonsil : T1-T1 tenang
• Gigi : belum erupsi
LEHER
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran KGB (-)
THORAX
• Pulmo :
• Inspeksi : bentuk dan pergerakan simetris,
• Palpasi : pergerakan simetris,
• Perkusi : sulit dinilai
• Auskultasi : VBS kiri=kanan, wheezing -/-, ronki -/-
• Cor :
• Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : ictus cordis tidak taraba
• Perkusi : sulit dinilai
• Auskultasi : S1-S2 murni reguler,
murmur grade III
ABDOMEN
• Inspeksi : datar, umbilical menonjol (2-3 cm)
sejak lahir
• Palpasi : Lembut , turgor kembali lambat
• Hepar : Tidak teraba pembesaran
• Lien : Tidak teraba pembesaran
• Perkusi : tympanic,
• Auskultasi : BU (+) normal
• INGUINAL : tidak ada KGB yang
membesar
• GENITALIA : bentuk dan ukuran normal
• ANUS : perianal rash (-), diaper rash (-)
• EXTREMITAS : akral hangat, CRT < 2 detik ,
simian crease (+)
jarak di antara ibu jari kaki dan
jari kaki kedua agak jauh terpisah ,
NEUROLOGI
• Refleks fisiologis • Refleks Primitif
– Bisep +/+ Palmar graps +/+
– Trisep +/+ Plantar graps +/+
– Patella +/+
Babinski +/+
– Achiles +/+
RESUME
ANAMNESA

Bayi laki-laki usia 4 bulan mengalami mencret sejak 1


hari sebelum masuk RS sebanyak 20 kali sehari dengan banyak
mecret sebanyak 2 sendok setiap kali mencret. Awalnya
mencret berwarna kehijauan dan mengandung ampas, namun
semakin lama konsistensi mencret hanya cairan saja, tanpa
disertai darah dan lendir. Keluhan disertai panas badan dan
muntah sebanyak 2 kali, isi muntahan berupa susu yang
diminum sebelumnya. Sebelumnya pasien pernah dirawat 1
minggu sebelum masuk RS dengan keluhan mencret dan
dirawat selama 3 hari.
Pemeriksaan Fisik
• Keadaan Umum : Sakit sedang, lemah, rewel
• Kesadaran : Compos mentis
• Status gizi : KEP Sedang
• Kulit :Tugor kulit kembali lambat
• Otot : Hipotonus
• Kepala
– Kepala : kecil
– Bentuk : wajah mongoloid
– Ubun-ubun : cekung
– Mata : cekung, air mata (+), jarak antar 2 mata jauh,
mata sipit, kemerahan dan bengkak pada kelopak
mata kanan , kotoran mata (+)
– Hidung : hidung datar,
– Mulut : mukosa bibir kering, mulut kecil, lidah
menonjol keluar (macroglossia).
• Cor : Auskultasi → murmur grade III

• Abdomen : Palpasi → turgor kembali lambat


• Extremitas : simian crease (+), jarak di antara ibu jari
kaki dan jari kaki kedua agak jauh
terpisah ,
HASIL FOLLOW UP
ANAMNESA, PEMERIKSAAN FISIK,
DAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
19/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Ada Keadaan Sakit sedang Hb : 1 0,6 g/dl
Umum Ht : 33,1 %
Lemah Ada Kesadaran CM
Leukosit : 11.100
Mencret 20x/hari TTV N : 144 R : 40 sel/ul
Konsistensi : awal S : 39,1
cair mengandung BB 3,5 kg Trombosit :
sedikit ampas, 344.000 sel/ul
kemudian cair tanpa Fontanel Cekung
ampas. Lendir (-), Mata Cekung (+) Eiritrosit :
Darah (-) 3,33 juta/ul
Jumlah : Air mata +
2 Sendok setiap
mencret Bibir kering +

Muntah 2x/hari. Murmur + (grade 3)


