Disusun Oleh :
Rahmi Fathonah
12100111063
Preseptor:
dr. Hana S., Sp. A
• Nama : An. D
KELUHAN UTAMA
Mencret
ANAMNESA
Sejak 1 hari sebelum masuk Rumah Sakit orang tua pasien mengeluh
mengandung ampas, namun semakin lama konsistensi mencret hanya cairan saja,
Keluhan mencret disertai panas badan yang tidak terlalu tinggi yang
muncul bersamaan dengan keluhan mencret. Panas badan tidak sempat diukur
oleh orang tua pasien. Panas badan baru mulai menurun setelah diberi parasetamol
oleh ibu pasien. Keluhan mencret disertai muntah sebanyak 2 kali, isi muntahan
berupa susu yang diminum sebelumnya. Menurut ibu pasien, selama keluhan
mencret pasien tampak lebih rewel dan terlihat lemas, serta mata pasien terlihat
cekung namun air mata pasien masih ada ketika pasien menangis. Selama mencret
pasien terlihat masih mau minum dan tampak kehausan. Pasien mengalami
penurunan berat badan sebanyak 1.300 gram selama sakit (4,8 kg → 3,5 kg).
Menurut ibu pasien keluhan mencret tidak disertai batuk dan pilek.
Keluhan kejang dan penurunan kesadaran disangkal oleh ibu pasien. Buang air
kecil baik jumlah ataupun frekuensi tidak berkurang dari biasanya. Keluhan
ujung jari tangan dan kaki menjadi dingin disangkal oleh ibu pasien.
yang lalu selama 3 hari dengan keluhan yang sama (mencret). Pada saat keluhan
mencret tersebut muncul daerah rumah pasien sedang mengalami banjir, dan saat
ini daerah rumah pasien kembali mengalami banjir. Menurut ibu pasien botol
susu rutin dicuci dan direbus setiap kali akan membuat susu. Orang tua pasien pun
selalu mencuci tangan sebelum membuat susu, dan susu formula dilarutkan
menggunakan air panas. Namun kakak pasien yang berusia 2 tahun sering
memainkan botol susu pasien hingga terjatuh ke lantai dan kemudian
memberikan botol tersebut kepada pasien. Untuk keperluan air minum dan masak
Rumah Sakit Al Ihsan dengan keluhan yang sama (mencret). Mencret pada waktu
pertama kali dirawat muncul sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Awalnya
lendir dan darah, namun semakin lama BAB hanya berupa cairan saja tidak
mengandung ampas. Frekuensi BAB > 20 kali sehari (2 sendok setiap BAB).
Keluhan mencret disertai dengan demam, batuk dan pilek. Selama dirawat
keluhan dari hari kehari semakin membaik dan selama perawatan pasien di
infus dan diberi berbagai macam obat. Saat pulang pasien diberi sporetik sirup,
mucopect drop, dan sanmol. Selama dirumah keluhan mencret, demam, batuk
dan pilek tidak kembali dialami oleh pasien. Keluhan mencret dan demam baru
RIWAYAT KELUARAGA
• Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami gejala diare seperti
• Tidak ada anggota keluarga atau saudara orang tua pasien yang memiliki
Pasien dilahirkan dari seorang ibu P10A0 dengan usia kehamilan cukup
bulan dan tidak ada riwayat ketuban pecah dini. Persalinan ditolong oleh paraji,
lahir spontan, bayi langsung menangis, berat badan lahir 3400 gram dan panjang
badan 50 cm. Selama hamil ibu beberapa kali kontrol ke bidan. Ibu pasien
dan kejang selama hamil. Ibu menyangkal memelihara binatang peliharaan seperti
RIWAYAT MAKAN
Pasien sudah dapat menggerakan kepala dari kiri atau kanan ke tengah,
didepannya.
RIWAYAT IMUNISASI
bekerja sebagai wiraswasta dan ibu sebagai Pedagang. Pasien tinggal di satu
rumah bersama 12 anggota keluarga, yaitu ayah, ibu, 9 kakak pasien dan pasien.
Saat ini daerah rumah pasien sedang mengalami banjir. Namun pasien berserta
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda Vital
• Respirasi : 32x/menit
• Suhu : 37.3°C
ANTROPOMETRI
• Umur : 3 bulan
• BB : 4,2 kg
• TB : 56,5 cm
• Lingkar kepala : 36 cm
• BMI : 13,166
• Otot : Hipotonus
KEPALA
• Mata : cekung, air mata (+), jarak antar 2 mata jauh, mata sipit,
(macroglossia).
LEHER
Deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)
THORAX
• Pulmo :
• Cor :
ABDOMEN
• Inspeksi : datar
• Perkusi : tympanic,
EXTREMITAS : akral hangat, CRT < 2 detik , simian crease (+) jarak di
antara ibu jari kaki dan jari kaki kedua agak jauh terpisah
NEUROLOGI
• Refleks fisiologis
– Bisep +/+
– Trisep +/+
– Patella +/+
– Achiles +/+
• Refleks Primitif
– Babinski +/+
RESUME
ANAMNESA
Bayi laki-laki usia 4 bulan mengalami mencret sejak 1 hari sebelum masuk
RS sebanyak 20 kali sehari dengan banyak mecret sebanyak 2 sendok setiap kali
semakin lama konsistensi mencret hanya cairan saja, tanpa disertai darah dan
lendir. Keluhan disertai panas badan dan muntah sebanyak 2 kali, isi muntahan
berupa susu yang diminum sebelumnya. Sebelumnya pasien pernah dirawat 1
minggu sebelum masuk RS dengan keluhan mencret dan dirawat selama 3 hari.