Konsistensi :
air susu Umbilical Menonjol

Keinginan Baik Turgor Kulit Kembali Lambat


minum CRT > 2 detik
20/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Berkurang Keadaan Umum Sakit sedang
Lemah Ada Kesadaran CM
Mencret 10x/hari TTV N :128 R : 32 S : 37,3
Konsistensi :
BB 4,2 kg
Awal cair tanpa
ampas, kemudian Fontanel + (↓)
mulai mengandung
Mata Cekung + (↓), kemerahan
ampas. Lendir (-),
pada kelopak mata kanan,
Darah (-)
kotoran mata (+)
Jumlah :
2 sendok setiap Air mata +
mencret Bibir kering + (↓)
Muntah 1x/hari Murmur + (grade 3)
Konsistensi :
Air susu Umbilical Menonjol

Keinginan Baik Turgor Kulit Kembali Cepat


minum CRT > 2 detik
21/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Berkurang K. Umum Sakit sedang Feses
Lemah Berkurang Kesadaran CM Makroskopis :
Hijau, Lembek,
Mencret 8x/hari TTV N :128 R : 34 S : 36,1 Pus (-), Darah (-),
Konsistensi : Lendir (-)
BB 4,6 kg
Cair, mengandung Mikroskopis :
ampas, berwarna Fontanel - Leukosit 3-4 (N)
hijau, kemudian Mata Cekung (-), kemerahan Eritrosit 2-3 (↑)
kembali cair tanpa dan bengkak pada Lemak (+)
ampas. Lendir (-), kelopak mata kanan, Sel epitel (+)
Darah (-) kotoran mata (+) Amilum (-)
Jumlah : Amoeba (-)
2 sendok setiap Air mata + Bakteri (+)
mencret Bibir Kering (-) Telur cacing (-)
Muntah Tidak muntah Murmur + (grade 3) Kista amoeba (-)
Sel ragi (-)
Umbilical Menonjol
Keinginan Baik Turgor Kembalicepat
minum CRT > 2 detik
22/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Tidak Keadaan Sakit sedang
Umum
Lemah Berkurang Kesadaran CM
Mencret 5x/hari TTV N :128 R : 34 S : 36
Konsistensi :
Cair tanpa ampas. BB 4,6 kg
Lendir (-), Darah (-) Fontanel -
Jumlah : Mata Cekung (-), kemerahan dan
2 sendok setiap bengkak pada kelopak mata kanan
mencret (↑), kotoran mata (+)
Air mata +
Bibir kering -
Muntah Tidak muntah Murmur + (grade 3)
Umbilical Menonjol
Keinginan Baik Turgor Kulit Kembali cepat
minum CRT > 2 detik
23/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Tidak Keadaan Sakit sedang
Umum
Lemah Berkurang Kesadaran CM
Mencret 5x/hari TTV N :130 R : 34 S : 36,7
Konsistensi :
Cair mengandung BB 5,3 kg
ampas. Lendir (-), Fontanel -
Darah (-) Mata Cekung (-), kemerahan dan bengkak
Jumlah : pada kelopak mata kanan (↑),
2 sendok setiap kotoran mata (+)
mencret
Air mata +
Bibir kering -
Muntah Tidak muntah Murmur + (grade 3)
Umbilical menonjol