Pemeriksaan Fisik
• Otot : Hipotonus
• Kepala
– Kepala : kecil
– Ubun-ubun : cekung
terpisah ,
HASIL FOLLOW UP ANAMNESA, PEMERIKSAAN FISIK DAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING
1. Diare akut disentri ec. Shigella dengan dehidrasi ringan sedang + Down
USULAN PEMERIKSAAN
• Feces
epitel, lemak
– Kultur feces
– Pemeriksaan kromosom
– Thorax Foto
– Echocardiography
DIAGNOSIS KERJA
Diare akut disentri ec. Shigella dengan dehidrasi ringan sedang + Down Syndrom
PENATALAKSANAAN
Umum
• Tirah baring
• Diet :
Khusus
• Antibiotik selektif
PENCEGAHAN
digunakan.
PENYULUHAN
• Beritahu ibu, zinc harus diberikan sampai 2 minggu, walaupun anak sudah
sembuh
apabila :
– Muntah berulang
– Makan/minum sedikit
– Demam
– Tinja/BAB berdarah
PROGNOSIS
• DIARE : BAB tidak normal dengan perubahan konsistensi & frekuensi >
dengan konsistensi BAB lebih cair mengandung ampas sampai BAB mencair cair,
tanpa mengandung lendir dan darah. Keluhan diare dialami oleh pasien < 14 hari.
Pada anamnesa pasien mengalami BAB tanpa darah dan lendir, namun
menunjukan:
• Makroskopis :
• Mikroskopis :
Leukosit 3-4 (N), Eritrosit 2-3 (↑), Lemak (+), Sel epitel (+), Amilum (-),
Amoeba (-), Bakteri (+), Telur cacing (-), Kista amoeba (-), Sel ragi (-)
Etiologi diare
• Keracunan makanan
• Immunodefisiensi
1. Diare Sekretorik
siklase.
2. Diare Invasif
3. Diare Osmotik
Diare osmotik adalah diare yang terjadi karena tingginya tekanan osmotik
di lumen usus sehingga menarik cairan dari intraseluler ke dalam lumen, sehingga
Bakteri masuk kedalam usus halus dan berkembang biak sambil mengeluarkan
enterotoksin
Enterotoksin ini akan merangsang enzim adenil siklase merubah ATP menjadi
cAMP
Akumulasi cAMP intrasel akan menyebabkan sekresi aktif air, ion Cl, Na, K dan
Faktor resiko :
• usia muda,
• malnutrisi,
• kekurangan ASI,
• sanitasi jelek,
• imunodefisiensi,
• usia muda,
– 70-80 % usia dibawah 5 tahun. Dan usia pasien saat ini 4 bulan.
• malnutrisi,
• kekurangan ASI,
– Pasien sejak lahir tidak mendapatkan ASI dan hanya minum susu
formula.
salah satu faktor resiko utama yang dapat menimbulkan diare bagi
pasien.
– imunodefisiensi,
Terapi diare akut disentri dengan dehidrasi ringan sedang pada pasien?
• Rencana Terapi B
– Pemberian oralit diberikan dalam 3 jam pertama : oralit yang
75ml.
tabel :
• Zink selama 10-14 hari meski anak sudah sembuh dari diare. Berfungsi
dalam sistem imunologis dan integritas mukosa usus. Dosis usia < 6 bulan
hari.
• Antibiotik selektif
Mengapa pasien di diagnosa down sindrom ?
kromosom 21 pada berkas q22 gen SLC5A3, yang dapat dikenal dengan melihat
• Microchephaly
• Wajah Mongoloid
• Hidung datar
• Gangguan penglihatan
• Hypogenitalism
• Jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki
melebar.
tanda fisik khas yang dapat ditemukan pada pasien down sindrom, diantaranya
adalah microchephaly, wajah mongoloid, hidung datar, jarak diantara 2 mata jauh,
ukuran mulut kecil , ukuran lidah besar menyebabkan lidah selalu terjulur
(macroglossia), ukuran mulut adalah kecil, jarak antara jari pertama dan kedua
baik pada tangan maupun kaki melebar, dan otot lemah (hipotonus).
Mengapa pasien menderita down sindrom?
Faktor resiko :
• Anggota keluarga yang terdekat yang pernah mendapat kondisi yang sama
Pada kasus, usia ibu saat mengandung pasien adalah 42 tahun. Namun
tidak ada anggota keluarga terdekat yang mendapat kondisi yang sama seperti
pasien. Selama kehamilan ibu hanya beberapa kali kontrol ke bidan, dan tidak
pernah kontrol ke dokter kandungan. Hal tersebut dapat menjadi alasan mengapa
down sindrom pada pasien tdk dapat terdeteksi dari saat masih di dalam
kandungan.
darah dari umbilikus diambil dan diuji untuk melihat kromosom janin.
jantung pada pasien. Mengingat usia pasien 4 bulan dan pasien mengalami down
sindrom, maka kelainan jantung yang dialami oleh pasien merupakan kelainan
organ kongenital yang disebabkan oleh kelainan kromosom pada penderita down
sindrom.
down :
Terapi apa yang harus diberikan untuk anak dengan down syndrome?
• Terapi
optimal
• Perlindungan terhadap penyakit infeksi
Tanda konjungtivitis:
• Hiperemis konjungtiva
• Edema palpebra
• Hiperemis palpebra
Penyebab konjungtivitis ?
chlamydia trachomatis
• Parasit
• Fungi
• Protozoa
• Alergi
• Trauma
Terapi konjungtivitis
Prognosis konjungtivitis
• Akan sembuh dalam 1-3 hari bila diobati dan 10-14 hari bila tidak diobati
Rawat Jalan :
dan vitamin
• Teruskan ASI bila anak <2 tahun
penyerta