Keinginan Baik Turgor Kulit Kembali cepat


minum CRT > 2 detik
24/12/12
ANAMNESA PEEMERIKSAAN FISIK LAB
Rewel Tidak Keadaan Sakit sedang
Umum
Lemah Berkurang Kesadaran CM
Mencret 3x/hari TTV N :124 R : 32 S : 36,2
Konsistensi :
BB 5,2 kg
Cair
mengandung Fontanel -
ampas. Lendir Mata Cekung (-), kemerahan dan bengkak
(-), Darah (-) pada kelopak mata kanan (↑),
Jumlah : kotoran mata (+)
2 sendok
Air mata +
setiap mencret
Bibir kering -
Muntah Tidak muntah Murmur + (grade 3)
Batuk (+) Umbilical Menonjol
Keinginan Baik Turgor Kulit Kembali cepat
minum CRT > 2 detik
DIAGNOSIS BANDING
1. Diare akut disentri ec. Shigella dengan dehidrasi ringan
sedang + Down Syndrom + CHD + Hernia umbilicalis +
Konjungtivitis + KEP Sedang
2. Diare akut disentri ec. E.Coli dengan dehidrasi ringan sedang +
Down Syndrom + CHD + Susp. Hernia umbilicalis +
Konjungtivitis + KEP Sedang
3. Diare akut disentri ec. Salmonella sp dengan dehidrasi ringan
sedang + Down Syndrom + CHD + Susp. Hernia umbilicalis
Konjungtivitis + KEP Sedang
USULAN PEMERIKSAAN
• Darah rutin ( Hb, Ht< Eritrosit, Leukosit, Trombosit)
• Elektrolit ( Natrium, Kalium)
• Feces
– Makroskopis : warna, konsistensi, lendir, darah
– Mikriskopis : leukosit, eritrosit, bakteri, amuba, telur cacing, sel
epitel, lemak
• Kultur feces
• Pemeriksaan kromosom
• Thorax Foto
• Echocardiography
• Denver (saat sudah sehat)
DIAGNOSA KERJA

Diare akut disentri ec. Shigella dengan


dehidrasi ringan sedang + Down Syndrom +
CHD + Susp. Hernia umbilicalis +
Konjungtivitis + KEP Sedang
PENATALAKSAAN
Umum
• Tirah baring
• Pemberian susu formula tetap dilanjutkan
• Diet :
KEP Sedang → energi tambahan 20-50%
20%-50% (Holiday segar) = 20%-50% (BB x 100 kkal/hari)
= 20%-50% (4,2 x 100 kkal/hari)
= 20%-50% (420 kkal/hari)
= 504 – 630 kkal/hari
Khusus
• Rehidrasi menggunakan oralit baru → BB x (D+M+C)
– D (dehidrasi) → ringan 50 cc, sedang 80 cc
– M (mantenance ) → neonatus 120-140 cc
– C (Concimette Loss) → muntah + BAB = 30 cc

→ 4,2 {(50-80) + (120-140) + 30) = 840 cc – 1050 cc IV


= 12 gtt – 15 gtt per menit

• Zinc 1x10 mg selama 10-14 hari meskipun anak


sudah sembuh
• Peobiotik sachet 2x sehari selama 5 hari
• Antibiotik selektif
Kotrimoksazol 50 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis selama 5 hari
Pada pasien = 4,2 x 50 mg = 210 mg/hari
• Antiemetik (jika muntah)
Domperidone 0,2-0,4 mg/kgBB/hari.
Pada pasien = 4,2 x (0,2-0,4 mg) = 0,82-1,68 mg/hari
• Antibiotik broad spektum secara topikal, yaitu
kloramfenikol 1%, gentamisisn 0,3 % dan tets mata
framisetin
→ Konsul dokter spesialis mata
• Konsul ke dokter spesialis bedah
PENATALAKSAAN YANG DIBERIKAN
SELAMA DIRAWAT
19/12/12 20/12/12 21/12/12 22/12/12 23/12/12 24/12/12

Infus • RL 105 cc/jam RL 15 gtt/ RL 15 gtt/ RL 15 gtt/ RL 15 gtt/ RL 15 gtt/


selama 1 jam menit menit menit menit menit
• Kemudian RL
245 cc/ 5 jam
selama 5 jam
Invomit 0,2 mg IV 2x0,2 mg 2x0,2 mg
Sanmol 3x0,3 cc
Orezink 1x1 1x1 1x1 1x1 1x1
LBio 2x1 2x1 2x1
Cendoalbuvit 3x1tetes 3x1tetes 3x1tetes 3x1tetes 3x1tetes
cefotaxim 3x200 mg 3x200 mg 3x200 mg
Dehiralit 50 cc tiap 50 cc tiap 50 cc tiap
mencret mencret mencret
PENCEGAHAN
– Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
– Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum
makan dan setelah buang air
– Mengolah makanan dengan bersih dan dimasak dengan
baik
– Alat makan dan minum direbus terlebih dahulu sebelum
digunakan.
– Mengunakan air minum yang bersih dari sumber air
– Pembuangan tinja yang aman
– Imunisasi Rotavirus dan Campak
PENYULUHAN
• Beritahu ibu, zinc harus diberikan sampai 2 minggu, walaupun
anak sudah sembuh
• Apabila terjadi mencret kembali, segera bawa anak ke petugas
kesehatan apabila :
– BAB cair menjadi lebih sering
– Muntah berulang
– Mengalami rasa haus yang nyata
– Makan/minum sedikit
– Demam
– Tinja/BAB berdarah
– Keadaan tidak membaik dalam waktu 3 hari
PROGNOSIS
• Quo Ad Vitam : ad bonam
• Quo Ad Functionam: dubia
• Quo Ad Sanasionam: dubia
PEMBAHASAN
Mengapa pasien di diagnosa diare akut disentri?

• DIARE : BAB tidak normal dengan perubahan konsistensi


& frekuensi > 3 kali/24 jam, disertai atau tanpa
darah/lendir.
• Diare akut: < 14 hari

Pada anamnesa pasien didapatkan keluhan berupa


mencret > 20x/hari dengan konsistensi BAB lebih cair
mengandung ampas sampai BAB mencair cair, tanpa
mengandung lendir dan darah. Keluhan diare dialami
oleh pasien < 14 hari.
Pada anamnesa pasien mengalami BAB tanpa darah dan
lendir, namun untuk lebih memastikan diperlukan pemeriksaan
feses. Hasil pemeriksaan feses menunjukan:
• Makroskopis :
Hijau, Lembek, Pus (-), Darah (-), Lendir (-)
• Mikroskopis :
Leukosit 3-4 (N), Eritrosit 2-3 (↑), Lemak (+), Sel epitel
(+), Amilum (-), Amoeba (-), Bakteri (+), Telur cacing (-), Kista
amoeba (-), Sel ragi (-)

Hasil pemeriksaan feses menunjukan secara mikroskopis pada


feses pasien terdapat eritrosit (darah), maka pasien mengalami
disentri. DISENTRI adalah diare yang disertai dengan darah
dalam tinja.
Apa penyebab diare akut disentri pada pasien?

Etiologi diare
• Infeksi : virus, bakteri, parasit
• Malabsorpsi : karbohidrat, lemak, asam amino,
• Alergi : susu, makanan
• Keracunan makanan
• Immunodefisiensi
ETIOLOGI
DIARE AKUT DISENTRI
Rotavirus, Escheria coli Utama : Shigella sp.
enterotoksigenik, Shigella sp, Penyebab lain adalah Campylobacter
Campylobacter jejuni, Salmonella sp yeyuni, EIEC atau Salmonella sp.
dan Cryptosporidium

Hasil pemeriksaan feses menunjukan


secara mikroskopis pada feses pasien
terdapat bakteri. Hal tersebut memperkuat
kemungkinan penyebab diare akut disentri
pada pasien adalah Shigella sp.
Bagaimana mekanisme terjadinya
diare pada pasien ?
1. Diare Sekretorik
Diare sekretorik adalah diare yang diakibatkan aktifnya enzim
adenil siklase.
2. Diare Invasif
Diare invasif adalah diare yang terjadi akibat invasi
mikroorganisme ke dalam usus sehingga menimbulkan
kerusakan pada mukosa usus
3. Diare Osmotik
Diare osmotik adalah diare yang terjadi karena tingginya
tekanan osmotik di lumen usus sehingga menarik cairan dari
intraseluler ke dalam lumen, sehingga menimbulkan watery
diarrhea
Pada kasus, penyebab diare pada pasien adalah bakteri
Shigella.

Shigella akan masuk melalui makanan atau minuman yang


terkontaminasi

Bakteri melewati barier asam lambung,

Bakteri masuk kedalam usus halus dan berkembang biak sambil
mengeluarkan enterotoksin

Enterotoksin ini akan merangsang enzim adenil siklase merubah
ATP menjadi cAMP


Akumulasi cAMP intrasel akan menyebabkan sekresi aktif air, ion
Cl, Na, K dan HCO3- ke dalam lumen usus

sehingga terjadi diare sekretorik

Peristaltik usus menyebabkan bakteri sampai di colon

Bakteri ini akan melakukan invasi, membentuk mikro-mikro ulkus

menimbulkan gejala tinja yang berlendir dan berdarah.
Derajat Dehidrasi pada Pasien?
Pemeriksaan A B C
Keadaan Umum Baik, sadar Gelisah, rewel* Lesu, tidak sadar*
Mata Normal Cekung Sangat cekung dan kering
Air mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Kering
Rasa Haus Minum biasa Haus, minum banyak* Malas minum/tidak bisa
minum*
Periksa turgor kulit Kembali Kembali lambat* Kembali sangat lambat*
cepat
Derajat dehidrasi TANPA DEHIDRASI RINGAN-SEDANG DEHIDRASI BERAT
DEHIDRASI
Bila ada satu tanda* ditambah ≥1 Bila ada satu tanda*
tanda lain ditambah ≥1 tanda lain

Terapi Rencana Rencana terapi B Rencana terapi C


terapi A
Mengapa pasien mengalami diare ?
Faktor resiko :
• usia muda,
• malnutrisi,
• perjalanan ke daerah endemik,
• kekurangan ASI,
• sanitasi jelek,
• makan makanan atau air yang terkontaminasi
• tingkat pendidikan ibu
• imunodefisiensi,
• usia muda,
– 70-80 % usia dibawah 5 tahun. Dan usia pasien saat ini 4
bulan.
• malnutrisi,
• kekurangan ASI,
– penurunan angka kejadian diare erat kaitannya dengan
pemberian ASI, yang sebagian disebabkan oleh
kurangnya pencemaran minum anak dan sebagian lagi
oleh karena faktor pencegahan imunologik daripada
ASI.
– Pasien sejak lahir tidak mendapatkan ASI dan hanya
minum susu formula.
• sanitasi jelek, makan makanan atau air yang
terkontaminasi
– Lingkungan rumah pasien yang sedang mengalami banjir
manjadi salah satu faktor resiko utama yang dapat
menimbulkan diare bagi pasien.

• imunodefisiensi,
– Pasien adalah penderita down syndrom. Penderita
sindrom Down mempunyai risiko 12 kali lebih tinggi
dibandingkan orang normal untuk mendapat infeksi
karena mereka mempunyai respons sistem imun yang
rendah.
Terapi diare akut disentri dengan dehidrasi
ringan sedang pada pasien?
• Rencana Terapi B
– Pemberian oralit diberikan dalam 3 jam pertama : oralit
yang diberikan dengan mengalikan berat badan penderita
(kg) dengan 75ml.
– Bila berat badan anak tidak mengetahui dan atau untuk
memudahkan di lapangan, berikan oralit “paling sedikit”
sesuai tabel :

Umur < 1 thn 1-5 thn >5 thn Dewasa

Jumlah oralit 300 cc 600cc 1200 cc 2400 cc


• Zink selama 10-14 hari meski anak sudah sembuh
dari diare. Berfungsi dalam sistem imunologis dan
integritas mukosa usus. Dosis usia < 6 bulan
diberikan 10 mg/hari, sedangkan usis > 6 bulan
diberikan 20 mg/hari.

• Probiotik berfungsi untuk memperpendek diare,


contoh Lactobacillus GG, Lactobacillus Acidophillus,
Bifidobacterium Bifidum Dan Enterococcus Faecium.
Lactobacillus GG diberikan 2x sehari selama 5 hari.
• Antibiotik selektif

Penyebab Antibiotik pilihan Antibiotik alternatif


Kolera Tetrasiklin 50 mg.kgBB/hr dibagi 4 Eritromisisn 50
dosis selama 2-3 hari mg/kgBB/hari dibagi 4
dosis selama 3 hari
Shigella Kotrimoksazol 50 Pivmecillinam 20
dysentriae mg/kgBB/hari dibagi 2 mg/kgBB/hari selama 5
hari
dosis selama 5 hari
Sefiksim 10
Tiamfenikol 50 mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari dibagi 2
dinagi 3 dosis dosis selama 5 hari
Amebiasis Metronidazol 30-50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis selama 5-10 hari
Mengapa pasien di diagnosa down sindrom ?

Down syndrome adalah suatu kondisi


keterbelakangan perkembangan fisik dan mental
anak yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom 21 pada berkas q22
gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat
manifestasi klinis yang cukup khas (fisik)
Manifestasi klinis khas (Fisik) :
• Microchephaly • Gangguan penglihatan
• Wajah Mongoloid • Gangguan mengunyah,
• Hidung datar menelan dan bicara
• Jarak diantara 2 mata jauh • Hypogenitalism
• Ukuran mulut kecil • Kulit kering dan tipis
• Ukuran lidah besar • Tangan yang pendek
menyebabkan lidah selalu • Jarak antara jari
terjulur (macroglossia) pertama dan kedua baik
• Ukuran mulut adalah kecil pada tangan maupun
• Telinga lebih rendah kaki melebar.
• Lehernya agak pendek • Otot lemah (hipotonus)
Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan
terhadap pasien, terdapat beberapa tanda fisik
khas yang dapat ditemukan pada pasien down
sindrom, diantaranya adalah microchephaly,
wajah mongoloid, hidung datar, jarak diantara 2
mata jauh, ukuran mulut kecil , ukuran lidah besar
menyebabkan lidah selalu terjulur (macroglossia),
ukuran mulut adalah kecil, jarak antara jari
pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki
melebar, dan otot lemah (hipotonus).
Mengapa pasien menderita down sindrom?
Faktor resiko :
• Penyebab yang spesifik belum diketahui
• Usia ibu saat hamil diatas 35 tahun
• Anggota keluarga yang terdekat yang pernah mendapat
kondisi yang sama

Pada kasus, usia ibu saat mengandung pasien adalah 42


tahun. Namun tidak ada anggota keluarga terdekat yang
mendapat kondisi yang sama seperti pasien. Selama kehamilan
ibu hanya beberapa kali kontrol ke bidan, dan tidak pernah
kontrol ke dokter kandungan. Hal tersebut dapat menjadi alasan
mengapa down sindrom pada pasien tdk dapat terdeteksi dari
saat masih di dalam kandungan.
Screening Down Syndrom
• Amniocentesis dilakukan dengan mengambil sampel air
ketuban yang kemudiannya diuji untuk menganalisa
kromosom janin. Dilakukan diantara minggu ke 14-18
kehamilan.
• Chorionic villus sampling (CVS) dilakukan dengan
mengambil sampel sel dari plasenta. Dilakukan diantara
minggu ke 9-14 kehamilan.
• Percutaneous umbilical blood sampling (PUBS)
adalah tehnik di mana darah dari umbilikus diambil dan diuji
untuk melihat kromosom janin. Tehnik dilakukan pada
kehamilan diatas 18 minggu.
Mengapa pemeriksaan jantung pasien di
temukan murmur ?
Ditemukannya murmur pada pasien
menandakan adanya kelainan jantung pada
pasien. Mengingat usia pasien 4 bulan dan
pasien mengalami down sindrom, maka
kelainan jantung yang dialami oleh pasien
merupakan kelainan organ kongenital yang
disebabkan oleh kelainan kromosom pada
penderita down sindrom.
Penyakit jantung kongenital sering ditemukan pada 40-
50% penderita sindrom down :
– Atrioventricular Septal Defects (43%)
asimtomatik pada dekade pertama kehidupan, dan masalah akan mula
timbul pada dekade kedua dan ketiga kehidupan.
– Ventricular Septal Defect (32%)
– Secundum Atrial Septal Defect (10%)
– Tetralogy of Fallot (6%)
– Patent Ductus Arteriosus (4%).

Untuk memastikan kelainan kongenital jantung


yang dialami oleh pasien maka perlu dilakukan
pemerikaan rontgen thorax dan echocardiograpgy.
Terapi apa yang harus diberikan untuk
anak dengan down syndrome?

• Terapi
– Setelah bayi lahir :
• Stimulasi dan fisioterapi  perkembangan fisik &
mental optimal
• Perlindungan terhadap penyakit infeksi
• Mencegah & memperbaiki deformitas
Mengapa umbilkal pasien menonjol ?

Hernia umbilikalis merupakan kondisi dimana usus


menjorok lewat bukaan pada otot perut sehingga pusar
tampak menonjol keluar. Kondisi ini sering ditemukan
pada bayi tetapi bisa juga muncul pada orang dewasa

Pada kasus, menurut orang tua pasien, umbilikal


yang menonjol sudah aja sejak lahir. Benjolan
tersebut dapat dimasukan dengan jari. Keluar
dengan sendirinya, dan semakin keluar atau menojol
ketika anak menangis.
Mengapa mata kemerahan, kelopak mata
kemerahan dan bengkak, dan banyak kotoran
mata?

• Pasien mengalami konjungtivitis yaitu


inflamasi pada konjungtiva yang menyebabkan
hiperemis mata dan keluarnya sekret
purulent.
Tanda konjungtivitis
• Sensasi benda asing di mata
• Rasa gatal di mata
• Rasa penuh dimata
• Keluarnya eksudat berlebih
• Hiperemis konjungtiva
• Edema palpebra
• Hiperemis palpebra
• Kelopak mata seperti lengket (sulit dibuka)
Penyebab konjungtivitis ?
• Bakteri : S.aureus, S.pneumonia, H. Influenza,
N.meningitidis, N.gonore, chlamydia trachomatis
• Virus : adenivirus, herpes simpleks
• Parasit
• Fungi
• Protozoa
• Alergi
• Trauma
Terapi konjungtivitis
• Antibitik broad spektrum secara topikal, yaitu
kloramfenikol 1%, gentamisisn 0,3% dan tetes
mata framisetin.

Prognosis konjungtivitis
• Akan sembuh dalam 1-3 hari bila diobati dan
10-14 hari bila tidak diobati
Interpretasi Status Gizi
• BB/U 70-80% baku median WHO-NCHS
KEP ringan • BB/TB 80-90% baku median WHO-NCHS

• BB/U 60-70% baku median WHO-NCHS


KEP sedang • BB/TB 70-80% baku median WHO-NCHS

KEP berat/Gizi • BB/U <60% baku median WHO-NCHS


buruk • BB/TB <70% baku median WHO-NCHS
• Pada pasien An. D dengan
berat badan 4,2 kg
didapatkan baku median
BB/U sebesar (4,2/7)
atau 60% . Dapat
dikatakan baku median
BB/U pada An. D adalah
60%-70% menurut grafik
WHO-NCHS. Hasil
tersebut menunjukkan
pasien mengalami KEP
Sedang.
Pada perhitungan BMI, pasien
An. D memiliki BMI sebesar 13,2.
Baku median untuk BMI pasien
An. D sebesar (13,2/17,2) atau
sebesar 76,7 %. Dapat dikatakan
baku median BMI pada An. D
adalah 70% - 80% menurut
grafik WHO-NCHS. Hasil tersebut
menunjukkan pasien mengalami
KEP Sedang.
Bagaimana tatalaksana KEP Sedang?

Rawat Jalan :
• Diberikan nasehat pemberian makanan
dengan tambahan energi 20–50% dan
vitamin
• Teruskan ASI bila anak <2 tahun
• Pantau kenaikan berat badannya setiap 2
minggu dan obati penyakit penyerta
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai